Perubahan Sikap Jonathan

Pelayan membawakan nampan penuh makanan ke kamar putrinya. Pelayan itu mengatakan tuan Carlos yang memintanya agar Jennifer bisa makan. Pelayan tidak boleh tidur sampai Jennifer bisa menghabiskan makannya. Pelayan sangat berharap pada sorot matanya, Jennifer menarik nafas panjang dan terpaksa menghabiskan makanannya. Pelayan itu terlihat senang saat nampan itu menjadi kosong. Dan pergi meninggalkan Jennifer.

Jennifer memandangi putrinya yang terlelap. Keputusan apa yang ingin ia ambil sekarang, Jonathan masih menginginkannya, memperbaiki pernikahan mereka, tapi ia butuh penjelasan tentang kata kata Franciska saat itu. Bagaimana bisa Franciska mengatakan Jonathan menginginkan perceraian dan mengambil Velly untuk dijadikan anak tirinya. Siapakah yang benar? Ia tidak ingin dimanfaatkan Jonathan untuk menjadi mesin pembuat anak agar tubuh Franciska tetap indah. Pikiran pikiran itu membuatnya lelah. Akhirnya ia pun ikut terlelap di samping ranjang putrinya.

Jonathan menghampiri kamar putrinya, ia ingin tahu apa yang dilakukan Jennifer didalam. Saat ia masuk, ia tertegun dengan pemandangan yang indah di depannya. Istrinya yang cantik tertidur bersama putri kecilnya yang lucu dengan damai. "Aku menginginkanmu sayang, apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkanmu pergi." gumam Jonathan pelan.

Jonathan menutup kelambu bayinya, lalu ia membopong Jennifer kembali ke kamar utama mereka. Jonathan membaringkan istrinya dengan lembut, ia tahu perlakuannya sangat buruk pada Jennifer dan sekarang ia sangat menyesalinya. Dipandanginya Jennifer yang terlelap dengan keletihan di wajahnya. Ia mencium kening Jennifer dan memeluknya hingga ia ikut terlelap.

 ######

Keesokan harinya, Jennifer terbangun. Ia baru sadar berada di kamar utama Villa, dan melihat wajah suaminya yang tertidur dengan damai disampingnya. Seandainya ia masih bisa seperti ini selamanya, alangkah senangnya bagi Jennifer. Tangan Jennifer ingin sekali mengelus wajahnya yang tampan, tapi ia mengurungkannya dan menarik tangannya kembali, tiba tiba Jonathan menahan tangannya dan membuka matanya. "Cukup puas memandang wajahku?"

Jennifer menarik tangannya dan menyingkap selimut lalu turun dari ranjangnya. "Kau terlalu percaya diri."

"Mau kemana?" tanya Jonathan.

"Aku akan bersiap siap dan mengemasi barang Velly, kali ini aku serius." ujar Jennifer.

Jonathan mendesah. "Lakukanlah apa yang kau inginkan Jenni, aku sudah tidak bisa mencegah. Aku hanya kasian saja pada putri kita yang masih bayi, sudah berkali kali ia pindah tempat."

Tercengang dengan ucapan Jonathan, ia berpikir kembali. Benar kata Jonathan putrinya sering kali pergi kesana kesini. Tapi ia tidak ingin tergoda. Jennifer masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Saat Jennifer keluar dari kamar mandi. Jonathan memperhatikan istrinya saat tubuhnya masih basah, aroma sabun mandi yang dipakai Jennifer sangat harum dan membuat hasrat Jonathan seketika bangkit.

"Brengsek...!" umpatan Jonathan keluar lagi, ia turun dari ranjangnya lalu ia masuk ke kamar mandi.

Jennifer bingung mengapa tiba tiba Jonathan mengumpat setelah melihatnya keluar dari kamar mandi. Ada yang salahkah dengannya. Jennifer mengenyahkan pikirannya dan mencari gaun terbaiknya yang berwarna ungu. Ia turun dan mencari putrinya. Velly sedang disuapi pengasuhnya. Hampir semua makanan di dalam mulutnya disemburkan keluar. Membuat Jennifer geli melihatnya.

Jennifer mendekat pada putrinya. Pengasuhnya mendongak dan rasa syukur dimatanya terlihat dengan jelas saat melihat Jennifer. "Ada apa?"

"Nona selalu menyemburkan makanannya nyonya Carlos, entah mengapa? ini bubur kesukaannya." pengasuh itu lesu.

"Sini biar aku yang melakukannya." Jennifer mengambil mangkuk buburnya dan berjongkok di depan putrinya. "Putri mum yang cantik, harus makan. Jika tidak mummy akan sedih." rayunya.

Velly tersenyum padanya, dan Jennifer mulai menyuapinya. Dan syukurlah Velly tidak lagi menyemburkan makanannya. Pengasuh itu tersenyum lega melihatnya. "Kau boleh melakukan hal lain, biar aku yang mengurus putriku." ujar Jennifer pada pengasuh itu.

Sang pengasuh pamit keluar. Jennifer kembali fokus pada putrinya. Suara langkah kaki mendekatinya, ia menengok kebelakang dan pria tampan yang dicintainya sedang memperhatikan mereka. "Lanjutkan apa yang sedang kau lakukan, anggap saja aku tidak ada." kata Jonathan.

Bagaimana mungkin Jennifer bisa mengabaikan keberadaan pria itu, harum tubuhnya yang sangat maskulin membuat tubuh Jennifer bereaksi dengan sendirinya. Tapi Jennifer harus fokus kembali pada putrinya. Setelah suapan terakhir masuk kedalam mulut putrinya, Jennifer membersihkan wajah putrinya yang dipenuhi bekas bubur yang berantakan.

"Apa kau puas hanya menjadi penonton seperti itu?" tanya Jennifer.

"Sangat memuaskan, seandainya kau masih mau mempertimbangkan keinginanku agar kalian tetap bersamaku disini. Itu akan melebihi kepuasanku." jawab Jonathan lemah.

"Aku sedang tidak mau membahas hal itu, aku benar benar sangat lelah." ujar Jennifer.

"Baiklah...aku tak akan mengganggumu. Serahkan putri kita pada pengasuh, lebih baik kita sarapan terlebih dahulu. Dan setelah itu aku harus berangkat ke Perancis. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan disana. Bisakah kau tetap disini menungguku kembali." pinta Jonathan.

"Secepat itu kau akan keluar negeri lagi? Berapa lama kau akan pergi? Aku tidak bisa berjanji akan tetap menunggumu."

Wajah Jonathan kembali muram. "Aku tahu seharusnya aku tidak meninggalkan kalian disaat seperti ini, tapi pekerjaanku yang ini sangatlah penting demi perusahaan. Aku tidak tahu berapa lama aku disana, aku akan berusaha secepatnya kembali."

Tak berapa lama pengasuh datang kembali dan membawa Velly keluar jalan jalan. Jonathan membawa Jennifer ke ruang makan. Dan menikmati sarapan mereka. Jonathan memperhatikan istrinya yang sedang makan.

"Makananmu ada di piringmu." ejek Jennifer.

"Aku lebih menyukai dirimu dibandingkan makanan ini." balas Jonathan datar.

Jennifer menarik nafasnya dalam dalam. "Jonathan, lebih baik aku kembali ke rumahku bersama Velly sambil menunggumu, aku akan memikirkan bagaimana hubungan kita kedepannya selama kau pergi."

Jonathan kembali serius. "Jika itu keinginanmu, aku akan mengikutinya. Setelah aku kembali, aku akan langsung ke rumahmu. Aku akan meminta jawaban darimu, aku harap kau bisa memberiku jawaban yang melegakan."

"Aku akan mencoba berpikir dengan matang." jawab Jennifer.

Mereka menyelesaikan makanannya. Dan Jonathan pamit berangkat, ia mencium pipi putrinya. "Daddy akan sangat merindukanmu." ujarnya.

Jonathan menatap Jennifer dengan lekat, entah mengapa hatinya sangat berdebar dengan keras saat melihat wajah istrinya. Ia mendekatinya dan mencium kening Jennifer. "Aku juga akan sangat merindukanmu."

Jennifer tercengang dengan perlakuan Jonathan, ada kelembutan baru pada matanya saat ia meninggalkan mereka. Jonathan berangkat menggunakan Helikopter miliknya.

Happy Reading All...

Akankah prahara JJ ini berakhir...nantikan kelanjutannya...😘😘😘

Terpopuler

Comments

May Yadi

May Yadi

sultan mah bebas

2020-01-30

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!