Arsyila masuk kekamarnya dengan menahan rasa kesal didalam hati. Pertemuan dengan 2 orang sahabatnya tadi benar-benar membuat emosinya menjadi naik turun. Ia berusaha menahan segala rasa yang berkecamuk didalam hatinya.
Arsyila duduk ditepi ranjangnya. Pikirannya kini kembali menerawang tentang kejadian tadi. Kini bukan hanya Maida saja yang tahu akan permasalahan rumah tangganya, Tapi Hasbi pun sudah tahu dan yang fatalnya kenapa Hasbi harus melihat Raihan dengan wanita itu?
Arsyila menarik nafas panjang sambil berkali-kali mengucapkan Istighfar. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Arsyila lalu meraih Hpnya dan terlihat sedang mengetik sesuatu pada benda pipih tersebut.
[Bi, Apapun yang kamu ketahui tentang Raihan dan Wanita itu, aku minta sama kamu.. Jangan beritahu ke siapapun, apalagi ayahku..]
Arsyila mengirim pesan tersebut ke Hasbi. Selang beberapa menit kemudian, Hasbi membalasnya.
[Jadi, kamu diam saja gitu melihat suami kamu selingkuh??]
[Itu urusan aku, Bi.. Apapun yang akan aku lakukan nantiknya, kamu tidak perlu tahu..]
[Oke, Arsy.. Aku tidak akan memberitahu ayahmu. Tapi, aku tidak akan tinggal diam jika lelaki itu terus-terus mengkhianati mu apalagi sampai menyakitimu..]
[Aku harap kamu jangan ikut Campur Bi, Maaf.. Biar lah permasalahan rumah tangga aku menjadi urusan aku dan Aku punya cara sendiri untuk mengatasinya, Maaf.]
Setelah mengirim pesan terakhir itu, Arsyila meletakkan Hpnya ke meja rias. Tidak peduli dengan balasan pesan dari Hasbi selanjutnya.
Meskipun Arsyila sudah memperingati Hasbi untuk tidak ikut campur perihal rumah tangga nya, tapi entah kenapa Arsyila merasa belum puas hati karena ia tahu betul bagaimana sifat Hasbi yang selalu ingin tahu tentang kehidupannya.
Memang mereka bersahabat sejak kecil, Hasbi yang selalu ada untuk Arsyila, tempat mengadu dan tempat berbagi cerita. Hasbi sudah seperti sosok abang bagi Arsyila. Tapi, sekarang lain cerita. Arsyila sekarang bukanlah Arsyila yang dulu lagi, apalagi dia sudah menikah. Sangat tidak pantas baginya untuk menjadikan Hasbi kembali sebagai sandaran untuk permasalahannya. Asryila benar-benar tidak menginginkan itu.
***
"Umi.. Arsyila boleh tanya sesuatu?" Kata Arsyila kepada Umi Lika yang sedang menonton TV di ruang keluarga.
"Boleh donk Arsyila. Mari duduk disini.." Ucap Umi Lika sambil menepuk sofa yang ada disebelahnya. Arsyila yang masih berdiri lantas menuju kesofa didekat umi Lika duduk.
"Umi, sebenarnya Bang Raihan pulang kerjanya jam berapa ya Umi? Karena Arsyila perhatikan, setiap hari Bang Raihan selalu pulang tengah malam umi.." Tutur Arsyila.
Umi Lika tertegun sejenak dengan pertanyaan tiba-tiba dari Arsyila, sampai akhirnya ia menjawab dengan sebelumnya menarik nafas dengan berat.
"Arsyila.. Hhhmm.. Umi sebenarnya juga merasa heran, kenapa Raihan pulang tengah malam terus, karena sebelum-sebelumnya dia selalu pulang sore kok walaupun ada juga sekali-sekali pulang malam kalau ada lembur..Tapi, ngak pernah setiap malam seperti sekarang ini" Jelas Umi Lika.
"Apakah karena ada Arsyila dirumah ya Umi?" Tanya Arsyila lagi dengan raut wajah yang sedih.
"Kamu jangan berpikiran seperti itu sayang.." Kata Umi Lika seraya memegang bahu Arsyila.
"Umi yakin, kamu wanita yang kuat Arsyila.. Kamu yang sabar ya menghadapi sikap Raihan.. " Ujar Umi Lika.
"Arsyila selalu berusaha untuk sabar umi.." Jawab Arsyila sambil tersenyum tipis.
"Nantik kalau Raihan pulang.. Kamu coba tanyakan dengan dia baik-baik ya, Semoga saja moodnya lagi baik hari ini dan mau menjawab pertanyaan kamu"
"Baik Umi, Nantik Arsyila tanyakan ke Bang Raihan. Terimakasih ya Umi.."
Setelah itu Arsyila melanjutkan bincang-bincang nya bersama Umi Lika hingga waktu menunjukkan pukul 9 malam, dan Umi Lika pamit ke Arsyila untuk kekamarnya karena sudah mengantuk. Sepeninggalan Umi Lika, Arsyila yang sudah mulai mengantuk juga memutuskan untuk ke kamarnya.
Sesampainya dikamar, Arsyila tidak langsung tidur. Entah mengapa malam itu hati Arsyila seakan tergerak untuk menelusuri setiap bagian dikamar Raihan.
Arsyila berjalan menuju meja kerjanya Raihan. Disana Arsyila melihat ada sebuah foto berukuran kecil yang gambarnya sudah terlihat kabur. Arsyila melihat seorang lelaki remaja dan seorang wanita setengah baya didalam foto itu. Arsyila bergumam dalam hatinya, ia yakin lelaki itu pasti Raihan sewaktu masih remaja. Tapi, siapa wanita yang ada disebelahnya. Apakah dia ibu kandung Raihan yang sudah meninggal dunia?
Sreeett...
Bunyi pintu terbuka dari luar mengagetkan Arsyila hingga bingkai foto yang ada ditangannya pun terlepas dan jatuh kelantai hingga bingkai itu patah dan kacanya pecah.
Arsyila kemudian langsung jongkok dan mengambil bingkai foto yang sudah pecah itu, namun detik kemudian saat Arsyila menghadap kedepan, ia mendapati Raihan yang sudah berdiri di depan pintu dengan mata yang melotot marah kepadanya.
"Apa yang kamu perbuat dengan foto itu?" Tanyanya dengan marah.
Asryila yang sudah berdiri dengan memegang pas foto itu dengan tangan yang bergetar, tidak mampu menjawab pertanyaan Raihan.
Raihan lalu berjalan cepat mendekati Arsyila dan kemudian setelah sampai didepan Arsyila, Raihan mengambil dengan kasar bingkai foto yang sudah patah itu.
"Maaf, saya tidak sengaja Bang.." Ucap Arsyila merasa bersalah.
"Kamu pikir dengan kata maaf bisa membuat utuh kembali bingkai foto ini ha??" Tanya Raihan dengan marah. Bisa terlihat dari raut wajahnya yang merah seakan-akan rasa marahnya itu sudah sampai ke ubun-ubun dan siap untuk meledak.
"Kamu jangan pernah lagi menyentuh apapun barang yang ada dikamar aku ini, Ngerti??"
Asryila yang masih menunduk, hanya menganggukkan kepalanya. Ia tidak sanggup melihat wajah kemarahan dari Raihan hanya karena ketidaksengajaan yang telah ia perbuat.
"Iya, Bang.. Maaf.. Saya benar-benar mintak maaf. Nantik bingkai fotonya saya ganti yang baru ya.." Jawab Arsyila.
"Apaa kamu bilang? Kamu pikir aku tidak mampu membeli bingkai foto, Eh.. dengar ya bingkai dan foto ini... sangat berharga bagi aku tau? Tidak bisa diganti dengan apapun.. Dan sekarang kamu malah merusaknya.. Barang yang sudah lama aku jaga dengan sepenuh hati malah kamu hancurkan seperti ini.." Ucap Raihan yang kini semakin meninggikan nada bicaranya.
Arsyila semakin tersudutkan dengan rasa bersalah yang amat dalam. Karena dia yakin bingkai dan foto itu punya kenangan tersendiri bagi Raihan hingga dia begitu marah ketika benda itu rusak, apalagi dirinya lah yang sudah merusaknya. Apakah Raihan akan semakin membenci dirinya? Padahal Arsyila baru saja ingin memulai untuk berkomunikasi baik-baik dengan Raihan malam ini. Tapi, sepertinya malam ini Raihan tidak akan mau berbicara dengannya lagi.
Memang benar, Setelah kejadian Itu.. Raihan yang sudah mandi dan bertukar pakaiannya langsung keluar kamar lagi tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 malam, namun Raihan tidak kunjung juga kembali ke kamarnya. Kemanakah dia? Arsyila menunggu Raihan dengan perasaan yang gelisah.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Kod Driyah
lm2 sebel jg sm Asyilla
2023-03-02
0
rasmin rasmin
lanjut thor ♥️🙏
cemangat 💪💪
2022-08-01
3