Setelah keluar dari kamar mandi, Raihan yang sudah berganti pakaian lalu berjalan menuju tempat tidurnya. Disana sudah ada Arsyila yang pura-pura tidur dengan membelakangi Raihan. Ia sengaja berpura-pura tidur karena ia sungguh merasa tidak tahan jika harus berhadapan dengan suaminya dalam keadaan mata yang sembab karena menangis.
"Woi, Arsyila.." Raihan memanggil Arsyila dengan suara yang lantang.
"Jangan berpura-pura. Aku tahu kamu belum tidur.." Ucap Raihan yang mulai marah.
Arsyila membuka matanya dan kemudian menghapus air mata yang sudah mengalir deras sedari tadi. Setelah itu barulah ia membalikkan badannya kearah Raihan yang sudah berdiri tegap dengan kedua tangannya di pinggang.
"Iya, Maaf Bang.. Bang Raihan baru pulang ya.." Kata Asryila.
"Siapa suruh kamu tidur di sana?" Tanya Raihan dengan mata yang melotot.
"Ee.. Jadi.. Maksudnya, gimana bang?" Arsyila bertanya bingung.
"Ambil bantal mu dan tidur di sofa!" Perintah Raihan dengan tegas.
Arsyila terdiam. Kedua bola matanya Menatap sendu kearah Raihan yang sudah memalingkan pandangannya dari Arsyila. Dan dengan langkah yang gontai akhirnya Arsyila bergerak menuju sofa.
Setelah Arsyila beranjak dari sana, Maka Raihan langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang empuk tersebut dengan sedikitpun tidak mempedulikan nasib istrinya yang harus tidur di sofa yang tidak begitu besar itu.
Arsyila melihat suaminya itu dari kejauhan. Raihan terlihat sedang tengah asyik mengetik sesuatu dari hpnya sambil sesekali tersenyum dan tertawa kecil. Melihat pemandangan itu benar-benar membuat luka dihati Arsyila semakin dalam..
***
"Bang, Arsyila boleh minta izin keluar rumah?" Pagi setelah Raihan selesai mandi, Arsyila memberanikan diri untuk bertanya kepada suaminya itu.
Raihan memandang sebentar kearah Arsyila dengan pandangan sinisnya dan tanpa menjawab pertanyaan Arsyila kemudian ia berjalan menuju meja kerjanya.
"Maaf Bang, Kalau seandainya bang Raihan tidak mengizinkan saya untuk keluar. Saya tidak akan keluar kok Bang. Sebenarnya... Rencananya, saya mau kerumah ayah.." Kata Arsyila dengan suara yang sangat pelan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu hati-hati. Arsyila begitu takut jika dari kata-katanya barusan akan membuat Raihan marah.
"Kamu.. Mau kemana pun, I don't care.." Katanya dengan dingin dan lagi-lagi tanpa melihat Arsyila.
"Maaf bang.. Jadi, bolehkan Arsyila kerumah ayah hari ini?" Tanya Arsyila lagi karena belum puas dengan jawab Raihan barusan.
"Kamu bodoh, tolol atau apa ha? Aku sudah bilang aku tidak peduli dengan hidup kamu. Mau kemana pun kamu pergi, tidak perlu meminta izin saya" Kata Raihan setelah itu langsung keluar dari kamar meninggalkan Arsyila yang terpaku diam disana.
***
Setelah Raihan berangkat kerja, Arsyila pamit ke ibu mertuanya untuk pergi menemui Ayahnya. Meskipun baru 3 hari ia tinggal dirumah suaminya ini, Arsyila sudah merasa rindu saja tethadap ayahnya dan juga Ardan, adiknya. Maka dari itu ia memutuskan hari ini untuk pergi mengunjungi ayahnya.
Sesampainya disana, Arsyila mendapati rumahnya terlihat sepi tanpa ada aktivitas yang biasa dilakukan Ayah Arsyila di pagi hari. Biasanya pagi hari Ayah Arsyila sudah Stay didepan rumah untuk sekedar menyapu halaman ataupun hal-hal lainnya.
Tapi, Kali ini rumah Arsyila tampak masih tertutup rapat. Apakah Ayah masih tidur? Pikir Arsyila didalam hatinya.
Arsyila mengucap salam beberapa kali. Namun belum ada jawaban, Tiba-tiba pikiran aneh mulai merasuki dirinya. Arsyila lalu mencoba menghubungi nomor Ayahnya. Tapi, tidak aktif. Kemudian menghubungi nomor Ardan, adiknya. Namun, tidak diangkat. Hati Arsyila semakin gelisah.
"Kak Arsy? Kapan sampai kak?" Tiba-tiba dari belakang Ardan muncul.
"Ardan, kamu dari mana?" Tanya Arsyila.
"Ini dari beli sarapan untuk ayah"
"Ayah ada di rumah ya? Tapi, kok ngak ada respon kak panggil sejak tadi?" Tanya Arsyila bingung.
"Ee... itu kak.. maaf Ardan ngak kasih tau kakak. Ayah lagi sakit kak" Kata Ardan merasa bersalah karena tidak memberitahu Arsyila.
"Apa? Ayah sakit? Sakit apa?" Tanya Arsyila bertubi-tubi.
Tanpa menunggu jawaban Ardan, Arsyila langsung bergegas masuk kedalam rumahnya.
"Ayah.. Ayah sakit apa?" Arsyila melihat ayahnya terbaring lemah diatas tempat tidurnya yang membuat Arsyila tidak tahan untuk tidak menangis.
"Cuman kelelahan aja Arsy.." Jawab Ayahnya dengan suara yang terdengar serak dan lemah.
"Ardan, kenapa ngak kasih tau kakak kalo Ayah sakit?" Pandangan Arsyila kinu beralih ke Ardan dan memarahi adeknya itu.
"Kamu jangan salahkan Ardan, Arsy.. Ayah yang melarang dia untuk tidak memberitahu kamu." Ucap Ayah Arsyila dengan suara yang pelan.
"Tapi, kenapa Yah? Kenapa ngak kasih tau Arsy? Arsy inikan anak ayah." Protes Arsyila.
"Ayah ngak mau membuat kamu risau dan merepotkan kamu. Kamu baru saja menikah tidak mungkinlah Ayah membebani kamu dihari bahagia kamu dengan sakit ayah yang mendadak ini." Katanya.
"Ayah jangan bicara seperti itu. Siapa bilang ayah beban bagi Arsyila."
"Kita ke klinik yuk Yah, Biar Arsy antar" Lanjut Arsyila lagi.
"Tidak usah Arsy, Ayah cuman sakit demam biasa aja kok. Ini sudah dibelikan Ardan obatnya. Nanti pasti baik sendiri" Tolak Ayahnya.
"Ayah yakin Ngak mau periksa kedokter?" Tanya Arsyila. Ayah Arsyila hanya mengangguk.
"Oiya, kamu datang sendiri saja? Suami kamu mana ? " Tanya Ayah Arsyila.
Arsyila tersentak mendengar pertanyaan Ayahnya barusan.
"Ee.. Bang Raihan lagi kerja Yah, Ada kerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan. Makanya dia ngak bisa antarin Arsy kesini" Jawab Arsyila sambil menunduk. Tidak berani ia menatap mata ayahnya itu.
"Arsy, Kenapa mata kamu terlihat agak sembab Nak?" Tanya ayahnya yang mungkin baru menyadari mata Arsyila yang agak membengkak.
"Oh, ini.. kurang tidur aja mungkin yah." Ucap Arsyila merasa tidak enak hati karena telah membohongi ayahnya. Karena tidak mungkin disaat seperti ini dia menceritakan semua perlakuan suaminya terhadap dirinya kepada ayahnya yang sedang terbaring lemah ini? Tidak mungkin. Ayahnya pasti akan semakin down. Asryila tidak mau membuat ayah semakin sakit jika ia mengetahui apa yang sebenarnya yang terjadi dalam pernikahannya.
"Arsy..Saat ini kamu sudah menjadi seorang istri. Ayah cuman berharap kamu bisa menjadi istri yang sholeha bagi suami mu, Raihan." Kata Ayah Arsyila yang entah kenapa perkataan itu yang terlontar dari mulutnya.
"Raihan lelaki yang baik. Ayah merasa lega kamu bisa menikah dengan lelaki yang sholeh seperti Raihan. Ia pasti bisa membimbing kamu ke jalan yang baik Arsy.. Semoga kalian selalu bahagia ya.." Ujar Ayah Arsyila sambil tersenyum manis.
Arsyila hanya bisa menelan Saliva nya mendengar perkataan Ayahnya barusan.
'Andai saja Ayah tahu.... Lelaki yang ayah anggap baik dan sholeh itu.. sudah menggoreskan luka dihatiku ini, dimalam pernikahan kami...' Arsyila membatin..
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Vivi Bidadari
Jika kamu mau bertahan dgn pernikahan ini Arsy maka kamu harus kuat jgn pernah menangis buat Raihan jatuh cinta sama kamu... tapi jika sanggup maka pergi lah 😍
2022-09-05
2
Mailiyana
Baik kak..
2022-07-21
1
rasmin rasmin
Up lagi thor ♥️🌹💪🙏
2022-07-21
1