"Apa aku juga harus mencari barangnya yang hilang...."
Aku yang sudah berada didalam rumah, dan menuju ke kamarku untuk mengganti baju, tetapi ada satu hal yang aku lupakan.
"Ah, sekarang Mai juga tidak kesini, sebaiknya aku meneleponnya terlebih dahulu."
Sadar akan prioritas adiknya yang lebih penting, dia pun mengambil ponselnya dan menelepon Mai.
"Ada apa kak?." Tanya Mai saat mengangkat panggilan teleponku.
"Kenapa malah kamu yang bertanya, apa kamu sedang sibuk sekali akhir akhir ini?."
"Iya, aku sedang sangat sibuk sekali akhir akhir ini, karena aku tidak ingin ada satu pun mata pelajaran yang berada dibawah nilai standar, jadinya aku harus banyak banyak belajar untuk memahami soal soal ujian tahun tahun sebelumnya."
"Pastinya sangat merepotkanmu, jangan memaksakan dirimu sendiri, lebih baik beristirahat terlebih dahulu, percuma saja jika belajar dalam keadaan suntuk."
"Ya aku tahu, setelah ini mungkin aku ingin memasak sesuatu untuk nenek."
"Oh nenek sudah pulang? apa dia baik baik saja?."
"Ya, nenek baik baik saja, setiap hari aku sudah memberinya obat yang seperti biasa."
"Jika obatnya sudah habis, Jangan lupa untuk memberitahukannya padaku, jangan membelinya sendiri dengan uang milikmu."
"Ehh memangnya kenapa?."
"Uangmu itu lebih baik ditabung saja, bukannya paman dan bibi juga setiap bulan memberikan sejumlah uang, jadi jangan menggunakan uangmu."
"Baiklah kalau begitu....dah, aku matikan ya."
"Ya, jangan terlalu banyak belajar, dan jangan tidur terlalu malam."
"Ya aku tahu, makasih sudah mengkhawatirkanku."
"Itu sudah jelas, karena aku kakakmu."
"Harusnya kamu bisa lebih baik lagi untuk mengkhawatirkan adikmu sendiri, yaudah kalau begitu, dah."
Setelah itu Mai mematikan teleponnya, dan lanjut belajar untuk ujiannya.
"Melihatnya serius seperti itu, aku tidak bisa jika tidak khawatir dengan kesehatannya, mungkin besok aku akan mampir sebentar sekalian bertemu dengan nenek."
................
Saat aku menaruh ponselku diatas meja dekat sofa diruang tamu, aku tidak sengaja melihat ada yang berkilau dibawah meja itu, aku yang penasaran dengan benda itu pun mengambilnya.
"Ini...tidak salah lagi...dia masih menyimpan kalung ini."
Terkejutnya aku yang tahu bahwa kalung berharga miliknya yang hilang adalah kalung pemberianku saat dihari ulang tahunnya, kalung liontin dengan terdapat sebuah foto didalamnya.
"F-Foto ini....foto saat kita berdua masih kecil, kenapa dia masih menyimpan ini?."
Aku yang heran dengan apa yang sekarang aku lihat, tetapi semuanya tidak bisa dipikirkan dengan sudut pandang diriku saja, mungkin saja dia menyimpan ini karena dia memang orang yang sangat menghargai pemberian orang lain, kebetulan waktu itu aku membelikannya kalung dari hasil uang tabungan kerja sampingan ku.
Dia sangat menghargai usaha orang lain, sangat menyukai barang pemberian yang didapatkan dari kerja keras orang itu, karena itu aku berusaha menabung untuk membeli benda yang cukup mahal itu.
Pikiranku langsung tersadar kembali saat Shiraishi meneleponku, aku pun bergegas mengganti baju dan memberi kalung ini langsung kepada Sakura.
"Darimana saja kamu ini!."
"Memangnya kenapa? aku juga mempunyai sedikit urusan."
"Hmph! padahal tadi kamu sendiri yang bilang harus cepat." Ketus Shiraishi sambil melipat tangannya.
"Maaf karena aku, jadi merepotkan kalian."
"Sama sekali tidak merepotkan, karena aku sudah menemukannya." Ucapku sambil memperlihatkan kalung liontin itu.
"T-Tunggu! bagaimana bisa kamu mendapatkannya?!." Ucapnya langsung mengambil benda itu dari tanganku.
"Dimana kamu menemukannya?." Tanya Shiraishi.
"Owh..aku menemukannya di rumahku, mungkin jatuh saat kemarin dia ke rumahku."
"Eh?."
"Kenapa?."
"T-Tidak, syukurlah kita bisa menemukannya." Ucap Shiraishi dengan tersenyum bahagia, tetapi hatinya sedang benar benar tidak bahagia, sebaliknya dia sedikit syok karena mendengar kalung Sakura yang ditemukan didalam rumah Aoyama.
"Sepertinya saat....saat itu kalungmu terjatuh dan masuk kebawah mejaku." Karena ada hal yang tidak bisa dikatakan, aku menjadi membuat diriku bingung sendiri.
Semakin mendengarnya, hati Shiraishi terasa perih, hingga ia menggenggam tangannya didepan dadanya seakan menahan rasa sakit itu.
"K-Kalau begitu, aku ada urusan penting...jadi aku masuk duluan." Shiraishi pun pergi dengan membawa rasa tidak nyaman dihatinya kedalam.
"Kenapa tiba tib- ada apa dengan dia langsung pergi begitu saja." Ucapku yang melihatnya langsung masuk tanpa memberi alasan dengan jelas.
"K-Kamu tidak melihat isinya....kan?." Wajahnya memerah sambil sedikit mengeluarkan air matanya.
"I-Itu...aku tidak sengaja melihatnya....karena saat aku mengambilnya, liontin itu sudah terbuka.." Jawabku dengan gugup karena melihat wajahnya yang seperti tidak ada yang ingin melihat isi dari liontin itu.
"Begitu..."
"Sakura...kalung itu-."
"M-Maaf aku juga ada urusan, jadi aku harus buru buru."
"Ah....ya."
Sakura pun juga berlari masuk kedalam rumah Shiraishi dengan membawa kalung liontin itu.
"Ada apa dengan mereka?...lebih baik aku juga pulang saja, sudah tidak ada yang dilakukan lagi."
................
Saat Shiraishi masuk, dia langsung masuk kedalam kamarnya dan terduduk lemas sambil menggenggam baju didadanya.
"Kenapa...kenapa rasanya sakit sekali." Tangisan yang tidak dia harapkan, keluar begitu saja dengan sendirinya.
Entah apa yang dia alami, tetapi dari beberapa hari yang lalu, dia selalu merasakan banyak hal, hingga rasa sakit itu membuatnya menjatuhkan air matanya.
Dan didalam kamar Sakura, perasaannya yang campur aduk sedang berada di hatinya, karena dia mengira jika saat Aoyama melihat isi dari liontin itu, berarti Aoyama mengira bahwa dia memiliki perasaan padanya, walau apa yang dipikirkan Aoyama jelas jelas hanya atas dasar hadiah persahabatannya.
................
Setelah beberapa waktu menenangkan pikiran mereka masing masing, dengan waktu yang pas mereka berdua keluar dari kamar dan situasinya menjadi sedikit canggung.
"Yuuki.."
"B-Bagaimana dengan kalungnya?." Dengan senyuman halusnya Shiraishi menutupi kesedihannya.
"Um...ya, aku bisa mendapatkannya kembali."
"Syukurlah, memangnya isi dari liontin itu apa?."
"I-Itu...Hanya fotoku saat masih kecil, tidak ada yang berharga didalamnya, hanya kalungnya saja yang berharga bagiku."
"Tuh kan kamu menyembunyikannya lagi, dasar Sakura pelit." Balas Shiraishi menggodanya dengan merajuk seperti anak kecil.
"Isinya hanya foto sewaktu aku duduk di bangku Sekolah dasar, jadi tidak ada apa apanya kok."
"Aku bercanda saja, bagaimana bisa aku marah dengan sahabatku yang sangat imut ini."
"K-Kamu membuatku panik tahu!."
"Hahaha, aku memang sengaja agar bisa melihat wajahmu saat panik." Ucap Shiraishi sambil tertawa melihat reaksi Sakura, tetapi didalam hatinya terdapat perasaan yang berbalik dengan apa yang dia lakukan.
................
"Yoshh!! saatnya kita membicarakan festival budaya!."
Touya yang sangat bersemangat membicarakan hal ini, dan sekarang kami diberikan jam kosong agar lebih bebas untuk memikirkannya.
"Selain pentas seni, kita juga mengadakan sesuatu untuk setiap kelas, jadi hal ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang didalam satu pertunjukkan." Ucapku memberikan usul.
"Benar, jadi kita hanya menggunakan beberapa orang saja untuk pentas seni, ada yang mempunyai ide?."
"Untuk pentasnya, kita bisa melakukan sebuah drama, musik, aksi pertunjukkan, ataupun sebuah video editing." Sakura yang sudah menyiapkan beberapa hal untuk dilakukan.
"Untuk video editing sepertinya adalah yang paling digunakan banyak orang karena tidak sulit, tetapi untuk kelas kita tidak mungkin memilih itu kan?."
"Jadi, apa yang ingin ketua lakukan?." Balasku dengan datar.
"Hmm.... sepertinya yang bisa kita lakukan adalah musik, drama, dan pertunjukkan, tetapi pertunjukkan apa yang akan kita lakukan?."
"Kita tidak tahu pertunjukkan apa yang bisa kita semua lakukan, jadi eliminasi saja pilihan itu."
"Berarti drama dan menyanyi....kalau begitu kita harus melakukan voting."
Sesuai yang Touya katakan, kini pemungutan suara pun dimulai, yang unggul oleh pemungutan suara adalah "Musik" dengan 70% pemilihan.
"Agak jauh juga perbandingannya."
"Tetapi.....siapa yang akan bernyanyi?."
"..." Suasana menjadi hening seketika memikirkan hal yang harusnya dipikirkan sebelum memilih.
"Aoyama, bernyanyilah."
"Hah? kenapa aku?."
"Untuk percobaan, nanti aku juga akan bernyanyi."
"Tidak tidak, kenapa kau seenaknya membuat keputusan seperti itu, kenapa tidak yang lain saj-." Aku menoleh kearah para siswa lainnya, tetapi mereka dengan kompak Langsung bergerak mundur bersama, kecuali Sakura yang hanya tersenyum tidak enak jika dia juga ikut mundur.
"Maka dari itu, kau duluan saja."
"Tunggu sebentar, ini tidak sesuai dengan yang direncanakan."
"Ini hanya untuk percobaan, jadi jangan sungkan."
"Aku tidak pandai bernyanyi kau tahu?."
"Tidak ada salahnya mencoba, kita yang menjadi pendengar akan menilainya."
"( Sialan Touya! sampai kapan dia ingin memojokkan diriku seperti ini!.)"
Aku yang dipojokkan oleh mereka, memaksakan untuk aku bernyanyi sebagai percobaan untuk siapa yang akan tampil di pentas seni antar kelas, Sakura yang tidak bisa membantuku hanya menyemangati diriku yang sudah tidak bisa apa apa.
"Huhh, jangan terlalu berharap padaku tentang ini."
"Tenang saja, ini hanya percobaan."
"Tch, itu mengapa aku tidak ingin kau menjadi ketua kelas." Gumamku.
Dengan terpaksa aku pun mulai bernyanyi dengan apa yang aku bisa, aku hanya menyanyikan sedikit lagu yang aku suka dan aku hafal, untuk memahami inti lagu itu sendiri hanya untuk memikirkan sebuah nada yang ada didalam pikiranku.
"Jadi....bagaimana?."
"Baiklah, Aoyama akan menjadi inti vokalnya, selanjutnya giliran yang lain." gumamnya sendiri sambil menulis sesuatu di bukunya.
"Oi! apa maksudnya."
"Diam saja, kau bilang tidak pandai bernyanyi, tetapi suaramu sangat bagus, dasar orang berbakat!." ketusnya dengan melihatku seperti penuh dengan iri dengki.
"Tapi kenapa aku masuk menjadi inti vokalnya?!."
"Sudah jelas bukannya?, jika suaramu itu sangat bagus?."
"Kau sengaja bukan! ingin memaksaku masuk!."
"Aku? entahlah, aku tidak tahu." Ucapnya sambil berpura pura bodoh.
"Dasar mata empat! lihat saja nanti!." Gumam ku tanpa didengar olehnya.
Akhirnya pemilihan orang yang akan bernyanyi terus berlanjut dengan kecurangan yang sangat terlihat, satu satu dari mereka sengaja mengubah ubah suara mereka menjadi berantakan, aku yang menjadi percobaan pertama menjadi tumbal bagi mereka untuk berbuat curang.
"Baiklah, selanjutnya.... Sakura."
"Eh, ya."
Aku yang berpikir Sakura juga akan sengaja merusak nadanya untuk sengaja agar tidak terpilih, tetapi nyatanya dia bernyanyi dengan sangat merdu, suaranya memenuhi seisi kelas dengan kemerduan yang dikeluarkan dari mulutnya, dari dulu aku sudah mengetahuinya jika dia sangat bagus dalam bernyanyi, hingga akhirnya dalam pemilihan itu, hanya ada aku, Touya dan juga Sakura yang terpilih menjadi orang yang akan tampil.
"Berarti sudah diputuskan jika aku, Aoyama, dan Sakura yang akan tampil, sisanya akan mengurus tentang kelas ini."
"Bagaimana dengan tema kelasnya?." Salah satu siswa bertanya dengan Touya.
"Kalau itu tentu saja sudah dipastikan! untung saja tema ini belum dipakai oleh kelas lain."
"Memangnya apa?."
"Hohoho, kita akan membuat....RUMAH HANTU!!."
Saat mendengar tema yang Touya tetapkan, para murid lelaki bersemangat untuk menjadi hantunya, dan murid perempuan akan membantu mendandaninya menjadi lebih seram.
"Jadi sudah ditetapkan seperti ini ya, aku akan mengkonfirmasikan ke para pengurusnya." Ucap Sakura sambil mencatat semua yang sudah direncanakan.
Tidak terasa persiapan panjang ini selesai bersamaan dengan jam pulang sekolah, seperti biasa aku akan berkumpul terlebih dahulu dengan yang lain, tetapi sebelum itu aku menemani Sakura untuk menyerahkan tema kelas kita.
"Aku tidak menyangka, kamu bisa bernyanyi, padahal dari dulu kamu selalu bilang tidak bisa bernyanyi." Ucap Sakura sambil berjalan bersama denganku ke ruang pengurus.
"Sudah kubilang aku memang tidak bisa bernyanyi....selain itu, kukira kamu akan sama seperti yang lain, sengaja menjelek-jelekkan suaranya agar tidak dipilih."
"Aku sangat menyukai bernyanyi, jadi tidak mungkin aku melakukan seperti itu."
"Benar juga, untung saja Touya tidak sengaja seperti yang lain, jika dia melakukannya aku akan membuatnya menyesal."
"Apa kamu dan Touya juga sudah lama berteman?."
"Tidak, kita hanya bertemu pertama kali saat awal masuk sekolah ini."
"Begitu...aku terkejut kamu mempunyai teman sepertinya."
"Dia hanya memaksaku saja, orang merepotkan seperti dia memang keras kepala."
Sakura tertawa mendengar aku yang bercerita tentangnya, aku menjadi mengingat tentang kalung yang masih dia simpan itu.
"Sip sudah selesai, kita harus bergegas menghampiri Yuuki, mungkin dia sudah menunggu didepan gerbang."
"Benar juga."
Setelah kita selesai memberi laporan tema kelas, kita berdua pergi untuk berkumpul ditempat biasanya, dan disana sudah ada Touya dan Shiraishi yang sudah menunggu kita.
"Maaf menunggu lama."
"T-Tidak apa apa, aku juga baru sebentar menunggu disini."
Dan kami berempat pun pulang sambil mengobrol tentang persiapan festival budaya sekolah yang akan di lakukan sebelum ujian akhir semester.
"Kalau tidak salah, kelas kalian akan bernyanyi bukan?."
"Iya, tapi hanya kita bertiga yang akan tampil." Jawab Sakura.
"Heeh, aku tidak sabar untuk melihatnya."
"Kalau Yuuki, apa yang kamu lakukan?."
"Kelasku? sepertinya kelasku mengambil 'Drama'."
"Benarkah? tentang apa?."
"Kalau itu...kami masih belum memastikannya, sepertinya besok akan dipastikan, tetapi kelasku akan mengadakan tema 'Cafe Maid', karena para lelaki di kelasku sangat bersemangat tentang itu."
"Kalau begitu, aku akan membeli kamera dengan tangkapan gambar yang bagus!." Ucap Sakura sambil memikirkan kamera apa yang akan dia beli.
"Tunggu dulu! itu tidak boleh tahu!."
"Kalau begitu aku akan mengambilnya secara diam diam." Seakan suasana menjadi hangat, mereka berdua tertawa kecil dan terlihat seperti layaknya adik kakak yang sedang bermain bersama.
Kita berdua hanya bisa menyimak pembicaraan mereka sepanjang perjalanan.
................
"Sampai jumpa besok, Aoyama." Ucap Shiraishi yang sudah sampai di rumahnya.
Aku membalas dengan menganggukan kepalaku kearah mereka berdua lalu masuk kedalam rumahku.
Setelah selesai melakukan hal seperti biasa, aku bergegas mengganti bajuku untuk pergi kerumah Mai sesuai janjiku, karena sekalian membeli obat untuk nenek yang sedang sakit karena usianya yang sudah rentan.
"Apa itu saja obatnya?." Ucapku bertanya kepada Mai lewat telepon, apa saja obat yang akan dibeli.
"Ya, sepertinya hanya itu, apa kakak kesini sendirian."
"Ya, aku memang sendirian saja, memangnya ada apa?."
"Kakak...bertemu dengan kak Sakura...kan?." Tanya Mai tiba tiba.
"Darimana kamu bisa tahu?."
"Aku mendengarnya dari Rina, kata kak Touya kamu bekerja sebagai pengawal kak Yuuki karena kejadian waktu lalu, dan dia juga bilang ada kak Sakura murid yang baru pindah ke sekolah kakak."
"Huhh orang itu, seperti biasa tidak pernah diam."
"Kenapa... kakak begitu mudahnya bertemu dengannya kembali.."
"Tidak, aku hanya melakukan seperti biasa, aku kelelahan hanya secara mental saja, karena aku belum terbiasa dengan hal ini."
"Yaudah kalau begitu, aku tunggu kakak disini."
"Ya, apa mau ku belikan makanan?."
"Kue manis saja, rasa stroberi."
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."
"Ya, hati hati."
Setelah itu aku pergi mengenakan jaketku karena cuaca pada malam hari sedikit dingin, jadi aku tidak bisa pergi hanya menggunakan kaos tipis.
................
Setelah selesai membeli obat, aku lanjut pergi ke toko kue untuk membeli apa yang Mai pesan.
"Obat ini sudah, ini juga sudah, baiklah semuanya sudah lengkap, tinggal membeli kue untuk Mai."
Saat ingin pergi, aku yang tidak memperhatikan jalanku tiba tiba tidak sengaja menabrak seseorang di depanku.
"M-Maaf, apa anda tidak apa apa?."
"Ya, aku tidak apa apa...maaf aku tidak sengaja."
"Aku jug- Sakura?." Ternyata orang yang menabrakku adalah sakura yang juga ingin pergi ke toko kue.
"A-Ao? kenapa kamu ada disini?."
Pertemuan kita berdua dimalam hari pun berlanjut...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
ini kakak yang posesif sekali ini..
2023-03-20
0
Novex
Belajar secukupnya, istirahat secukupnya... Keseimbangan...
2023-03-20
1
Kacan
betulllll sekali, belajar disaat suntuk itu tdk masuk ke otak, cmn lewat . fyusshh
2023-03-14
0