Chapter 9

Sakura? sedang apa kau disini?."

"Ao?! t-tidak, aku.....aku ingin membeli kue disini."

"Aku juga ingin membeli kue untuk Mai."

"Eh? apa Mai sedang ada di rumahmu?."

"Ah tidak, justru aku ingin membelikan kue yang dia pesan, dan aku ingin mengunjunginya sekalian memberi obat untuk nenek."

"Apa nenekmu baik baik saja?." Wajahnya terlihat khawatir karena mendengar itu.

Karena dulu Sakura dengan Mai dan nenek cukup dekat, karena dia sering bermain dirumah nenekku sebelum aku tinggal berpisah.

"Yah...bisa dibilang baik baik saja."

"Syukurlah..."

"Kau ingin sekalian pergi kerumahnya?."

"T-Tidak perlu, aku merasa tidak enak jika bertemu mereka setelah pergi...tanpa kabar." Ucapnya dengan senyuman untuk menutupi kesedihannya.

"Tidak apa apa, lagipula kau juga ingin menemuinya kan?."

"Sejujurnya....aku memang sudah lama ingin bertemu dengan nenek, karena dulu aku menganggap nenekmu sudah seperti nenekku juga."

"Kalau begitu sekalian saja."

"Tapi.."

"Kalau dengan Mai itu urusan mudah, aku bisa memberitahukannya."

"Apa kamu yakin? ingin membawaku kerumah nenek?."

"Memangnya kenapa? tidak ada masalahnya jika kamu ingin bertemu dengan nenek, tapi kalau kamu sedang ada sesuatu juga tidak apa apa, lain kali saja."

"T-Tidak...baiklah kalau begitu aku...mau."

"Kalau begitu aku ingin membeli kue untuk Mai dulu, kau juga ingin membelinya kan?."

"Ah...ya, benar juga..."

Dan kami berdua pun masuk kedalam toko kue tersebut dan aku membeli kue manis stroberinya beberapa karena Sakura juga ingin datang, sekalian saja untuk cemilan disana.

Saat kita sudah selesai memilih kue kita masing masing, aku berpikir untuk membayarkan kue yang Sakura beli, tetapi dia menolaknya karena dia ingin membelinya untuk sebuah sesuatu, dia yang bersikeras untuk tetap membayarnya sendiri pun aku yang tidak bisa memaksanya lagi menyerah untuk membayarkan kuenya.

Lalu kami pergi dan lanjut berjalan ke stasiun untuk pergi kerumah nenek.

"Apa kue itu untuk Yuuki? kau terlihat ingin membelinya sendiri dengan uangmu, berarti kau ingin memberikan itu kepada seseorang."

"Y-Ya... sepertinya.."

"Sepertinya?."

"M-Maksudku sepertinya dia akan suka dengan kue ini...seperti itu.." Jelasnya dengan gelagapan.

"Ah begitu."

Memang dia adalah orang yang sangat baik, tidak heran jika dia sangat perhatian dengan orang yang dia sayangi, mau itu teman, keluarga...mungkin pacarnya yang akan bersamanya.

"Apa kau dan Yuuki juga sudah saling mengenal dari kecil?."

"Hm? tumben kamu bertanya tentang hal itu."

"Memangnya kenapa? aku hanya penasaran."

"Kupikir kamu sedikit marah dengan Yuuki karena mengambilku darimu." Ucapnya menjahiliku.

"Aku tidak berpikir seperti itu, lagipula aku sudah tidak berpikir tentang itu lagi.."

"Ahaha benar juga ya, kalau kamu bertanya tentang itu, karena keluarga kami dari turun temurun sudah melayani keluarga Yuuki, bahkan sudah seperti keluarga besar, jadi ayah Yuuki dengan ayahku juga kenalan dekat, dan aku sudah dikenali Yuuki oleh keluargaku saat aku berumur 4 tahun."

"Jadi sebelum kau mengenalku."

"Ya, aku sudah lebih lama berteman dengan Yuuki, dan saat aku sudah belajar banyak hal, aku memang sudah ditugaskan untuk menjadi pengawalnya, tetapi dia tidak ingin menganggap aku ini seorang pengawalnya, tetapi menganggap aku adalah seorang temannya." Ucapnya sambil tertawa kecil.

"Ah begitu."

"Itu saja?."

"Memangnya apa lagi?."

"Kukira kamu akan mengatakan 'Ah aku kalah darinya' atau yang lainnya?."

"Kenapa kau bisa berpikir aku mengatakan seperti itu?."

"Aku hanya membayangkannya saja, jika kamu yang dulu itu orang yang tidak ingin kalah dari yang lain jika berhubungan denganku." Sambil tertawa kecil.

"Dulu biarlah dulu, jangan kau samakan aku yang sekarang dengan yang dulu!."

"Hhe, sayang sekali ya." dengan nada bicara yang berbeda

"Apa maksudnya 'sayang sekali'?." dengan menyamakan nada bicara yang Sakura katakan.

"Tidak, tidak ada apa apa."

Setelah itu kami melanjutkan perjalanannya sambil mengobrol hal hal kecil tentang pentas seni dari festival budaya sekolah dan lainnya.

................

Akhirnya setelah sekitar 30 menit kita sudah sampai dirumah Mai, tetapi saat kita berdua ingin masuk Sakura menarik baju belakangku dengan perasaan gugup.

"Apa benar tidak apa apa?."

"Kenapa kau malah gugup saat kita sudah ada didepan rumahnya."

"B-Bukan begitu, maksudku..."

"Sudah kukatakan jangan khawatir tentang Mai, apa kau lupa sikapnya dia itu seperti apa."

"Maksudnya?."

"Huhh sekarang kita masuk saja, aku akan membantu menjelaskannya.."

"Ya.. baiklah kalau begitu.."

Aku pun memencet bel rumahnya dan tak lama kemudian suara Mai terdengar dari luar, lalu membuka pintunya tersebut.

"Kakak, kamu lama sekali sampainy-.....kak Sakura.."

"Mai, kebetulan aku bertemu dengan dia saat ingin membeli kue, Sakura juga sudah lama tidak bertemu kali-."

"Kenapa dia kesini.."

"Tunggu Mai, kamu tidak boleh berkata seperti itu-."

"Kenapa tiba tiba dia kesini, saat dia tiba tiba pergi begitu saja." Mai yang tidak bisa menahan emosinya, mengeluarkan kata katanya kepada Sakura, air matanya pun tidak bisa ditahan olehnya.

"Mai...aku..aku bisa menjelaskanny-."

"Aku tidak ingin tahu!!." Mai pun langsung berlari dan masuk ke kamarnya.

"Huhh anak itu."

"M-Maaf Ao, seharusnya aku tidak ikut denganmu kesini.." Dia yang ikut terbawa emosi pun matanya berkaca-kaca.

"Tidak, kau tidak salah, aku akan mengobrol dengannya terlebih dahulu, kau tenang saja."

"Tapi.."

"Lebih baik kita masuk dulu, kau bisa bertemu dengan nenek terlebih dahulu kan?."

"....Ya.."

Lalu kami berdua pun masuk dan bertemu dengan nenek yang sedang menyiapkan makan malam di dapur.

"Owhh Aoyama, kamu sudah datang...dan siapa di sampingmu?."

"Apa nenek sudah lupa dengan Sakura?."

"Sakura.... Sakura....Bukannya kamu teman Aoyama waktu kecil? ahh kamu sudah tumbuh besar menjadi gadis yang cantik, maaf ya nenek tidak tahu kalau itu kamu." Ucap nenek yang sangat senang bertemu dengan Sakura.

"N-Nenek..." Tidak bisa menahan rasa rindunya, Sakura langsung memeluk nenek dan menangis didepan mataku.

"Yosh yosh, kemana saja kamu? nenek sudah tidak bertemu kamu lagi, nenek kira kamu sudah tidak ingin berteman dengan Aoyama."

"T-Tidak! aku tidak berpikir seperti itu...maaf nek...maaf, aku tidak memberitahu nenek."

Sakura yang menangis sambil memeluk nenek yang selalu menjaganya juga waktu kecil, walaupun begitu, nenek sudah sangat baik dari dulu saat nenek tahu jika aku sudah mempunyai seorang teman, dan nenek sangat senang mendengar itu, karena aku tidak pernah mempunyai teman satupun, dan itu membuat nenek khawatir, maka dari itu saat nenek tahu Sakura adalah temanku, nenek selalu memperlakukannya seperti cucunya sendiri.

"( Kalau begitu aku harus berbicara kepada Mai dulu, biarkan saja dia dengan nenek bersama sebentar.)"

Aku pun meninggalkan mereka yang sedang melepas rindunya, untuk berbicara kepada Mai didalam kamarnya.

"Mai...aku masuk ya."

Tidak ada jawaban darinya sama sekali, aku pun pelan pelan membuka pintu kamarnya, dan melihat dia yang sedang mengurung diri menggunakan bantal.

"Mai..."

"Kenapa kakak membawa kak Sakura kesini.."

"Tentu saja dia juga ingin bertemu denganmu."

"Lalu kenapa dulu dia menghilang dan membuat kakak menjadi terpuruk selama beberapa hari.."

"Kalau itu..."

"Dia pergi bahkan tidak memberitahukannya padaku...bahkan kakak juga tidak tahu." Saat dia membuka bantalnya dan terlihat wajahnya yang sudah meneteskan air mata.

"Apa kamu tahu apa alasannya pergi tanpa memberitahu kita?."

"..."

"Sebenarnya dia juga tidak ingin pergi dan ingin ada disini, tetapi dia harus ikut tugas orang tuanya yang memaksakan dia harus pindah dari sini, jika kamu menyalahkan semuanya pada Sakura, dia pasti akan sedih mendengar hal tadi."

Mai yang sudah mengetahuinya merasakan bahwa dirinya bersalah atas hal itu, kembali menangis dan memelukku.

"Sebaiknya kamu perlu meminta maaf padanya, aku tahu kamu juga ingin bertemu dengannya kan?."

Setelah dia mengangguk kecil sambil menutupi mukanya di badanku, aku pun melepaskan pelukannya perlahan dan pergi keluar untuk memanggil Sakura.

Saat aku keluar, Sakura yang sudah tenang dengan nenek yang bersama sama sedang membuat makan malam.

"Sakura, aku sudah menenangkannya, Kamu bisa bicara dengannya."

"Benarkah?."

"Apa Mai sudah tahu jika Sakura datang?." Ucap nenek sambil memasak makanan.

"Y-Ya, tapi sepertinya dia tidak bisa jujur dalam hatinya." Jelasku.

"Sebaiknya kamu berbicara padanya, sebenarnya dia juga sudah lama ingin bertemu denganmu, karena kamu sudah seperti kakak perempuan baginya." Ucap nenek sambil menepuk pundak Sakura.

"Baiklah kalau begitu, aku akan berbicara padanya."

Setelah itu Sakura masuk kedalam kamar Mai untuk berbicara padanya.

Aku pun memilih membantu nenek memasak untuk makan malam kita.

"Sejak kapan Sakura kembali kesini?.*

"Kalau tidak salah saat pertengahan semester tahun ini, dia pindah ke sekolahku beberapa hari yang lalu."

"Benarkah? kenapa kamu tidak memberitahukan nenek tentangnya."

"A-Aku pikir bisa memberitahukannya nanti saat ada kesempatan seperti ini."

"Kamu ini, selalu saja tidak pernah berpikir untuk orang lain, sejak saat itu kamu selalu tidak pernah memikirkan orang lain kecuali nenek dan adikmu, selalu saja kamu menghindar, nenek menjadi khawatir walaupun sekarang kamu bisa mengatasinya."

"Maafkan aku, aku dulu memang bodoh, aku tidak pernah belajar dari apa yang aku lakukan, tetapi aku memang sudah seperti ini dari awal, bahkan aku sudah tidak ingin mempercayai orang lain lagi semenjak mereka berpisah."

"Aoyama...jangan terus menerus menyalahkan mereka, kamu pasti akan tahu nanti."

"...Ya.."

Saat makanan sudah matang dan aku sudah menyiapkan makanannya, tetapi mereka berdua sudah 1 jam lebih tidak keluar dari kamarnya.

"Mereka berdua lama sekali." Ucapku khawatir

"Tunggu saja sebentar lagi." Ucap nenek menenangkan.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka berdua keluar dari kamar Mai.

"Kenapa kalian lama seka-."

Tiba tiba aku terdiam, karena hanya dalam 1 jam, mereka menjadi sangat akrab seperti kembali ke waktu lalu, mereka berdua keluar sambil mengobrol dan tertawa, membuat sia sia rasa khawatirku.

"Huhh.... Mai, kau membuatku khawatir dari tadi."

"M-Maaf, aku minta maaf membuat kakak khawatir."

"Aku juga minta maaf sudah merepotkanmu." Ucap Sakura kepadaku.

"Jadi...kenapa kalian tiba tiba sudah sangat akrab seperti ini?."

"Sudah nenek bilang, Mai tidak membenci Sakura tetapi justru dia sangat merindukannya." Sela nenek sambil menaruh gelas ke meja.

Mai hanya tersipu malu karena itu, tetapi Sakura langsung memeluknya senang, karena Mai tidak berpikiran buruk tentangnya.

"Kalau begitu, kita langsung makan saja, aku sudah lama tidak mencoba masakan nenek." Ucapku sambil duduk dan mengambil piring.

"Ah aku juga, sudah sangat lama tidak makan masakan nenek."

"Hehe, kak Sakura pasti sangat merindukan masakan nenek juga kan?." Ucap Mai.

"B-Bagaimana Mai bisa tahu?!." Balas Sakura dengan menutupi wajahnya dengan piring."

"Kalau begitu makan sebanyak-banyaknya ya, jangan sungkan untuk tambah."

Lalu kami menikmati makanannya dan beristirahat sebentar disana dan pulang.

"Sakura, sudah jam segini, sebaiknya kita pulang."

"Ssttt jangan keras keras! Mai sedang tidur tahu!." Ucapnya sambil berbisik.

"O-Ohh maaf."

Setelah itu kami berpamitan dengan nenek untuk langsung pulang.

"Aoyama, jaga Sakura sampai kerumahnya ya."

"Iya, memang itu sudah wajar."

"Sakura, jika kamu ingin kesini lagi, jangan sungkan-sungkan, nanti nenek akan memasak makanan yang lain lagi."

"Terimakasih nek, aku berjanji akan kesini lagi."

"Kalau begitu, aku pergi dulu, jaga kesehatan nenek, jangan terlalu banyak bekerja."

"Iya iya, hati hati dijalan ya."

Dan kami pun pergi untuk pulang kerumah.

................

Setelah kita sudah turun dari stasiun, waktu sudah menunjukkan pukul 22.41, dan suasana memang sudah sangat sepi dan sunyi.

"Ao... Terimakasih sudah menemaniku kerumah nenek."

"Apa yang kau katakan, aku yang mengajakmu jadi aku yang harusnya berterimakasih."

"Tidak...aku sangat bersyukur pergi kesana."

"Kalau begitu syukurlah."

"Jadi..." Sakura berhenti didepan ku dan menghadap kearah wajahku.

"A-Ada apa?."

"Um...sebagai rasa terima kasihku....aku ingin kamu...menerima ini." Tangannya menjulurkan sebuah kantong kue yang dia beli di toko kue tadi.

"Ini..."

"S-Sebenarnya aku membeli kue untukmu atas bantuan yang kamu berikan selama ini, dan juga a-anggap saja sebagai hadiah dariku."

"Kalau begitu terima kasih, apa boleh aku mencobanya?."

"J-Jangan! dirumah saja, karena ini bukan kue buatan rumah, jadi rasanya pasti enak! ya kan? ya kan?." Ucapnya dengan gugup dan wajahnya memerah.

"Baiklah jika begitu, sebaiknya kita harus bergegas pulang."

"benar juga, Yuuki pasti sudah menungguku."

................

Setelah itu kami sampai dirumah masing masing dan pulang setelah saling berpamitan.

"Yuuki, maaf apa aku mengganggumu?." Sakura mengetuk pintu kamar Shiraishi.

"Ya, masuk saja."

Sakura pun masuk dan membawa sebuah kue yang dia beli di toko kue tadi, untuk diberikan kepadanya.

"Wahh, kamu tahu saja jika aku sedang butuh makanan pemulihan setelah belajar." Ucap Shiraishi yang membuka kotak kue tersebut.

"Ini sebagai rasa terima kasihku karena Yuuki sudah banyak menolongku, bahkan memberiku tempat tinggal bersama."

"Kamu ini... sudah aku katakan jika jangan mempermasalahkan hal ini lagi, justru aku sangat senang jika kamu ingin tinggal bersamaku disini."

"Ya...kamu memang sangat baik."

"Enak!! enak sekali kue ini!!."

"Benarkah? kalau begitu syukurlah."

"Ahh Sakura..kamu memang yang terbaik!." Ucap Shiraishi sambil melompat dan memeluknya.

"T-Tunggu Yuuki!! jangan mendorongku!!."

................

"Huhh lelah sekali...aku ingin berendam air hangat.."

Aku pun langsung mandi dan berencana ingin membaca novel sebentar sebelum tidur, tetapi perhatianku langsung tertuju pada kotak kue yang diberikan Sakura.

"Benar juga, aku belum memakan makanan penutup." Ucapku sambil mengambil kue itu dan memakannya.

"Rasa blue mint.... ternyata dia masih mengingat rasa kesukaanku..."

Aku pun memakan kue itu sambil membaca novel, hingga tidak terasa bahwa sudah 2 jam aku seperti ini, dan aku pun langsung beranjak pergi ke tempat tidur untuk tidur.

"Kurasa Mai tidak sepenuhnya membencinya... aku bisa tenang." Gumamku sambil berbaring di tempat tidur.

Walau ada beberapa hal yang memang tidak akan bisa di ubah, mungkin itu adalah perasaan seseorang, karena mereka hanya akan berubah perlahan dari dalam diri seseorang, kita tidak bisa mengubahnya tetapi kita hanya bisa membantunya agar bisa merubahnya, memang sesuatu hal yang sulit untuk di jelaskan secara logika tetapi bisa dimengerti secara perasaan.

Itulah sebuah kekuatan dalam perasaan.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

maka tunggu apa lagi temui sekarang, selagi ada kesempatan..

2023-03-20

0

Novex

Novex

The Power Of Nenek🔥

2023-03-20

1

Anita

Anita

Oh Nenek, Aku merindukan mu 🥲

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Bonus Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Episode 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Episode 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Episode 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Bonus Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Chapter 175
176 Chapter 176
177 Chapter 177
178 Chapter 178
179 Chapter 179
180 Chapter 180
181 Chapter 181
182 Chapter 182
183 Chapter 183
184 Chapter 184
185 Chapter 185
186 Chapter 186
187 Chapter 187
188 Chapter 188
189 Chapter 189
190 Chapter 190
191 Chapter 191
192 Chapter 192
193 Chapter 193
194 Chapter 194
195 Chapter 195
196 Chapter 196
197 Chapter 197
198 Chapter 198
199 Chapter 199
200 Chapter 200
201 Chapter 201
202 Chapter 202
203 Chapter 203
204 Chapter 204
205 Chapter 205 : Ending
Episodes

Updated 205 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Bonus Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Episode 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Episode 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Episode 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Bonus Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Chapter 175
176
Chapter 176
177
Chapter 177
178
Chapter 178
179
Chapter 179
180
Chapter 180
181
Chapter 181
182
Chapter 182
183
Chapter 183
184
Chapter 184
185
Chapter 185
186
Chapter 186
187
Chapter 187
188
Chapter 188
189
Chapter 189
190
Chapter 190
191
Chapter 191
192
Chapter 192
193
Chapter 193
194
Chapter 194
195
Chapter 195
196
Chapter 196
197
Chapter 197
198
Chapter 198
199
Chapter 199
200
Chapter 200
201
Chapter 201
202
Chapter 202
203
Chapter 203
204
Chapter 204
205
Chapter 205 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!