"Mari bu Asifa saya bantu,"suster memapah Asifa ke kursi roda, dan mendorong menuju ke taman"ya sudah kalau begitu saya permisi ya buu, semoga cepat sembuh."Ujar suster yang cantik dan ramah itu.
Pagi hari yang masih sejuk matahari yang baru beranjak naik menyinari bumi. Udara yang masi bersih, karena belum banyak kendaraan yang sibuk berlalu lalang di sekitar rumah sakit. Asifa memejamkan mata merasakan udara yang sejuk ini, sungguh menenangkan. Dia menenangkan jiwanya yang lagi gundah gulana. Asifa berharap setelah keluar dari rumah sakit ini, dia bisa lebih baik lagi. Karena dia juga belum apa saja yang nanti akan dia hadapi.
"Ma kak Aisyah ke sini sama siapa? naik mobil bus apa pesawat ma?"tanya Asifa masih dengan memejamkan mata.
Katanya ikut semuanya, belum tahu, tadi malam hanya bilang mau ke sini besok. Kalau naik bus atau kereta api paling sampai malam nanti. Tapi kalau naik pesawat nanti siang sudah sampai rumah sakit."Kata bu Hafsah.
"Apa kakak tidak capek langsung ke rumah sakit?"tanya Asifa.
"Mama mana bisa melarang apa yang sudah di katakan oleh kakak mu itu. Suaminya saja tak berkutik jika Aisyah sudah berucap. Untung suaminya cinta mati jika tidak pasti Aisyah sudah jadi janda dari dulu."Kata bu Hafsah.
"Tidak apa-apa yang penting dia menjadi wanita sempurna tidak seperti Asifa jadi wanita tak berguna." hal itu membuat kedua orang tuanya kaget.
"Apa yang kamu katakan sayang jangan berbicara seperti itu tak baik. Jangan kamu berprasangka buruk, berprasangka baiklah pada yang menciptakan mu. Mungkin ini adalah yang terbaik untuk masa depan mu. Ingat, jangan lupa Allah mengetahui segala sesuatu. sedangkan kamu tidak mengetahuinya."Kata pak Herman, mengingatkan putrinya, masih ada yang bisa menerimanya apa adanya.
"Apa masih ada yang mau dengan Asifa pa, Asifa tak bisa memberikan keturunan siapa pun. Asifa wanita mandul, hanya kesempurnaan yang di cari laki-laki agar ia memiliki keturunan."Kata Asifa.
"Kalau begitu kamu bisa ambil anak untuk menjadi teman mu dari panti. Kita rawat dan besarkan bersama, untuk berbagi rasa. Dia butuh kasih sayang orang tua kamu butuh anak, untuk saling melengkapi. Ceritakan itu ketika dia beranjak dewasa, atau ketika dia bertanya siapa dirinya."Kata bu Hafsah, memberi masukan pada putrinya.
"Ide bagus, ada benarnya juga apa yang di katakan mama sayang."Timpal pak Herman.
"Lihat nanti saja ma, sementara waktu Asifa akan datang ke panti saja. Untuk menghibur diri dari kesepian ini. Karena Asifa juga ingin menjadi ibu, kalau di panti anak-anak tidak hanya ada satu atau dua. Setidaknya Asifa bisa melupakan apa yang sudah terjadi."Kata Asifa.
"Mama dan papa akan mendukung mu, apa pun keputusan mu semoga yang lebih baik."Kata bu Hafsah dan di angguki pak Herman, sebagai tanda setuju. lalu mereka berpelukan, sebuah kecupan mesra di terima oleh Asifa dari kedua orang tuanya.
"Mereka terus bercengkrama hingga tidak terasa sudah satu jam lebih mereka di sana. akhirnya mereka kembali ke ruangan, ternyata di depan ruangan sudah ada keluarga Dinata.
"Itu mereka."Tunjuk Ardi pada keluarganya.
"Assalamualaikum"ucap pak Herman dan yang lain serentak.
"Wa'alaikumsalam"jawab keluarga Dinata.
"Sayang kamu habis dari mana?" tanya bu Gina.
"Habis dari taman bu."Jawab Asifa, dengan menunduk. karena menghindari tatapan Ardi dan keluarga Dinata.
"Kita masuk dulu ya kasihan Asifa duduk terus, hampir dua jam pasti lelah."Kata bu Hafsah, dan yang lainnya hanya mengangguk.
Mereka berjalan ke ruangan, dengan hati-hati pak Herman membantu putrinya. Ardi yang melihat Asifa tidak mau menatapnya. Dia pun cukup menjaga perasaan Asifa, itu juga karena Dia yang sempat berniat agar Asifa membencinya. Ternyata sangat sakti ketika di benci orang yang kita cintai.
Setelah di atas branker Asifa duduk untuk minum sebelum dia merebahkan diri.
"Ma Sifa haus"ucap Asifa, bu Hafsah memberikan minum dan Asifa menerima."Ma Asifa ngantuk apa boleh tidur?"dengan nada manja pada mamanya.
"Boleh, kamu sudah lelah, itu juga pengaruh obat makanya kamu mengantuk."Kata bu Hafsah, sambil mengusap kepala Asifa yang terbalut kerudung. Karena dari tadi Asifa memang menguap terus.
Baru Asifa merebahkan tubuhnya, pak Surya mendekat dan berkata "Asifa opa minta maaf ya, karena opa kamu dan Ardi harus berpisah. andaikan opa tidak pengecut, kalian tidak akan terpisah."Kata pak Surya.
"Ya opa, Asifa sudah memaafkan semua keluarga Dinata. Karena Asifa buka siapa-siapa, Allah saja maha pemaaf." Kata Asifa.
"Kalian kan belum berpisah secara hukum negara baru hukum agama. Apa tidak sebaiknya rujuk saja, toh Ardi baru talak satu kan."Kata pak Surya, memberikan saran agar cucunya bersatu lagi dengan orang yang di cintai.
Mendengar itu Asifa tak tertarik lagi apabila mengingat ucapan ardi."Jujur saya memang sudah hilang rasa pada Asifa, setahun terakhir ini. Dan untuk apa saya pertahankan jika dia juga tidak bisa memberikan saya keturunan."Itu sungguh membuat Asifa sakit hati.
Sedangkan Ardi memang tidak ingin berpisah hanya karena Asifa tidak memberikan keturunan. Namun dia juga ingin memiliki keturunan, karena dia hanya manusia biasa. Andaikan dia seperti nabi Ibrahim, mungkin dia bisa memiliki dua istri. Siapa tahu dengan begitu Asifa bisa hamil juga. Tapi sayangnya Asifa tidak mau di madu, itu juga yang dia pikirkan apakah dia bisa adil jika memiliki dua istri.
"Asifa cukup tahu diri opa, siapa Asifa. Maka dari itu dengan rujuk, tidak bisa mengembalikan sesuatu yang seperti semula. Sama halnya kaca yang sudah pecah, tak mungkin kembali seperti semula walaupun sudah di perbaiki."Kata penuh penekanan yang di tujukan pada pada Ardi.
"Maafkan mas dek. Mungkin ini yang terbaik untuk kita, semoga kamu dapat yang lebih baik dari mas. Saya permisi"kata Ardi segera pergi dari ruangan. Lalu duduk di bangku tunggu depan ruangan. Menangis dia sungguh sangat sakti hati, lalu dia ingat beberapa hari lalu apa yang sudah dia katakan pada bu Hafsah di hadapan Asifa. Itu kata-kata menyakiti hati Asifa, yang kini berstatus mantan istri.
"Maafkan kami ya Asifa, ini semua salahku salah opa. Mungkin Ardi juga sama dengan mu, Ardi sangat mencintai mu, bahkan tadi malam waktu dia tidur memeluk foto mu. Opa minta maaf, jangan pernah putuskan hubungan keluarga kita. Kamu cucu perempuan opa, opa tidak mau kehilanganmu sayang. Bolehkah opa memeluk mu sayang?"meminta izin untuk memeluk Asifa yang sudah di anggap cucunya.
"Tapi opa..."
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Noviyanti
semangat asifa
2022-12-11
1
@Kristin
bunga buat mu Thor 🌹
2022-10-15
1
Lina Zascia Amandia
Asyifa pasti kuat... tapi Ardi sbnrnya cinta ya? Kasihan dong...
2022-10-12
1