Jika suatu hari.....

Kelas malam sudah berakhir. Semua sudah membubarkan diri, meninggalkan ruang G5. Termasuk Zahma dan ketiga teman dekatnya. Seperti sebelumnya, empat orang itu berpencar, Dila dan Zahma lurus, sedangkan Neli dan Maroh menuju parkiran.

"Dil...".

Dila melirik temannya yang berjalan disebelah kanan.

"Aku pake headset ya.. Mau dengerin musik...". Ucap Zahma memberitahukan.

Dila mengangguk, Dia mengerti arti kalimat Zahma, karena dia lah yang memberikan ide itu.

"Sabar yaa...". Zahma tersenyum kecut.

Gadis itu mencolokkan pangkal headset ke hape nya, dan menyumpal sound ke telinganya. Dia mulai memilih lagu dengan suara lembut, untuk menyamarkan suara yang lainnya. Yaa.. Suara yang lainnya. Suara yang selalu berbisik lirih di telinganya. Memanggil namanya.

Dila menepuk pelan lengan Zahma, Gadis itu ingin Zahma mendengarkan.

Zahma melepas salah satu sound yang menyumpal telinganya, kemudian melirik Dila.

"Ya?".

"Mau mampir beli makanan nggak?". Tanya Dila, sambil menunjuk sebuah gerobak penjual ayam bakar.

"Aku nggak Dil. Kamu mau? Ayo ku temenin..".

"Oke.. Aku pengin itu dari kemaren heheee". Dila nyengir, dan segera menggandeng Zahma untuk mendekat ke gerobak penjual ayam bakar.

Sembari menunggu Dila antre, Zahma duduk di bangku panjang yang disediakan oleh penjual Ayam bakar. Dia sudah menyumpal dua telinganya dengan sound. Kendaraan yang lalu lalang menjadi objek pandangan Zahma. Beberapa kali dia menggoyangkan kepalanya pelan, saking menikmati musik yang tengah dia dengar.

Matanya mengerjap saat merasakan kilauan di gelang silver memantul ke arahnya.

Gadis itu melirik sekilas, dan tidak mempedulikan tanda yang diberikan oleh gelang.

Zahma sudah menandai gelang itu. Jika benda itu berkilau bisa karena dua hal. Pertama karena terkena cahaya, dan yang kedua karena kehadiran MEREKA.

Dan Zahma yakin, bahwa kilauan barusan hanya karena benda itu terkena cahaya.

Zahma mendongak menyadari Dila yang sudah berdiri di depannya. Dila meraih tangan Zahma, dan menariknya untuk pergi. Keduanya kemudian berjalan meninggalkan gerobak penjual Ayam bakar.

"Sudah dapet?" Tanya Zahma.

Dila mengangguk.

"Tumbenan ya cepet, waktu itu kita beli antrinya lamaa bangett.. Rejeki kamu tadi kebagian cepat..". Ucap Zahma, sambil tersenyum kecil. Sebelum berlari tadi, Dia sempat melirik antrian ayam bakar yang masih ramai.

Keduanya telah sampai di perempatan lampu merah. Seperti seharusnya, mereka akan menunggu kendaraan berhenti terlebih dahulu agar dapat menyebrang di Zebra cross.

Entah apa yang sedang dipikirkan Dila, Dia terus saja berjalan ke depan, padahal lampu merah untuk pengendara belum menyala. Menyadari temannya melakukan hal yang berbahaya, Zahma berjalan untuk mencegah Dila lebih jauh.

Zahma yang sedang fokus meraih lengan Dila, tidak menyadari ada kendaraan yang sedang melaju dengan cepat, karena lampu hijau sudah berubah menjadi kuning. Biasa, kebiasaan pengendara roda dua dan empat, kalau lampu kuning malah nambah kecepatan, bukannya memperlambat laju kendaraan😅.

Grepppp....!!!!

Seseorang menarik Zahma dengan paksa, menyelamatkannya dari bahaya. Zahma yang tidak siap ditarik secara dadakan pun terkejut. Hampir saja dia jatuh terjengkang, jika bukan karena reflek menahan tubuh yang bagus.

Hosh hosh hoshh.. Suara napas terengah- engah didengar oleh Zahma. Membuat keterjekutannya teralihkan. Dia segera menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya Dia, melihat Dila sudah ada di belakangnya, sembari berjongkok dan bernafas tidak teratur.

"Dil?!!".

Melihat temannya dengan heran.

"Dila ada dua?". Gumam gadis itu, masih belum menyadari apa yang telah terjadi.

Zahma kembali menoleh ke arah depan, dimana tadi dia hendak meraih lengan Dila yang berjalan tanpa melihat lampu lalu lintas.

Tidak ada?? Tadi jelas- jelas Dila sudah berada di Zebra cross.

"Kamu yang tadi narik Aku? Bukannya kamu tadi.....". Zahma tidak menyelesaikan kalimatnya, karena dia kini sadar bahwa yang tadi dikiranya Dila, ternyata bukan Dila.

Jantung Zahma mulai berdebar tidak karuan.

Jadi...Kilau itu bukan karena terkena lampu? Tetapi karena kedatangan MEREKA?

Batin Zahma setelah merangkai kejadian beberapa saat yang lalu.

"Aku bingung pas selesai antre tapi kamu nggak ada, kata orang di sebelah kamu, kamu udah pergi duluan.."

Dila mulai menjelaskan.

Beruntung nalurinya berkata bahwa Zahma dalam bahaya, maka Dia berjalan dengan terburu, bahkan berlari untuk menyusul Zahma. Dan di waktu yang tepat, Dila berhasil menyelamatkan Teman dekatnya itu dari maut.

"Terima kasih Dil.. Kalo kamu tidak datang tepat waktu, mungkin kita nggak bakal ketemu lagi....". Ujar Zahma.

"Sama- sama Zah.. Lain kali harus lebih hati- hati ya..". Pesan Dila.

Ada banyak rasa yang dirasakan oleh Zahma saat ini. Dia merasa beruntung, namun takut dan cemas di waktu yang bersamaan.

Jika suatu hari Dia sendirian, apakah ada yang akan menyelamatkannya seperti yang Dila lakukan barusan? Gadis itu membatin.

Zahma merasakan kemalangan yang terus saja dialaminya. Gangguan itu bahkan sudah membuat nyawanya terancam. Harus dengan cara apa dia mengakhiri dan mengembalikan segala sesuatu seperti sedia kala?

Orang tuanya bahkan tidak mengetahui bahwa anak mereka sedang menjalani hari- hari sulit. Zahma ingin bercerita, Namun Dia tidak ingin orang tuanya banyak pikiran. Sudah cukup mereka memikirkan biaya kuliah dan uang bulanan, jangan dibebani dengan hal yang tidak penting.

***

"Duluan ya Dila...".

"Okee...".

Komplek kamar Zahma yang berada di barisan depan, membuatnya sampai terlebih dahulu dibandingkan Dila.

Zahma melepas sepatunya, dan meletakkan di wadah Rak yang sudah disediakan pihak asrama.

Zahma mulai menaiki anak tangga menuju komplek kamar yang berada di lantai 2. Dengan rasa lelah, Zahma merencanakan akan tidur lebih awal, dan melupakan hal menakutkan yang terjadi. Maut. Sesuatu yang menakutkan bukan?

Saat kamu masih membayangkan masa depan yang panjang, mimpi yang ingin dicapai, kebahagiaan yang ingin diraih, Namun ada hal yang bisa saja memutus mu dari itu semua. kematian. Maut.

Zahma menyapa teman sekamarnya yang sedang menikmati santapan malam di aula komplek kamar, Dia sedang tidak ingin bergabung dengan mereka. Dia lebih ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Dengan langkah tak bergairah, Zahma memasuki kamarnya, dan meletakkan secara sembarangan tas cangklong berwarna hijau miliknya.

Dia kemudian merebahkan tubuhnya di karpet, dan berusaha memejamkan mata.

Beberapa waktu berlalu dan Zahma sudah tertidur dengan nyenyak. Jangan lupakan sound yang masih menempel di telinganya, yang menjadi lagu pengantar tidur.

***

Di tempat yang lain.....

"Mengapa kamu terus saja mengganggu?".

"....."

"Kamu pikir dengan mengikutinya Dia akan senang?"

"....."

"Malam ini kamu hampir saja membuat nyawanya melayang. Apakah kamu puas sekarang?"

"....."

Lelaki itu menghembuskan nafas kasar. Saking frustasinya, Dia mengacak rambutnya. Membuat berantakan.

Saat seperti ini, adalah sisi lain dirinya yang tidak akan pernah diperlihatkan pada orang lain.

Dia mengusir sesuatu yang barusan diajaknya berbicara. Hanya perlu mengibaskan tangan, dan sesuatu itu akan menghilang.

.

.

Bersambung💋

Terpopuler

Comments

Adfazha

Adfazha

pak Azis gk kshn apa sm Zahma klo gk ywd ksh duit /ksh syg jg gpp pak 😅

2022-06-26

1

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

eh pak dosen y, terus apa maksutnya ini 🤔🤔

2022-06-26

1

Amellya Adjjah

Amellya Adjjah

siapa dia ini? misterius.

2022-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!