Malam hari sudah di kamar inap Asifa, ramai dengan para karyawan pak herman. Termasuk suaminya Lira, yang bertujuan menjemput Lira sekalian menjenguk Asifa.
"Assalamualaikum" ucap mereka kompak saat pintu kamar Asifa terbuka.
"Wa'alaikumsalam" jawab semua orang yang ada di dalam, Asifa, Lira, Ardi, pak Arya, dan bu Gina. Sementara pak Herman dan Hafsah masih di perjalanan menu rumah sakit.
"Wah kakak gimana kabarnya, sudah mendingan?"sapa Rendi, sambil menghampiri Lira.
"Alhamdulillah Ren kakak sudah baikkan, kamu mau jemput Lira ya?" tanya Asifa balik.
"Iya kak sekalian nengok kakak. Ini kami makanan kesukaan kakak, martabak coklat keju susu, cepat sembuh ya kak."Kata Rendi.
"Wah kamu repot repot, tapi terima kasih ya Rendi, Firman, dan Ismi. Aku bosan di sini, apalagi aku cuma boleh makan bubur rumah sakit. Karena ada martabak manis ini, aku jadi semangat untuk makan dan minum obat" jeda sejenak sedikit kemudian "sini kan aku mau makan." Dengan sigap Lira memberikan pada Asifa.
Ardi dan kedua orang tuanya pamitan "Sayang ibu pulang ya, cepat sembuh ya nanti kita kesini lagi ya."Pamit bu Gina.
"Ya sayang makan yang banyak ya, jangan banyak pikiran ya, ayah pulang dulu."Pamit pak Arya.
"Dek saya pulang ya, jaga kesehatan, jangan banyak pikiran, jangan lupa bahagia ya. Saya pamit pulang ya besok saya kesini lagi. Assalamu'alaikum" ucapnya Ardi meski di antara mereka berdua ada kecanggungan.
"Iya bu, yah, mas terima kasih Wa'alaikumsalam."Jawab Asifa. Mata Asifa menatap mertuanya dan tidak mau menatap ke arah Ardi.
Ardi dan kedua orang tuanya keluar ruangan Ardi tau jika Asifa masih belum bisa memaafkan dirinya pun. Ia memaklumi akan sakit hatinya Asifa, itu karena keluarganya.
Ia berharap semua akan baik-baik saja, mereka berdua bisa seperti yang di harapkan orang tua mereka. Menjadi saudara bukan menjadi pasangan lagi.
Ardi apa Asifa masih belum bicara sama kamu?" tanya pak Arya, ketika mereka sampai di lorong rumah sakit.
"Belum yah, bahkan tadi dia hampir jatuh saat keluar dari kamar mandi." Lalu Ardi menceritakan kejadian tadi, bahwa Asifa tak mau memandang dirinya.
"Kamu yang sabar ya, pasti itu karena Asifa belum terbiasa dengan keadaan ini."Ujar bu Gina.
"Iya bu, eh terus gimana masalah pernikahan yah?"tanya Ardi pada pak Arya.
Pak Arya masih belum memberikan jawaban. karena mereka telah sampai di parkiran, setelah masuk. maka pak Arya menceritakan semua tentang keluarga Rita dan Erna. Bahkan pak Arya memberikan bukti percakapan pak Bambang dan bu Sita. Dan juga Erna yang menghina Asifa di depan umum.
"Erna memang keterlaluan, dari dulu dia itu selalu mencari masalah sama Asifa yah. Justru Asifa tidak pernah membencinya. Tidak tahu kalau sekarang bagaimana, membenci pun Ardi rasa tidak. Paling Asifa menghindari Erna agar tidak ribut atau bermasalah sama Erna."Kata Ardi yang kagum dengan ketulusan hati Asifa pada siapapun.
"Ya makanya ibu dan ayah tidak mau kehilangan anak seperti Asifa. Andaikan ibu bisa punya anak lagi mau punya anak perempuan. Dan pasti kamu gak harus berpisah dengan asifa, dan ayah mu tidak hanya berharap cucu dari mu."Ujar bu Gina. Dengan nada lesu, mengingat dirinya tidak dapat memiliki anak lagi setelah dirinya keguguran karena kecelakaan. Karena itu juga dia bertemu dengan Asifa, waktu Asifa lagi bayi berusia 7 bulan. Bu Gina jatuh cinta pada bayi cantik, pipi cabi dan menggemaskan. Dari situ dia menjalin persahabatan dengan bu Hafsah.
"Sudah bu, yang lalu biar berlalu, jadikan kenangan dan pelajaran saja. Ayah tidak mau ibu sedih mengingat masa lalu." Kata pak Arya, dengan menggenggam tangan bu Gina.
"Ya bu doain Ardi biar dapat istri yang baik dan Sholehah seperti Asifa. Yang lebih penting lagi bisa memberikan ibu cucu nantinya."Kata Ardi, berusaha menghibur ibunya.
...****************...
Kembali di ruangan Asifa, kini Asifa sedang makan martabak yang di bawakan para karyawan toko pak Herman. Hampir habis satu kotak martabak, bahkan sampai kenyang. lalu minum obatnya, bahkan bubur yang di sediakan rumah sakit tidak di sentuh.
"Kakak hampir habis satu kotak ini, lagi lapar apa doyan kak."Kata Lira, yang melihat isi kotak tinggi sedikit.
"Dua duanya Lir, bahkan kalau lagi tidak sakit sudah habis hehehe."Kata Asifa dengan cengengesan.
"Ya ya ya.... aku lupa, kalau ada martabak ini suka lupa sama yang di sekitar kakak." Sindiran di lontarkan oleh Lira. Di sambut tawa oleh semua orang yang ada di dalam ruangan.
"Assalamualaikum, wah lagi seru nih cerita apa, boleh dong papa ikut."Pak Herman mengagetkan mereka yang ada di dalam ruangan.
"Wa'alaikumsalam"kompak menjawab salam.
"Ini om kakak gak mau makan makanan dari rumah sakit. Karena ada martabak kesukaannya om."Adu Lira pada omnya.
"Jangan heran kalau kakak mu ini lupa makanan rumah sakit. Masakan mamanya saja tidak di makan, kalau ada martabak itu."Ujar pak Herman.
"Iih papa bukan gitu, kalau aku makan yang ada martabak nya tidak ke makan."Elaknya
"Alah ngomong aja takut di minta, karena kamu belum makan." Ledek pak Herman.
"Papa Asifa pengen peluk papa." merentangkan tangannya, ke papanya.
Pak herman langsung berjalan menghampiri putri bungsunya. Di peluknya dengan erat, memberikan kehangatan penuh kasih sayang.
berharap anaknya bisa cepat pulih dan segera bangkit dari keterpurukannya.
Tak lama Firman dan Ismi pamitan pulang, di ikuti Lira dan Rendi. Setelah kepergian Rendi dan Lira, Asifa merasa ngantuk lalu tidur. tetapi tangannya tidak mau melepaskan tangan papanya.
...****************...
Di tempat lain yaitu di kediaman pak bambang, saat ini sedang membujuk Rita untuk makan. Karena dari siang juga Rita tak keluar dari kamarnya.
"Sayang ini nenek, buka pintunya sayang." Nenek mencoba untuk bujuk cucunya, yang malang ini. Ia gagal menikah juga karena ulah papanya sendiri. Tak lama pintu terbuka, Rita nongol dengan muka sembab.
"Nenek Rita gak mau di sini, Rita malu nek."Kata Rita sambil memeluk neneknya.
"Iya sayang nanti ikut nenek pulang ke Semarang ya. Sekarang kamu makan biar ada tenaga buat perjalanan ya. Dan kamu tidak sakit, jangan karena masalah ini kita lemah ya!"nenek memberi petuah.
"Ya nek, tapi Rita makan di kamar aja ya."Kata Rita.
"Ya sudah nanti nenek akan minta tolong sama mbak buat antar ya." Ujar nenek.
Tapi Rita mau di temani nenek dan tidur sama nenek boleh ya." Rengek manja Rita pada sang nenek.
"Iya nenek mau minta makanan dulu sama Mbak Sri ya." Lalu nenek jalan ke bawah dan menuju dapur.
"Mama apa Rita mau makan ma?" tanya bu Rani, bingung mertuanya turun sendiri.
"Rita mau makan tapi...." sengaja menggantung
"Tapi apa ma?...."
*****Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
@Kristin
nama anak aku Rendi 😁
2022-10-04
1
Mommy QieS
Tak sanggup aku kak, jika harus menjadi saudara. Itu sungguh berat😥😥😥
2022-08-24
0
Rini Antika
kok aku blm d follback sih?😢
2022-08-15
0