Villa Jonathan

Setelah berusaha menikmati hidangan di depannya, Jennifer segera meminta izin ke pelayannya untuk menuju ke villa. Pelayan melihat ke arah meja makan dan tersenyum. "Silahkan nyonya."

Supir yang tadi sedang menunggunya. Dan membukakan pintu kursi penumpang. Jennifer masuk ke dalam mobil lagi.

"Jangan kau bawa aku kemanapun kecuali villa." bentak Jennifer.

"Tidak akan nyonya, kita akan menuju ke villa."

Setelah beberapa jam sampai ke villa, Jennifer langsung melompat keluar dari mobilnya. Bahkan ia tidak memperdulikan pelayan yang berusaha menyapanya. Ia terus saja berjalan mencari keberadaan sosok yang ingin sekali dibunuhnya. Ia menuju ruang yang digunakan sebagai kantor Jonathan, ia tahu pasti Jonathan berada disana.

Jonathan yang menggunakan setelan biru buatan desainer ternama menambah ketampanannya, Jennifer yang sangat membencinya sangat tidak bisa menyangkal bahwa pria itu memang sangat tampan.

Matanya yang tajam mengawasi Jennifer saat masuk ke ruangan kantornya. "Tidak perlu berteriak teriak." Jonathan memperingatkan.

Jennifer sangat marah melihat Jonathan yang begitu santai dan melanjutkan pekerjaannya. Jennifer tersulut emosi saat tidak ada kata maaf maupun perhatian saat ia datang. Jennifer mencari vas bunga yang ada didekatnya dan melemparkannya ke arah Jonathan. Tapi lemparannya meleset kearah kanan Jonathan dan menimbulkan suara pecahan yang sangat keras.

"Ciiih...kuharap lemparanku tidak meleset."

"Syukurlah kau meleset." ejek Jonathan. "Jika tidak, kau akan dituduh membunuh suamimu sendiri di pengadilan."

Jennifer mengertakkan giginya menahan emosi. "Aku tidak punya kata untuk memberikan pendapatku tentangmu Carlos. Tahukah kau bagaimana perasaanku saat aku tahu kau membawa Velly pergi? Tahukah kau bagaimana perasaanku saat melihat kamar bayi itu kosong?" Jennifer semakin marah. "Velly putriku, kau tidak berhak mengambilnya dariku."

Jonathan sangat tenang dengan menanggapi Jennifer. "Jika itu perasaanmu, mengapa kau akan melakukan hal yang sama padaku."

Jennifer terkejut dengan balasan tak terduga itu. "Kau tidak bisa membandingkan pilihanku untuk tetap tinggal di kota S dengan apa yang kau lakukan sekarang."

"Kau tahu aku bekerja Jenni. Aku tidak mungkin sering menemui putriku jika kau tinggal disana."

Wajah Jennifer tiba tiba pucat. Ia tidak bisa membalas perkataan Jonathan.

"Tapi kau cukup senang membebankan rasa kehilangan itu padaku." lanjut Jonathan tajam. "Kau menghabiskan beberapa bulan bersama putriku, sedangkan hak ku kau cabut sebagai seorang ayah dan kau justru meminta perceraian saat aku inginkan kalian."

"Kau memutarbalikkan fakta Jonathan, aku tak seegois itu." protes Jennifer.

"Kau memang egois jika menyangkut putri kita." balas Jonathan. "Itulah sebabnya aku membawanya kesini karena aku yakin kau akan mengikuti kami."

"Seumur hidupku aku tak pernah mendengar sesuatu yang tidak bertanggungjawab seperti ini." bentak Jennifer. "Aku sangat ketakutan saat menyadari kau membawanya. Itu perbuatan licik dan tak termaafkan bagiku."

"Kau tahu, Velly aman bersamaku. Aku menganggap justru kau yang licik karena berusaha menjauhkan putri kita dari ayahnya." gumam Jonathan.

"Aku paham." Jennifer makin marah. "Tapi kau tidak perlu berbuat seperti ini."

"Tidak?" jawab Jonathan. "Kau lebih keras kepala saat memperjuangkan sesuatu melebihi sifatku."

"Yang kau lakukan itu salah Jonathan." bentaknya.

"Aku sependapat tapi kau tidak memberiku pilihan Jenni." Jonathan beralasan. "Aku tidak berniat menjadi seorang ayah yang hanya sesekali terlibat, kita harus membina hubungan dengan baik mulai dari sekarang, jika tidak kau boleh mengucapkan selamat tinggal padanya." ancam Jonathan.

Jennifer terkejut dengan pernyataan itu. Tapi ia tetap bersikeras. "Jika menurutmu itu yang terbaik, aku akan melakukan segala macam cara agar bisa mendapatkan hak asuh saat perceraian kita." tantang Jennifer.

Mata Jonathan berkilat, kali ini Jennifer membangunkan amarah yang sangat besar padanya. "Bukan itu maksudku, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu."

"Lalu apa yang kau inginkan, hah!" suara Jennifer semakin meninggi.

Jonathan bangun dari kursinya, ia mendekati Jennifer, Jonathan menarik pinggulnya agar mendekatinya. Saat Jennifer ingin menolak, dengan penuh hasrat Jonathan mencium bibirnya dengan panas dan erotis hingga membuat saraf di tubuh Jennifer bereaksi. "Kau sangat mengagumkan memakai gaun merah ini sayang." kata Jonathan disela sela ciumannya. Jonathan terus menciumnya semakin dalam. Tapi Jennifer mengingatkan dirinya akan kebencian yang luar biasa dihatinya.

"Tidak..." Jennifer mendorong dada Jonathan dengan keras.

Jonathan menatapnya dengan angkuh khas Carlos. "Meskipun kita berdua sama sama menginginkannya?"

Jennifer menatapnya tajam. "Aku tidak hanya menginginkan hubungan intim Jonathan. Kau harusnya sudah tahu itu."

"Itu tidak mungkin."

"Tidak mungkin hanya bagi seorang Carlos sepertimu." balas Jennifer.

Jennifer mundur dari jangkauan Jonathan. Ia menatapnya dengan kemarahan, pria yang tak memiliki hati ini tidak mungkin akan membawa kebahagiaan untuknya. Kemungkinan besar, tidak ada rasa cinta juga pada Franciska. Pria ini hanya membutuhkan keintiman, dan Franciska mungkin mau memberikannya padanya tapi tidak dengan Jennifer, ia harus memiliki harga diri.

"Aku sangat menyukai tantangan." dan Jonathan berusaha menariknya kembali. Mencoba mencium bibir Jennifer namun Jennifer menghindarinya.

"Aku hanya ingin bertemu putriku..." kata Jennifer dengan sungguh sungguh dan terlihat kegelisahan dimatanya.

Jonathan mundur dan menatapnya. Hembusan nafas panjang terdengar keras. Pria itu mendorong pintu ruangan mempersilahkan Jennifer keluar lebih dulu. Jonathan membawanya menuju pavilliun villa yang tak pernah dikunjungi Jennifer. Ternyata pavilliun itu, diubah sedemikian rupa khusus untuk tempat tinggal putrinya.

Mengerjar Up episode yang banyak sesuai permintaan kalian☺️

Tapi author juga lelah...

Ditunggu kelanjutannya...😘😘😘

Terpopuler

Comments

Cha

Cha

pengen nekek da ke si jojo.... apa susahnya blg mencintai... apa susahnya blg maap ke istri..duuh...egois dan gengsi terlalu tinggo holang hayaaah ini...
tinggal blg ttg fransisca diskusikan sm istri gmn cara nolongnya..istrinya setuju ga biar ga ada salah paham...
arogan sih aaah...

2019-11-30

10

bunga seroja

bunga seroja

baru faham di sini... kasian Jenifer

2020-10-15

2

twothy

twothy

good job thor 👍

2019-10-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!