Prahara Rumah Tangga Jennifer

Prahara Rumah Tangga Jennifer

Awal Cerita

Jennifer sedang sarapan bersama Grace. Keduanya terus menerus sedang membahas soal pernikahan. Grace adalah adik dari ibu Jennifer alias tante dari wanita itu. Sejak ibu Jennifer lari dengan pria yang dicintainya, hubungan Jennifer dengan ibunya tersebut justru menjadi renggang.

Hanya Grace lah yang bisa dijadikan tempat perlindungan untuk Jennifer. Grace bukan hanya seorang tante bagi Jennifer, tetapi wanita itu juga sudah seperti seorang teman untuknya. Grace masih lajang di usianya yang sudah menginjak kepala tiga. Untuk itulah Jennifer sangat nyaman saat berbicara dengannya.

Saat Jennifer hamil, hanya Grace lah yang selalu berada di sampingnya, mendukung dan memberi kekuatan padanya. Jennifer melahirkan seorang bayi cantik yang diberi nama Velly Lawrence. Namun kehamilan sampai kelahiran bayinya tetap menjadi rahasia yang ia simpan hingga sekarang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kau yakin ingin menikah dengan pria itu?" tanya Grace tak percaya.

Wanita itu tidak percaya atas keputusan keponakannya yang tiba-tiba ingin menikah dengan atasannya sendiri.

Jennifer hanya menganggukkan kepalanya dengan malas. Sudah berapa kali pertanyaan itu diajukan oleh tantenya yang membuat Jennifer kehabisan kata-kata.

"Kau gila Jenny. Bagaimana bisa kau mau menikah dengan pria yang..."

"Hentikan tante..." sergah Jennifer, "ini adalah keputusanku," imbuhnya.

Grace menghela nafas panjang, wanita itu kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tahu kau tidak bisa melupakan pria itu. Aku tahu kau sangat mencintainya. Tapi kau membuat kesalahan Jenny. Kau telah merahasiakan bayimu. Bayi yang sebenarnya adalah..."

"Tante... aku mohon... jangan lanjutkan pembicaraan ini. Bayiku tetap akan menjadi rahasia," sergah Jennifer lagi.

"Bagaimana jika akhirnya pria itu tahu? Bagaimana jika ia justru tidak bisa menerimanya?" tanya Grace.

"Maka aku akan pergi darinya. Aku akan pergi sejauh mungkin bersama putriku. Aku sedang mempertaruhkan keberuntunganku tan."

"Ya Tuhan... kau benar-benar sudah kehabisan akal sehat."

"Pernikahan itu besok tante, aku tidak bisa mundur lagi."

Seketika Grace tersedak mendengar ucapan keponakannya, wanita itu segera menenggak air putih yang ada di depannya sebelum ia mati karena sandwich buatannya sendiri.

"Besok? Mengapa kau baru memberitahuku soal waktunya Jenny? Ya Tuhan... kau terus menerus membuatku terkejut," ucap Grace.

Jennifer justru terkekeh geli melihat tantenya yang semakin mengeluarkan tanduk atas keputusannya untuk menikah.

"Bagaimana aku bisa memberitahu soal waktunya, tante selalu memotong ucapanku saat tahu siapa pria yang ingin aku nikahi," ujar Jennifer.

"Kau ingin masuk ke kandang singa, bagaimana aku tidak merasa khawatir?"

"Tante berlebihan. Jo bukan pria yang buas seperti singa. Selama aku bekerja dengannya, ia tidak pernah..."

"Terus saja membelanya," sergah Grace, "pria itu jahat, jika ia adalah pria yang baik, ia tidak mungkin melupakan kejadian malam dimana kau dan..."

Grace seketika menghentikan ucapannya sendiri saat melihat ekspresi wajah sedih keponakannya.

"Oh sayang... maafkan aku... aku tidak bermaksud untuk membuka luka lamamu," kata Grace menyesal atas ucapannya.

"Jonathan Carlos hilang ingatan setelah kecelakaan malam itu. Aku tidak bisa menyalahkannya. Aku juga sudah ikhlas menerima nasibku ini. Kehadiran Velly di dalam hidupku adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Tante, aku sudah siap menerima konsekuensi atas semua ini."

"Kau memang keras kepala. Apapun yang aku katakan pasti tidak akan kau dengarkan. Tapi Jenny, aku tidak ingin melihatmu menderita. Karena kau ingin menikah dengan pria itu, katakanlah yang sebenarnya sebelum semuanya terlambat."

"Aku pasti akan mengatakannya, tapi tidak sekarang. Jo masih belum bisa mengingat apapun. Jika aku memaksanya sama saja aku menambah penderitaannya."

"Kapan kau memikirkan diri sendiri? Kau selalu seperti ini menyangkut pria itu."

"Tante Grace... aku mohon jangan paksa aku," pinta Jennifer.

Grace kembali menghela nafas panjang, "jika kau menderita, maka kembalilah padaku. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu. Dan soal Velly, untuk sementara biarkan ia bersamaku sampai tiba saatnya nanti."

Jennifer menganggukkan kepalanya, ia sangat berterima kasih pada Grace karena selalu membantunya dalam keadaan apapun.

"Pernikahanmu ini terkesan mendadak. Apa persiapannya sudah selesai?" tanya Grace.

Jennifer kembali mengangguk, "pernikahan ini sudah direncanakan sejak bulan lalu. Semua persiapannya sudah diatur oleh Jo. Aku hanya cukup menjadi mempelai wanita saja."

Grace mengerutkan keningnya, "bagaimana bisa kau hanya duduk manis tanpa persiapan apapun. Jenny... apa Jo melamarmu karena mencintaimu?"

Tubuh Jennifer menegang, tentu saja tidak ada lamaran apalagi ungkapan cinta dari Jonathan Carlos.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...###FLASH BACK ON###...

Sebulan yang lalu...

Perusahaan JC sangat sibuk, hari itu rapat kerja tidak ada habisnya. Baik Jonathan Carlos sebagai atasan maupun Jennifer sebagai sekretarisnya tidak ada waktu untuk beristirahat.

Di hari yang melelahkan tersebut, akhirnya tinggallah Jonathan bersama Jennifer di ruang rapat.

"Kerja bagus Jenny," ucap Jonathan.

"Anda juga," jawab Jennifer datar.

"Terima kasih kau mau kembali setelah mengambil cuti selama enam bulan. Jika kau tidak kembali ke perusahaan ini, aku tidak tahu harus mencari dimana lagi sekretaris terbaik sepertimu. Selama enam bulan kau tidak ada, aku sudah mengganti sekretaris 5 kali."

Jennifer mengulas senyumnya, ucapan Jonathan sudah beberapa kali disampaikan padanya. Namun pria itu terus saja mengulangnya.

"Kita sudah melewati jam makan siang. Maukah kau makan denganku?" tanya Jonathan.

Jennifer menatap pria tampan bertubuh besar tersebut. Pria yang diam-diam dicintainya selama lima tahun lebih. Pria yang terkadang arogan dan sangat keras kepala, namun itulah pesonanya bagi Jennifer.

"Mengapa kau malah menatapku?" tanya Jonathan membuyarkan lamunan Jennifer.

"Baiklah," jawab Jennifer.

Jonathan tersenyum lebar, pria itu beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan semua berkas yang ada di meja. Itulah kebiasaan buruknya karena selalu mengandalkan Jennifer sebagai sekretarisnya.

Jennifer ikut beranjak dari tempat duduknya, wanita itu langsung membereskan semua berkas yang ada di meja lalu mengikuti Jonathan keluar ruangan rapat.

Setelah meletakkan berkas-berkas tersebut di meja kerjanya, Jennifer pun langsung mengikuti atasannya keluar dari perusahaan menuju restoran langganan Jonathan yang tidak jauh dari sana.

Seperti biasa, Jonathan lah yang mengatur segalanya termasuk soal makanan. Pria itu tidak pernah sekalipun bertanya pada Jennifer makanan apa yang wanita itu sukai. Di manapun mereka bertemu klien di luar perusahaan, jika waktunya makan maka Jennifer hanya bisa mengikuti keinginan atasannya.

Setengah jam telah berlalu, saat makanan penutup tiba. Jonathan akhirnya mulai mengajak Jennifer kembali berbicara.

"Apa kau sudah punya pacar?" tanya Jonathan mengejutkan.

Sontak Jennifer menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Baguslah," imbuh Jonathan.

"Baguslah?" tanya Jennifer kebingungan.

Jonathan menenggak air minumnya, pria itu langsung menatap Jennifer dengan serius.

"Jenny, menikahlah denganku bulan depan," pinta Jonathan.

Jennifer terbelalak lebar, permintaan macam apa itu. Tiba-tiba saja Jonathan mengajaknya menikah.

"Kau tak perlu memikirkan persiapannya, kau hanya cukup menjadi mempelai wanitaku saja. Aku rasa kau akan menyetujuinya," sambung Jonathan dengan sikap arogannya.

Dan dengan bodohnya Jennifer justru menganggukkan kepalanya. Seperti terhipnotis, Jennifer sama sekali tidak bisa menolak permintaan Jonathan atau setidaknya bertanya alasan pria itu ingin menikahinya.

...###FLASH BACK OFF###...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ya Tuhan... jangan bilang pria itu tidak melamarmu atau mengungkapkan perasaannya. Lalu apa tujuan kalian ingin menikah? Jennifer Lawrence, kau bukan ibumu yang menjadi bodoh karena cinta," celetuk Grace.

"Mungkin aku memang bodoh, tapi jangan samakan aku dengan wanita gila itu," ujar Jennifer sambil membanting garpu di atas piringnya.

Grace kembali menyesal karena mengungkit masalah ibu Jennifer yang sangat dibencinya. Suara dentingan keras garpu tersebut justru membangunkan Velly yang tertidur di dorongan bayinya.

Velly menangis dengan keras, sontak Jennifer bangun dari tempat duduknya menuju tempat putrinya berada. Wanita itu langsung mengangkat tubuh mungil tersebut dan mendekapnya dengan lembut. Jennifer berusaha menenangkan putrinya kembali.

"Maaf..." ucap Grace.

"Tidak apa-apa tante. Akulah yang seharusnya minta maaf. Aku juga tidak tahu apa alasanku mau menikah dengan Jonathan. Saat ia mengajakku menikah, aku langsung menyetujuinya begitu saja tanpa berpikir panjang. Mungkin karena selama ini aku memang berharap pria itu bisa menjadi milikku. Tante benar, aku memang bodoh."

Grace beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Jennifer. Wanita itu langsung memeluk Jennifer dari belakang.

"Aku akan mendukung apapun keputusanmu karena kau dan Velly adalah kesayanganku."

"Terima kasih tante, aku juga menyayangimu," jawab Jennifer.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy Reading All...

Terpopuler

Comments

Aurora

Aurora

Mampirrrrr

2022-03-08

1

Poetrye Penelove

Poetrye Penelove

👍

2020-04-10

2

Amelisa cherry Salsabila

Amelisa cherry Salsabila

yu hu gue mampir

2020-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!