Hari hampir gelap, tetapi Feng Ying belum juga beristirahat. Setelah menyiapkan air panas untuk Roro dan Rong Li. Kini dia masih harus memotong kayu bakar kembali.
Jia Jia melihat rembesan darah di beberapa titik pembalut luka Feng Ying.
"Feng, istirahatlah."
Feng Ying, tidak menghiraukan perkataan Jia Jia. Hingga akhirnya gadis itu memegang tangan Feng Ying dan memaksa nya untuk berhenti.
Feng Ying menghela napas panjang, peluh keringat membasahi sekujur tubuh nya, "Dengarlah Jia Jia, aku harus membayar untuk tinggal disini. Aku tak mau keluarga mu menyamakan ku dengan pengemis yang hanya bisa meminta - minta."
Jia Jia merasa iba melihat peluh keringat serta rembesan darah yang menempel pada baju milik Feng, "Paling tidak kau harus mengingat kondisi tubuhmu juga. Lihat luka mu terbuka lagi."
Feng tidak menghiraukan Jia Jia dia terus membelah kayu yang berada di hadapannya. Hingga Jia Jia kesal dan pergi meninggalkan nya.
Setelah malam tiba, Feng sudah cukup lega melihat tumpukan kayu yang sudah dia kerjakan, dia pun berjalan ke arah istal dan tersenyum melihat nampan yang berisi semangkuk rebusan obat serta nasi dengan sedikit tumis sayuran. Di sebelah nampan tergeletak sepucuk surat, kemudian Feng membaca nya
Makan dan jangan lupa meminum obatnya.
Jia Jia
Feng tersenyum saat membaca nya, kemudian dia mencari api untuk membakar surat tersebut, tetapi dia tersadar, 'Tunggu, apakah aku memiliki kebiasaan membakar semua surat yang aku Terima? Dan aku dapat membaca dengan mudah nya, itu artinya aku bukanlah gelandangan yang buta huruf.'
Rasa sakit menghampiri kepala Feng dan membuat Feng terjatuh sambil memegang kepala nya. Dengan napas terengah - engah dia mengambil mangkuk obat dan meminum nya hingga tandas.
'Aku harus sembuh, aku harus bisa mengingat jati diriku. Aku yakin sekali ada hal penting yang harus segera aku bereskan '
Keeseokan hari nya, Jia Jia kedatangan tamu, seorang pemuda dengan pakaian rakyat jelata yang sederhana menghampiri nya, " Nona Jia Jia! ada perlu apa anda mencariku?."
Jia Jia tersenyum bahagia saat melihat kedatangan pemuda itu, "Akhirnya kau datang juga A long. Apakah kau tahu keberadaan tabib Wen? Aku sangat membutuhkan pertolongannya."
Pemuda itu tampak ragu dan menggaruk puncak kepala nya, bibir nya terkatup rapat seolah tidak ingin sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Jia Jia memasang muka memelas, kedua mata nya yang tampak menyedihkan membuat A Long sedikit goyah. "uhmmm tabib Wen masih pergi mencari obat herbal nona."
Jia Jia pantang menyerah, "Lalu kapan dia akan kembali?"
"Uhmm.. itu.. mungkin 3-4bulan lagi nona." A Long merasa bersalah pada guru nya karena menceritakan kegiatan gurunya pada orang luar.
Tabib Wen seorang tabib sakti, dia memiliki ilmu pengobatan yang tinggi dan tak tertandingi. Namun dia sangat suka menyendiri, sangat sulit untuk menemui nya, dan biasa nya tabib Wen hanya mengobati pasien yang tak sengaja bertemu dengannya.
Pertemuan Jia Jia dengan tabib Wen pun tergolong misterius. Saat itu Jia Jia berusia dua belas tahun, ayah nya sedang berdagang di ibukota, Jia Jia dipaksa bekerja oleh Rong Li dan mendapatkan pukulan dari ibu tirinya itu. Jia Jia yang menangis di sudut halaman belakang bertemu dengan tabib Wen. Tabib Wen bersimpati dengan keadaan Jia Jia yang penuh luka, dia pun memberikan obat pada Jia Jia dan sejak itu mereka rutin bertemu dan Jia Jia mempelajari sedikit ilmu pengobatan dari tabib Wen.
Sangat disayangkan saat Jia Jia beranjak dewasa, tabib Wen menghilang tanpa kabar, dan mereka tak pernah bertemu kembali hingga saat ini.
Sedangkan A Long adalah satu - satu nya murid dan asisten tabib Wen. A Long bertugas untuk memperjual belikan obat herbal buatan tabib Wen di beberapa toko obat yang berada di kota itu.
Selama ini A Long lah yang menjembatani antara Jia Jia dan tabib Wen.
Dan kini, sangat sulit untuk menemui tabib Wen, terlebih lagi dia akan pergi selama tiga atau empat bulan. Sedangkan Feng harus mendapatkan ingatan secepatnya supaya dia dapat terbebas dari siksaan keluarga nya.
"Tolonglah aku A Long, beritahu aku cara menemukan tabib Wen. Seseorang terluka dan hanya tabib Wen yang dapat menyelamatkannya."
Jia Jia terus memohon pada pemuda itu.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya A Long menyetujui permintaan Jia Jia, "Baiklah, untuk kali ini saja aku menolongmu. Tabib Wen berada di hutan mutiara hitam. Kau tahu kan tempat itu cukup berbahaya karena banyak hewan buas, tabib Wen memiliki rumah di samping danau yang terletak di sebelah utara hutan mutiara hitam. Aku tak bisa mengantarmu, karena tugasku di kota belum selesai. Jadi, kau harus pergi menemui tabib Wen sendirian, apakah kau berani nona?"
Tanpa ragu Jia Jia menyanggupi permintaan A Long, "Baiklah. Terima kasih A Long."
Jia Jia cukup senang, setidak nya Feng memiliki secercah harapan untuk segera pulih.
Jia Jia pun segera menuju istal, tetapi yang ditemukan justru pandangan yang sangat keji.
Feng sedang berlutut di depan Roro, dan kedua pelayan memukuli tubuh nya. Darah segar mengalir di sudut mulutnya. Jia Jia berlari menghampiri Feng, "Hentikan! Hentikan! Apa kau sudah gila!"
Jia Jia menghalau pelayan yang memukuli Feng dan membantu Feng untuk berdiri.
"Minggir kau wanita jelek! Ini bukan urusanmu!"
Hardikan Roro tidak membuat Jia Jia menyingkir, dia berdiri tepat di depan Feng dan melebarkan tangannya menghalangi Roro untuk menyiksa Feng kembali.
Roro tersenyum sinis, "Bagus, sangat bagus sekali. Gadis buruk rupa bersanding dengan gelandangan tak berguna. Kalian saling melindungi, sangat serasi. Aku akan mengatakan pada ayah jika kau ingin menikah dengan gelandangan ini, sehingga tuan muda Chen hanya akan dijodohkan denganku. Hahaha."
Jia Jia bergidik jijik mendengar tawa jahat Roro. Tak lama kemudian, Roro pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Feng terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya, luka nya bertambah parah, "Kau tak apa Feng?"
Feng hanya menggelengkan kepala nya.
Jia Jia menangis melihat keadaan pria itu, "Kenapa kau tak melawannya? Aku yakin kau pasti menang jika melawan mereka."
Feng tersenyum ringan, "Aku tak mau menyusahkanmu, lagi pula aku belum tahu Identitas ku. Jika ternyata aku memang buronan atau perampok, maka kau akan berada dalam masalah besar."
Feng tidak dapat menceritakan kejadian sebelumnya, dimana Roro mencoba untuk menggoda nya.
Pagi ini Feng Ying sedang mengambil air untuk mengusir persediaan air di dapur keluarga Han, kemudian Roro datang untuk menggoda nya.
"Kenapa kau mau menjadi budak Jia Jia?"
Pertanyaan Roro sama sekali tak didengar oleh Feng.
Hal itu membuat Roro sedikit kesal, "Kau bernama Feng? Nama yang tidak jelas seperti itu kau mau menerima nya? Apakah kau terpikat dengan gadis buruk rupa itu? Apakah kau tahu jika Jia Jia menyembunyikan wajah nya yang mengerikan di balik cadar nya."
Feng menghentikan kegiatan nya dan menatap Roro. Roro sangat terpukau dengan tubuh atletis dan juga wajah tampan Feng. Selama ini lelaki yang ditemui nya tidak ada yang setampan Feng.
"Setidaknya nya Jia Jia memiliki hati yang tulus dan tidak berbisa seperti seseorang."
Satu kalimat Feng tersebut berhasil menyulut amarah Roro. Dan akhirnya dia pun disiksa oleh para pelayan suruhan Roro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments