Sejak kejadian tadi siang, kini semuanya kembali normal seperti biasa, walaupun sejak dia sudah pulang dari sana, aku belum sama sekali menemuinya, atau bisa dibilang aku malas menemuinya.
Mungkin jika aku menemuinya, itu akan membuat masalah baru, jadi biarkan saja dia dengan Sakura untuk hari libur ini.
Hari Sabtu ini aku melakukan hal yang tidak biasa, yaitu berlatih bela diri di tempat guruku yang sudah 3 tahun berlatih bersamanya, dia walaupun tidak profesional dan terkenal, dia cukup ahli untuk skill bela dirinya sendiri.
Saat pertama kali aku bertemunya saat aku baru saja ingin berangkat sekolah, aku melihatnya yang sedang memperbaiki sesuatu di atas rumah yang tinggi, dan saat itu aku yang kebetulan lewat tiba tiba seseorang yang tidak kukenal diam diam mengambil tangga orang itu agar beliau tidak bisa turun dari atas rumah yang cukup tinggi.
Saat itu aku tidak terlalu peduli dengan kejahatan kecil disekitar hidup masyarakat, tetapi jika melihat beliau yang sedang bekerja keras diatas membuat rasa iba muncul dalam diriku, saat aku ingin mengambil tangga kayu itu ternyata tangga itu sudah hancur menjadi beberapa potong kayu yang sudah menjadi bongkahan kayu.
Jadi aku hanya bisa kembali kepadanya untuk memberitahu hal itu.
"Eh? perasaan aku menaruh tanggaku disekitar sini.."
Ternyata beliau telah menyadarinya sebelum aku memberitahukannya.
"Ah adik disana, apa kamu melihat tangga disini?." Dia memanggilku yang mendekat kearahnya.
"Maaf paman, saat aku melewati disini, ada seseorang yang mengambil tangganya, aku ingin membantu dan mengambilnya kembali, tetapi benda itu sudah sengaja dirusak." Jelasku.
"Tch orang orang itu, mengganggu pekerjaanku saja." Ketusnya.
"Tapi jika anda ingin menunggu sebentar lagi, aku mungkin bisa mencari pertolongan dan mengambil tangganya kembali."
"Apa tidak merepotkanmu? bukannya kau harus sekolah?."
"Benar juga....tetapi bagaimana bisa aku meninggalkan orang yang kesusahan dan sudah berbicara padaku, jika aku bisa melakukannya semampuku, kenapa tidak?."
"Kau baik sekali, maafkan aku merepotkanmu."
"Tidak perlu berterimakasih, saya hanya merasa kasihan saja."
"Baiklah, terserah mu saja."
"Kalau begitu tunggu sebentar-."
"Tidak perlu." Tanpa pikir panjang beliau langsung lompat keatas pagar dan langsung turun begitu saja dari atas yang jaraknya cukup tinggi."
"Bagaimana anda bisa melakukan itu? apa tidak sakit?." Ucapku terkejut.
"Hahaha, tidak perlu khawatir, aku sudah terbiasa dengan ini."
"Huhhh, jika begitu lebih baik aku tinggal saja."
"Namanya juga iseng, siapa namamu?."
"Kizuku Aoyama, panggil saja sesukamu."
"Kalau begitu Izuku."
"Tidak, jangan memanggilku seperti karakter hebat."
"Kupikir itu sudah bagus."
"Panggil saja Aoyama.*
"Baiklah...Oyama."
"Kenapa anda selalu menghilangkan huruf bagian pertama..." Aku tidak habis pikir dengan paman ini.
"Memangnya kenapa, biar terlihat keren."
"Terserah mu saja, aku ingin berangkat kesekolah."
"Tunggu dulu." Ucapnya memberhentikanku.
"Ada apa?."
"Saat kau pulang sekolah, silahkan mampir ke tempatku." Sambil memberikanku secarik kertas yang tertulis alamatnya.
"Ha? untuk apa?."
"Sudahlah mampir saja."
"Huhh baiklah."
Setelah itu aku pergi berangkat, dan berlanjut saat pulang dan mampir ke tempatnya yang dipenuhi tanaman tanaman hias yang terlihat sangat terawat, tempat ini sudah seperti sebuah Dojo.
Lalu dia menawarkan aku untuk berlatih bela diri begitu saja, aku tidak tahu mengapa dia melakukannya, tetapi aku sadar saat itu aku teringat Sakura dan tanpa pikir panjang aku menerima pelatihan tersebut, walau hanya 2 Minggu sekali dan berlangsung 6 jam, ilmunya kebanyakan berdasarkan teori, setelah itu langsung melakukan praktek, mungkin itu sangat membosankan.
Dan sekarang aku ingin pergi ke tempatnya lagi setelah sudah beberapa bulan aku tidak berlatih disana lagi karena sibuk.
Setelah aku belajar beberapa jam, aku pun ingin pergi tidur agar besok bisa langsung pergi ke tempatnya.
*Kriiingggg Kriiingggg!!
Baru saja aku beberapa detik memejamkan mataku dan hampir ingin melihat celah mimpi, tiba tiba ada yang meneleponku pada malam hari seperti ini, dan ternyata itu adalah Mai.
"Ada apa kamu meneleponku malam malam seperti ini?."
"Apa aku mengganggu kakak?."
"Tidak, aku hanya ingin tidur saja barusan."
"Owh begitu.."
"Hanya itu?."
"Ngapain aku menelepon kakak cuman ingin bertanya apa aku mengganggu."
"Lalu apa."
"Besok aku boleh kerumah kakak?."
"Ha? tentu saja boleh, tapi kenapa? biasanya kamu kesini hari Minggu."
"Mmm...aku hanya ingin mengganti suasana aja, agak bosan belajar di kamarku."
"Ah begitu, tidak apa apa, kesini saja.... Tapi aku ada urusan besok pagi."
"Urusan apa?."
"Besok aku ingin berlatih lagi di tempat guru Baki."
"Heeh...kenapa tiba tiba?."
"Aku sudah lama tidak bertemu dengan beliau, jadi sekalian."
"Yaudah kalau begitu, besok tinggalkan saja kuncinya."
"Ya..., aku ingin tidur...lelah sekali hari ini."
"Baiklah."
Dan aku mematikan teleponnya.
Saat aku berbaring diatas kasurku, tidak seperti sebelumnya aku langsung ingin tertidur pulas, sekarang justru aku memikirkan kenapa aku ingin kembali berlatih dengan guru Baki.
Mungkin karena kejadian tadi siang, aku merasa aku yang lemah ini tidak pantas untuk melindungi seseorang, memang karena dari awal aku berlatih, aku juga berniat untuk melindungi Sakura...tetapi sekarang pun aku tidak bisa apa apa, bahkan kekuatan seranganku beberapa sangat tidak memberi efek apa apa pada kedua pengawal berotot dan berbadan besar itu.
"Mungkin aku harus meminta guru mengajariku titik lemah seseorang."
Jika aku bisa melakukan bela diri tetapi kurangnya pengamatan yang tepat sama saja aku seperti orang lemah dihadapan para otot itu..
Saat memikirkannya aku pun perlahan kesadaranku sudah menghilang karena rasa lelah ini, tetapi pada akhir kesadaranku tertidur, rasanya aku melihat kejadian saat Yuuki dan Sakura saat itu secara bersamaan.
................
*Kriinngggg Kriiing-tap
"Halo kakak?."
"Hoooammm...ada apa?." aku yang menjawab telepon dari Mai dengan nyawa yang masih dikumpulkan.
"Aku nanti ingin membeli bahan makanan dulu, jadi mungkin aku akan kesana sekitar jam 9.."
"Begitu...baiklah, nanti aku taruh kuncinya ditempat biasa."
"Okey."
Dan Mai langsung mematikan teleponnya.
"...."
"...."
"Gawat...hampir saja aku tertidur kembali..."
Aku langsung bersiap siap untuk berlatih ditempat guru dan langsung pergi keluar..
Saat aku keluar dari rumahku, tak lupa aku untuk menaruh kunci rumah cadangan di kantung jendela kecil yang sengaja dibuat untuk menyimpan kunci, itu tidak terlalu terlihat karena warnanya membaur dengan warna dinding.
Saat sudah selesai aku pun langsung pergi dan sebentar melihat rumah Yuuki yang sepertinya mereka masih ada didalam, lalu lanjut berjalan.
"Aoyama?."
"..."
"Kenapa kau disini?."
"Ah tidak, aku kebetulan lewat sini jadi sekalian...kearah rumahmu..."
"Bagaimana bisa kau kebetulan lewat sini padahal rumahmu jauh dari sini..."
"..."
"Baiklah aku menyerah...aku hanya ingin kerumahmu." Dia yang telah menyerah mencari alasan lain lagi karena ingin ke rumahku.
"Huhh, sepertinya tidak bisa... sekarang aku ingin pergi."
"Kemana?."
"Melakukan sesuatu."
"Jadi untuk apa aku kesini..." Ekspresinya seperti gagal mendapatkan ikan dipancingnya.
"Kenapa kau tidak menghubungiku sebelumnya.."
"Namanya juga tiba tiba, bagaimana aku ingin memberitahukanmu."
"Kalau begitu coba lain kali, sekarang aku ingin pergi."
"Baiklah kalau begitu...aku ingin pulang saja."
Lalu dengan sangat murung dia pergi dengan tidak mendapatkan apa apa.
"( Apa guru keberatan jika mengajarkan satu orang lagi? menurutku Touya tidak terlalu buruk untuk bela diri..)"
"...."
"Touya... sepertinya kau bisa ikut denganku kesana."
"Hm?."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
al-del
sama ya ku juga kalau pergi gak pernah bawa kunci lebih baik ku simpan di tempat aman dari pada ilang lebih berabe
2023-03-20
0
Anita
kesalkan?
2023-03-20
0
Wong kam fung
wes tak tendamg
2023-03-16
0