Arsyila membuka matanya perlahan-lahan, sejurus kemudian sinar matahari pagi dari jendela kamar langsung menyerpa matanya sehingga membuat mata Arsyila sedikit silau.
Arsyila menyipitkan matanya, dan sesaat kemudian dia pun tersadar bahwa hari sudah pagi dan dia sama sekali belum sholat subuh. Asryila beristighfar didalam hatinya seraya berusaha menggerakkan tubuhnya yang masih terasa berat.
Baru saja selangkah Arsyila berjalan, tiba-tiba tubuhnya kembali roboh. Arsyila rasa keadaannya belum membaik, kepalanya masih sakit karena itu Arsyila memutuskan untuk kembali ketempat tidur dan membaringkan badannya disana.
Sambil memijit-mijit kepalanya Arsyila kembali mengingat kejadian tadi malam. Bagaimana ia merasa sakit kepala luar biasa dan kemudian dia berusaha membangunkan Raihan agar lekaki itu mau membantu mencarikan obat untuk dirinya. Tapi, Raihan sama sekali tidak memperdulikannya bahkan ia malah mendorong tubuh Arsyila hingga Arsyila jatuh terduduk di lantai. Jika mengingat itu semua, sungguh membuat hati Arsyila hancur.
Setelah itu, Arsyila hendak kebawah menjumpai bik Ani, dan meminta bantuan kepada beliau. Namun, saat didepan pintu, Arsyila merasa semakin tidak kuat untuk berjalan dan akhirnya ia tumbang.
Arsyila yakin ia pasti jatuh pingsan didepan pintu kamar. Tapi, saat ini Arsyila sudah berbaring diatas tempat tidurnya Raihan.
Arsyila langsung tersentak karena baru menyadari bahwa dirinya kini berada diatas tempat tidurnya Raihan. Bagaimana bisa dia ada diatas tempat tidurnya Raihan? Siapakah yang sudah mengangkat tubuhnya dan membaringkannya disini? Apa mungkin Raihan?
Arsyila lantas menggelengkan kepalanya tanda tidak yakin dengan pikirannya sendiri.
'Tidak mungkin Bang Raihan!' Batin Arsyila.
Beberapa saat kemudian, mata Arsyila menoleh ke meja kecil yang ada didepannya. Diatas meja tersebut sudah ada mapan berisi makanan, minuman dan juga obat.
Karena penasaran, Arsyila berjalan pelan mendekati meja tersebut.
"Siapa yang meletakkan makanan disini ya? Dan ini.." Arsyila meraih beberapa macam obat dan juga vitamin. Lalu senyumannya sedikit mengembang saat mengetahui bahwa itu obat yang dia butuhkan tadi malam. Apakah Raihan yang menyediakan semua ini? Batin Arsyila kembali bertanya-tanya
"Non Arsyila, sudah sadar ya?" Tiba-tiba suara sapaan dari Bik Ani mengagetkan Arsyila.
Bik Ani masuk ke kemar lalu mendekati Arsyila yang masih berdiri dengan posisi yang tidak sempurna.
"Non kalau belum kuat jangan banyak bergerak dulu. Biar bibik aja yang ambil makanannya ya." Ujar Bik Ani kemudian menuntun Arsyila kembali duduk ditempat tidur.
"Makasih Bik" Ucap Arsyila setelah sampai ditempat tidurnya.
"Bik, makanan ini... Bik Ani yang siapkan?" Tanya Arsyila.
"Oh, Iya.. Itu bibik yang siapkan." Jawab Bik Ani seraya mengambil mapan yang berisi makanan tersebut.
"Non sarapan dulu ya, setelah itu baru minum obatnya." Lanjut Bik Ani lagi.
Arsyila hanya mengangguk. Dalam hati ia bergumam.
'Ternyata ini semua Bik Ani yang menyiapkan, bukan suaminya.'
Arsyila lalu tersenyum kecut karena sempat berpikiran bahwa Raihan yang menyiapkan itu semua untuknya.
'Arsyila.. Sadar, Suamimu tidak peduli tehadapmu. Dan Mungkin juga yang memindahkan kamu ke tempat tidur saat pingsan juga Bik Ani. Bukan Raihan!' Bisik hati kecil Arsyila yang seakan menyadarkan dirinya.
"Bik, Bang Raihan sudah berangkat kerja ya?" Tanya Arsyila ke Bik Ani yang tengah membereskan kamar Mereka yang agak berantakan.
"Lah, Non Arsyila tidak tahu ya? Tuan Raihan subuh tadi sudah berangkat ke bandara Non. Katanya ada tugas dinas keluar kota." Jelas Bik Ani.
Arsyila merasa kaget dengan jawaban Bik Ani barusan.
"Saya gak tahu Bik, Bang Raihan gak ngasih tau saya kalau mau berangkat." Jawab Arsyila dengan wajah yang sedih.
"Sabar ya Non. Bibik paham apa yang Non rasakan saat ini. Oya, Lebih baik sekarang Non Arsyila sarapan dulu, habis itu minum obat dan kembali istirahat ya biar cepat pulih kembali." Ucap Bik Ani seraya mengelus punggung Arsyila dengan lembut. Arsyila hanya menganggukkan kepalanya.
***
Sudah 3 hari kepergian Raihan, kepergiannya keluar kota tanpa pamit dan juga tidak mengabari Arsyila sampai detik ini.
Ada beberapa kali Arsyila mencoba Menghubungi Raihan, namun telepon darinya tidak sekalipun diangkat oleh Raihan, begitu juga pesan Whatsapp yang Arsyila kirim pun tidak kunjung dibacanya. Sehingga membuat hati Arsyila semakin ngilu. Disaat dirinya sakit, Raihan malah pergi tanpa berkata apapun. Yang padahal Arsyila sangat berharap sedikit saja Raihan memberi perhatian kepadanya, ataupun setidaknya bertanya bagaimana keadaannya. Namun, itu semua mustahil sekali bagi Arsyila untuk didapatinya dari Raihan.
Keadaan Arsyila berangsur membaik dan hari ini ia sudah bisa berjalan keluar kamarnya. Saat di ruang keluarga, Arsyila yang tengah menonton TV tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran Raina yang langsung duduk disampingnya.
Arsyila menoleh bingung ke Raina yang sudah memasang senyum manis saat menatapnya. Dengan sedikit ragu, Arsyila lalu membalas senyuman dari Raina.
"Kak Arsyila.. Kakak sudah sehat ya?" Tanya Raina dengan ramah, yang tidak seperti biasanya yang selalu ketus saat berbicara dengan Arsyila.
"Alhamdulillah, sudah berangsur membaik, Raina." Jawab Arsyila dengan tersenyum tipis.
"Syukurlah.. Kalau sudah sehat.. Jadi, sudah bisalah ya melihat sebuah kenyataan pahit yang seharusnya kakak lihat.." Kata Raina yang langsung merubah bentuk senyumannya itu menjadi sebuah senyuman yang sinis.
"Maksud kamu?" Arsyila mengerutkan keningnya tanda bingung dengan perkataan Raina barusan.
"Kasihan banget kak Arsyila.. Kakak sudah ditinggalin Bang Raihan tanpa kabar, terus dibohongi juga lagi, hahaha.." Ucap Raina setelah itu tertawa terbahak-bahak.
Arsyila tersentak. Ia tidak berhenti mengucap didalam hatinya. Ternyata Raina lebih kurang juga seperti Raihan, paling pandai berakting dan berpura-pura baik tapi setelah itu kembali menampakkan sifat aslinya.
"Kak Arsyila terlalu lugu, atau.. bodoh? Hihihi..." Katanya dengan terkekeh menertawakan Arsyila.
"Ini lihat... Bang Raihan sebenarnya pergi keluar kota bukan urusan kerja, tapi pergi liburan dengan kak Sindy.. Lihat.. lihat statusnya kak Sindy.. Mereka lagi dimana coba? Di pantai kak, sepertinya pantai Bali ini. Wah.. Romantisnya mereka itu.. Lihat kak... Hahaha..." Kata Raina seraya memperlihatkan sebuah gambar dari Hpnya ke Arsyila.
Arsyila melihat gambar yang ditunjukkan oleh Raina itu. Dan, memang benar.. Arsyila melihat Raihan dan Sindy sedang berpose mesra disebuah pantai.
Sungguh hatinya terasa amat perih. Badannya yang mulai membaik tadi kini terasa panas dingin dengan butiran air mata yang sudah tertahan dipelupuk matanya. Sungguh miris... Disaat dirinya sakit, suaminya malah bersenang-senang peegi dengan wanita lain. Arsyila benar-benar mulai merasa tidak tahan dengan ini semua.
"Kasihan ya Kak Arsyila, sekalipun tidak pernah diajak bang Raihan jalan-jalan. Padahal kak Arsyila kan istrinya, Istri yang tidak dianggap, hahahaha..." Raina terus-terusan memanas-manasin Arsyila dengan kata-katanya yang pedas. Setelah itu, Rainapun pergi meninggalkan Arsyila yang beruraian air mata.
Beberapa saat kemudian, Arsyila yang benar-benar tidak tahan lagi dengan pernikahannya ini, langsung terpikir untuk menghubungi nomor Ayahnya. Arsyila merasa pertahanannya mulai goyah. Hatinya sudah tidak sanggup lagi menahannya. Arsyila seakan menyerah dengan kenyataan pahit yang ia tahan selama ini.
Tapi, ketika jarinya baru saja hendak menekan tombol memanggil ke nomor Ayahnya. Tiba-tiba Sebuah panggilan masuk ke Handphonenya. Arsyila langsung mengangkat telepon tersebut.
"Kak Arsy.. Ayah tidak sadarkan diri kak.. Cepat kak Arsy kesini.." Ternyata Ardan yang menelpon.
"Apaa??" Arsyila menjerit dan tanpa dikomando Arsyila langsung bergegas keluar dari rumahnya.
.
.
.
Bersambung..
Terus dukung novel ini dengan like dan komentnya ya.. Terimaksih..😊🙏🏻
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Dewi Dama
murah bangat si Asylaa...tinggalin aja suami yg hati nya binatang...
2023-05-05
1
Kod Driyah
sdh tinggljan Raehan buat apa di pertahankan
2023-03-02
1
Yani
tinggalin Raihan arsy buar nyesel jangan balik lg
2022-08-23
1