Setelah menempuh perjalanan beberapa menit kini Asifa dan mamanya sampai di rumah.
Ternyata kedatangan mereka sudah ada yang menunggu di depan rumah yaitu bu Gina dan pak Arya.
"Assalamualaikum,"ucap bu Hafsah dan Asifa.
"Wa'alaikumsalam,"jawab keduanya.
"Mba Gina sudah lama menunggu kami."Tanya bu Hafsah.
Belum mba, sekitar 10 menitan, tadi sempat ketuk pintu namun tetangga sebelah bilang tidak ada orang."Jawab bu Gina.
"Mari masuk mba mas."Bu Gina mengajak mereka masuk, setelah pada duduk Asifa memilih ke dapur membuat minuman.
Ada keperluan apa mas Arya dan mba Gina sampai datang ke gubuk kami."Kata bu Hafsah
"Ah mba ini suka merendah."Ujar pak Arya
Begini mba saya kemari ada tujuan pada asifa. Ini masalah yang di harta gono-gini."Jawab pak Arya.
Kalau masalah itu bukannya sudah di bahas di rumah sakit beberapa hari lalu. Saya tidak yakin jika asifa mau menerimanya. Tapi ada baiknya kita tunggu Asifa saja, mungkin dia lagi buat minuman."Ujar bu Hafsah.
Tidak lama Asifa bawa minuman dan kue di nampan. Untungnya tadi Asifa berinisiatif membawa kue. Jika tidak, mau di suguhi apa tamunya saat ini.
"Silahkan di minum bu, yah." Ada kecenderungan di antara mereka, terutama Asifa kelu lidahnya ketika bersuara.
"Terima kasih sayang,"ucap keduanya
Bu Gina bisa melihat dari sikap mantunya itu. Dia tidak pernah menganggap Asifa mantan menantunya. Karena bagi bu Gina, Asifa putrinya, maka dia tak mau Asifa menjauhinya.
"Sayang ibu minta maaf atas nama Ardi, sebenarnya Ardi ingin ikut kesini. Tapi takut kamu tidak nyaman, maka dia urungkan."Kata bu Gina.
"Maaf sebelumnya jika kedatangan kalian hanya untuk membahas mas Ardi, Asifa tidak bisa. Asifa ingin ketenangan, kenapa kalian datang jika yang di bahas hal ini."Kata Asifa.
"Begini kami kesini untuk menyerahkan ini nak."Menyodorkan kunci rumah beserta surat tanahnya, terus kunci mobil ada juga cek 10 M. Karena waktu di rumah sakit Asifa menolak jika di beri saham.
"Maaf jika kalian data untuk menyerahkan itu, silahkan kalian bawa lagi. Karena saya cukup dengan tinggal dengan kedua orang tua saya."Tolak Asifa.
Kenapa kamu tidak mau nak ini sudah hak kamu. Kalau kamu itu mantan putra kami, tapi tidak mau menerima ini. Apa nanti tanggapan orang tentang kamu. Masa mantan istri pengusaha Dinata tidak mendapatkan apa-apa. Hanya karena tidak memiliki anak. kami tidak ingin itu terjadi. Jika kamu ingin pindah dari sini guna menghindari Ardi, kamu bisa pakai uang ini untuk modal kamu nak."Ujar bu Gina dengan hati-hati karena takut Asifa tersinggung.
"Terima kasih bu, kalau kalian pikir saya akan susah, ketika hidup di luar tanpa bantuan kalian. Kalian pikir dengan saya bawa harta itu saya akan hidup berkecukupan. Maka jawabannya iya, pasti sangat cukup. Tetapi kalian sangat tidak berperasaan, apa dengan saya menghindari putra kalian apakah saya bisa bebas dari kalian. Justru itu akan menjadi benalu kehidupan saya. Karena tanpa kalian sadari kalian samakan saya dengan pengemis. Dan kalau kalian memaksa, silahkan berikan itu pada panti, atau orang yang membutuhkan. Terima kasih."Asifa bangkit dari duduknya dan berlalu dari ruang tamu menuju kamarnya.
Apakah kalian sudah selesai, silahkan bawa kembali benda yang kalian bawa. Satu lagi jika terjadi sesuatu pada putri saya, kalian lah yang paling ku salah kan. Karena kalian kali ini penyebabnya. Baru saja putri saya bisa tersenyum hari ini, harus murung lagi. Kalian tahu kan jika Asifa seperti ini terus akan berdampak buruk. Oh jangan-jangan itu yang kalian harapkan, dari putri saya hah?"geram bu Hafsah.
Bu Hafsah jadi ingat apa yang di katakan suaminya tadi siang.
Apa yang di katakan Asifa tadi tidak benar. saya menganggap Asifa anak saya mba. jadi sebagai ibu saya juga tidak rela jika Asifa di pandang rendah. Apa yang membuat Asifa berpikir seperti itu."Kata bu Gina, dengan derai air mata.
Sudah lah mba cukup sampai disini saja. Silahkan kalian keluar, pintunya ada di sebelah sana."Bu Hafsah sudah emosi.
Pak Arya langsung bangkit dari duduknya dan ia mengemasi barang yang ia bawa. di tarik tangan istrinya langsung keluar.
"Maaf sudah mengganggu waktu mba. assalamualaikum,"melangkah meninggalkan rumah pak Herman.
"Wa'alaikumsalam"jawab bu Hafsah.
...****************...
"Sudah lah sayang, nanti Asifa akan bisa menerima kita dengan sendirinya. Sekarang Asifa masih butuh waktu untuk sendiri. Karena ini kemauan Asifa, maka aku akan serahkan semua ini pada Ardi. Dan menyampaikan pesannya Asifa kalau semua ini harus di serahkan pada panti atau yayasan. Dan mungkin pondok pesantren yatim piatu. Atas nama Asifa saja kita minta tolong pada orang untuk menyerahkan."Ujar pak Arya.
"Iya mas, aku gak sanggup jika ada di posisi nya juga. Padahal niatku baik, jika perempuan lain akan minta ini dan itu."Kata bu Gina, sungguh dia tidak mau kehilangan Asifa.
"Apa kamu juga akan meminta lebih dari itu jika kita berpisah?"tanya pak Arya.
"Apa mas sekarang sedang berencana akan menceraikan aku? ceraikan saja mas biar kalian puas, satu rumah isinya 3 duda. Biar pada bahagia dengan pasangan baru."Ucap bu Gina, yang sudah sangat emosi. Dia pun berpikir apa yang di katakan Asifa ada benarnya. Tidak dapat dia pungkiri jika suaminya bisa melakukan apa pun.
Pak Arya tidak habis pikir jika pertanyaannya itu akan di anggap serius oleh istrinya. Memang istrinya mudah sekali tersinggung, jika menyangkut anak atau perempuan. Lalu pak Arya berniat menggenggam tangan istrinya namun di tepisnya.
Sayang jangan begini lah kamu ini selalu dianggap serius jika aku bicara tentang perempuan atau anak perempuan."Kata pak Arya, namun bu Gina hanya diam.
Jika biasanya dia menangis di depan suaminya, tapi tidak kali ini. Bu Gina hanya diam dan memandang lurus ke depan.
"Jadi benar kamu akan lakukan itu jika itu terjadi? lagian sampai kapan pun aku tidak akan melakukan itu sayang."Lanjut pak Arya.
Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari bu Gina. Hal itu membuat pak arya, gelisah ada rasa takut jika istrinya benar-benar marah padanya.
...****************...
Kembali pada Asifa.
Di dalam kamar Asifa menangis, di atas tempat tidurnya."Benar apa yang di katakan papa. Mereka ingin mengikatku dengan apa yang dia punya. Sungguh keterlaluan, gimana aku bisa melupakan apa yang di lakukan putranya pada ku. Jika mereka terus berada di sekitar ku."Asifa berkata dalam hati.
tok tok tok
"Sayang boleh mama masuk."Bu Hafsah sangat khawatir pada putrinya bungsunya.
"Iya ma masuk saja." Asifa mengusap air matanya.
cekrek
"Sayang kamu tidak apa-apa?"tanya bu Hafsah ketika sudah di dalam. Dan menatap wajah putrinya yang sembab.
"Asifa baik-baik saja ma...."
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
@Kristin
udh balas kasi iklan nya ya say... maksih selalu memberi tips.
2022-10-21
1
@Kristin
ramai banget tu duda nya 🤭
2022-10-21
1
Mommy QieS
Bunga mawar bertaburan untuk mu Asifa🌹🌹
Semangat!💪💪
2022-09-17
1