"Hah, ada apa pa? apa tidak bisa besok ini sudah malam." Protes bu Sita.
Ini urusan laki-laki, karena sudah malam saya mau menginap saya lelah."Kilah pak Surya.
"Lalu Jefry gimana? apa ..."
"Kenapa kamu mengkhawatirkan Jefry ketimbang suamimu."Kesal sama istrinya itu. Tapi kalau di pikir ada baiknya dia tidak curiga lagi padanya.
"Bukan begitu pa, sa....."
"Sudahlah saya malas berdebat dengan mu." Pak Surya yang langsung mematikan ponselnya.
Pak surya menatap anak dan cucunya, yang tersenyum meledeknya. Ada sedikit kesal sama mereka berdua yang sedang meledek.
"Ardi tolong opa, panggilkan Jefry."pinta pak Surya pada Ardi.
"Siap opa"tapi bukan pergi dia malah mengambil ponsel di saku celana.
"Halo tuan" suara Jefri yang sudah tersambung.
"Halo pak bisa masuk rumah sekarang, karena pak Jefry sebagai saksi."Kata Ardi, sambil melirik opa dan ayahnya bergantian. dan langsung mematikan ponselnya dan menyimpan kembali.
"Memang nya siapa yang mau di sidang harus menghadirkan saksi segala?"tanya pak Surya.
"Bukannya opa minta penjelasan dari ayah tentang oma jahat itu."Kata kata Ardi, sedikit menyindir opanya.
"Ya opa minta maaf sama kamu Ar, opa memang salah, bahkan tidak hanya padamu tapi juga pada ayahmu. Opa baru sadar, bahwa opa terlalu percaya pada perempuan itu."Penyesalan pak Surya.
"Apa yang saya tanya sekarang sama papa itu apa yang membuat papa menyayangi Ferdinand. Sedangkan saya yang anak kandung papa, tapi papa tak pernah perduli. Apa karena papa tak mencintai mama Hanifa?"tanya pak Arya, dengan nada kesal pada papanya.
"Apa merasa bersalah pada Ferdinand, dia juga anak papa Arya. Papa akui kesalahan papa pada mama mu begitu besar. Papa dan mama berantem dan papa hilang kendali hingga papa memukul mama. Tapi itu karena papa cemburu saat mama berpelukan dengan sahabat yang sekaligus sepupunya mama. setelah mendengar penjelasannya sahabat atau saudara mama. Papa menyesal karena papa pertama kali memukul mama saat itu. Papa tidak di tegur sama mama selama satu minggu. Papa frustasi hingga papa pergi ke sebuah club. Dan hari itu papa mabuk berat, papa tidak tahu kalau Sita memanfaatkan keadaan. Memang Sita mantan pacar papa, hingga hadirlah Ferdinand. Dan Sita minta papa untuk bertanggung jawab. Dari situ lah mama dan papa bertengkar lagi. Setelah bertengkar mama pergi menggunakan mobil kesayangannya. Namun naas mama kecelakaan dan bertabrakan dengan truk. Yang sama-sama melaju kencang, hingga tabrakan tidak dapat dihindari. Saat itu kamu berusia 2 tahun setengah. Setelah dua bulan papa masih belum bisa menerima Sita untuk menikahinya. Akhirnya dia mengancam akan membunuhmu dan Ferdinand yang masih di dalam perut itu. Mau tidak mau papa menikahinya demi melindungi mu nak. Papa tau dia merebut semua hak mu itu juga atas ancaman. Memang papa ini bodoh, papa tidak bisa memberikan apa-apa buat kamu. Maka papa memberimu uang itu secara diam-diam. Supaya apa yang di rebut Ferdi, kamu bisa beli lagi. Dengan di bantu oleh bibi, atau mang Asep. Ketika kamu dewasa malah kamu bangun perusahaan sendiri. Pada saat itu Sita nuntut papa dan minta Ferdinand yang jadi pewaris utama. Papa tidak bisa memberikan itu, karena sudah menjadi hak milik mu. Ketika mama masih hidup semua aset atas nama mu. kecuali perhiasan mama, dan akhirnya di ambil Sita semua. Tapi sisa satu, itu perhiasan turun temurun dari keluarga mama. Nih papa berikan buat Gina, nanti Gina berikan ke menantu berikutnya." Kata pak Surya, panjang lebar sambil memberikan kotak kecil pada Gina.
Bu Gina menerima kotak itu yang di berikan oleh mertuanya.
"Terima kasih pa"ucap bu Gina.
"Papa salah saya punya bukti semua pa bahkan Ferdinand juga bukan anak papa. sebentar Arya ambil di ruang kerjaku."Kata pak Arya. Sambil berdiri dan pergi menuju ruang kerjanya.
Mereka yang ada di ruang keluarga terutama bu Gina penasaran dengan kotak kecil itu.
Akhirnya dia membuka kotak itu, ternyata isinya Kaling bermata hijau daun. Di permata itu juga bertuliskan WIDARMA, ya itu nama marga bu Hanifa. Maka dari pak Surya tidak bisa memberikan pada bu Sita.
"Papa apa ini nama marga mama?"tanya bu Gina.
"Iya tu nama marga mama Hanifa Gin." Jawab pak Surya.
"Itu kalung yang ada di foto mama kan pa?"tanya pak Arya.
"Iya, oh jadi kamu yang masih simpan foto mama yang itu ya. Papa pikir sudah habis di bakar sama Sita."Kata pak Surya.
"Oh ya, nih yang Arya simpan aku harap setelah ini papa bisa adil."Pak Arya menyerahkan amplop coklat.
Pak Surya segera membuka dan membaca dengan teliti lembar demi lembar. Ada sebuah video rekaman, beberapa tahun lalu di mana Ferdinand menandatangani surat penyerahan perusahaan untuk Ferdinand dari ayah biologisnya. Juga video rekaman bersama Bambang, dengan memberitahu tentang itu semua. Hanya yang intinya saja, dan beberapa berkas tentang laporan Jefry dan foto sebagai bukti.
"Jadi selama ini Jefry itu orang kepercayaan mu Ar? papa pikir tidak akan bisa keluar dari masalah ini. Bahkan papa bisa jadikan ini barang bukti kejahatan Sita terutama atas penipuan bahwa Ferdinand bukan anak papa. Dan atas kematian mama juga bisa papa ajukan buat pemberatnya. Berarti Ferdinand sudah tau kalo papa bukan papa kandungnya?"tanya pak Surya.
"Iya itu yang akan Arya bongkar ketika papa mempersulit penyerahan perusahaan. Tapi papa malah yang mencari Arya sendiri, minta penjelasan tentang ini semua."Ujar pak Arya.
"Karena papa mendengar pembicaraannya di balkon dengan seseorang dengan nada marah. Maka dari itu papa segera mengganti pakaian dan alasan mau ketemu Rudi. Dan alasan sudah lama tidak ketemu, mumpung ada di sini. Karena papa tidak mau gagal lagi, dan harus dapat bukti yang konkrit."Kata pak Surya.
"Arya pikir papa ke enakan berada dalam kungkungannya, lupa sama Arya. Ternyata papa tidak, malah terkekang karena Arya."Kata Arya.
"Ya papa minta maaf karena mengabaikan mu. Dan hanya memberikan uang, tapi papa tahu pasti kamu baik baik saja. Kalau sekarang papa tidak perduli lagi, besok kamu dan Ardi ke kantor ya, papa akan serahkan pada mu atau langsung ke Ardi?"tanya pak Surya.
"Mending papa selesai kan masalah papa dan mama sita. Tapi kalau mama di penjara kita siap tidak siap nerima gosip pa."Kata pak Arya.
"Benar kata mu nanti papa akan selesai kan dengan cara baik-baik. Tapi kalau Sita tidak bisa mau gimana lagi tapi tidak akan seramai beritamu."Jawab pak surya, dengan santai.
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Nur Khasanah
ya karena belum pengalaman kak,
bertahap belajar dari cerita yang menjadi motivasi. dengan rajin membaca tentu nya 😁😁😁😁
2022-09-15
0
Rini Antika
Semangat terus dalam berkarya Kak..💪
2022-09-15
1
Rini Antika
maaf ya Kak knp gak dibikin beberapa paragraf biar gak terlalu panjang paragraf nya..🤭✌️
2022-09-15
1