"Maafkan kami ya Asifa, ini semua salahku salah opa. Mungkin Ardi juga sama dengan mu, Ardi sangat mencintai mu. Bahkan tadi malam waktu dia tidur memeluk foto mu. Opa minta maaf, jangan pernah putuskan hubungan keluarga kita. Kamu cucu perempuan opa, opa tidak mau kehilanganmu sayang. bolehkah opa memeluk mu sayang?"meminta izin untuk memeluk Asifa yang sudah di anggap cucunya.
Tapi opa untuk kembali sama mas ardi, Asifa tidak bisa. Karena Asifa tau diri Asifa wanita tak sempurna. Dan mas Ardi sangat mendambakan seorang anak dari wanita sempurna. Kalau kami kembali hanya akan saling menyakiti diri sendiri. Terima kasih opa masih mau menampung wanita seperti ku di hati opa. Asifa juga sayang opa," merentangkan dan disambut oleh pak Surya "Nanti kalau sudah punya cucu baru jangan lupain Asifa ya." Pelukan hangat kini ia rasakan dari pak Surya.
Insya Allah sayang, jika opa masih di beri umur panjang."Jawab pak Surya.
"Iya opa."Kata singkat dari Asifa, langsung melepaskan pelukannya.
"Sayang nanti jika Ardi sudah mendapat keputusan dari pengadilan kamu juga akan mendapatkan saham perusahaan. kami sudah serahkan pada pengacara keluarga Dinata."Kata pak Arya dan di setujui oleh pak Surya dan bu Gina.
"Maaf saya tidak ingin yang lain, bagi Asifa sudah lebih dari cukup yang di katakan mas Ardi. Kalau bisa mobil itu yang biasa bukan mobil mewah. Jika rumah, Asifa mau rumah yang biasa. Atau tidak usah karena rencana Asifa tidak akan tinggal di sekitar sini. Jika sesuai permintaan Asifa semua akan Asifa TOLAK."Kata Asifa dengan menekankan kata terakhir.
Kalau untuk rumah Ardi memberikan rumah tempat tinggal kalian. Namun ia jual dulu nanti uang di belikan rumah baru. Dan Ardi sudah mendapatkan rumah untuk mu tadi niatnya setelah dari sini. Ardi akan melihat rumah itu dan langsung di urus."Kata pak Arya.
"Baiklah sekarang Asifa mau tanya?; Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi saya?" Asifa mulai emosi dengan semua perlakuan keluarga dinata.
menurut Asifa kali ini dirinya sudah seperti keset. Dengan seenaknya keluarga Dinata menghina dan menginjak-injak harga dirinya. seperti tak punya perasaan saja, sungguh kejam tak kasat mata. Hati terasa perih tapi tak terlihat lukanya. Ini lah sakit tapi tak berdarah.
"Apakah kalian punya jawaban? sampai kapan pun saya tidak terima, jika kalian menganggap saya ini boneka. Bisa kalian mainkan sesuka hati kalian, tanpa perasaan."Asifa semakin emosi karena tidak mendapat jawaban dari keluarga Dinata.
Maafkan kami sayang, kami paham akan perasaan mu. Dan kam...."
Dan kalian pikir dengan memberikan apa yang kalian punya bisa mengobati luka hati saya. Mulai saat ini urusan saya dan mas Ardi sudah selesai. Saya hanya ingin surat resmi dari pengadilan. Dan tidak ada yang namanya harta gono-gini." Kata Asifa penuh emosi, dan langsung masuk dalam selimutnya.
Pak Herman tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Sebagai orang tua Asifa dirinya juga merasakan apa yang di katakan oleh Asifa. Bahkan dia di hina dan di injak-injak oleh sahabat sekaligus besannya. Mereka memang sungguh kejam, dan tidak berperasaan.
Saya pikir ini urusan sudah selesai, silahkan kalian keluar. Karena Asifa perlu istirahat, seharusnya sudah dari tadi!"Kata pak Herman dengan nada datar dan tanpa menatap lawan bicaranya.
"Baiklah, sekali lagi maafkan kami." Pak Arya langsung menggiring istri dan papanya keluar. Karena percuma jika berbicara dengan orang yang sedang emosi, pikirnya.
"Assalamualaikum"ucapnya
"Wa'alaikumsalam,"jawab yang ada di ruangan itu, termasuk Asifa yang berada di dalam selimut.
"Ardi ayo pulang, dan segera telpon pengacara kita suruh cepat mengurus perceraian kalian. Tadi Asifa pesan, bahwa dia hanya ingin surat cerai resmi pengadilan saja tidak dengan harta gono-gini."Kata pak Arya.
(.....)"
Tidak ada respon dari Ardi, akhirnya pak Arya menarik tangan Ardi untuk pulang. Dan di bahas di rumah nanti.
Tentu saja Ardi syok, apalagi yang membuat Asifa menolak yang sudah menjadi miliknya. bahkan dia tak sadar jika dirinya sudah sampai di parkiran. Tatapan matanya kosong, sampai ibunya harus mendorongnya untuk masuk mobil mereka.
"Eh ibu." Tapi bingung celingak-celinguk melihat sekitar.
"Sudah duduk perbanyak istighfar, biar kamu waras tidak stres."Ucap bu Gina.
****************
"Ayo sayang itu taksi sudah siap Taufiq, suaminya Aisyah. Langsung mengandeng tangan Amir, dan menarik koper Lulu diserahkan pada supir taksi online. Sedangkan Aisyah mengendong Atifah balita 3 tahun dan menenteng tas besar isi perlengkapan Atifah. Setelah semua masuk ke dalam mobil, sang supir taksi pun segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Setelah satu jam oleh lebih, mereka sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju kamar inap Asifa, karena sebelum berangkat ibunya sudah memberi tahu kamar Asifa.
tok tok tok
"Assalamualaikum"ucap Taufiq dan Aisyah.
"Wa'alaikumsalam"jawab yang di dalam ruangan. Langsung menyalami kedua orang tuanya.
"Kakak Asifa kangeeeen."Langsung merentangkan tangannya untuk menyambut aisyah.
Aisyah langsung melangkah cepat dan memberikan putrinya papa mamanya. lalu memeluk adiknya, dengan lembut dan penuh kasih sayang. Asifa adalah anak kesayangan keluarga. Tapi mereka tidak menyangka jika nasibnya sungguh malang.
"Kamu yang sabar ya sayang jangan putus asa. Kamu masih muda, kakak yakin suatu hari nanti ada yang tulus menerima mu apa adanya dirimu."Aisyah menyemangati adiknya.
"Benar yang dikatakan kakak mu, Allah sedang menguji mu. Jangan lemah tidak ada masalah yang tidak teratasi jika terus bertawakal kepada Allah SWT. Kuncinya sabar dan ikhlas menerima dan menjalankan yang sudah di tetapkan Allah." Taufik memberikan petuah pada adik iparnya.
"Insya Allah kak. Asifa tahu, mertua Asifa bukan orang sembarangan, sulit jika Asifa untuk lepas dengan mereka. Masalah apapun selalu teratasi, opa kesini pasti karena masalah sudah selesai. Atau opa sudah lepas dari oma Sita. Karena oma Sita ingin harta milik ayah, tapi dari susah dia dapatkan. Kalau saat ini Asifa sudah tidak diterima sebagai menantu malah di anggap anak. Sebenarnya itu menyakitkan, tapi aku masih bisa terima mereka sebagai keluarga atau kerabat. Malah mereka setelah perceraian mau memberikan apa saja yang aku mau, mereka menawar segera macam. Bahkan mas Ardi lagi yang lebih menyakitkan, mau memberikan rumah saja pakai ribet. Menjual rumah yang kami tempati dulu lalu uang hasil penjualan akan buat beli rumah untuk Asifa. sama saja dia ingin mencincang-cincang hati dan raga Asifa. Makanya tadi Asifa tegaskan pada mereka, Asifa hanya ingin surat resmi dari pengadilan."Dengan panjang kali lebar Asifa menceritakan masalahnya pada kakaknya.
"Intinya kamu ingin lepas dari mereka tanpa jejak bukan?"tanya Taufiq.
"benar kak tapi Asifa bingung bagaimana caranya."Keluh Asifa.
"Yang penting kamu sembuh dulu. Sambil menunggu kamu keluar dari rumah sakit ini. kakak atur strategi untuk itu, sekarang kamu fokus dengan kesembuhan mu."Kata Taufiq.
"Asifa bisa...."
*****Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments