"Kakak sudah baikan?."
"Aku bukan anak SD, luka seperti ini tidak mengganggu proses pembelajaran sekolahku."
"Baiklah kalau gitu, aku juga ingin berangkat, hati hati ya."
"Ya ya, kamu juga jangan terlalu memikirkan hal yang tidak penting, cukup fokus belajar saja, tapi jangan terlalu serius."
"Aku bukan seperti kakak, tapi aku akan berusaha."
"Kalau begitu aku matikan teleponnya."
"Iya."
Aku pun mematikan teleponku dan bersiap siap untuk pergi kesekolah.
"Huhh kumohon untuk hari ini, tidak ada yang seperti kemarin lagi."
Awal kalimatku sebelum pergi kesekolah dengan mengharapkan hal yang baik, tentunya sangat baik.
Saat aku membuka pintu rumahku, rasanya seperti untuk apa aku mengharapkan hari yang damai, walau sebentar saja aku bisa merasakan kedamaian hingga diujung kepalaku merasakan hal itu.
Tetapi harapan hanyalah harapan, tidak lebih dari sebuah keinginan dan juga tidak kurang dari sebuah keputusasaan.
Dari sebelah rumahku saat aku keluar dari pagar rumah, hal yang membuka lembaran hari ini menjadi sebuah lembaran yang sangat tidak ingin diharapkan untuk menjadi bagian awal halaman.
Saking terkejutnya melihat situasi ini malah membuatku menjadi seorang puitis untuk menggantikan ekspresiku untuk menerimanya.
Mungkin dia yang mengharapkan ekspresi terbaik untuk hari ini menjadi kecewa saat melihat wajah datar yang terpampang jelas didepan nya.
"Pagi, Aoyama." Sapaannya yang membuka percakapan antara kita.
"..." Aku menghiraukannya dan berbalik badan untuk lanjut berjalan kesekolah.
"T-tunggu sebentar! kenapa malah lanjut pergi?." Sambil menghadang jalanku pergi.
"Serius, untuk apa kau disini."
"S-Sebenarnya aku sedikit penasaran apa kamu tidak sekolah atau sekolah, jadi sekalian saja jika memang bisa kita be-berangkat bareng."
"Ah begitu." Aku lanjut berjalan tanpa memanjangkan masalahnya.
"Eh? hanya begitu saja? biasanya kamu berusaha menolaknya."
"Untuk apa, ini jalan umum bukan jalan milikku, lagipula saat ini aku sedang malas untuk menanggapinya."
"Benar juga, baiklah."
Agar tidak terlambat untuk kesekolah, aku terpaksa berangkat bersama Shiraishi Yuuki kesekolah.
................
Perjalanan yang cukup hening membuat dia tidak bisa memikirkan kata kata yang tepat untuk berusaha mencairkan suasana yang sudah membeku seperti es.
Dari stasiun didekat rumahku hingga sampai didepan stasiun sekolahku, aku selalu merasakan dia yang selalu melirikku untuk mendapatkan kesempatan untuk mengobrol, bahkan hingga keluar stasiun kita harus berjalan kaki sekitar 15 menit untuk sampai kesekolah.
""Aoyama... apa menurutmu aku ini salah..."
"Apa maksudmu?."
"Lebih mementingkan keegoisan ayahku daripada mengikuti apa yang diriku inginkan..."
"Aku tidak tahu, lagipula aku sudah lupa bagaimana rasanya dikekang oleh keluarga, satu satu nya keluargaku yang selalu mengaturku hanya adikku saja."
"Eh? maaf! bukan maksudku seperti itu!."
"Aku tahu, setiap manusia memang seperti itu... menjadi dua pribadi seperti burung liar atau burung peliharaan... tetapi bukannya burung peliharaan tidak bisa menjadi liar."
"Tapi...."
"Semua tergantung padamu, karena kau yang bisa memilih."
"I-itu benar, tapi aku cukup merasa tidak enak dengan apa yang diputuskan oleh kedua orang tuaku, khususnya kakakku yang selalu mencampuri urusanku."
"Kau seperti ingin memberitahukan sesuatu kepadaku, tapi kau terlalu bertele-tele... memangnya ada apa?." Aku sudah tahu jika pembicaraan ini tidak hanya obrolan biasa
"E-Eh?! k-kenapa tiba tiba?."
"Kau mengatakan hal ini karena ada hal yang menyangkut diriku bukan? Aku saat ini benar-benar tidak ingin melakukan sesuatu."
"T-Tapi, bagaimana jik-."
"Aoyama!." Dari belakang dia berteriak memanggilku saat melihatku dari jauh, lalu dia mendekatiku.
"Apa kau bisa tidak berteriak seperti itu?."
"Maaf maaf, kalian berangkat bersama?."
"Aku tidak tahu, saat ingin berangkat tiba tiba suasana di sekitarku menjadi sangat suram."
"Tung- apa maksudmu!."
"Mungkin kau yang merasakan betapa suramnya dirimu."
"Aku tidak peduli dengan itu."
"Lebih baik kita bergegas masuk ke sekolah"
Aku menyadari sesuatu atau memang hanya perasaanku saja, mereka berdua saling bertatapan dan memberikan kode kode entah dari james Bond mana...
"A-Ah benar juga, kalau begitu cepat."
"Ada apa dengan kalian berdua?."
"T-Tidak ada! benarkan Touya?."
"Bicara apa kau Aoyama, tidak ada apa apa."
"Terserah kalian. ( Aku merasakan hal yang buruk )."
Lalu kami pun masuk kedalam gerbang sekolah dan berjalan melewati para murid yang juga berdatangan.
Anehnya mereka semua yang setiap hari selalu melirik gadis di sebelahku ini, sekarang mereka berganti arah dengan menandai aku yang menjadi pusat perhatian mereka, lirikan yang biasanya dilemparkan dengan lirikan aneh ataupun menyeramkan, sekarang mereka seperti melirik sama halnya dengan melihat Shiraishi, aku yang menyadari keanehan ini pun tidak bisa diam.
"Apa yang terjadi? mereka melihatku berbeda hari ini...."
"Bukannya memang seperti itu?."
"Tunggu Touya, jangan bilang ini tentang kejadian kema-."
"Permisi Nyonya Yuuki, dan juga Tuan Aoyama."
"C-Celestia, jika disekolah seperti ini panggil saja Yuuki."
"Mohon maaf, tetapi sudah menjadi aturan keluarga besar untuk seperti ini."
"Seperti biasa kamu selalu bertanggungjawab pada tugasmu."
"Silahkan, nyonya Yuuki dan tuan Aoyama, kalian sudah ditunggu oleh tuan besar diruang kepala sekolah."
"Tu-Tunggu dulu, aku tidak mengerti hal ini."
"Untuk penjelasannya bisa dijelaskan langsung didalam."
"Touya, apa yang terjadi kemarin saat aku tidak hadir?." Aku berbisik kepada Touya yang berada di sampingku.
"Masalahnya panjang, intinya kau berurusan dengan keberuntungan." Ucap Touya yang membalas bisikan dengan bisikan.
"Hah?."
"Silahkan segera masuk, tuan besar sedang menunggu."
"Huhh baiklah baiklah, aku akan masuk."
Dengan terpaksa aku mengikuti arahan dari mereka yang masalahnya tidak aku ketahui.
Saat aku masuk kedalam ruang guru, aku melihat kepala sekolah, seorang pria berusia sekitar 40 tahun dan juga seorang gadis yang tidak terlalu jauh umurnya dengan aku.
"Aoyama dan Yuuki, silahkan kalian duduk disini." Kepala sekolah menyuruh kita berdua untuk duduk dihadapan kedua orang itu, yang sepertinya pria tua itu adalah ayah dari Shiraishi.
"Mohon maaf untuk berbicara, ada alasan apa saya dipanggil kesini?."
"Saya tidak ingin basa basi, kau Kizuku Aoyama yang menyelamatkan putriku dari pelecehan dua hari lalu."
"Saya hanya kebetulan melihatnya saja..."
"Untuk itu saya berterimakasih atas pertolongan yang kamu berikan, berkatmu putri saya tidak terluka dan baik baik saja."
"( Apa ini abad pertengahan? kau menyelamatkan putri kerajaan, dan sang raja berterimakasih kepada kau... omong kosong.)"
"Usahaku bukanlah hal yang patut diapresiasi... jika ingin mencari kebaikan, tanyakan saja sendiri pada anak anda langsung."
"Apa kau tidak punya sopan santun? ayah sedang berbicara dengan orang sepertimu seharusnya bersyukur.."
"Kakak-."
Kesimpulan yang kakaknya Shiraishi berikan membuat situasi didalam ruangan ini memanas.
"Sudah cukup, walaupun begitu, menghormati sebuah kebaikan adalah hal yang harus dilakukan."
"Tetapi, sepertinya dia terlihat tidak menghormati rasa terimakasih kita." Ucap kakak Shiraishi memanaskan sumbu kompor.
"Jujur saja aku tidak peduli dengan permainan kekeluargaan kalian yang penuh dengan omong kosong, waktu belajarku jadi terpotong" Balasku dengan kata kata yang lebih panas ditambah senyum merendahkan.
"Apa kau bilang!!." Dia memukul meja didepannya dan berdiri seakan tidak terima akan perkataanku
"K-Kakak! tenanglah."
"Rena, kamu yang terlebih dahulu menyulut api, cepat minta maaf." Ayah mereka dengan tegas melerai dan merubah situasi yang ada didalam ruangan ini.
"T-Tapi!."
"Cepat minta maaf, kamu yang lebih tua seharusnya lebih mengerti!."
"Baiklah, saya mohon maaf atas pembicaraan ini."
Seketika dia langsung patuh kepada ayahnya dan bertanggungjawab seperti rumor seorang Shiraishi Rena sebagai alumni disekolah ini.
"Kalau begitu saya juga mohon maaf atas perkataan saya yang tidak membuat kalian nyaman."
"Baiklah, jika situasi sudah dingin, saya ingin melanjutkan inti masalahnya, Yuuki, ini juga karena kesalahanmu yang tidak bisa berpikir kritis dan selalu mudah mempercayai setiap orang."
"Maaf."
Setelah mendengar perkataan ayahnya, Shiraishi menunduk dan wajahnya seperti sangat merasa bersalah akan kesalahannya.
"Dan juga itu tidak sepenuhnya salahmu, ini juga salah ayah yang tidak memberimu penjagaan."
"P-Papa tidak, ini salahku karena aku tidak bisa menjaga diriku sendiri."
"( Aku seperti berada didalam rapat keluarga yang sangat serius, rasanya seperti kehadiranku mengganggu mereka.)"
Aku yang tidak pernah merasakan perbincangan serius kepada orang tuaku yang membuat aku untuk pertama kalinya berada didalam sebuah obrolan keluarga merasa bahwa kehadiranku yang seperti ini akan menganggu perbincangan mereka.
"Jadi, saya akan memberikan Yuuki pengawal pribadi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan belajarmu."
"I-Itu tidak perlu papa, aku akan berusaha menjaga diriku agar lebih aman."
"Kamu tidak perlu khawatir, karena kamu mungkin akan menerimanya."
Saat dia masuk, rambut hitam cerah dengan wajah cantik dan mata hijaunya langsung membuatku terkejut.
"S-Sakura!!."
Aku begitu tidak mempercayai apa yang aku lihat...
"( Yang benar saja! Sakura? bagaimana dia bisa ada disini?.)"
Melihat ekspresi yang berbeda dariku, dia menatapku seakan memberikanku kode sebuah senyuman.
"Mohon maaf atas kehadiran saya, izinkan saya memperkenalkan diri, saya siswi dari sekolah khusus perempuan dan dari keluarga Nanami yang melayani keluarga tuan besar Nanami Sakura."
"Jadi, Sakura akan dipindahkan kesekolah ini untuk menjagamu, bagaimana? jika dia kamu tidak keberatan kan?."
"Terimakasih papa, aku tidak keberatan sama sekali dengan hal ini."
"Syukurlah."
Dengan suasana lega yang mereka rasakan, berbeda denganku yang merasakan canggung yang sangat dalam, seakan suasana ini mulai menekan diriku, aku mencoba untuk pergi dari ruangan ini.
"M-maaf mengganggu momen kalian, jika tidak ada yang bisa saya lakukan lagi, saya akan permisi-."
"Tunggu sebentar." Ayah Shiraishi mengehentikan niatku yang ingin pergi dari sini.
"Apa ada yang saya lakukan lagi?."
"Walaupun ini dibilang lancang, tetapi aku ingin meminta satu hal padamu."
Seisi ruangan menjadi hening menunggu kata kata selanjutnya yang akan dikeluarkan oleh ayah Shiraishi.
"Aku ingin memintamu untuk menjadi pengawal Yuuki disekolah."
"Hah?."
"T-Tunggu, maksud papa, Aoyama menjadi pengawal Yuuki?." Kakak Shiraishi yang ikut terkejut karena tidak pernah mendengar ini sebelumnya.
"Bukannya ini terlalu berlebihan ayah?."
"Aku tahu, tetapi aku sudah memikirkan secara matang, Sakura hanya akan mengawasi Yuuki dan menemanimu disekolah, tetapi bagaimanapun juga Sakura juga seorang wanita, walau aku mengirim pengawal untukmu pasti itu tidak akan membuatmu nyaman, jadi Aoyama adalah orang yang bisa dipercaya akan hal ini."
"Saya tidak bisa melakukannya, bahkan kalian dengan mudahnya mempercayai orang asing yang tidak tahu kehidupannya seperti apa.."
"Siswa dengan peringkat satu dalam hal akademik, memenangkan beberapa seni bela diri pada umur 12 tahun, dan sepertinya kau juga sedang melakukan kerja sampingan."
"Bagaimana anda bisa mengetahu-."
Tatapan ayah Shiraishi yang menatapku dengan yakin, membuatku mengganti pandangan kepada Sakura, karena hanya dia yang mengetahui hal itu.
Nanami Sakura, dari jenjang Sekolah dasar hingga Menengah pertama, kami bersekolah disekolah yang sama, karena itu mengapa kehadirannya membuatku terkejut saat melihatnya, saat ditengah semester akhir menengah pertama...dia keluar dari sekolah karena dipindahkan sekolahnya oleh keluarganya, yang ternyata selama ini keluarganya mengabdi kepada keluarga besar Shiraishi dengan menyandang sebagai keluarga besar yang melayani khusus keluarga Shiraishi.
"Apa ayah begitu percaya dengannya?."
"Walau kita baru bertemu dengannya hari ini, tetapi dia sudah terbukti dapat dipercaya, kau tahu Rena, Nanami Sakura sahabat kecil Yuuki, saat beberapa tahun yang lalu dia juga diselamatkan oleh temannya dari penculikan anak, dan yang menyelamatkannya adalah Aoyama."
"( Bahkan dia mengetahui sampai sedalam itu?!..)
"Benarkah? aku tidak tahu ada kejadian seperti itu." respon Shiraishi mendengar cerita dari ayahnya.
"Maka dari itu, Aoyama, saya sebagai kepala keluarga Shiraishi, ingin meminta kau untuk menjadi pengawal Yuuki, tentu saja akan ada pembayaran dan keuntungannya, bahkan kau tidak perlu lagi untuk melakukan pekerjaan sampingan, karena gaji yang selama ini kau dapatkan akan jauh lebih besar dari sebelumnya."
"Tetapi, meskipun begitu, hal ini-."
"Tentang akademik, tentunya kami tidak mengekang anda, hanya akan melakukan seperti biasa dan hanya menjaga putriku saja."
"Bagaimana dengannya? hal ini tentunya yang memutuskan adalah orangnya."
"Memangnya ada apa?."
"Dia selalu membicarakan tentang dirinya yang selalu hidup mengikuti aturan keluarganya, dan juga berusaha menjaga nama baik keluarganya atas nama Shiraishi Yuuki, dan dengan ditambah pengawasan mungkin itu akan semakin membuatnya tidak nyaman."
Aku yang mencoba berusaha keluar dari ajakan ayahnya Shiraishi ini, dan terus menerus mencari pernyataan yang masuk akal.
"Benar juga apa yang kau katakan, Yuuki, bagaimana denganmu? jujur saja dengan apa yang bisa membuatmu lebih nyaman."
"Aku..."
Begitu dia menatapku dan aku memberikannya kode untuk menolak, tetapi dia justru terlihat ingin membalasku.
"Apa yang papa katakan, aku hanya bisa menerimanya." Sambil melepaskan pandangan tidak mau tahu dariku.
"( Orang ini, apakah perkataannya masih tidak serius dikatakannya?..)"
"Lagipula ini adalah keuntungan dua pihak, tidak ada yang rugi."
"Mohon maaf mencampuri urusan, tetapi menurut saya Aoyama adalah orang yang cocok untuk ini, karena saya sudah mengenalnya begitu lama."
Perkataan Sakura membuat ayah Shiraishi semaki yakin, dan sebaliknya hal itu membuat diriku merasakan bahwa hidupku mulai akan menjadi semakin merepotkan diriku.
"Huhh kemana perginya keinginanmu yang selalu kau inginkan."
"B-Berisik! ini juga termasuk keinginanku tau!."
"Ahh Yuuki kamu mengatakannya." Sakura menjahilinya.
Setelah berkata salah paham dan Shiraishi menyadarinya, membuat wajahnya semakin memerah karena kesalahpahaman kata katanya.
"B-Bukan seperti itu beneran! maksudku aku juga ingin bersekolah bersama Sakura, bukan karena aku ingin bersama Aoyama!."
"Anak remaja memang sangat rumit untuk dipahami, jadi bagaimana Aoyama?."
"Aku tidak ingin menghabiskan waktu sekolahku lebih banyak... anggap saja aku orang asing yang selalu membantunya jika ada masalah, jika seperti itu bisa diterima bukan?."
"Jadi kau menerimanya, syukurlah, terimakasih banyak."
"Ada apa ini? Aoyama? apa kamu serius?."
"Ini tidak ada bedanya dengan beberapa jam yang lalu, hanya saja aku mendapatkan uang gratis setiap bulannya."
"A-Apa maksudmu? apa kamu ingin menjadikanku mesin uang?."
"Hah? bagaimana kau bisa mengatakan hal itu setelah apa yang sudah dibicarakan?."
"Ah begitu! kalau begitu aku juga bisa menjaga diriku sendiri."
"Kalau begitu baiklah, terserah kau, aku juga tidak peduli."
Mendengar perselisihan kami berdua membuat mereka yang mendengarkan hanya bisa melihat dan diam.
"Aoyama memang seperti ini, dia hanya peduli dengan dirinya sendiri tetapi dia juga orang yang baik." Ucap Sakura yang berbicara dengan ayah Shiraishi yang melihat kami bertengkar dan juga tersenyum lega.
Dalam pembicaraan ini, kepala sekokah hanya menyimak pembicaraan dari awal dan tidak pernah berkata satu kata pun.
Setelah semua ini selesai, aku yang keluar dari ruangan bersama keluarga Shiraishi mengundang banyak perhatian para murid, dan juga tentunya hal ini membuat sekujur tubuhku merinding, karena aku tidak bisa jika ada banyak orang yang menatapku.
Kehidupan sekolahku menjadi sangat berantakan, dari aku mendapatkan seorang teman dari kebaikanku, bahkan sekarang aku juga menjadi pengawal seorang putri sekolah akibat kebaikanku juga, rasanya seperti aku tidak bisa membedakannya, kebaikan atau keburukan yang aku rasakan.
Ikatan yang ada pada diriku semakin lama semakin banyak, dan juga semakin merepotkan dalam kehidupanku yang seorang antisosial.
Dan sekarang semuanya telah berubah.
Hal ini pun mulai berubah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
ㅤ
Belajar juga harus fokus + serius sih
2023-03-22
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
yaampun kok jawabannya gitu dih kak, padahal lagi khawatir loh, makanya di tanya kanyak gitu..
2023-03-20
0
Sylius
hiyah..malu" nih yea
2023-03-20
0