Jia Jia membantu Feng untuk mengganti perban dan mengoleskan obat di luka nya. Air mata yang mengalir tak dapat dihentikan.
Hati Feng menjadi sedikit hangat saat menerima perhatian yang tulus dari Jia Jia.
Dengan jari telunjuknya dia menghapus air mata di ujung mata Jia Jia, cadar yang berwarna lilac itu tampak melekat di wajah nya yang basah.
"Sudahlah jangan menangis, luka ini tak seberapa."
Jia Jia sengaja sedikit menekan luka di tubuh Feng hingga pria itu memekik kesakitan.
"Tuh kan sakit. Kenapa kau bilang luka tak seberapa?"
"Jika kau menekannya tentu saja sakit! Kau keterlaluan Jia Jia. Aduhhhh." Feng meringis kesakitan, dan entah kenapa Jia Jia menjadi tertawa geli.
Feng melirik ke arah Jia Jia, "Apa yang kau tertawakan?"
Tawa Jia Jia justru semakin keras, "Hahaha, entahlah Feng. Tapi kau sangat lucu."
"Hentikan itu, aku tak suka kau menertawai ku."
Namun tawa Jia Jia tak ada henti nya dan membuat Feng menjadi gemas, di gelitik nya badan Jia Jia, sampai wanita itu meminta ampun dan menjadi lemas karena tertawa.
Kemudian Jia Jia mendapati Feng sedang menatap dirinya, membuat Jia Jia menjadi salah tingkah.
Tangan Feng terjulur menyentuh pipi kanan nya, "Kau tampak cantik saat tertawa Jia Jia. Jangan menangis lagi di hadapanku, kau menjadi sangat jelek."
Jia Jia merasa malu, dengan canggung di tepis nya tangan Feng Ying, "Kau belum melihat wajahku, dari mana kau tahu kalau aku cantik?"
Feng hanya tersenyum, "Tentu saja aku tahu. cadar yang kau kenakan justru menambah pesona mu."
Jia yang salah tingkah mendengar gombalan Feng akhirnya mengalihkan pembicaraan, "Uhmm Feng, maukah kau pergi denganku besok pagi? Kita akan pergi ke hutan mutiara hitam. Di sana tinggal seorang tabib sakti yang dapat mengobati luka mu dan seperti nya dia bisa mengembalikan ingatanmu."
Feng terlihat antusias kemudian dia pun berpikir keras, "Apakah kau tidak apa - apa? Bagaimana dengan keluarga mu jika tahu kau meninggalkan rumah?"
Jia Jia tersenyum, "Kau tenang saja, malam ini ayah akan berangkat ke kota Liang untuk berdagang, dan ibu akan menemani ayah. Sedangkan Roro selalu bangun siang, kita akan pergi sebelum matahari terbit dan kembali sebelum matahari terbenam, bagaimana?"
Feng mulai mempertimbangkan ajakan Jia Jia, "Baiklah kita akan menunggangi Xiao Bai supaya lebih cepat sampai disana. Dan tolong siapkan pedang atau pisau untukku, aku harus membawa senjata untuk berjaga - jaga."
Jia Jia pun mengangguk setuju, setelah itu dia pun meninggalkan Feng untuk pergi makan bersama keluarga nya dan mengantar kepergian ayah serta ibu tirinya.
Pagi itu, ayam belum berkokok dan matahari masih bersembunyi, Jia Jia sudah berpakaian rapi dan menyiapkan segala perlengkapan untuk pergi menuju Hutan Mutiara Hitam.
Derap kaki Xiao Bai yang cepat dan gagah membawa mereka ke hutan mutiara dengan menempuh tiga jam perjalanan.
Begitu mencapai perbatasan Hutan Mutiara hitam, mereka berdua pun beristirahat, Jia Jia memberi sebuah mantao dan air untuk Feng dan sebuah wortel untuk Xiao Bai.
Feng tersenyum melihat kasih sayang Jia Jia pada kuda nya itu, walaupun Xiao Bai hanya seekor kuda, tetapi Jia Jia tetap memperlakukan nya dengan sangat baik.
"Hutan di depan kita seperti nya sedikit berbahaya, pasti banyak hewan buas berkeliaran."
Jia Jia mengangguk setuju, "Kita sudah sampai disini Feng. Tak mungkin kita mundur, tabib Wen berada jauh di utara hutan. Paling tidak sekitar satu setengah jam lagi kita akan sampai, setidaknya matahari masih bersinar, jadi kita bisa menghindari hewan buas yang tinggal di dalam hutan."
Feng Ying pun mengangguk setuju, setelah cukup beristirahat merek berdua melanjutkan perjalanan sesuai instruksi A Long.
Mereka menyadari danau yang sangat besar untuk mencari rumah tabib Wen. Dan benar saja, dari kejauhan mereka menemukan rumah yang dimaksud oleh a Long.
Namun setiap mereka akan menuju rumah tersebut, mereka selalu kembali ke tempat semula, seakan - akan rumah tersebut tidak bisa dijangkau.
"Sepertinya kita benar - benar menghadapi orang yang hebat."
Walaupun ingatannya hilang, entah kenapa tubuh dan pikirannya dapat merespon formasi delapan bunga yang sedang di hadapi nya saat ini.
Formasi delapan bunga merupakan formasi yang akan membuat siapa pun yang menerjang masuk akan kembali ke tempat nya semula.
Dengan lihai nya Feng Ying memainkan pisau yang sudah disiapkan nya, walau pun dengan keterbatasan tubuh yang terluka serta pendek nya pisau yang digunakan, Feng Ying berhasil menerobos formasi delapan bunga dan membawa Jia Jia sampai di depan rumah tabib Wen.
Terdengar tepuk tangan dari arah dalam rumah, "Hebat.. sangat hebat.. Anak muda, kau berhasil memecahkan formasi ku, aku sangat salut padamu."
Feng Ying secara naluriah memberi hormat pada orang tua tersebut, namun tak lama kemudian dia jatuh pingsan, rupanya luka di tubuhnya kembali memburuk.
Dengan dibantu oleh Jia Jia, mereka berdua memapah tubuh Feng Ying untuk masuk dan menerima pengobatan tabib Wen.
Jia Jia menceritakan semua hal yang dialami Feng, dan tabib Wen segera memberi tindakan akupuntur terutama di bagian kepala nya.
Hari sudah semakin sore, Feng Ying akhir nya tersadar, dengan dibantu Jia Jia, dia berusaha duduk di atas tempat tidur nya.
Tabib Wen kembali memeriksa denyut nadi Feng, "Luka mu cukup parah, untung saja Jia Jia membawa mu kesini. Kau menginaplah dua tiga hari disini, pulihkan dulu keadaanmu. dan aku juga akan mencoba memperlancar aliran darah dikepala mu supaya kau segera mendapatkan ingatan mu kembali."
Jia Jia yang pertama kali merespon, "Apakah ingatannya dapat kembali tabib?"
Feng hanya menyimak, tabib Wen mengangguk kan kepala nya, "Aku tidak tahu kapan ingatannya akan kembali, tetapi aku dapat memperlancar aliran darah di kepala nya, supaya dia dapat segera mengembalikan ingatannya yang hilang."
Jia Jia sangat senang, secara tak sadar dia memeluk Feng, "Syukurlah Feng! Aku ikut senang."
Tabib Wen berdeham keras dan Feng mendorong pelan gadis itu, rona merah menjalar di kedua pipi Feng, pelukan Jia Jia telah membuat Feng menjadi salah tingkah.
Tabib Wen tersenyum melihat kedua anak muda yang saling tertarik itu, "Jia Jia, hari sudah hampir gelap, kau menginaplah disini."
Jia Jia tampak ragu, jika Roro tidak menemukannya malam ini, dia pasti akan memfitnah Jia Jia dengan tuduhan keji.
"Aku akan pulang saat ini juga tabib, aku tak mau mendapat masalah."
Tabib Wen menggelengkan kepala nya, "Kau jangan keras kepala Jia Jia. Banyak binatang buas yang berkeliaran. sangat berbahaya untuk anak perempuan seperti mu."
Belum sempat Jia Jia menjawab, Feng sudah berdiri, "Biar aku dan Jia Jia pulang sekarang juga tabib Wen."
"Tung-tunggu dulu, pengobatan mu belum lah selesai. Kau menginaplah beberapa hari disini."
Feng sudah tahu apa yang akan terjadi pada Jia Jia jika dia menunda kepulangannya, "Bukankah anda sudah mengobati luka hamba, dan hamba sudah mendapatkan akupuntur di kepala? hamba rasa sudah cukup tabib, hamba undur diri."
Tabib Wen berusaha mencegah Feng Ying, dia sangat tertantang untuk mengobati luka nya, karena bagi nya ini adalah kasus pertama orang kehilangan ingatannya." Biarlah Jia Jia pulang seorang diri. Kau tetaplah disini Feng."
Feng Ying hanya tersenyum, "Terima kasih perhatian tabib Wen. Kami berdua pamit. Terima kasih." tanpa berlama - lama, Feng dan Jia Jia pun pulang.
yang diikuti pandangan tabib Wen yang tampak kuatir melepaskan kepulangan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments