Pagi ini Arsyila kembali membuat Sarapan di dapur bersama Bik Ani. Meskipun waktu itu nasi goreng buatannya yang sudah sempat dimakan oleh Raihan dan Raina harus berakhir menjadi santapan ayam diluar sana. Namun, Arsyila tetap tidak merasa kecil hati ataupun menyerah dengan keadaan. Saat ini tekadnya sudah bulat untuk mencari cara bagaimana dapat melunakkan hati Raihan dan juga Raina.
"Non Arsyila Rajin sekali dech! Dan nasi gorengnya juga enak banget.." Puji Bik Ani terhdapnya. Arsyila hanya tersenyum ramah.
"Sebentar lagi Bang Raihan turun.. Alhamdulillah semuanya sudah selesai dengan tepat waktu ya Bik.." Ujar Arsyila dengan semangat.
"Iya Non... Beruntung sekali Tuan Raihan memperistri Non Arsyila yang pintar masak. Semua yang Non masak pasti enak, Tapi.. hari itu Tuan Raihan dan Non Raina kok tiba-tiba ngak mau makan lagi ya padahal sebelum itu mereka memuji Lo.." Ucap Bik Ani dengan raut wajah bingung dan juga polos. Arsyila tidak menanggapinya.
Beberapa menit kemudian Raihan turun kebawah melewati anak tangga dengan berlari kecil. Sesekali terlihat ia melirik jam ditangannya.
"Bik, Hari ini saya buru-buru.. Ada meeting mendadak.. Ngak sempat sarapan ya," Ucap Raihan ke Bik Ani.
Arsyila pernah dengar bahwa Bik Ani adalah pembantu sekaligus pengasuh Raihan sejak kecil. Setelah Mama Raihan meninggal, Raihan seakan kehilangan sosok wanita yang menyanyanginya dan disitu lah Bik Ani yang begitu sayang dengan Raihan kecil langsung mengambil alih untuk memberi perhatian lebih ke Raihan dan juga Raina. Maka tidak heran hingga kini Raihan terlihat sangat dekat dengan Bik Ani.
"Oo.. Gitu Ya Tuan, Padahal sarapan sudah siap semua.. Non Arsyila yang masak.." Ucap Bik Ani yang lalu menunjuk kearah Arsyila yang masih diam mematung.
Raihan memandang Arsyila sebentar setelah itu kembali memalingkan wajahnya.
"Saya sarapan dikantor saja.." Ucapnya.
"Ee.. Bang, Kalo tidak sempat sarapan dirumah, gimana kalau Arsyila bekalin aja dalam tempat untuk nantik makan dikantor ya.." Usul Arsyila.
Raihan tampak tersenyum mengejek mendengar usulan Arsyila tersebut.
"Memang saya anak kecil pakai di bawakan bekal segala!" Katanya setelah itu berlalu dari sana.
Arsyila hanya bisa memandangi kepergian Raihan dari sudut matanya yang terlihat sedih.
***
[Arsy, Kita ketemuan yuk siang ini..]
Sebuah pesan singkat masuk ke nomornya Arsyila. Pesan itu dari Maida.
[Boleh, ketemuan dimana?]
[Di Cafe biasa aja, Setengah jam lagi aku kesana ya]
Arsyila kemudian bersiap-siap dan mengganti pakaiannya. Arsyila yang merasa kesepian dirumah ini terkadang ingin juga kembali seperti dulu. Sebelum Menikah dengan Raihan, Arsyila selalu aktif mengikuti kajian-kajian, menjadi guru ngaji di lingkungan rumahnya dan juga berpergian dengan Maida.
[Assalamualaikum, Bang Raihan.. Siang ini Arsyila izin keluar rumah ya, mau ketemuan sama Maida. Sahabat Arsyila.. Terimakasih atas izin yang Bang Raihan berikan, Walaikumusalam..]
Arsyila mengirimkan pesan singkat itu ke Raihan. Meskipun dia tahu bahwa suaminya itu tidak akan membalas pesan darinya.
Sesampainya di cafe...
"Arsyila, sini.." Dari kejauhan Maida memanggil Arsyila sambil melambaikan tangannya. Arsyila yang masih di depan pintu cafe langsung berjalan menuju tempat dimana Maida duduk.
"Maaf Maida, kamu sudah lama ya?" Kata Arsyila merasa tidak enak.
"Ngak kok.. Biasa aja..Oh ya, pesan dulu makanannya.." Kata Maida dengan menyodorkan menu makanan yang ada di cafe tersebut.
Sedang asyiknya Arsyila memilih makanan apa yang akan dia pesan, tiba-tiba Maida kembali berteriak sambil melambaikan tangannya kearah depan.
"Disini.." Teriaknya dengan seseorang. Arsyila yang merasa bingung langsung menoleh kebelakang.
"Aapa??? Hasbi??" Seketika Arsyila merasa kaget melihat Hasbi yang berjalan kearah mereka.
"Maaf Arsyila, Aku ngak ngasih tau kamu kalo ada Hasbi juga yang ingin ketemu sama kamu.." Kata Maida.
"T-tapii.." Belum sempat Arsyila protes, Hasbi sudah sampai dan bergabung bersama mereka.
"Haii.. Apa kabar ? Sudah lama sekali ya kita tidak berkumpul bertiga.." Sapa Hasbi seraya tersenyum dengan hangat.
"Iyaa, Kamu terlalu sibuk... Mentang-mentang sudah jadi dosen ya.." Cibir Maida ke Hasbi. Hasbi hanya terkekeh.
"Eh Iya, Arsy.. Apa kabar?" Hasbi melirik ke Arsyila.
"Alhamdulillah, sehat.." Jawab Arsyila sambil tersenyum tipis.
"Kok Arsy kurusan ya, Kamu ngak ikut-ikutan Si Maida untuk diet juga kan??" Tanya Hasbi seraya memandang tajam ke Maida. Dipandang seperti itu, membuat Maida langsung melotot.
"Mana ada... Si Arsyila mah badannya sudah bagus.. Jadi untuk apa aku ngajak dia diet.." Jawab Maida.
"Oo.. Baguslah, Tapi.. Serius.. Seperti ada yang lain gitu dari kamu Arsy.. Ya ngak Mai? Kamu kerasa ngak?" Tanya Hasbi.
"Hhhmmm... Mungkin Iya, Tapi.." Maida seperti berfikir.
"Kamu ada masalah, Arsy?" Hasbi kembali bertanya.
"Masalah ?Masalah apa ? Ngak ada kok.." Jawab Arsyila sambil tersenyum namun menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.
Hasbi memandang Arsyila dengan sedikit menyipitkan matanya, sedangkan Maida berpura-pura sibuk dengan makanannya.
"Oke.. Kalau ngak mau cerita. Karena.. aku tahu kok apa yang sedang kalian sembunyikan..." Ujar Hasbi lagi yang membuat Arsyila mengangkat wajahnya dan memandang Hasbi dengan bingung.
"Maksudnya?" Tanya Arsyila. Sedangkan Maida kini berhenti mengunyah makanannya.
"Arsy, Pernikahan kamu sedang tidak baik-baik saja kaann??" Tebak Hasbi tiba-tiba dengan keyakinan penuh.
Arsyila sungguh kaget dengan penuturan Hasbi yang tiba-tiba itu, apalagi ini berkaitan dengan pernikahannya.
"Aku ngak ngerti arah pembicaraan kamu ini Bi." Kata Arsyila sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu tidak bahagia kan dengan pernikahan kamu ini? Suami kamu si Raihan itu tidak seperti yang kamu harapkan, kan Arsy??" Tanya Hasbi bertubi-tubi yang membuat Arsyila semakin tersentak dan tidak tahu lagi harus menjawab apa.
Arsyila sungguh tidak habis pikir. Kemaren Maida yang menebak seperti ini dan sekarang Hasbi juga menebak hal yang sama. Begitu jelaskah dari wajahnya bahwa dia tidak bahagia, sehingga kedua sahabatnya ini bisa menilai dari raut wajahnya?
"Kenapa diam Arsy?"
"Maaf, bukannya aku ingin sok tahu dan ikut campur.. Tapi, aku rasa.. aku berhak untuk ikut campur.. Apalagi kalau sudah sampai ke masalah pengkhianatan. Itu fatal sekali Arsy.." Tutur Hasbi.
"Pengkhianatan Apa Hasbi? Kamu jangan bicara yang tidak-tidak. Mai, tujuan sebenarnya kamu ajak aku ketemuan disini apa sech? Kalo tujuannya untuk membahas tentang pernikahan aku, lebih baik aku pulang saja.." Ujar Arsyila dengan kesal. Maida diam tidak menjawab.
"Sepertinya kamu harus lihat ini Arsy.." Kata Hasbi kemudian mengeluarkan Handphonenya dan seketika itu juga menunjukkan sebuah gambar yang ada didalam Hpnya.
"Ini.. Lihat.. Apa yang dilakukan suami kamu diluar sana.." Kata Hasbi memperlihatkan foto Raihan bersama seorang wanita cantik tengah makan disebuah tempat.
"Kamu dapat dari mana foto itu?" Tanya Arsyila.
"Tidak sengaja aku lihat mereka di kantin kampus tempat aku ngajar, jadi untuk barang bukti aku foto mereka. Dan si cewek ini adalah Mahasiswi di kampus itu.."
"Mungkin mereka hanya berteman.." Kata Arsyila yang seperti membela suaminya.
"Apaa? Berteman..? Arsy, aku sudah tanya langsung ke mereka. Dan tahu kamu apa jawaban mereka? Mereka mengaku pacaran. Pacaran Arsy..." Jelas Hasbi menggebu-gebu.
"Hai...Arsy, kenapa sepertinya kamu tidak kaget aku lihatkan foto suami kamu dengan cewek lain? atau jangan-jangan kamu..."
"Sudah Hasbi, Cukup ya.. berhenti untuk mencampuri urusan aku.. Aku sudah menikah.. Dan aku mohon kamu jangan menjelek-jelekkan suami aku dihadapan aku.. Itu tidak akan merubah apapun.." Tegas Arsy. Kemudian dengan kesalnya Arsyila berdiri lalu pergi meninggalkan Maida dan Hasbi yang hanya bisa terpaku melihat kepergian Arsyila.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
rasmin rasmin
lanjut thor ♥️🙏🙏🙏
cemangat 💪💪💪
2022-07-29
2