Chapter 4

"Hoamm... ngantuk sekali... hari ini pun ada ujian dadakan..."

Karena semalam aku terlalu lupa dengan waktu, saat aku belajar hingga hampir tengah malam, aku lanjut membaca manga hingga pagi buta... tidur pun hanya sekitar 2 jam saja...

Karena hari ini terdapat ujian dadakan, mau tidak mau aku harus pergi kesekolah untuk mendapatkan nilai.

"Aoyama, apa kau baik baik saja?." Ucap Touya yang menghampiriku saat jam istirahat.

"Apakah aku terlihat baik baik saja?."

"Memang benar, sekitar matamu sedikit gelap... apa kau kurang tidur?."

"Entahlah, banyak hal yang telah terjadi hari ini."

"Ngomong ngomong bagaimana nilai ulangan kau?."

"Jika hal itu tidak terlalu sulit, aku mendapatkan nilai sempurna."

"Woah hebat, kukira nilai kita akan sama."

"Itu hanya hasil belajarku kemarin."

"Padahal kemarin kau bermain di rumahku, tapi masih sempat untuk belajar, aku saja setelah itu langsung tidur."

"Karena aku mempersiapkan apa yang aku persiapkan, lagipula ini hanya ulangan harian biasa, tidak perlu serius."

"Tch, padahal nilai kamu sendiri sempurna."

..........

Hingga kegiatan pembelajaran yang kulakukan untungnya lancar seperti biasa, tidak ada yang membuatku kerepotan.

"Aku akan pulang dan langsung tidur... tidak ada yang akan kulakukan setelah ini..."

Saat aku berjalan untuk perjalanan pulang kerumah, ditengah perjalanan tidak sengaja aku melihat Shiraishi yang sedang berjalan bersama teman temannya yang seperti biasa dia selalu dikerumuni.

Namun aku seperti hanya melihat murid asing dan kembali memperhatikan ponselku sambil berjalan, walaupun beberapa menit berjalan mereka masih berada didepan beberapa meter dari depanku.

Hingga mereka berbelok disebuah gang kecil yang berbalik arah jalanku yang berada disebelah kanan, tentunya aku cukup mengetahui beberapa jalan seperti gang kecil yang mereka masuki tidak lain adalah gang buntu dibeberapa meter mengikuti jalannya.

Rasa curiga yang muncul didalam pikiranku saat mereka masuk gang itu membuatku sedikit penasaran.

Namun rasa curiga itu terkalahkan oleh ketidakpedulian diriku yang sudah sangat mengantuk membuatku lanjut berjalan kearah rumahku dengan tidak memikirkan dia.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Sebaliknya dipandangan Shiraishi Yuuki..

.

.

"Yuuki, maaf untuk hari ini kami ingin membeli alat tulis di toko buku, jadi kami tidak bisa pulang bareng."

"Ah tidak apa apa kok, jangan khawatirkan aku."

"Baiklah kami pergi dulu ya, maaf ya."

"Iya, sampai jumpa besok."

Hari ini seperti biasa aku selalu kerepotan menghadapi mereka, walau begitu aku tidak membenci mereka, karena mau bagaimanapun aku ini tidak merasa dibedakan walaupun hanya beberapa dari mereka.

Saat didepan jalan keluar gedung sekolah, beberapa siswa mendekatiku yang sepertinya mereka adalah seniorku.

"Shiraishi, jarang sekali kamu pulang sendirian?."

"Benar, biasanya kamu selalu bersama temanmu."

"I-iya, mereka sedang ada keperluan jadi aku terpaksa pulang sendirian."

Mereka seperti mengerumuniku dan tidak ingin membiarkanku pergi.

"Kebetulan banget, bagaimana jika pulang bareng kita aja?."

"Ti-tidak usah repot-repot, aku bisa sendiri kok."

"Sudahlah jangan menolak, kita baik sudah menemani kamu pulang." Ucap salah satu senior sambil mendekatiku.

"B-Baiklah."

Aku tidak bisa menolaknya, karena aku sedikit takut jika ada hal yang lebih menakutkan selain tidak bisa memenuhi kebaikan dari nama keluarga.

Aku dengan siswa senior yang berjumlah 4 orang pun mulai berjalan pulang menjauh dari gedung sekolah, dan tetap saja rasanya sangat menggangu, mereka seperti selalu mengurangi jarak padaku, dan setiap waktu mereka sempat menyentuhku seperti orang dekat.

"Ternyata dilihat dari dekat kecantikannya lebih terlihat ya."

"Benar! rasanya terlihat mirip sekali dengan kakaknya."

"Oh iya Shiraishi, kalau tidak salah tentang kakakmu, kami selalu diajak pergi untuk membeli banyak buku yang bagus loh."

"B-benarkah?." Ucapku dengan senyum terpaksa.

"Iya, bagaimana jika kita mampir dulu untuk melihat lihat bukunya?."

"Tapi, sepertinya aku harus bergegas untuk pulang."

"Hanya sebentar saja, setelah itu kita langsung pulang kok."

"Tapi-."

"Ayolah, hanya sebentar saja." Salah satu senior itu mendorong tubuhku untuk mengikuti jalan mereka.

Aku mulai merasa panik, dan mencoba untuk melihat sekeliling...

Dan pandanganku langsung terhentikan saat melihat lelaki yang minggu lalu aku temui, dia adalah Aoyama... aku mencoba meliriknya berkali-kali, tetapi dia tidak sedetikpun melirikku, hingga aku masuk kedalam gang yang cukup kecil.

"M-maaf, rasanya jalannya bukan kearah toko buku." ucapku untuk mencoba mencari alasan.

"Tidak kok, jalannya memang kearah sini agar lebih cepat."

Aku yang baru saja berada di daerah ini, yang tidak mengetahui lebih jelas jalan jalan di daerah ini, membuat aku hanya bisa mengikuti mereka.

Hingga kami berjalan sudah cukup jauh dari jalan besar, dan tidak ada seorang pun selain kami disana.

"Se-sepertinya kita salah jalan."

"Tidak, ini adalah jalan yang benar."

Dan salah satu dari mereka meraba rok belakang ku dari belakang, hingga aku terkejut dan berbalik badan kepada mereka.

"T-tunggu!! kenapa." Ucapku panik dan berjalan mundur untuk menjauh, dan buruknya dibelakang hanya ada sebuah dinding besar.

Aku menyadari jika aku telah dijebak... aku sudah terjebak didalam gang buntu yang cahaya mataharinya tertutup oleh bangunan dan dinding besar.

"Kenapa? tidak perlu takut, kita hanya main main sebentar kok."

"H-hentikan! jangan mendekat!." Kepanikan sudah sangat dalam pada diriku, ketakutan dan keresahan yang menggebu-gebu seperti memenuhi pikiranku.

"Karena saudarinya yang begitu sombong dan tidak tahu diri... kita mendapatkan adiknya yang begitu cantik!."

"J-jangan mendekat! atau aku akan laporkan kalian!."

"Laporkan? hahahaha, coba saja!."

Dua dari mereka menahan kedua tanganku, aku mencoba melawannya tetapi kekuatanku sangat jauh dari kekuatan mereka.

"K-kumohon hentikan!."

"Sepertinya dibalik seragam ini terdapat harta karun." ucap salah satu dari mereka yang mulai menarik dasiku untuk memaksa membuka seragamku.

"H-hentikan!! K-kumohon hentikan!."

Hingga satu kancing terbuka didepan mataku, mereka menatapku dengan tatapan mesum yang ingin menyentuhku.

Saat para senior itu ingin melanjutkan membuka kancing bajuku selanjutnya, dari belakang sana, seorang pria datang dengan santai kearah kami.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Kembali pada pandangan Aoyama..

Dengan santai aku berjalan masuk mendekati mereka yang sedang ingin melakukan sesuatu pada gadis itu.

"Seperti yang kukira, kenapa hari ini sang putri pulang bersama laki laki rendahan, ternyata memang ada yang tidak beres."

Ucapku sambil berjalan untuk memberi jeda kepada mereka agar mengalihkan perhatiannya kepadaku dan membuat mereka panik.

"S-siapa dia!."

"Temannya? hah! berani sekali kau mengikuti kami!."

Saat salah satu dari mereka ingin menyerang kearah diriku, aku langsung memperlihatkan sebuah ponsel yang sudah diaktifkan video recording dengan menampilkan wajah para senior yang membatu saat melihatnya.

"Upss, maaf sepertinya para senior akan cepat terkenal sedikit lagi."

"Kurang ajar!!."

"Aoyama!." Dari belakang mereka, Shiraishi dengan tampilan sangat berantakan walaupun sepertinya dia belum diperlakukan oleh mereka.

"Jika kalian tidak melepaskan dia, video ini direkam lewat kontak salah satu guru pembimbing, jadi aku hanya akan menyentuh tombol kirim jika kalian berbuat sesuatu."

"Tch!." Mereka langsung melepaskan tangan Shiraishi dengan kepanikan dan kemarahan terlukis di wajah mereka.

Saat mereka sudah melepaskan Shiraishi, Shiraishi langsung berlari ke arahku dengan wajah yang sangat ketakutan.

"Aoyama, tolong." Suara nya seperti seseorang yang sudah merasa panik yang sangat dalam.

"Lebih baik kau cepat pergi dari sini, dan pulang kerumahmu atau pergi ketempat yang aman." Ucapku dengan datar, agar mengurangi rasa paniknya.

"Bagaimana denganmu?."

"Tidak perlu memperdulikanku, pedulikan keselamatanmu terlebih dahulu."

"B-baiklah." Setelah itu Shiraishi berlari keluar gang.

Saat aku mengawasi jalan Shiraishi hingga aman, salah satu senior mencoba menyerangku disaat aku sedikit melihat pergerakannya hingga aku berhasil menghindar dari pukulannya.

"Jangan terburu-buru... aku sedang mengantuk."

ucapku dengan nada datar, untuk membuat mereka semakin emosi, walaupun aku juga terpancing emosi melihat sekumpulan lelaki ingin melecehkan adik kelasnya.

"Dasar sial*n!!."

Mereka mulai melayangkan pukulannya ke arahku, tetapi dengan mudah aku menghindari serangan itu dan membalas dengan pukulan di wajahnya dengan keras, hingga sebuah pertengkaran mulai panas.

Meski aku cukup ahli dalam bela diri dari hasil latihan 3 tahun di jenjang SMP, melawan 4 orang berbadan cukup besar ditempat yang cukup sempit tentunya tidak bisa dilawan dengan mudah.

Karena emosiku yang terpancing membuat diriku juga mengalami hal buruk dan lengah, saat satu persatu wajah mereka kuberi beberapa pukulan, beberapa orang yang terjatuh mulai bangun dan mengunci pergerakanku dengan menahan tangan dan kakiku hingga aku tidak bisa melepaskan kuncian ketiga orang itu.

"Hahaha, sekarang apa yang bisa kau lakukan?."

Salah satu dari mereka yang sepertinya adalah ketuanya memberikan beberapa pukulan kepadaku dibagian wajah dan perut.

"Rasakan itu! sok menjadi pahlawan dan akhirnya kalah."

Pukulannya terus menyerang diriku yang bertahan sekuat tenaga untuk bertahan.

"Bagaimana rasanya? nikmat kan?."

"Huh? apa dengan menjadi pengecut seperti ini membuatmu senang?." Ucapku mengintimidasinya.

"Masih sanggup berbicara seperti itu? sepertinya wajahmu itu lebih baik aku buat beberapa hiasan!."

Saat dia ingin memukulku kembali, seseorang memanggilku sambil berlari ke arahku.

"Aoyama!!." Suara teriakan itu yang tidak lain adalah Touya yang berlari dan langsung memukul salah satu senior itu hingga terjatuh.

"Sial*n! apa yang kau lakukan!!." dengan emosinya saat melihat diriku yang terluka mulai memukuli para senior yang lainnya.

Tidak berapa lama temannya datang untuk ikut membantunya memukuli para senior itu, yang sepertinya mereka temannya Touya dari klub voli.

"Kau tidak apa apa?." Ucap Touya sambil merangkulku untuk berjalan keluar gang kecil ini.

"Seperti yang kau lihat."

"Maaf, aku terlambat menolongmu."

"Tidak masalah, hanya beberapa luka ringan, bagaimana kau tahu aku disini?."

"Tadi aku melihat Shiraishi berlari dari gang ini dan langsung menghampiriku dan teman temanku dengan panik, saat dia mengatakan kau sedang dalam bahaya didalam tanpa menanyakannya aku langsung berlari kedalam."

"Kalau begitu terimakasih."

"Harusnya aku yang meminta maaf."

"Sudah kubilang tidak perlu."

Saat kami berdua sampai diluar gang, disana Shiraishi yang menunggu kami didepan saat melihat kami, dia langsung berlari ke arahku.

"Aoyama, kenapa kamu babak belur seperti ini?." Ucapnya terkejut dan panik saat melihat wajahku yang sudah penuh dengan luka.

"Aku hanya terpancing emosi dan menjadi seperti ini."

"M-maaf, aku sungguh minta maaf karena aku, karena aku yang buruk menjaga diriku sendiri, kamu jadi seperti ini." Raut wajahnya yang mulai meneteskan air mata karena merasa bersalah.

"Sudahlah, sudah kubilang tidak perlu memperdulikanku."

"Memangnya kenapa bisa jadi seperti ini?." Ucap Touya karena tidak tahu sumber masalahnya.

Bersamaan dengan teman temannya yang tiga kali lipat jumlahnya dari para senior itu keluar dengan menahan keempat senior itu.

"Mereka ingin melecehkan Shiraishi didalam, tetapi sepertinya Aoyama melihatnya dan menyelamatkan Shiraishi."

Ucap salah satu teman Touya yang sebelum mengikuti Touya saat berlari kedalam gang, mereka bertanya lebih lanjut kepada Shiraishi.

"Yang benar saja, sial*n kalian!." Touya yang ingin memukul salah satu dari mereka ditahan oleh temannya agar tidak terpancing emosi.

"Hentikan Touya, lebih baik membawanya kesekolah dan melaporkan hal ini, aku juga sudah membawa bukti videonya." ucapku sambil menyerahkan ponselku ke Touya.

"Itu lebih baik, biar kami saja yang membawanya, aku pinjam ponselmu untuk buktinya." Ucap salah satu temannya Touya.

"Terimakasih, maaf merepotkan kalian." balasku sambil menyerahkan ponselku kepadanya, dan mereka pergi membawa keempat senior itu kembali kesekolah.

"Aoyama, lebih baik kita kesekolah juga untuk mengobati lukamu." Ucap Touya yang khawatir kepadaku.

"Biar aku saja yang mengobati Aoyama, lagipula ini adalah salahku." Sambung Shiraishi yang keadaannya sudah sedikit membaik.

"Tidak usah, lebih baik aku pulang saja- ah, sepertinya kakiku tergelincir."

"Huhh jangan memaksanya, aku bantu sampai kerumah." Ucap Touya sambil merangkulku untuk membantuku.

"Maaf, terimakasih."

"Biasanya kau menolak.."

"Kalau begitu aku jalan sendiri."

"Aku hanya bercanda... S-Shiraishi, bagaimana jika aku menghubungi keluargamu?." Dalam keadaan seperti, Touya masih gugup berbicara dengannya.

"Tidak... aku juga ingin membantu mengobati lukanya."

"Kenapa kau juga ingin kerumah ku?."

"Kenapa? karena aku merasa bersalah dan ingin membantumu."

"Sudah kukatakan itu tid-."

"Sudahlah! aku tidak mau mendengarmu lagi!."."

"Keras kepala sekali..."

Dia tersenyum dan aku sedikit lega karena masalah ini sudah selesai..

..........

Sesampainya kami didepan rumahku, wajah Shiraishi seketika bingung dan terkejut seperti campur aduk.

Tetapi tidak ada waktu untuk hal itu, karena suara Mai yang mengejutkan kami semua membuat kami melihat kearahnya yang berada diluar pintu rumahku, karena terkejut melihatku yang susah untuk berjalan karena kakiku yang terluka membuat dia menjadi khawatir dan menghampiri kita bertiga.

"K-kak Touya, kenapa dengan kakak?."

"Kakinya hanya terkilir dan aku jadi membantunya untuk pulang."

"Lalu kenapa dengan wajahnya yang babak belur??."

"I-itu agak panjang, jadi lebih baik kakakmu ini masuk terlebih dahulu daripada berdiri didepan rumahnya."

"B-benar juga, karena khawatir aku jadi lupa."

Setelah kita masuk kedalam, Touya ingin segera kembali ke sekolah untuk mengurusi keempat senior itu, sedangkan aku ditinggal dengan 2 perempuan yang sangat merepotkan.

"Kenapa kakak terluka seperti ini? dan juga... s-siapa dia?!."

"Jangan salah paham dulu, dia.... sebenarnya kau ini siapa?." Aku pun juga bingung harus menganggapnya siapa.

"S-siapa? m-mana aku tahu!."

"Ah dia murid di sekolahku juga namanya... aku lupa."

"Salam kenal, aku adik nya kakak yang pelupa ini Kizuku Mai."

"Salam kenal juga, aku Shiraishi Yuuki, panggil aja Yuuki."

"Kakak sangat cantik... kenapa kak Yuuki bisa berada didekat kakakku?." Matanya menatap Shiraishi seperti melihat bidadari yang jatuh dari apapun itu.

"Ada apa denganmu Mai?."

"Tidak ada apa apa, jadi, bagaimana ceritanya kakak bisa seperti ini?." Dengan langsung sadar dan mengalihkan pembicaraannya.

Aku pun dengan berhati hati menceritakannya semua kejadian tadi kepada Mai, dengan beberapa kejadian yang sedikit diubah agar tidak terlalu membuatnya khawatir, Shiraishi yang mendengarnya pun juga setuju dengan itu.

"Owh jadi seperti itu."

"Maaf, karena aku, Aoyama menjadi terluka seperti ini."

"T-tidak apa apa, kakak memang seperti itu, walaupun sifatnya menyebalkan tetapi dia orangnya baik."

"Tunggu, kenapa setiap bicara tentangku ke orang lain selalu seperti itu?."

"Benar, dia memang orang yang menyebalkan." ucap Shiraishi yang menanggapi perkataan Mai.

"Kenapa kau juga!."

"Benar benar tidak pernah bosan Mai memarahinya."

"B-benarkah?."

"Benar, karena dari beberapa teman kakak yang aku kenal, justru mereka yang membuat kakak menyerah."

"Sudahlah, terserah kalian berdua."

"Ngomong ngomong tentang ini, luka Aoyama belum diobati." Ucap Shiraishi yang baru sadar setelah beberapa menit disini.

"Benar juga! aku sampai lupa karena tidak ada yang berbeda dengan wajahnya.."

"Ya ya, wajahku memang seperti ini."

"Aku mengambil kotak p3k nya dulu.. kak Yuuki tolong jaga kakak disini.."

"Ah ya, tidak apa apa."

Setelah itu Mai pergi mengambil kotak kesehatan dibelakang.

"A-anu, terima kasih karena telah menyelamatkanku dan juga membantu menjelaskan kepada adikmu karena mengubah ceritanya.."

"Sebenarnya... kenapa kau begitu ingin sekali dekat dengan semua orang?."

"Bukan aku yang menginginkannya... tapi ayahku."

"Ayahmu?."

"Dan juga-."

Saat Shiraishi ingin memberitahu sesuatu, Mai datang dengan membawa kotak kesehatan dan beberapa obat.

"Ahh ditinggal sebentar kalian langsung mesra mesraan." Ucap Mai menggoda kita berdua.

"T-tidak, k-kami tidak seperti itu!." Pipinya memerah saat Mai mengatakan seperti itu.

"Jangan mengatakan seenaknya."

"Ahaha maaf maaf, nih aku sudah membawakannya."

"Biar aku saja yang mengobati luka lebam nya, karena ini salahku jadi biar aku yang mengobatinya."

"Apa tidak apa apa? biar aku saja, kak Yuuki duduk saja."

"Tidak apa apa, aku saja."

"Baiklah, aku ingin membuat teh dulu."

Mai menyerahkan kotak kesehatannya kepada Shiraishi dan Mai pergi ke dapur untuk membuat teh.

"Kalian boleh kok mesra mesraan jika tidak ada aku."

"Tidak akan!."

"Tidak akan!."

kami berdua serentak mengatakannya saat Mai telah lari pergi ke dapur.

Lalu Shiraishi mulai mengobati bekas luka di wajahku dengan sangat lembut dan berhati hati.

"Tidak sakit kan?."

"Tidak masalah."

"Aoyama, aku Terkejut ternyata kamu mempunyai seorang adik perempuan, kukira kamu benar benar hidup sendirian."

"Yah dia hanya satu satunya adikku, kita hanya selisih satu tahun jadi tidak terlalu jauh perbandingannya."

"Jadi begitu."

"A.."

"A-apakah sakit?."

"Tidak ada masalah."

Saat sudah beberapa waktu kemudian Shiraishi pergi pulang karena memiliki beberapa urusan dan tugas, jadi dia izin untuk pulang.

"Terimakasih, maaf sudah merepotkanmu, biar aku antar." Ucapku sambil ingin mengambil jaket.

"Tidak perlu, kamu istirahat aja disini, jangan kemana mana lagi."

"Kalau begitu hati hati."

"Ya! aku pergi dulu."

Setelah itu Shiraishi pergi dan aku lupa untuk menanyakan dimana letak rumahnya, agar aku tau jaraknya.

"Kakak, kamu istirahat saja, kaki kamu aku bantu agar mendingan ya."

"Oh iya, maaf, terimakasih Mai."

"Santai saja."

Disaat Mai mengurut kakiku yang terkilir, rasanya kesadaranku juga ikut terkena kenikmatannya dan berujung aku ketiduran.

Hari ini penuh dengan hal yang diluar dugaan, bahwa aku menjadi sadar bahwa mungkin apa yang sudah aku alami adalah kebaikan untuk orang lain, dan tidak ada sebuah kesialan maupun keberuntungan.

Karena sebuah kebaikan pasti terdapat hal yang pahit.

Terpopuler

Comments

Sylius

Sylius

merasa iri kn..kn

2023-03-20

0

Sylius

Sylius

mata panda 🐼🤣

2023-03-20

0

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

wawww si Aoyama keren 😲 bener-bener sang pahlawan. Matamu yang ngantuk seketika langsung melotot melawan mereka. mantap 👍

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Bonus Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Episode 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Episode 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Episode 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Bonus Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Chapter 175
176 Chapter 176
177 Chapter 177
178 Chapter 178
179 Chapter 179
180 Chapter 180
181 Chapter 181
182 Chapter 182
183 Chapter 183
184 Chapter 184
185 Chapter 185
186 Chapter 186
187 Chapter 187
188 Chapter 188
189 Chapter 189
190 Chapter 190
191 Chapter 191
192 Chapter 192
193 Chapter 193
194 Chapter 194
195 Chapter 195
196 Chapter 196
197 Chapter 197
198 Chapter 198
199 Chapter 199
200 Chapter 200
201 Chapter 201
202 Chapter 202
203 Chapter 203
204 Chapter 204
205 Chapter 205 : Ending
Episodes

Updated 205 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Bonus Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Episode 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Episode 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Episode 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Bonus Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Chapter 175
176
Chapter 176
177
Chapter 177
178
Chapter 178
179
Chapter 179
180
Chapter 180
181
Chapter 181
182
Chapter 182
183
Chapter 183
184
Chapter 184
185
Chapter 185
186
Chapter 186
187
Chapter 187
188
Chapter 188
189
Chapter 189
190
Chapter 190
191
Chapter 191
192
Chapter 192
193
Chapter 193
194
Chapter 194
195
Chapter 195
196
Chapter 196
197
Chapter 197
198
Chapter 198
199
Chapter 199
200
Chapter 200
201
Chapter 201
202
Chapter 202
203
Chapter 203
204
Chapter 204
205
Chapter 205 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!