gelang

November 2016, Semester 5...

Waktu terus berjalan, begitu juga dengan proses pendidikan Zahma. Gadis itu kini berada di semester 5. Peristiwa seram tidak pernah dia alami lagi, walaupun kuliah malam lebih sering dilakukan. Saking sibuknya belajar, mengikuti kegiatan kampus, mengerjakan tugas, mengikuti organisasi, membuatnya melupakan peristiwa yang membuatnya shock tahun silam.

Saat tidak sengaja mendengar cerita- cerita seram pun, dia lebih memilih menyingkir. Tidak ada gunanya mendengarkan cerita seperti itu, hanya mengingatkan dan memunculkan rasa takut saja.

Hari Rabu, Zahma mengikuti kegiatan di organisasi yang dia menjadi anggota di dalamnya. Kegiatan malam ini yaitu Malam ramah tamah dengan senior dan alumni. Zahma menjadi pendokumentasi acara. Acara sudah berlangsung, beberapa kali Zahma membidikkan kameranya ke objek, setelah sebelumnya mencari sudut yang tepat.

Zahma berdiri dan bersandar di tembok samping pintu masuk ruangan yang digunakan untuk acara ramah tamah. Dia berdiri sendiri, sedangka temannya yang lain, yang juga menjadi panitia, menyebar sesuai tugas masing- masing.

Zahma mendorong pintu masuk, agar terbuka sedikit. Sebab dia merasakan hawa panas mengelilinginya. Padahal Ac 2 buah yang ada di ruangan sudah dinyalakan, dan Zahma melihat dengan jelas. Pintu yang terbuka sedikit rupanya tidak memberi pengaruh apapun, Akhirnya Gadis itu memutuskan untuk keluar ruangan.

Zahma duduk di gazebo depan gedung E. Menyegarkan tubuhnya yang panas. Angin dingin segera menyapanya. Setelah 10 menit, Gadis itu memutuskan kembali ke ruangan. Saat tangannya telah menyentuh besi gagang pintu, mendadak angin berhembus kencang, bahkan daun kering menerpa kerudung Zahma. Mendadak bulukuduk gadis itu meremang. Dia pernah mengalami ini.

Gadis itu memejamkan mata sejenak, seperti apa yang pernah dia pelajari. Saat takut, pejamkan mata dan tepis pikiran negatif.

Zahma mendorong pintu sedikit,

"Tunggu....". Suara seseorang membuat Zahma menoleh ke belakang. Gadis itu berbalik begitu mengetahui bahwa itu adalah dosennya.

"Ya Pak?". Zahma siaga, Batinnya bertanya- tanya mengapa dosennya ini berkeliaran di area gedung E, yang bukan wilayahnya mengajar?

Zahma memindai dari atas ke bawah. Memastikan bahwa sosok di depannya ini bukan sosok lain yang dulu pernah mengganggunya. Sosok yang menyerupai Pak Aziz.

"Kamu terlihat sangat ketakutan, Ini saya, tenang saja..". Dosen itu tersenyum simpul.

"Apakah ada yang menyamar lagi menjadi saya?" Tanya Pak Aziz masih dengan senyumannya. Melihat senyum itu, Zahma yakin bahwa itu Pak Aziz asli.

"Tidak pernah pak.. Tapi saya selalu siaga..". Ucap Zahma dengan jujur.

Entah bagaimana, keduanya masih melanjutkan obrolan, dan duduk di gazebo gedung E. Zahma pun merasa nyaman. Tidak pernah dia mengobrol dengan dosennya sesantai ini. Mungkin karena bawaan pak Aziz yang humble, jadi bisa dengan mudah membuat nyaman lawan bicaranya.

"Saya dulu juga pernah seperti kamu, mengalami hal- hal mistis.. Merasa ada yang sedang menatap, atau tiba- tiba merasa dingin, merinding.." Pak Aziz mulai membuka cerita yang sebenarnya tidak diharapkan Zahma.

"Benarkah Pak? Lalu saat itu apa yang Bapak lakukan?". Zahma bertanya, Dia berharap siapa tahu dosennya ini bisa memberikan solusi.

Pak Aziz mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Zahma mengernyit, Dia tidak begitu memperhatikan saku itu sejak saat mengobrol di depan pintu ruangan.

"Guru saya memberikan ini.. ".

Zahma melihat benda bersinar di telapak tangan dosennya. Benda berbentuk gelang itu, berkilau saat cahaya menerpa permukaannya.

"Bapak pake gelang wanita?". Gadis itu tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang lelaki diberi penangkal sebuah gelang wanita? lucu sekaliii...

Tetapi gadis itu penasaran, dan mengambil gelang itu dari tangan dosennya.

"Zahmaaa.."

Yang dipanggilpun menoleh kebelakang. Di belakangnya ada Mba Rania. Senior di organisasi, yang juga sedang menjadi panitia kegiatan malam ini.

"Dicariin malah ngadem di sini.. sendirian lagi.."

"Aku tadi ngobrol sam.....". Zahma tak melanjutkan kalimatnya lagi. Saat dia menengok ke samping kanannya, namun tidak ada siapapun di situ.

Dimana Pak Aziz???

"ngobrol sama siapa? Mba lihat kamu sendirian pas di pintu sana.. Dah ayo masuk.. Dokumentasi harus selalu stay di ruangan yaa.. Dah lewat berapa momen cobaa???". Mba Rania yang bertindak sebagai wakil ketua itu, sedikit menggeret juniornya. Sambil mengomel mengingatkan layaknya seorang kakak.

Zahma merasa linglung. Dia menatap gelang yang masih digenggamannya.

Dia mengobrol dengan setan?

Dan setan itu memberinya benda ini? Batinnya dengan shock.

Sesampainya di dalam ruangan kegiatan, Zahma masih belum menguasai dirinya. Hal tersebut membuat mba Rania mengambil alih kamera dari Zahma. Kemudian menyuruh nya untuk duduk beristirahat. Tugas pendokumentasi harusnya dilakukan oleh cowo yang staminanya bagus.

Zahma duduk dipojok ruangan, jauh dari panitia yang lainnya yang sedang nimbrung di ramah tamah. Walaupun berada di keramaian, Zahma merasa sekelilingnya hening. Matanya masih menatap gelang di tangannya yang berkilau- kilau.

"Zah....".

Zahma bangkit saking kagetnya, dan menjatuhkan gelang pemberian setan.

"Kak?". Zahma tersenyum kikuk. Dia dengan cepat mengambil gelang silver yang berada di lantai.

"Dari tadi melamun, ayo ke depan.. Kenalan sama anggota baru. Buruuu...". Riki menggeret tangan juniornya itu, kemudian membawanya ke depan.

Zahma mencoba menguasai dirinya, melupakan momen yang membuatnya linglung itu.

***

Zahma mengamati gelang pemberian setan. ya tidak mungkin dia mengatakan itu pemberian pak Aziz, karena dosennya itu tidak pernah memberikan kepadanya.

Jika dilihat- lihat, gelang itu indah juga, ada ukiran akar di permukaannya, namun tidak begitu kentara. Zahma memakainya. Dia merasa tubuhnya menghangat setelah memakai benda itu.

Tidak ada salahnya dia memakai benda ini bukan?

Akhirnya Zahma memutuskan memakai gelang setan di tangan kirinya.

"Mba.. mau beli makan sore nggak? Bareng...". Arum, adik tingkat yang kebetulan juga teman sekamar Zahma masuk ke kamar. Gadis itu melirik kaka tingkatnya.

"Bentar, Aku siap- siap dulu yaa..."

Arum mengangguk, dan keluar ke aula komplek kamar. menunggu Zahma. Begitu yang ditunggu sudah siap, mereka segera menuruni tangga dan memakai sandal mereka. ooteewee membeli makan sore.

Warung yang berjualan makanan jaraknya kurang lebih 100 meter, mereka berjalan kaki untuk menuju tempat itu. Seperti biasa, sebelum sampai mereka harus melewati sebuah rumah kosong. Rumah megah itu ditinggalkan penghuninya bertahun- tahun yang lalu.

Zahma melirik bangunan rumah di sebelah kiri jalan itu, dan merasakan hawa dingin merambatinya. Entah mengapa rumah yang biasanya terlihat biasa saja itu, kini terlihat menyeramkan di mata Zahma. Ada kabut yang menutup rumah megah di bagian atas.

Karena takut, Zahma menggeret tangan Arum untuk berjalan lebih cepat. Begitu menjauh, hawa dingin yang dirasakan Zahma menghilang.

"Dil?". Zahma menyapa dila, yang sudah berada di warunf berasama rombongan teman sekamar.

"Antrian masih panjang Hehee.. Sabarrr...". Dila tertawa kecil, begitupun Zahma.

Zahma menempel ke tembok, menyandarkan punggungnya. Dila mendekat, kemudian berbisik.

"Kenapa?". Seolah tahu keadaan teman dekatnya, Dila langsung bertanya.

"Rumah kosong di sana sereemmm...". Ujar Zahma, mengeluarkan uneg- unegnya.

"Rumah bagus itu? Biasa aja sih.. Masih suka ada yang ngerawat kok kulihat..".

"Tadi Aku lihat atapnya berkabut, Dil.." Zahma berbisik, tidak mau teman yang lain mendengar.

"Eh? Tadi Aku lewat nggak tuh..". Dila menatap temannya,

"Aku juga dingin tadi pas lewat sana...". Zahma merasa cemas. Dia menggigit bibir bawahnya. Hal yang sering dia lakukan jika cemas.

Zahma melirik gelang di tangan kirinya,

Apa ini karena gelang setan jadi Aku bisa merasakan kehadiran mereka? Batinnya.

.

.

Bersambung💋

Terpopuler

Comments

Amellya Adjjah

Amellya Adjjah

malam2 baca yg serem²🙈

2022-06-18

2

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

serem juga hiiii😖😖😖

2022-06-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!