Zahma tengah duduk di barisan tempat baca yang ada di perpustakaan. Duduk sendirian. Dila dan Maroh tadi menemaninya. Hanya saja ada jadwal mata kuliah kredit atas yang diambil dila dan maroh, yang berbeda dari zahma.
(kredit atas : Kita mengambil mata kuliah untuk semester selanjutnya di semester saat ini. Misal Aku saat ini semester 5, lalu Aku mengambil mata kuliah semester 7)
"Dosennya telpon ke ketua kelas bilang kalau tidak berangkat, tapi waktu itu di depan beliaunya sedang duduk.. pas ketua ngeliat ke si dosen, dosennya ketawa ngakak... hiii serem banget yaa". Ucap gadis berkerudung hijau ke teman disebelahnya.
Zahma tersenyum. Dia bahkan mengalami secara langsung, bukan hanya mendapatkan cerita dari orang lain. Andai mereka tahu, bahwa dia sampai demam seminggu karena ketakutan.
Selain itu, Zahma tidak menyangka bahwa pingsannya dia waktu itu di kabarkan karena akan mendapat perlakuan tidak senonoh dari salah satu dosen. Setelah Dia bercerita, entah kabar itu masih berhembus atau tidak. Tetapi gadis itu berharap mereka mempercayai bahwa Dia melihat setan yang menyerupai pak aziz.
"Sumpah Aku setelah denger cerita itu, Aku selalu lihat kaki dosen.. Ngambang atau napak di lantai.. Kalo ngambang, udah jelas itu hantu...". Gadis kerudung hijau lagi- lagi berbisik. (Ngambang: melayang, napak: mendarat).
"Aku jugaa selalu lihat kakinya..". Kedua gadis itu tertawa kecil. Mungkin menganggap lucu tingkah mereka yang iseng melihat kaki setiap dosen yang akan mengajar di kelas malam.
Zahma bangkit berdiri dan menaruh kembali buku yang sudah dibacanya. Kemudian kembali memilih buku untuk dipinjam dan dibawa pulang ke asrama.
Gadis itu memilih- milih buku. Menyentuh buku dengan tangan kirinya. Mata zahma melirik gelang silver yang masih melingkar di pergelangan tangannya. Sekilas dia melihat gelang itu berkilau.
Zahma jadi mengingat kejadian aneh akhir- akhir ini yang dialaminya setelah dia memakai gelang itu. Dia seperti bisa merasakan keberadaan mereka. Makhluk tak kasat mata. Seperti misalnya saat Kuliah malam hari rabu kemarin, Saat dia akan memasuki kelas, Dia merasakan angin dingin menghembus ke tengkuknya. Di susul dengan suara berbisik memanggil namanya.
"Kamu manggil Aku, Nel?". Zahma menoleh ke belakang, karena Neli yang berjalan di belakangnya.
"Nggak kok..".
Zahma menatap sekelilingnya, dan tidak ada orang lain di luar. Hanya mahasiswa yang berkeliaran, jauh dari depan kelas yang akan dimasuki Zahma.
"Dah yuk masuk, dosennya dah kelihatan tuh..". Zahma melihat ke arah yang dituju Neli. Benar, dosen sedang berjalan di lorong gedung. Buru- buru gadis itu masuk ke kelas, dan mengabaikan keanehan yang baru terjadi.
Belum lagi kejadian di asrama, dan kejadian saat melewati rumah kosong yang ada tidak jauh dari asrama.
***
Zahma sedang duduk di gazebo depan gedung F. Tengah menunggu ketiga temannya yang lain. Zahma memainkan hapenya untuk menghilangkan kesuntukan karena harus menuggu teman- temannya. Sesekali dia melirik ke arah jalan menuju gedung F, barangkali sudah terlihat siluet temannya yang sedang menjalankan sholat maghrib di masjid kampus.
Zahma melirik gelang silver yang sudah menemaninya akhir- akhir ini. Gelang itu berkilau padahal tidak ada cahaya yang menyinari. Zahma mengernyit menyadari kilau yang dia lihat. Heran, karena tidak biasanya gelang itu berkilau di tengah remang.
Angin berhembus dari arah belakang, membuat Zahma merinding secara tiba- tiba. Dia menoleh menatap sekelilingnya. Dahan pohon tidak bergerak- gerak.
Benar barusan ada angin bukan? Batin gadis itu heran. Karena tidak ada apa- apa, Dia pun beralih ke posisi sebelumnya.
Alangkah kagetnya gadis itu, mendapati keempat temannya sudah berada di hadapannya.
"Astagaaa...!!"
Gadis itu berjingkat, dan langsung bangkit dari duduknya mendapati Dila maroh neli yang sudah ada di hadapannya. Padahal sesaat tadi dia sama sekali tidak melihat ada yang datang, dari arah jalan depan gedung F.
"Sejak kapan kalian di sini??". Tanya gadis itu dengan heran.
Keheranan Zahma bertambah, karena keempat temannya itu hanya tersenyum jahat.
"Kalian kenapa sih?". Zahma mundur, dan jatuh terduduk di bangku yang tadi dia duduki.
Temannya mendekatinya sambil mengangkat kedua tangan masing- masing, menunjukkan pose siap mencekik Zahma. Zahma mendelik, saat tangan dila berhasil meraih lehernya, dan mencengkeram dengan kuat. Gadis itu hanya bisa berteriak tanpa mengeluarkan suara.
jangan.. Jangaaannnnnn!!!!!
.
.
Bersambung💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Amellya Adjjah
wah,,aku ketinggalan banyak bab ini.
2022-06-24
1
Adfazha
Ehh namanya Zahmaa...asa2 kenal...prnh dgr dmn ya 🤭
2022-06-22
1
Desilia Chisfia Lina
serem banget sih kalau aku mending di lepas tuh gelang bikin takut saja
2022-06-21
1