"Majulah."
"Yang benar?."
"Ya, kau bilang ingin mempelajarinya."
"Kenapa kau ragu Aoyama, kalau begitu aku maju duluan."
Dengan menyerang terang terangan, Touya maju dengan menyiapkan serangannya dibawah perut guru.
"Jika kau secara terang terangan ingin menyerang bagian lemah seseorang, mereka akan mudah menahannya."
Saat Touya ingin mendaratkan pukulannya karena ia begitu yakin dengan dirinya sendiri, tetapi tangannya secara langsung diputar kebelakang dengan mudahnya, lalu terlempar cukup jauh.
"Ughh..."
"Sudah kubilang, jangan maju dulu."
"Sekarang, kenapa kau tidak maju juga?." tanya guru Baki.
"Sabar sedikit, aku sedang berpikir."
"Tidak seperti dulu, kau harus berpikir sebelum menyerang.... kalau begitu aku akan menyerang duluan."
Dengan cepat dia mengarah ke arahku dengan tidak memberikan jalan mundur lagi.
Melayangkan pukulan yang ingin mengarah keatas kepalaku, lalu mengambil langkah kuda kuda untuk memperkuat pondasi serangannya.
"Jangan menangis jika sakit."
Saat genggaman tangan itu sudah berada di depanku, aku langsung menghindar kebawahnya.
"( Sekarang! uluh hatinya!..)"
Aku yang sudah merencanakan untuk membuat dia menyerang terlebih dahulu, dan langsung menyerang balik bagian lemahnya.
Dengan wajah yang sangat yakin aku bisa mengenainya, tetapi kakinya yang berada didalam posisi kuda kuda, langsung bergerak dan menyerang perutku.
"Ughhh!!."
Merasa tidak bisa menyerang dalam situasi tersebut, aku mengambil langkah mundur sambil memegang perutku yang terkena tendangannya.
"Ternyata aku terkena perangkapnya, tetapi tetap saja jika kau ingin mengincar sesuatu, jangan melakukannya secara itu adalah langkah penting yang bisa membuatmu langsung menang, ingatlah ini hanya sebuah teknik serangan, dia tidak bisa menjadi sebuah inti serangan."
Dengan tersenyum masam, aku berbicara kepadanya untuk mengalihkannya.
"Seperti biasa, pukulan darimu tidak ditahan tahan."
"Untuk mengajari sesuatu, kau butuh resi-."
Dari belakang Touya yang mengincar tengkuk lehernya ingin menyerang langsung saat dia sedang berbicara.
*Bukk!!
"Guhukk!!."
Sayangnya dia menyadari serangan itu dan langsung menyerang balik dengan melemparkan sikutnya kearah belakang yang terkena perut Touya, lalu langsung mendorong menggunakan telapak tangannya yang membuat Touya terlempar jauh kebelakang.
"Boleh juga."
"Orang ini...uhuk! tidak tanggung-tanggung...sakit sekali."
"Kita akan menyerangnya secara bersamaan, jangan sampai terkena tendangannya."
"Kalau ini yang kau lakukan dari dulu, seharusnya ini juga tidak masalah denganku...aku ikuti rencanamu."
"Waduh, kalian ingin menyerang secara bersamaan."
"Touya, jika tidak bisa menggapainya, langsung saja mundur...atau kakinya akan menyerangmu."
"Baiklah.."
Kami berdua secara bersamaan maju ke arahnya, tetapi tetap saja walaupun kita berdua sudah berusaha untuk menghindarinya tetap saja terkena serangannya.
"Ayo ayo, jika kalian tidak bisa menyerang ku, kalian tidak bisa menjadi kuat."
"Tch."
"Dia ini ingin mengajari kita, atau hanya ingin menghibur dirinya sendiri."
"Dia memang seperti ini, mungkin ini pengganti harga latihan."
"Aku akan menyerangnya terlebih dahulu, kau fokus saja mengincar titik lemahnya." Ucap Touya memberi ide.
"Baiklah."
Lalu Touya berlari dan menyerang dia dengan serangan biasa tanpa mengincar titik lemahnya.
Saat menahan satu serangan, dia terkena serangan lainnya, dan saat dia menahan serangan yang lain, dia juga terkena serangan yang lainnya...
Kecepatan gerakan guru lebih cepat daripada Touya, makanya dia selalu terkena pukulan karena tidak bisa mengikuti pergerakannya.
Saat sudah saatnya aku maju dari belakang, tetapi dia langsung berbalik ke arahku dan melemparkan lengan besarnya ke arahku.
Tetapi aku langsung menahannya dengan tangan kiri ku dan badanku berputar kebelakang lalu menyikut perutnya dengan sikut kananku.
Saat terkena serangannya walaupun tidak terkena titik lemahnya itu, dia mundur menjauh dari kita berdua.
"Bagus Aoyama, kita ulangi seperti tadi." Ucap Touya dengan senang berhasil menyerang badan besarnya itu walaupun wajahnya sedikit babak belur.
"Kali ini aku yang akan mengalihkannya, kau cari kesempatan untuk menyerangnya."
"Woah baiklah!." Dengan semangat Touya menggenggam tangannya dengan kuat.
"Untung saja aku belum makan.... serangan itu cukup sakit...boleh juga Oyama."
"Jangan memanggilku dengan nama seperti itu."
Aku langsung menyerangnya dan membuat dia sibuk dengan menahan seranganku.
"Itu keren jadi tidak apa apa."
Lagi lagi dia sangat cepat menggerakkan tangan berototnya itu, aku terkena pukulannya beberapa kali, walaupun pukulan ku hanya ditahan oleh lengannya.
Saat dia menyerang terus menerus, Touya mencari kesempatan untuk mendapatkan timing dari pukulannya saat dia sedang memukul kedepan baru dia akan maju menyerangnya.
"Saatnya!!."
"( Touya ingin menyerangnya! aku akan membantunya dengan tendangan ke dagunya saat sedang menahan serangan!..)"
Saat dia menahan pukulan Touya yang membuat dirinya terpukul mundur, ini saatnya kesempatan kita menyerang bersamaan.
Dengan memutar tubuhku aku langsung mengincar kepalanya dengan menendang keatas, ternyata Touya yang juga memikirkan hal yang sama juga mengangkat kakinya sambil berputar.
"Serang bersama!."
*Bukk!!.
"Yang benar saja!!."
"Jangan meremehkan paman ini."
Kaki kita berdua dengan mudahnya ditahan oleh satu tangan.
"Tidak...bisa dilepas!."
"Haha."
Dia menarik kaki Touya dan langsung memukul badannya hanya dengan satu tangan yang membuat Touya jatuh kedepan.
"Ughh!!."
Saat tangan satunya sudah kosong, dia menggenggam kakiku lalu ingin melempar badanku.
Sebelum dia ingin melempar kakiku, Touya mendorong kakinya yang membuat pondasi tubuhnya goyah seperti bangunan kokoh yang ingin jatuh.
Dia melepaskan genggamannya pada kakiku yang berada diatas udara.
Kesempatan emas yang diberikan oleh Touya tidak mungkin aku sia siakan, dengan tubuhku yang masih diudarakan saat ingin dilempar, aku langsung memutar kakiku menendang ke pinggir pinggangnya yang itu adalah salah satu titik lemah seseorang.
"( Kali ini..bisa!!...)"
Tidak ada waktu untuk menggerakkan tangannya, karena pergerakan kakiku yang semakin cepat karena tidak ada tumpuan diatas tanah melainkan aku masih berada di posisi ingin jatuh dan mengambil kesempatan menyerang pinggangnya.
"Sip, latihan selesai."
"Eh?."
Dia memutar badannya kearah tendangan kakiku, dan akhirnya seranganku terkena dadanya.
"Bagaimana bisa!!."
*Brukk!
Aku pun jatuh dari udara saat hanya bisa menendang dadanya yang terlihat kuat, bahkan dorongan Touya menjadi lemah dan akhirnya terjatuh juga.
"Latihannya sudah selesai, kalian bisa melakukannya."
"Bisa apanya! kita tidak bisa menyerang bagian titik lemahnya." Ucap Touya yang sudah telentang di tanah.
"Tidak, kalian memang sudah mengenainya."
"Ha?."
"Saat aku ingin melempar Oyama, Ou yang mendorongku, itu sudah mengenai bawah perutku yang seharusnya dia bisa menyerang bukan mendorong dan memeluknya... lalu tendangan di udara Oyama sangat cepat hingga aku tidak sempat untuk menggerakkan tanganku untuk menahannya."
"Tapi...aku tidak bisa mengenainya."
"Itu jelas...bagaimana bisa kalian mengalahkan ku.. butuh 10 tahun lagi untuk kalian bisa mengalahkan ku." Dengan melipat tangannya dengan bangga.
"Huhh..."
"Intinya kalian sudah berhasil melakukannya, sisanya kalian bisa memperkuat dan mempercepat serangannya."
Melihat kami yang sudah tersungkur di atas rumput halamannya, dia hanya bisa menghela nafas dan tersenyum.
"Istirahat sebentar saja disini, lalu duduk di meja...aku akan membuatkan teh herbal untuk menghangatkan tubuh kalian."
Lalu guru pergi ke dapur untuk membuat teh pada kita, dan kita berdua yang sudah tidur diatas rumput sambil melihat langit cerah berawan.
"Rasanya aku tidak ingin menggerakkan tubuhku lagi." Ucap Touya dengan lemas.
"Ya.."
"Jika begini jadinya, aku harusnya tidak ikut denganmu."
"Anggap saja ini balasan untukmu karena memaksaku melakukan pekerjaan merepotkan di sekolah."
"Hehe....tetapi ini tidak ada salahnya, aku merasa dipukul oleh orang itu seperti menghapus semua kesalahanku."
Saat kita sudah puas mengambil nafas disana, kita langsung bangun dan duduk di kursi kayu jati miliknya.
"Minumlah."
"Terima kasih."
"Ah panas!." Ucap Touya yang menyeruput duluan.
"Setelah ini kalian sudah memahami teknik itu, sisanya kalian bisa kesini lagi untuk kuhajar lagi..haha."
"Anda memang suka menghajar anak anak atau bagaimana..."
"Sudah lama aku tidak merasa sakit, mungkin hanya terjatuh dari atas rumah, digigit anjing, atau ditabrak gerobak."
"Semua yang mengandung rasa sakit, mungkin sudah Anda alami."
Kami pun berbincang-bincang setelah waktu sudah menunjukkan pukul 02.12.
................
"Jaga diri kalian, datang kesini kapan saja."
"Terima kasih untuk latihannya, saya bersyukur bisa kembali berlatih dengan anda."
"Saya juga, pertama kalinya saya merasakan sakit yang berlebihan hanya untuk latihan."
"Kalau begitu datang lagi agar bisa menjadi kedua kalinya.."
"I-Itu mungkin saya usahakan.."
"Haha, baiklah hati hati dijalan."
"Baik, kita pergi dulu."
Kami berdua pun pulang dengan terpisah, karena Touya langsung pergi kearah stasiun untuk langsung pulang, sedangkan aku pulang kerumah.
"Huhh badanku langsung pegal pegal, sudah lama tidak berlatih, sebentar saja aku sudah seperti ini...menyedihkan." Ucapku meledek diriku sendiri.
................
Saat melewati rumah Yuuki, sepertinya mereka sedang tidak ada dirumah dan pergi keluar, aku pun masuk kerumah dengan pintu dengan kondisi tidak terkunci.
"Mai, kenapa kau tidak mengunci pintuny-...."
"..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
al-del
bentakan mikir gak maju" malah kalah duluan nanti
2023-03-20
0
Anita
sebuah rencana yang bagus, mungkin dengan begitu kalian bisa mengalahkan lawan kalian
2023-03-20
1
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
keyakinan mu tak seperti yang dibayangkan. diri kita dah merasa yakin tapi saat udah saatnya tetap aja beda dari yang diyakini. jadi Gatot dah
2023-03-16
0