fitnah

Mereka berdua masih beruntung, setidaknya dapat mencapai perbatasan luar hutan mutiara hitam tepat saat matahari terbenam, sehingga tidak menemui hewan buas apa pun.

Dengan memacu kuda nya lebih cepat, mereka akhirnya dapat sampai di kediaman keluarga Hanya lebih cepat dari perhitungan Feng.

Jia Jia sengaja memberitahukan jalan pintu belakang, tetapi ketika melangkahkan kaki ke kandang kuda tersebut, betapa terkejut nya Jia Jia bertemu dengan keluarga nya. Dia pun mematung di tempat, dan seketika ayah nya mengeluarkan emosi nya, "BERLUTUT!!"

Jia Jia pun berlutut, rasa takut menyelimuti dirinya. Sedangkan Feng tidak berani mengatakan apa pun, dia takut perkataannya hanya akan membuat suasana semakin runyam. Jia Jia menatap Feng yang masih juga berdiri, dia menarik tangan Feng dan membuat pria itu ikut berlutut.

Ayah nya mendekati Jia Jia dan 'PLAK' dia menampar Puteri nya itu dengan sekuat tenaga,

"Malu aku memiliki anak seperti mu! Berani nya pergi berdua dengan pria yang tak jelas asal usul nya, kau anak tak berguna!"

Jia Jia pun menangis, baru kali ini ayah nya marah besar padanya.

"Dengarkan dulu penjelasanku yah!"

Han Ming berbalik membelakangi Puteri nya, "Huh! Tak perlu lagi! Roro sudah menjelaskan semua nya! Beruntung kapal yang hendak aku naik i belum berangkat, jika tidak mana bisa aku melihat dengan mata kepalaku sendiri tentang kelakuan Puteri ku sendiri! Memalukan! Ini sungguh memalukan Jia Jia!"

Jia Jia memegang baju ayah nya, terus memohon ampun, "Ampuni aku yah! Aku hanya mengantar Feng untuk berobat, tidak ada hal lain yang kami lakukan!"

Hati Han Ming mulai melunak, dia mulai akan mendengarkan cerita Puteri nya. Akan tetapi Ro Li mulai menambahkan minyak pada percikan api yang mulai redup,

"Tetap saja kau tidak pantas Jia Jia, seorang anak gadis pergi berdua saja dengan pemuda yang tak jelas asal usul nya. Terlebih lagi kalian pergi dari subuh hingga larut malam. Ck.. aku yang telah gagal mendidik mu. Ampuni aku tuan besar, aku telah gagal mendidik Jia Jia. "

Tangisan Ro Li berhasil menyulut emosi Hanya Ming, dia mendekati isteri nya dan memeluk nya, "Sudahlah, ini semua bukan salahmu. Ini kegagalan kita berdua sebagai orang tua!"

Feng muak dengan kelakuan Rong Li, bagaimana bisa seorang ibu tapi memiliki watak seperti ular berbisa.

"Tuan Han, nona Jia Jia hanya mengantar hamba menemui tabib di desa sebelah untuk mengembalikan ingatan hamba. Jika kau tak percaya, silahkan cek luka hamba yang terbalut obat herbal."

Han Ming melihat sorot mata keangkuhan di mata Feng Ying, tidak ada sedikitpun rasa hormat yang membuat Han Ming semakin murka, "KAU PIKIR AKU HANYA AKAN MENGHUKUM PUTERIKU YANG TIDAK BERGUNA? PELAYAN! CEPAT HAJAR PRIA SOMBONG ITU SAMPAI MATI."

Ketika para pelayan sudah datang dengan tongkat di tangannya, Jia Jia berlari melindungi Feng, "Ayah, aku mohon jangan lakukan ini! Feng tidak bersalah yah. Jika kau memukuli nya dia bisa mati."

Jia Jia sudah tidak mempedulikan tatapan rendah para pelayan di hadapannya. Di rumah itu semua orang tidak ada yang menganggap dirinya sebagai nona besar keluarga Han.

Han Ming yang kesal melihat itu semua, menggerakkan tangannya untuk memberi aba - aba pada para pelayannya untuk memukuli Feng.

Feng yang melihat keseriusan di mata para pelayan itu, mendorong Jia Jia menjauh. Dengan luka di tubuh nya, dia bertarung menggunakan pisau kecil dibalik baju nya.

Pengeroyokan yang tidak seimbang, dimana seorang Feng di keroyok oleh belasan orang bersenjata tumpul.

Han Ming terpukau, melihat keahlian bela diri Feng. Semua gerakan Feng terlatih, bagaikan orang yang sudah berada di medan pertempuran selama beberapa tahun. Walau pun kondisi tubuh nya terluka parah, tetapi dia dapat melumpuhkan para pelayan yang menyerangnya. Hingga semua para pelayan terkapar, Feng jatuh berlutut dan memuntahkan darah segar kembali.

Jia Jia berteriak memanggil nama Feng, dia memeluk Feng dan membantu nya untuk duduk di tanah, dengan derai air mata dibersihkan nya wajah Feng yang tertutup rambut dan peluh keringat, "Kau tak apa kan Feng? Kau pasti bertahan kan Feng."

Feng tersenyum lembut, diraih nya tangan Jia Jia, "Tenang lah, aku tak apa - apa. Aku disini akan melindungi mu. Tak akan ada seorang pun yang dapat melukai mu saat kau bersamaku."

Jia Jia memohon pada ayah nya untuk mengampuni Feng, tetapi ayahnya tidak menggubris nya. Karena dia mengetahui bakat yang dimiliki Feng. Apa pun identitas pria itu, yang pasti Feng sangat berbakat menggunakan pedang.

Han Ming menyuruh seorang pelayan wanita tua untuk menyeret Jia Jia dan membawanya kembali ke dalam kamarnya. Berulang kali Feng hendak menarik tangan Jia Jia, namun karena tubuhnya yang melemah dia tak sanggup menghindari beberapa pukulan yang dilayangkan oleh Han Ming, hingga akhir nya Feng tak sadarkan diri.

"Tuanku, apa kita bunuh dan buang mayat gelandangan ini?" Samar samar Feng masih mendengar niat jahat Ro Li.

Tetapi karena tenaga nya sudah terkuras habis, lama kelamaan kesadarannya pun makin menipis dan akhir nya Feng pun jatuh pingsan.

Han Ming mengangkat tangannya, untuk menghentikan ucapan Ro Li, "Jangan kau bunuh pria ini. Aku memiliki rencana untuknya."

Akhirnya Han Ming menyuruh beberapa pelayan untuk mengurung Feng Ying di dalam gudang.

"Rahasiakan segala yang terjadi hari ini. Jika ada di antara kalian yang berani bercerita sepenggal kata saja, maka aku akan membunuh nya sekaligus seluruh keluarga nya di kampung. Apakah kalian mengerti?"

Seluruh pelayan tak terkecuali Rong Li dan Roro pun mengangguk, dan kejadian di malam itu terkunci rapat - rapat sebagai sebuah rahasia keluarga Han.

Di dalam kamar nya Jia Jia terus menggedor pintu, tetapi nihil. Tak ada satu orang pun yang mau menolong nya.

'Aku harus mencari cara untuk keluar dari sini. Nyawa Feng dalam bahaya. Aku harus bisa mengeluarkan Feng dari kediaman keluarga Han.'

Jia Jia kemudian teringat, dengan terowongan yang dia gali saat dirinya di kurung oleh Rong Li. Jia Jia pun menggeser tempat tidur nya, dan sebuah terowongan tanah masih terbuka di bawahnya

Awal nya Jia Jia berteriak kecil ketika melihat seekor tikus keluar dari lubang itu, tetapi perasaan jijik dan takut segeran diabaikannya.

Jia Jia mengambil sekantung uang yang masih dimiliki nya dan sebilah pisau, kemudian memasukkan nya ke dalam buntelan tas.

Jia Jia sempat mendengar bahwa Feng dikurung dalam gudang.

Dengan lihai nya, Jia Jia berhasil membuka beberapa buah papan kayu yang terletak di sisi belakang gudang. Dia sangat hapal letak kayu yang sudah rapuh berasa di bagian belakang gudang.

Setelah lubang besar terbuka, Jia Jia pun masuk ke dalam gudang.

Feng sudah tersadar, namun tangan serta kaki nya diikat. Jia Jia pun membuka tali ikatan Han Ming, kemudian memasukkan dua butir pil penambah energi ke dalam mulut Feng.

"Feng, segera pergilah dari sini. Di dalam tas ini ada sedikit uang, beberapa buah mantao dan sebilah pisau. Kau masih hapal jalan menuju rumah tabib Wen kan? Kau pergilah ke sana."

Feng tanpa kuatir, "Bagaimana denganmu?"

Jia Jia menggelengkan kepala nya dengan keras, "Sudah tak ada waktu, mumpung para penjaga sedang lengah. Cepat pergilah! Cepat!"

Feng tetap menarik Jia Jia, "Kita pergi bersama!"

Jia Jia hanya tersenyum getir, "Pergilah Feng! Selamatkan dirimu! dan jangan lupakan aku!"

Jia Jia pun mendorong Feng untuk pergi menjauh, karena tidak ada pilihan yang lain, akhir nya Feng membulatkan tekad nya untuk meninggalkan Jia Jia.

Jia Jia pun kembali ke dalam kamar nya melalui lubang tikus sebelumnya, dan berdoa semoga Feng tidak tertangkap dan dapat memulihkan ingatannya kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!