SEBUAH TUDUHAN

Jarum jam telah menunjukkan pukul 23.00 wib. Arsyila yang sudah mandi dan berganti pakaian kini duduk di tepi ranjang yang telah dihias begitu cantik dan elegan. Ia sedang menunggu kedatangan Raihan yang tidak tahu keberadaannya dimana saat ini.

Ingin rasanya Arsyila keluar kamar dan mencari Raihan. Tapi, mau cari kemana? Arsyila yang baru pertama kali menginjakkan kaki dirumah ini tentu tidak hafal dengan seluk beluk rumah besar tersebut.

Apa yang harus ia lakukan? Menghubunginya? Bahkan nomor Hp suaminya sendiri saja ia tidak tahu.

Sebenarnya Arsyila merasa lelah dan sangat mengantuk sekali. Ingin rasanya ia membaringkan tubuhnya ke kasur yang empuk itu tapi diurungkannya niat tersebut. Rasa gelisah kembali menguasai dirinya. Apalagi saat teringat perlakuan suaminya tadi.

Arsyila sungguh tidak pernah membayangkan akan seperti ini jadinya. Padahal didalam pikirannya sudah terbayang nantiknya ia akan menikah dengan seorang lelaki sholeh yang mengerti agama. Seperti yang ayahnya ceritakan kepada dirinya waktu itu.

Menikah dengan lelaki sholeh adalah impian setiap wanita, termasuk Arsyila. Sejak dulu ia mendambakan lelaki yang akan jadi imamnya adalah lelaki yang bisa membimbingnya ke jalan kebajikan.

Arsyila memang tidak mengenal Raihan. Tidak mengenal kepribadiannya dan pemahamannya tentang agama bagaimana. Tapi, Ayah Arsyila lah yang memberi keyakinan kepada Arsyila bahwa Raihan adalah sosok lelaki sholeh yang sepadan dengan dirinya.

Sebelum ijab kabul tadi, Raihan bersikap sangat manis dihadapannya. Sampai setelah selesai ijab kabul dan mereka duduk diatas pelaminan pun Arsyila selalu menangkap hal positif dari diri Raihan. Meskipun mereka belum banyak berbicara karena belum diberi ruang dan kesempatan yang lebih tapi Arsyila bisa merasakan saat itu bahwa Raihan adalah lelaki yang baik.

Namun, semua harapan dan perasaannya itu menjadi hilang seketika melihat perubahan drastis yang terjadi pada diri Raihan ketika mereka sudah berada didalam kamar. Sikap manisnya berubah menjadi sikap yang arogan. Dan wajahnya itu ketika menatap Arsyila seperti diselimuti dengan rasa benci yang mendalam.

Karena Mengingat itu semua kembali membuat hati Arsyila menjadi ngilu.

Beberapa saat kemudian, untuk mengusir kegelisahan dihatinya, Arsyila lalu menuju kekamar mandi dan mengambil air wudhu. Ia ingin menunaikan sholat witir 3 rakaat sebelum tidur. Kebiasaan yang hampir setiap hari ia lakukan sebelum tidur.

'Ya.. Allah Yang Maha Membolak Balikkan Hati Manusia. Hanya kepada Mu lah aku berserah diri. Dengan penuh rasa harap dan kerendahan hati HambaMu ini memohon kepada Mu Ya Rabb.. Agar Engkau melunakkan hati lelaki yang baru saja menjadi suami Hamba. Engkau ridhoi pernikahan ini, dan jadikan lah kami sepasang suami istri yang bisa saling menyayangi, saling melengkapi dan saling mengasihi..'

Sebuah Doa penuh harapan yang Arsyila ucapkan setelah selesai melaksanakan sholat witirnya.

Tepat pukul 00.00 wib, Pintu kamar Arsyila terbuka. Arsyila yang masih duduk disajadahnya lantas menoleh ke ambang pintu masuk.

Betapa kagetnya ia ketika mendapati suaminya berada didepan pintu dengan badannya yang sempoyongan.

Arsyila langsung berdiri dan menghampiri Raihan. Ia bermaksud untuk meraih tubuh Raihan yang hampir jatuh karena berjalan dengan tidak tentu arah.

Akan tetapi, Naas bagi Arsyila.. niat baik ingin membantu malah tubuhnya Didorong dengan keras oleh suaminya itu. Arsyila terjatuh, terduduk dilantai.

"PEREMPUAN SIALAN, BERANINYA KAMU MENYENTUH AKU..!!" Suara menggelegar keluar dari mulutnya Raihan. Dan dari mulutnya Arsyila juga mencium aroma yang sangat menyengat.

Apa ini? Apakah suaminya itu habis minum alkohol dan sekarang sedang mabuk? Arsyila bertanya dalam hatinya.

"Bang Raihan.. mabuk..?" Ucap Arsyila dengan suara yang pelan. Ia perhatikan baik-baik gelagat suaminya yang memang seperti orang mabuk.

"APA KAMU BILANG?? HAH..!!" Lagi-lagi Raihan membentak Arsyila dan menatapnya dengan pandangan tajam yang seakan - akan hendak menerkamnya.

Arsyila yang sudah berdiri lantas mundur beberapa langkah ke belakang menjauhi Raihan. Perasaan takut mulai menjalari dirinya. Bagaimana ia tidak takut, Saat ini dia sedang berhadapan dengan orang yang mabuk dan otomatis pasti kehilangan akal sehat nya sehingga bisa saja berbuat sesuatu yang buruk terhadap dirinya.

Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia berlari keluar kamar dan mintak bantuan ke orang tuanya Raihan?

"KAMU TAU TIDAK UNTUK APA AKU MENIKAHI KAMU ?" Tiba-tiba Raihan bertanya seperti itu. Ia berbicara sambil menunjuk-nunjuk ke wajah Arsyila.

Raihan berjalan semakin mendekati Arsyila. Arsyila yang merasa takut, mencoba menghindar dengan berjalan mundur menjauhinya.

"TAU TIDAK???" Bentaknya lagi yang kini sambil menendang sebuah kursi yang ada disampingnya.

Arsyila kaget setengah mati. Seluruh badannya kini bergetar hebat karena menahan rasa takut.

"JAWAB!!!" Bentaknya lagi.

"Tidak..Tidak.. Saya tidak Tahu..." Jawab Arsyila sambil menahan tangisannya yang mulai pecah.

Arsyila menundukkan kepalanya. Tidak berani ia menatap mata merah dan tajam milik suaminya itu. Tatapan itu sungguh mengerikan baginya.

"KAMU MAU TAU YANG SEBENARNYA??" Ucapnya lagi dengan suara yang parau.

"LIHAT KESINI!!' Katanya dengan marah karena Arsyila yang tidak memandangnya.

Dengan takut-takut Arsyila mengangkat kepalanya dan melihat Raihan yang kini hanya berjarak beberapa senti dihadapannya.

"Kamu tahu tidak, Ayah mu itu adalah seorang pembunuh...PEM-BU-NUH..!?!!" Katanya dengan tersenyum gentir.

Arsyila tersentak kaget mendengar ucapan Raihan barusan. Ucapan yang membawa nama Ayahnya. Apa maksudunya dengan mengatakan ayahnya seorang pembunuh?

"Jadi, wajar kan kalau aku memperlakukan anaknya seorang pembunuh dengan perlakuan buruk?"

"WAJAR KAN???" Tanya lagi. Arsyila tidak menjawab pertanyaan Raihan yang tidak masuk akal itu. Ia yakin Raihan pasti berada dalam pengaruh alkohol yang membuat omongannya menjadi ngelantur.

"Hahahaha...Dasar Pem-Bu-Nuh..!!" Ucap Raihan sambil tertawa terbahak-bahak dan setelah itu tubuhnya kembali oyong dan akhirnya ia tumbang dihadapan Arsyila.

***

Adzan subuh berkumandang dengan merdunya dari Sebuah Mesjid yang terletak tidak begitu jauh dari kediaman Rumah Raihan.

Arsyila terbangun dari tidurnya lalu ia membuka matanya perlahan - lahan dan seketika itu juga ia memandangi sekelilingnya dan mencoba memulihkan ingatannya yang belum stabil.

Lalu ia teringat akan kejadian malam tadi. Dimana Raihan, suaminya itu pulang dalam keadaan mabuk dan sempat mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal sebelum akhirnya ia jatuh pingsan dihadapan Arsyila.

Melihat Raihan jatuh pingsan saat itu, Arsyila lantas meraih tubuh Raihan dan dengan kekuatan penuh ia menarik tubuh Raihan dan meletakkan nya di atas tempat tidur.

Sebenarnya Arsyila ingin memberitahu orang tuanya Raihan, tapi.. diurungkan niatnya karena ia tidak mau orang tua Raihan tahu bahwa Raihan sedang mabuk. Pasti mereka bertanya-tanya apa yang terjadi pada Raihan? Lagi-lagi Arsyila tidak sanggup melihat kegelisahan hati mertuanya nantiknya yang otomatis pasti akan memberitahu ayahnya juga.

Kemudian Arsyila bangkit dan duduk diatas tempat tidurnya. Ia melihat disebelah kirinya dan mendapati Raihan yang sedang tertidur pulas.

Agak lama ia memandangi wajah tampan suaminya itu. Meskipun Raihan sudah bersikap kasar terhadap dirinya malam tadi, entah kenapa melihat dirinya terlelap seperti itu membuat perasaan Arsyila agak lain. Yang membuat dirinya ingin selalu menjaga aib suaminya itu.

Arsyila berniat akan membangunkan Raihan untuk sholat subuh bersama-sama. Lalu dengan suara pelan ia berusaha membangunkan Raihan.

"Bang, Bang.. Raihan.. Bangun.. Kita sholat subuh dulu yuk.." Ucap Arsyila seraya memegang pundaknya Raihan. Tapi, sedikitpun Raihan tidak merespon ajakan Arsyila. Ia masih tidur dengan lelapnya.

Beberapa kali Arsyila mencoba untuk membangunkan Raihan lagi. Tapi tetap suaminya itu sedikitpun tidak menghiraukan Arsyila. Arsyila akhirnya menyerah dan pergi sholat sendirian.

Setelah selesai sholat, Arsyila melihat Raihan yang masih tidur.

'Mungkin dia kelelahan, Ya sudah lah.. biar aja dia tidur dulu..' Ucap Arsyila kepada dirinya sendiri.

Setelah mandi dan mengganti pakaian dengan pakaian syar'inya lalu Arsyila turun kebawah. Ia bermaksud untuk kedapur, untuk sekedar membantu mertuanya yang mungkin saat ini sudah ada di dapur.

Ternyata benar, Seorang wanita bergamis hitam terlihat sedang mencuci piring di dapur. Wanita separuh baya itu beranama Zalika. Ia adalah ibu tirinya Raihan.

Setahu Arsyila dari mendengar cerita Ayahnya bahwa Ibu kandungnya Raihan meninggal dunia sejak Raihan masih SMP. Dan selang setahun kemudian, Ayah Raihan menikah lagi dengan Zalika yang saat itu masih gadis dan berumur sangat muda.

Sudah ada beberapa kali Arsyila berjumpa dengan mama tirinya Raihan sebelum mereka menikah. Pertemuan pertama saat ada sebuah acara pengajian yang kebetulan Arsyila mengikutinya dan duduk bersebelahan dengan Zalika. Dan yang kedua saat Zalika dan suaminya datang kerumah Arsyila untuk melamar dirinya.

Menurut Arsyila, Zalika adalah seorang wanita Muslimah yang memiliki sifat keibuan, lemah lembut dan bersahaja. Tutur bahasanya yang lembut membuat Arsyila merasa nyaman ketika berbicara kepadanya.

Arsyila berjalan mendekati Zalika yang tengah mencuci piring. Zalika yang menyadari akan kedatangan Arsyila lalu menoleh dan memberi senyuman hangat kepada Arsyila.

"Assalamualaikum, tante.." Sapa Arsyila dengan ramah.

"Walaikumusalam.. Arsyila sayang.." Jawab Alika.

"Jangan panggil tante lagi donk sayang.. Kan sekarang sudah jadi mertua kamu.." Katanya lagi sambil tersenyum.

"Oh iya.. Lupa.." Kata Arsyila sambil tersenyum simpul.

"Jadi, Arsyila bagusnya panggil apa ya..hehehe..." Tanya Arsyila yang merasa bingung.

"Panggil Umi Lika aja.." Jawab Zalika langsung.

"Baiklah Umi Lika.." Ucap Arsyila yang kemudian langsung membantu Zalika mencuci piriing.

Setelah selesai mencuci piring, Zalika dan Asyila duduk diruang makan.

"Arsyila, Bagaimana Raihan?" Tanya Zalika tiba-tiba dengan wajah yang serius.

Arsyila tersentak ketika Zalika bertanya tentang Raihan. Ditambah lagi wajah Zalika berubah jadi sangat serius dan matanya yang bulat itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maksudnya, bagaimana apanya ya Umi?" Tanya Arsyila yang memang tidak paham maksud dari pertanyaan umi Zalika tersebut.

"Hhhmmm.. Tidak jadi. Maksud Umi.. Raihan dimana ? apa masih tidur?" Katanya Zalika yang seakan menyembunyikan sesuatu.Terlihat dari wajahnya yang tiba-tiba berubah tadi. Tapi, Arsyila pura-pura tidak menghiraukannya.

"Belum bangun umi.." Jawab Arsyila seadanya.

"Oo.. Ya sudah.. Umi lanjut bikin sarapan dulu ya.."

"Arsyila bantuin ya umi.." Kata Arsyila menawarkan diri lalu berdiri mengikuti Zalika dari belakang.

"Baiklah Arsyila, mari kita masak sama-sama.."

Beberapa saat kemudian, dari atas tangga terdengar suara langkah kaki yang seperti melangkah dengan buru-buru turun kebawah. Karena penasaran, Arsyila langsung menoleh ke asal suara.

"Kenapa Lihat-lihat??" Sebuah suara nyaring bertanya kepadanya dengan nada tidak senang. Suara itu milik seorang wanita muda yang Arsyila kenali sebagai adiknya Raihan.

Arsyila hanya tersenyum menanggapi perkataan adik Raihan tersebut.

"Raina.. Kok seperti itu sech bicaranya sama kakak ipar kamu..?" Tegur Zalika merasa tidak senang dengan sikap Raina yang kurang sopan itu.

Namun, Raina sedikitpun tidak mengindahkan teguran dari Zalika. Ia malah sibuk dengan handphonenya. Saat itu ia sudah duduk di kursi makan sambil mencomot roti yang ada diatas meja.

"Raina... Mau sarapan apa?" Arsyila bertanya dengan ramah ke Raina.

"Ngak usah repot-repot dan sok nawarin lah. Saya sarapan di kampus saja!" Ucap Raina dengan nada suara yang mulai meninggi.

"Raina.. kamu ini..." Zalika tampak ingin marah ke Raina yang lagi-lagi berbicara tidak sopan terhadap Arsyila.

"Kenapa Emangnya Umi? Ada yang salah dari kata-kata saya?"

"Kata-kata kamu ngak salah cuman nada bicara kamu itu yang salah.." Jawab Zalika.

Raina tidak menanggapi perkataan Zalika tersebut, ia hanya tertawa kecil sambil melihat kearah Arsyila dengan sudut matanya yang tajam dan sinis.

Dalam hati Arsyila hanya bisa memasrahkan diri bahwa kini bukan sekedar suaminya saja yang bersikap buruk terhadap dirinya. Bahkan adik iparnya pun tidak menyukainya, tanpa Arsyila tahu apa alasan dan salah dirinya..

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rafizqi: ( IG: @Rafizqi0202)

Rafizqi: ( IG: @Rafizqi0202)

keren nih ceritanya. semangat nulis kak. Semoga bisa menang lomba
amin🥰

2022-06-19

3

Mailiyana

Mailiyana

Terimakasih atas dukungannya kak😊🙏🏻

2022-06-19

1

rasmin rasmin

rasmin rasmin

Saya hadir ya thor 🙋‍♀️ Ceritanya bakal menguras air mata nih... 😭😭😭 sesuai dengan judulnya ' BERTAHAN DALAM PERNIKHAN '

lanjut thor 💛👍💪🙏

2022-06-19

3

lihat semua
Episodes
1 MALAM PERNIKAHAN YANG MENYEDIHKAN
2 SEBUAH TUDUHAN
3 TIDAK DIANGGAP
4 NASIHAT UMI
5 PENGUMUMAN
6 MENEMUI AYAH
7 MENCINTAI WANITA LAIN
8 PURA-PURA BAHAGIA
9 KETAHUAN SELINGKUH
10 PERTEMUAN TIGA SAHABAT
11 KEMARAHAN
12 PENGHINAAN
13 KATA DENDAM
14 MENYELIDIKI
15 PERUBAHAN SIKAP
16 JALANAN YANG SEPI
17 SAKIT
18 DITINGGAL PERGI
19 KRITIS
20 HUKUMAN
21 BERKELAHI
22 KEBERINGASAN RAIHAN
23 PERGI UNTUK SELAMANYA
24 PESAN TERAKHIR AYAH
25 PEMAKAMAN
26 MEMOHON
27 SURAT PERJANJIAN
28 TELPONAN DENGAN ARDAN
29 TULISAN TANGAN RAIHAN
30 MENEMUI ARSYILA
31 PEMERASAN
32 MENGINTROGASI
33 MEMBACA CATATAN RAIHAN
34 MEMPERTAHANKAN DIRI
35 TERSELAMATKAN
36 TERSULUT EMOSI
37 KEMARAHAN
38 SEBUAH JEBAKAN
39 BERUSAH KABUR
40 KECURIGAAN
41 KEJADIAN MASA LALU
42 TUNTUTAN HIDUP
43 PENYEKAPAN
44 CERITA VERSI RAIHAN
45 NYAWA YANG TERANCAM
46 MENOLONG ARSYILA
47 PENGUNGKAPAN
48 TETAP TIDAK PERCAYA
49 LUAPAN EMOSI
50 MASA KECIL
51 TRAUMA
52 PERMOHONAN ADITIA
53 PENYESALAN
54 TERUSIR
55 NASIHAT INDAH
56 PERMINTAAN MAAF
57 TIDAK INGIN BERPISAH
58 KECELAKAAN
59 HAMPIR TERTABRAK
60 UTANG AYAH
61 MEMBUJUK
62 LELAKI MISTERIUS
63 MENOLAK
64 USAHA RAIHAN
65 MEMINTA PETUNJUK
66 MEMBERI KESEMPATAN
67 SEBUAH PUKULAN
68 AJAKAN KERJA SAMA
69 KEMBALI KERUMAH RAIHAN
70 KEKHAWATIRAN DAN PERHATIAN
71 PROMO KARYA BARU
72 RASA KASIH SAYANG
73 VIDEO YANG TERSEBAR
74 SEBUAH TUDUHAN
75 MENJEMPUT ARSYILA
76 ARSYILA PERDARAHAN?
77 HAL YANG MENGEJUTKAN
78 HISTERIS
79 HILANGNYA KEPERCAYAAN
80 TAMU TAK DIUNDANG
81 TAK DIINGINKAN
82 TAHU AKAN SESUATU
83 SEBUAH TAWARAN
84 BEBAN PIKIRAN
85 HASUTAN
86 RAHASIA RAINA
87 KEJADIAN YANG SEBENARNYA
88 TAWARAN YANG DITERIMA
89 PENJELASAN RAIHAN
90 PENJELASAN (2)
91 HILANGNYA KEPERCAYAAN
92 PENGAKUAN RANDI
93 PENUTURAN HASBI
94 KEPASRAHAN RAIHAN
95 MENERIMA KEMBALI
96 GEJOLAK CINTA RAIHAN DAN ARSYILA
97 PROMO KARYA BARU
98 PROMO KARYA BARU
99 PROMO KARYA BARU
Episodes

Updated 99 Episodes

1
MALAM PERNIKAHAN YANG MENYEDIHKAN
2
SEBUAH TUDUHAN
3
TIDAK DIANGGAP
4
NASIHAT UMI
5
PENGUMUMAN
6
MENEMUI AYAH
7
MENCINTAI WANITA LAIN
8
PURA-PURA BAHAGIA
9
KETAHUAN SELINGKUH
10
PERTEMUAN TIGA SAHABAT
11
KEMARAHAN
12
PENGHINAAN
13
KATA DENDAM
14
MENYELIDIKI
15
PERUBAHAN SIKAP
16
JALANAN YANG SEPI
17
SAKIT
18
DITINGGAL PERGI
19
KRITIS
20
HUKUMAN
21
BERKELAHI
22
KEBERINGASAN RAIHAN
23
PERGI UNTUK SELAMANYA
24
PESAN TERAKHIR AYAH
25
PEMAKAMAN
26
MEMOHON
27
SURAT PERJANJIAN
28
TELPONAN DENGAN ARDAN
29
TULISAN TANGAN RAIHAN
30
MENEMUI ARSYILA
31
PEMERASAN
32
MENGINTROGASI
33
MEMBACA CATATAN RAIHAN
34
MEMPERTAHANKAN DIRI
35
TERSELAMATKAN
36
TERSULUT EMOSI
37
KEMARAHAN
38
SEBUAH JEBAKAN
39
BERUSAH KABUR
40
KECURIGAAN
41
KEJADIAN MASA LALU
42
TUNTUTAN HIDUP
43
PENYEKAPAN
44
CERITA VERSI RAIHAN
45
NYAWA YANG TERANCAM
46
MENOLONG ARSYILA
47
PENGUNGKAPAN
48
TETAP TIDAK PERCAYA
49
LUAPAN EMOSI
50
MASA KECIL
51
TRAUMA
52
PERMOHONAN ADITIA
53
PENYESALAN
54
TERUSIR
55
NASIHAT INDAH
56
PERMINTAAN MAAF
57
TIDAK INGIN BERPISAH
58
KECELAKAAN
59
HAMPIR TERTABRAK
60
UTANG AYAH
61
MEMBUJUK
62
LELAKI MISTERIUS
63
MENOLAK
64
USAHA RAIHAN
65
MEMINTA PETUNJUK
66
MEMBERI KESEMPATAN
67
SEBUAH PUKULAN
68
AJAKAN KERJA SAMA
69
KEMBALI KERUMAH RAIHAN
70
KEKHAWATIRAN DAN PERHATIAN
71
PROMO KARYA BARU
72
RASA KASIH SAYANG
73
VIDEO YANG TERSEBAR
74
SEBUAH TUDUHAN
75
MENJEMPUT ARSYILA
76
ARSYILA PERDARAHAN?
77
HAL YANG MENGEJUTKAN
78
HISTERIS
79
HILANGNYA KEPERCAYAAN
80
TAMU TAK DIUNDANG
81
TAK DIINGINKAN
82
TAHU AKAN SESUATU
83
SEBUAH TAWARAN
84
BEBAN PIKIRAN
85
HASUTAN
86
RAHASIA RAINA
87
KEJADIAN YANG SEBENARNYA
88
TAWARAN YANG DITERIMA
89
PENJELASAN RAIHAN
90
PENJELASAN (2)
91
HILANGNYA KEPERCAYAAN
92
PENGAKUAN RANDI
93
PENUTURAN HASBI
94
KEPASRAHAN RAIHAN
95
MENERIMA KEMBALI
96
GEJOLAK CINTA RAIHAN DAN ARSYILA
97
PROMO KARYA BARU
98
PROMO KARYA BARU
99
PROMO KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!