" ( Untungnya aku bisa memberikan kepadanya.)" Ucap Shiraishi dengan suasana hati yang begitu indah.
"...." Memikirkan hal yang tiba tiba dia pikirkan tentangnya saat sepanjang jalan.
" ( Tidak tidak! apa yang kamu pikirkan, harusnya aku sudah membuatnya dengan baik! jadi aku tidak perlu khawatir tentang itu!.)"
"Selamat siang...apakah kamu Shiraishi Yuuki?."
Seseorang yang seumuran dengannya, menghampirinya dengan dua pelayan dibelakangnya.
"Y-Ya saya adalah Shiraishi Yuuki...ada perlu apa dengan saya?." Balas Shiraishi yang kebingungan.
"Ah ternyata benar, seperti yang aku duga...anda sangat cantik bagaikan dewi!."
"T-Terima kasih atas pujiannya..( Apa apaan dia! siapa dia? dan juga, kenapa dia membawa dua pengawal dibelakang?? apa dia keluarga penting?.)"
"Oh maaf tiba tiba seperti ini.. perkenalkan saya adalah putra kedua dari keluarga Sakamura, Sakamura Azumi.."
"Sakamura Azumi....keluarga Sakamura...kamu.."
"Benar, tujuan saya kesini adalah untuk menjemput anda." Sambil sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya.
"T-Tunggu, menjemput? apa maksudmu?."
"Tentu saja, untuk memenuhi sebuah janji diantara kita."
"Janji? janji apa?."
"Janji bahwa kita akan menikah."
"A-Apa maksudmu... aku tidak pernah mendengar ini!."
"Persoalan ini telah disetujui oleh kedua kepala keluarga antara kita, sebuah perjanjian dalam keluarga bahwa kita sudah dijodohkan."
"Tidak...ini pasti bohong." Ucap Yuuki.
"Sekarang saya akan mengantarmu kerumah untuk bertemu dengan kedua kepala keluarga kita."
"T-Tunggu...aku tidak mau.." Wajahnya yang tidak percaya jika terjadi hal seperti ini.
"Kita harus bergegas...ayo, Shiraishi Yuuki." Dia ingin menyentuh tangan Yuuki dan ingin membawanya pulang.
*Pluk.
Tangan orang itu ditepis secara mentah mentah olehku dan berdiri didepan Yuuki.
"Maaf, sepertinya saya harus menghentikan anda."
"Tch, siapa kau!."
"Tuan muda!! apa anda tidak apa apa?."
"( Tch, dia ada pengawalnya, aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi semoga saja apa yang aku lakukan ini benar.)" Ucapku yang dari melihatnya dan langsung menghampiri Yuuki yang menolak ikut dengan orang itu.
"Serahkan Shiraishi Yuuki kepadaku, memangnya kau siapa berani melindunginya."
"Saya? saya hanya pengawal bayaran dia, jika dia terlihat menolak berarti saya tidak ingin anda memaksanya."
"Hahahaha kukira apa...ternyata hanya pengawalnya... dengarkan ini, aku adalah calon pasangan Shiraishi Yuuki yang akan menikah dengannya."
Aku pun terkejut dengan apa yang dikatakannya, dan pikiranku berubah semakin sulit untuk melakukan apa.
"Yuuki, apa benar?." Tanyaku.
"..." Dia hanya melihatku dengan wajah tidak menginginkannya dengan air matanya yang jatuh.
"Para keluarga sudah menunggu, lebih baik kau cepat menyingkir."
"Saya tidak menghalangi anda...jika begitu, harusnya dia sudah berjalan sendiri kepadamu...tetapi jika anda yang mendekatinya, mungkin saya tidak akan menyingkir."
"Dasar manusia rendahan! kalian berdua! cepat singkirkan orang ini! jika perlu beri saja dia pelajaran." Ucapnya memerintahkan kedua pengawalnya yang besar untuk menyingkirkanku.
"Baik!."
Saat mereka mendekatiku dan ingin memukulku, aku berhasil menghindar dari serangannya dan memukulnya kembali, tetapi dengan badan berotot dan besar yang dimiliki kedua orang ini, mereka berhasil mengunciku.
"Dasar bocah! sok berani untuk melindunginya tetapi malah menjadi seorang pecundang." Dan salah satunya pun memukul wajahku cukup keras.
Semua murid melihatku yang menjadi bahan pukulan pengawalnya, hanya bisa diam dan takut.
"Aoyama! Azumi! hentikan ini semua! aku akan ikut denganmu...jadi.. lepaskan Aoyama!." Ucap Yuuki.
"Baiklah, kalau begitu silahkan masuk kedalam mobil." Ucapnya dengan membuka pintu mobil hitamnya.
"Yuuki... bagaimana bisa kau menerima omongan tikus pengecut ini?." Ucapku menghentikan jalan Yuuki dengan tangan dan kakiku yang masih dikunci.
"Ternyata memang kau harus diberi pelajaran, supir! bawa masuk Shiraishi."
*Buk!!
Lagi lagi tinjunya mendarat di wajahku yang sudah cukup terluka.
"Azumi! apa yang kamu lakukan!." Saat Yuuki ingin mendekatiku tetapi dia langsung di tahan oleh supirnya dan memaksa Yuuki untuk masuk kedalam mobil.
"Tunggu! jangan memukulnya lagi!."
*Buk!!
"Azumi! sudah cukup!."
Saat Pengawal itu ingin memukulku lagi, tiba tiba dihentikan oleh tendangan Touya yang langsung mengenai punggung orang yang sedang memukulku.
"Sialan kalian! beraninya melawan seorang siswa yang jauh lebih muda dari kalian!." Ucap Touya yang marah sambil mengepalkan tangannya tanpa menggunakan kacamatanya.
"Apalagi ini! muncul lagi orang rendahan ini!."
"Beraninya kau!" Saat sudah berdiri dari tendangan Touya, pengawal itu pun langsung ingin memukul Touya.
Saat pukulan besar itu ingin melesat kearah Touya yang sudah bersiap untuk menerima serangan itu, tiba tiba Sakura menghentikan situasi ini...
"Sudah cukup!."
"S-Sakura... Sakura! apa yang terjadi sebenarnya?!." Yuuki yang sedikit lega atas kedatangan Sakura.
"Tuan Azumi, saya mohon hentikan ini semua, jika anda masih melanjutkan melakukan ini....saya akan melaporkannya langsung kepada tuan besar." Ancam Sakura kepada Azumi.
"Tch dasar keluarga naungan, kalian berdua lepaskan mereka."
Aku pun dilepaskan oleh mereka, tubuhku langsung lemas dan ditahan oleh Touya yang langsung mendekatiku.
"Maaf Yuuki, anda sudah ditunggu dirumah." Wajahnya yang datar memberitahu kepada Yuuki.
"Tunggu Sakura...kenapa?.."
"Maaf....tuan Azumi, silahkan langsung saja berangkat."
"Sakura..." Aku yang hanya bisa melihat ini semua karena aku bukanlah siapa siapa.
Lalu mereka pun pergi dengan membawa Yuuki untuk pulang dengan pasrah.
"Ao! kamu tidak apa apa? aku akan mengantarmu kerumah saja." Sakura yang langsung berubah sikapnya dan sangat khawatir kepadaku.
"Kenapa kau membiarkannya pergi.."
"Itu...Maaf, aku tidak bisa melakukan yang lain.."
"Kau sudah tahu jika dia tidak menginginkannya, bukannya kau adalah temannya..." Tanyaku kepada Sakura yang terpuruk.
"Memangnya kenapa...memangnya kenapa!! aku tidak bisa melakukannya!! jika kamu dipukuli seperti itu....bagaimana aku bisa membiarkannya!!."
"Aoyama...sudahlah, lebih baik obati lukamu terlebih dahulu."
Aku pun berdiri dengan menahan perasaan tidak puas ini, bersamaan dengan para murid yang memperhatikan kami mulai pergi ke kelas mereka.
"Jika begitu, kau membiarkan sahabatmu yang sedang berusaha keluar dari masalahnya sendiri, justru kau malah membuatnya menyerah." Aku langsung meninggalkannya disana dan pergi ke taman belakang sekolah.
Sakura yang tidak bisa berbuat apapun bersedih ditengah lapangan sana.
"Sakura, lebih baik kamu menenangkan dirimu terlebih dahulu, Aoyama tidak bermaksud hal yang buruk, dia hanya khawatir kepada Yuuki." Ucap Touya menenangkan Sakura dan membawanya ke ruang kesehatan.
Setelah Touya membantu Sakura untuk menenangkan diri diruang kesehatan, Sakura pun mulai tenang secara perlahan.
"Ini salahku...aku membiarkan Yuuki pergi...aku memang bukan teman yang baik.."
"Itu tidak benar...apa yang kamu lakukan...aku tahu kamu hanya bisa melakukan itu...aku akan berbicara kepada Aoyama, kamu tunggu disini sebentar."
Setelah itu Touya langsung pergi ke taman belakang dimana aku yang sedang duduk melamun memejamkan mata memikirkan apa yang sudah terjadi.
"... Aoyama.."
"Touya..." Aku langsung membuka mataku melihatnya yang sudah berdiri di depanku.
"Kenapa kau berkata seperti itu didepan Sakura.." Tanyanya dengan menahan emosi.
"Yuuki tidak menginginkan hal itu, tetapi dia justru membuatnya terpaksa pasrah dengan keadaan... seharusnya seorang teman yang aku tidak peduli apa itu teman, tidak seharusnya melakukan i-."
*Dum!!
Suara pukulan ke batang pohon itu membuat mulutku terdiam.
"Apanya yang seharusnya... Aoyama...kau bukannya sudah tahu siapa Sakura..kan!."
"..."
"Dia melakukan itu karena dia tidak mempunyai pilihan lain...karena..dia..karena dia-."
"Sudah cukup...Touya."
Suara Sakura yang berada dibelakangnya menghentikan pembicaraan itu.
"Terimakasih untuk itu...aku ingin berbicara kepada Aoyama."
"Sakura...baiklah, tolong buat anak ini sadar...aku pergi dulu."
"Ya.."
Touya pun pergi meninggalkan kami berdua disini.
"Ao...maaf...maafkan aku yang tidak bisa melindungi Yuuki...aku memang bodoh." Tidak sadar air matanya mengalir di pipinya.
"Aku tidak bisa membantu Yuuki yang sedang kesusahan..aku tidak pantas disebut sahabatnya..aku-."
"Aku minta maaf... aku salah telah berkata seperti itu." Aku berdiri dari tempat dudukku dan menghampiri Sakura yang sedang menangis.
"Padahal kau sudah menolongku, aku memang seorang pecundang yang bodoh.."
"Tidak!! tidak...kamu bukan seorang pecundang...jangan menyalahkan dirimu sendiri untuk ini." Dia langsung menjatuhkan badannya di tubuhku sambil mengatakan hal itu.
"Kau juga...bukannya kau juga menyalahkan dirimu."
"Aku memang seperti itu." Wajahnya yang tadi tertutup oleh seragamku, sekarang menatapku dengan mata yang sembab.
"Wajahmu begitu berantakan..."
"Berisik! aku sedang serius tetapi kamu justru bercanda." Sambil memukul mukulku pelan.
"Maaf..."
"..."
"Ao...apa aku sudah salah melakukan ini.." Wajahnya kembali ditutup dengan tubuhku dan tangannya menarik seragamku.
"Tidak, kau tidak salah."
"Apa aku pantas menjadi sahabat Yuuki.." Cengkraman nya semakin lama semakin kuat menyengkram bajuku.
"Hanya kau yang pantas menjinakkannya."
"Apa aku... menyebalkan..."
"Tentu saja, kau itu sangat menyebalkan."
"K-Kenapa kamu malah mengatakan blak blakan! dasar bodoh!."
Dia menarik narik bajuku dengan sekuat tenaga, membuat nafasku sesak.
"L-Lepaskan...aku tidak bisa ber..nafas.."
"O-Owhh m-maaf.."
Dia pun langsung tertawa melihat wajahku yang sesak, aku pun merasa lega bahwa Sakura sudah tenang dan kembali tertawa.
"Ao...apa kamu menyukai Yuuki?."
"Kenapa tiba-tiba??."
"Karena kamu terlihat seperti menyukainya."
"Mana mungkin aku menyukai gadis merepotkan seperti dia, itu hanya membuang buang waktuku.."
"Tapi, kamu terlihat menikmati waktumu yang dibuang buang olehnya." Ucap Sakura yang melihatku dengan penasaran.
"Berisik, lebih baik kau menjauh dulu dariku."
"Ti-dak mau!." Bukannya menjauh, dia malah memelukku dengan cepat.
"Kenapa kau malah memelukku??."
"..."
".....Ao...terima kasih...terima kasih sudah berada disini..sungguh.." Dia memelukku sangat erat hingga aku kembali sesak.
"..."
"....Ya..aku tahu..tapi bisakah kau tidak memelukku sangat kencang!."
"A-Aku sedang senang! kenapa kamu menggangguku!."
"Siapa yang mengganggumu! bagaimana bisa aku mengganggumu jika badanku sesak!."
"Aku hanya memelukmu sedikit keras, itu tidak sakit!."
"Aku yang merasakannya! dasar gorila."
"S-Siapa yang kamu sebut gorila!."
"Jika bukan kau siapa lagi."
"..."
"Sepertinya...sia sia aku mengkhawatirkan mereka berdua." Ucap Touya yang menghampiri kami yang sedang bertengkar sambil tersenyum lega, lalu pergi lagi karena merasa bahwa dia hanya menjadi nyamuk~
"Ikut aku." Ucap Sakura menarik tanganku.
"Kemana?."
"Kemana lagi, aku ingin mengobati luka di wajahmu itu."
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri."
"Jangan keras kepala, ikut saja!."
Aku hanya bisa pasrah mengikuti apa yang dia inginkan.
................
Setelah itu, semua situasi sudah mulai tenang, dan yang bisa kita lakukan hanya menunggu hari esok.
Mungkin apa yang aku lakukan membuatku bertanya-tanya...apa yang aku lakukan...mengapa aku melakukan ini...bahkan aku merasa bahwa aku seperti sudah sangat berbeda dengan diriku yang lalu...
Ini sudah seperti... merasakan kembali perasaan yang sudah hilang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
al-del
jadi bisa bobo cantik....!
2023-03-20
0
Wong kam fung
kebanyakan nya
2023-03-16
0
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
waw keren banget, ya walaupun akhirnya kalah sih
2023-03-07
0