Di rumah sakit
Lira sampai di rumah sakit langsung menuju ke kamar inap Asifa. Dan melihat Ardi di depan kamarnya Asifa.
"Assalamualaikum"sapa Lira
"Wa'alaikumsalam, Lira kamu sama siapa?"tanya Ardi.
"Sendiri tadi naik ojek online, saya masuk dulu ya mas, permisi."Kata Lira
Ya Lira sepupunya Asifa, anak dari Adiknya pak Herman. Lira sudah berkeluarga dan sekarang suaminya lagi kerja di toko pak Herman. Biasanya Lira juga kerja di toko yang sama. Namun pak Herman meminta untuk jaga Asifa, karena pak Herman mau istirahat. Di toko ada karyawan lain suami Lira, Firman dan Ismi.
"Lira membuka pintu ruangan Asifa" assalamualaikum"ucap Lira.
Lira masuk dia berjalan ke arah banker Asifa, lalu duduk di kursi samping Asifa. Di tatapnya wajah putih pucat Asifa, dia kasihan dengan nasipnya Asifa. Lira jadi berpikir apakah dirinya perlu pemeriksaan juga ke spesialis kandungan. Apakah dia subur atau bernasib sama dengan Asifa. Ya kemarin dia sudah tau dari pak Herman cerita tentang Asifa pada Lira. Tapi hanya pada Lira, selaku ponakannya saja tidak dengan suaminya. Asifa membuka matanya, Lira segera memberitahu Ardi.
Tak lama Ardi dan dokter datang, dan memeriksa Asifa. setelah tahu keadaan Asifa dokter pun pamit. Ardi mengubah panggilan pada Asifa, dari sayang adek.
"Dek makan ya, habis itu minum obatnya. Eh ini ada juga obat sebelum makan di minum nih."Kata Ardi, memberikan obat dan gelas yang berisi air.
Asifa hanya menerima dan segera minum obatnya, setelah itu ia makan.
"Mas, biar aku suapin kak asifa aja."Ujar Lira, karena melihat sepupunya yang tak nyaman dengan keadaan ini.
"Ya sudah, nih pastikan kakakmu makan dan minum obatnya ya. Kalau ada yang di perlukan bilang dengan mas. Mas ada depan nunggu di luar ya."Usai berkata Ardi keluar ruangan.
"Kak nih makan yang banyak ya AAA."Lira menyuapi asifa. Baru beberapa suap Asifa tak tahan karena mual, dia menyudahi makannya.
"Sudah Lir aku mual, dari pada muntah. Mana obatnya, biar ku minum."Kata Asifa
"Ini kak"Lira memberikan obat dan air minum.
"Maaf ya Lir kakak ngerepotin kamu, bagaimana dengan suami mu. Apa dia tidak keberatan kamu disini, biasanya kalian bersama."Tanya Asifa.
"Alhamdulillah kak dia tidak keberatan kok. Malah nanti dia akan kesini jenguk kakak sekalian jemput aku."Jawab Lira.
"Kakak istirahat ya, ingat kata dokter tadi kakak harus banyak istirahat. Jangan banyak pikiran ya, biar kakak cepat sembuh."Lira membantu Asifa berbaring, dan membenarkan selimutnya.
"Iya Lir kakak sudah bosan di sini. Apalagi mas Ardi ada di sini bikin aku tak nyaman. makin sulit lagi aku move on, karena ayahnya malah gak aku menjauhi mereka. Tetap menganggap aku anak perempuan mereka. Bahkan kamu tau dengan sikap mas ardi tadi tidak berubah. Hanya panggilan saja yang di rubah."Kata Asifa, secara tak langsung dia curahan isi hatinya pada Lira.
"Yang sabar ya kak. Semoga ini yang terbaik untuk kakak. Tidak ada permusuhan antara keluarga kita dan mas Ardi. Sekarang kakak istirahat, katanya sudah bosan di sini. kalau gitu kakak harus sembuh dulu ya."Kata Lira menyemangati sepupunya.
"Iya, makasih."Hanya itu yang ia katakan, Asifa pun menutup matanya.
Ardi yang tadinya mau masuk, memastikan apakah Asifa sudah minum obatnya. Malah mendengar curahan hati Asifa. Ardi merasa serba salah, karena dia juga tak ingin jauh dari Asifa tidak hanya orang tuanya saja. Namun dia berjanji pada diri sendiri, tetap akan menyayangi Asifa sebagai adik. sesuai permintaan ayah dan ibunya, tak lebih meskipun berat. Tapi dia yakin berat hanya di awal saja karena belum terbiasa.
"Lira, Asifa sudah minum obatnya?"tanya Ardi dan melihat nampan makanan asifa.
"Sudah mas, tapi makannya sedikit, katakan mual tadi."Jawab Lira dengan pelan.
Ya sudah saya tunggu di luar saja."Sambil berbalik badan hendak pergi.
"Iya mas, saya juga mau izin keluar dulu mumpung kak Asifa tidur."Izin Lira, karena ingin ke dokter kandungan.
"Baiklah sementara kamu keluar, saya juga tidak bisa di dalam, jadi selama kamu tidak ada saya di depan ruangan."Kata Ardi sambil berjalan keluar di ikuti oleh Lira.
"Ya sudah lira pergi dulu, assalamualaikum."Ucap salam lalu pergi.
"Wa'alaikumsalam"jawab Ardi, sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan.
...****************...
"Nyonya Lira Safira"panggil perawat
Lira berjalan masuk keruangan dokter spesialis kandungan.
"Apa ada yang bisa saya bantu bu?"tanya dokter cantik, yang sering di panggil dokter Nina.
"Begini Bu dokter, saya sudah satu tahun lebih menikah, tapi sampai saya belum hamil. Jadi saya mau cek apakah rahim saya sehat, begitu dok."Lira menjelaskan tujuannya.
"Mari bu timbang berat badan, ukur tinggi badan dan tensi dulu. Suster tolong di bantu ya ibu Lira nya."Pinta dokter Nina.
"Baik dok, mari saya bantu."Kata suster.
Lira mengikuti prosedur dokter kandungan.
Lalu di minta naik ke banker, berbaring dan akan di lakukan USG untuk cek rahim nya. Sang dokter menggerakkan alat medis itu, setelah tadi suster mengoleskan jell.
Apakah ibu bulan ini sudah datang bulan."tanya dokter.
Belum dok, dan tanggal datang bulan saya 2 hari lagi. Kenapa ya dok, apa ada masalah yang serius?"Lira balik tanya, dengan perasaan was-was dan gugup.
Dokter Nina tersenyum pada Lira, hal itu membuat Lira bingung.
"Begini bu, menurut pemeriksaan saya ibu tidak ada kendala apapun. Bahkan saat ini ibu sedang hamil, kurang lebih tiga minggu. Biar lebih pasti nanti ibu ke kamar mandi ya kita cek pakai testpack. Sus tolong bantu ibu Lira dan berikan testpack ya."Kata dokter.
Lira mendengar penjelasan dokter, sungguh tak percaya jika dirinya akan menjadi ibu. Untuk memastikan apakah benar yang dikatakan oleh dokter. Lira menerima testpack yang di berikan suster, lalu ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian di keluar dari kamar mandi. Dengan mengalirnya air mata, sungguh ini di luar dugaan. Niat nya hanya ingin memeriksakan dirinya sehat atau tidak. Malah dapat kejutan yang luar biasa, ternyata saat ini dia telah berbadan dua.
"Dokter ini garis dua."Kata Lira walaupun air matanya mengalir di pipi. Bukan karena sedih, melainkan bahagia.
Iya bu, selamat ya ibu, jaga kesehatan, jaga pola makan, makan makanan bergizi, jangan lupa minum vitamin yang saya berikan. Nanti ibu tebus ke apotik ya, ibu juga harus minum susu ibu hamil juga. Sekali lagi selamat ya bu"Ucap dokter Nina, memberikan resep vitamin pada Lira.
"Terima kasih dokter, saya akan mengikuti saran dokter, saya pamit."Kata Lira dengan wajah ceria, ia keluar menuju apotik.
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
🤗🤗
semangat
2022-12-13
1
Rini Antika
Wa'alaikumsalam..🤭 begadang Kak?
2022-08-15
1