"Saya kesini untuk menyampaikan surat cerai dari tuan Ardi pada nyonya Asifa."Pengacara itu pun memberikan amplop coklat, yang bertuliskan pengadilan agama.
Dengan berat hati Asifa menerima amplop coklat itu yang diberikan pengacara keluarga Dinata. lalu ia membukanya, di kertas warna putih itu sudah tertera nama Ardi Kusuma Dinata. Yang artinya hari ini Asifa telah resmi menjadi janda. Sungguh ini bukan impian Asifa, menjadi janda muda. Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya yang putih mulus. Sadar akan situasi, dia segera mengusap air matanya. lalu melipat dan memasukkan kembali ke dalam amplop coklat.
"Terima kasih pak, sudah tidak ada yang harus di bahas lagi kan? salam untuk keluarga Dinata! assalamualaikum."Ucap Asifa, dan masuk ke dalam rumah, langsung menutup pintu utama.
"Wa'alaikumsalam," lalu kembali ke mobil "Kasihan nasibnya nyonya Asifa, masih muda harus menjadi janda. Hanya karena tidak bisa memberikan keturunan, dan tidak mau di madu."Kata dalam hati, langsung melaju menuju ke rumah keluarga Dinata.
Sementara Asifa menyibukkan diri dengan memasak di dapur dan selanjutnya membereskan rumah. Dengan begitu dia merasa lebih baik dari pada hanya diam di kamar. Setelah selesai dia melanjutkan dengan mencuci pakaian dia dan kedua orang tuanya.
Jam menunjukkan pukul 11:45 ia memasukkan makanan ke dalam tempat makan. Untuk kedua orang tuanya, untuk di bawa ke toko kue bu Hafsah.
Saat di jalan Asifa ketemu dengan suaminya Erna yaitu Rusdy. Asifa yang kini sedang viral dengan statusnya. Nanyak para lelaki yang ingin dekat dengan. Namun hal itu yang membuat Asifa risih terlebih ini suami dari Erna. Yang di mana perempuan yang bernama Erna, terkenal si perempuan mulut cabe setan.
"Assalamualaikum Asifa,"ucap Rusdy.
"Wa'alaikumsalam."jawab Asifa.
"Asifa mau kemana? biar sekalian saya antar?"tanya Rusdy, dengan senyum menggoda.
"Terima kasih, saya bisa sendiri kak."Dengan cuek.
"Sudah tidak apa-apa Asifa, masak sudah cantik begini harus kepanasan. Merayu Asifa agar ikut ke dalam mobilnya.
"Tidak karena saya bisa naik angkot nanti di depan gerbang komplek kak."Kata Asifa yang memang dia berniat naik angkot untuk ke toko kue bu Hafsah.
"Kalau kedepankan kan jalan lumayan jauh biar bareng kakak saja, nanti kakinya pada pegal-pegal."Tidak kehabisan akal untuk bisa mengajak Asifa.
Dari dalam rumah erna yang melihat senyum suaminya kepada Asifa. langsung saja marah, karena dia pikir Asifa yang menggoda dulu.
ASIFA!!!"Teriak Erna dari ambang pintu. Lalu menghampiri suaminya dan Asifa.
"Dasar janda gak tau diri, berani-beraninya kamu menggoda suami ku!!!."bentak Erna, pada Asifa yang tolak pinggang.
"Er, maaf ya saya tidak menggoda suami mu sama sekali. Permisi assalamualaikum." Segera pergi dari hadapan Erna dan Rusdy.
Wa'alaikumsalam."Jawab mereka berdua.
Mas kamu itu harus jaga jarak dengan Asifa itu. Apa kata orang jika nanti ada yang lihat kamu ada hubungan dengan Asifa."Kata Erna dengan nada kesal.
"Kamu apaan sih, kita kan tetanggaan setidaknya basa basi gitu toh cuma di depannya. Tidak ada salahnya jika kita bisa membantunya sayang."Merayu istrinya yang lagi keluar tanduknya.
"Membantu apa paling itu modus mu saja. Kamu lagi mas, katanya lagi ada janji sama temen mu. Kenapa malah sibuk ngurusin urusan janda itu hah!!!"Erna semakin kesal ketika suaminya bilang membantu Asifa.
"Sudah percuma aku ngomong sama kamu, yang ada tidak ada habisnya, aku pergi dulu." langsung masuk mobil dan melajukan mobilnya untuk ketemu temen kerjanya.
...****************...
"Tuan Ardi, saya sudah sampaikan pada nyonya Asifa. Dan nyonya Asifa titip salam pada keluarga Dinata." Kata pengacara yang saat ini sudah sampai di kediaman keluarga Dinata.
"Apa Asifa tidak mengatakan yang lain?"tanya Ardi, di berharap ada kata-kata Asifa untuk nya.
tidak ada komentar apa pun dari nyonya Asifa tuan."Jawab pengacara itu.
"Apakah anda yakin Asifa tidak mengatakan apa pun?"entah kenapa Ardi merasa sesak di dadanya. Saat tahu mantan istrinya tidak mengatakan apa pun.
"Benar tuan, nyonya Asifa hanya mengatakan terima kasih dan langsung masuk rumah. memang saat menerima amplop coklat dari saya sempat membuka. Namun tidak mengatakan apa-apa selain terima kasih tuan."Pengacara tersebut tidak mengatakan, jika Asifa sempat meneteskan air matanya. Karena dia merasa itu sudah tidak perlu Ardi ketahui. Cukup dia tahu saja, karena dia juga merasa jika posisi nya pada pak herman.
"Ya sudah kalau begitu, tugas anda saat ini selesai. Terima kasih atas bantuannya, karena tanpa anda ini urusan tidak selesai."Ucap Ardi.
Sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum."Beranjak pergi dari kediaman keluarga Dinata.
"Wa'alaikumsalam,"jawab Ardi lirih.
"Gimana Ardi apa urusanmu sudah selesai?"tanya pak Surya, yang muncul dari ruang keluarga.
"Sudah opa, Ardi ke kamar dulu opa."Jawab Ardi dan langsung pamit untuk ke kamar.
"Ya istirahatlah."Ya pak Surya tahu apa yang di rasakan cucunya semata wayangnya. Kehilangan orang yang paling di cintai sangat menyakitkan. Terlebih ini ialah penyebab perceraian itu terjadi, karena sifat bodoh dan pengecut. Hingga merusak rumah tangga cucu semata wayangnya.
...****************...
Setelah menempuh perjalanan 45 menit akhirnya Asifa kini sudah sampai di toko kue.
Ya lama perjalanan karena jalan dan menunggu angkot yang lama. Asifa sebenarnya bisa saja memesan ojek online. Namun itu dia lakukan guna menghibur diri agar tidak terlalu kepikiran nasibnya.
"Assalamualaikum"ucap Asifa dengan membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam kak Asifa."Kompak para karyawan, menyambut kedatangan anak pemilik toko tersebut.
Mata Asifa tertuju pada Lira karyawan sekaligus sepupunya itu."Lira apa kamu lagi sakit, kenapa wajah mu pucat sekali. Kalau sakit mending istirahat jangan kerja dulu." Kata Asifa yang belum tahu jika Lira tengah hamil muda.
"Lira tidak sakit kak, tapi lagi hamil."Jawab lira kikuk, karena tidak enak dengan Asifa takut menyinggung perasaan Asifa. Dan itu benar saja, karena terlihat dari perubahan raut wajah Asifa.
"Wah selamat ya, semoga sehat terus ibu dan bayinya. Tidak kurang suatu apapun, Dan lahir dengan selamat baik ibu dan bayinya. Aamiin." Ucap Asifa, walau ada rasa iri di hati, tetap hal yang baik yang ia ucapkan. Asifa masih banyak belajar menerima kenyataan bahwa ia harus jalani.
"Aamiin, terima kasih kak doanya."Kata Lira dengan senyum manisnya.
"Ya sudah kakak ke ruang papa dulu ya."Pamit Asifa pada Lira, dan langsung berjalan menuju ruang papanya.
"Iya kak."Jawab singkat, Lira karena Asifa juga sudah berlalu pergi ke ruangan omnya.
"Assalamualaikum papa mama"saat Asifa membuka pintu ternyata papa dan mamanya baru selesai menjalankan sholat zhuhur.
"Wa'alaikumsalam sayang"jawaban kompak mereka.
"Yah Asifa telat deh, papa dan mama sudah makan belum?"tanya Asifa takut kecewa lagi. yang pertama ketinggalan sholat bareng, dan papa dan mamanya sudah makan.
"Belum sayang, kamu bawa makanan kah?"bu Hafsah.
"Alhamdulillah, tapi Asifa sholat dulu ya, nanti kita makan bareng."Kata Asifa, dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
*****Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Noviyanti
satu bunga untuk asifa.
2022-12-17
0
@Kristin
sabar ndok...
2022-10-19
1
Mommy QieS
Jadi baper Asifa
2022-09-15
1