Embun pagi

Keesokan pagi nya, Jia Jia membawa nampan yang berisi rebusan obat, dua buah mantao serta tumis sayuran untuk Feng. Tetapi saat dia membuka pintu istal, pria itu tidak ada di sana.

"Hmm dimana dia? Apa dia sudah pergi?"

Jia Jia meletakkan nampan nya di lantai, dan ketika akan berbalik dia berteriak kecil karena terkejut akan kehadiran Feng yang tiba - tiba.

"Hufh.. kau mengejutkan ku." Jia Jia mengelus dada nya berulang kali, mencoba menenangkan hati nya.

Lagi dan lagi pria itu menatap nya dengan pandangan dingin, tidak ada senyum maupun sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

'Apakah dia bisu?' Jia Jia mulai prihatin pada pria itu.

Bagaikan seorang dukun pria itu langsung memangkas jalan pikiran Jia Jia "Tenang saja aku tidak bisu maupun tuli."

Jia Jia terkejut, 'bagaimana mungkin dia dapat membaca pikiranku?'

"Jelas sekali terpancar dalam pandanganmu saat kau menatapku."

Suara pria itu sangat datar, sama sekali tidak ada emosi apa pun.

"Ini, makanlah Feng." Jia Jia menyerahkan makanan tersebut pada pria itu. Pria itu mengangguk dan secara perlahan dia duduk sambil memegang luka di perutnya sambil menahan sakit.

"Kau jangan lah bergerak, luka mu belum sembuh."

Pria itu makan dengan lahap tanpa menghiraukan Jia Jia.

"Siapa nama mu? Dan apakah benar aku bernama Feng?" Pria itu tampak nya sudah sepenuhnya sadar.

"Namaku Jia Jia dan aku tidak tahu nama aslimu, aku yang memanggilmu Feng." Jia Jia menjelaskan secara perlahan. Pria tersebut tampak berpikir keras, kemudian dia memegang kepala nya kesakitan.

Jia Jia sangat panik "Hey ada apa denganmu?"

Telapak tangan pria itu teracung ke atas, "Aku berusaha mengingat semua nya, tetapi tidak bisa."

Jia Jia mengulurkan rebusan obat tersebut, "Ini minumlah perlahan. Setidaknya obat ini dapat menyembuhkan luka - luka mu."

Pria itu mengamati cairan di dalam mangkok itu, Jia Jia yang menyadari hal itu menjadi cemberut, "Susah payah aku menyiapkan obat itu untukmu, tapi kau mencurigai nya sebagai racun. Sudahlah! Kalau kau memang tak mau memakannya, buang saja!"

Feng pun meminum obat tersebut sampai kandas tak bersisa, entah bagaimana di dalam lubuk hatinya, dia harus segera pulih karena memiliki tanggung jawab yang besar.

Rasa kantuk mulai menjalar di tubuh Feng, dengan segera dia merebahkan tubuhnya yang sakit di atas tumpukan jerami yang tajam.

Sembari Feng beristirahat, Jia Jia melakukan pekerjaan rutinnya yaitu menyiapkan kayu bakar. Suara kapak yang membelah kayu bakar sangat mengganggu di telinga Feng, dengan sebelah mata nya dia mengamati gadis itu.

"Hey, bukan seperti itu cara nya. Jika cara mu membelah kayu begitu, entah jam berapa kau akan selesai."

Dengan wajah penuh keringat dan cadar yang menempel di wajah nya yang basah, Jia Jia merasa tersinggung, "Memang begini cara nya! Harus seperti apa lagi?"

Feng pun bangkit dari tidur nya, dengan menahan sakit dia mengambil kapak dari tangan Jia Jia, dan dengan segala tebas kayu pun terbelah.

Jia Jia terpukau dengan keahlian Feng yang baru saja dikenal. "Wah.. Kau hebat sekali! Bagaimana caramu melakukannya?"

Feng tidak mengatakan sepatah katapun, dia melanjutkan memotong semua kayu yang ada di situ, alhasil sebelum tengah hari semua pekerjaan Jia Jia pun selesai.

Mereka berdua duduk berdampingan di atas tumpukan jerami,Jia Jia yang mengamati wajah lelah Feng, dengan terburu - buru menyuruh Feng untuk berbaring kembali.

Suasana hening di antara mereka berdua di luluhkan dengan suara Feng

"Kau bernama Han Jia Li bukan?"

Jia Jia pun mengangguk

"Dan ini kediaman keluarga Han?"

Jia Jia kembali mengangguk.

"Untuk ukuran keluarga yang memiliki beberapa ekor kuda dan bangunan yang cukup luas, seperti nga keluarga Han cukup terpandang. Kenapa kau bekerja? Bukankah ini rumah keluarga mu?"

Jia Jia pun terdiam, Feng mengamati sorot mata nya yang terlihat sendu, cadar yang menutupi wajah nya tidak dapat menyembunyikan kesedihannya

"Aku.. sudah tidak dianggap lagi sebagai anak oleh ayahku.. Sejak ibu meninggal, ayah menikah kembali dan sekarang dia lebih menyayangi adik tiriku ketimbang diriku sendiri."

Feng mulai paham sekarang, rupanya gadis itu tersingkir dari keluarga nya sendiri, "Ada apa dengan wajahmu?"

Mendengar perkataan Feng sontak membuat Jia Jia memegang cadar yang selalu dikenakannya.

"Almarhum ibu ku yang meminta ku selalu mengenakan cadar. Cadar ini akan dibuka ketika aku menikah dan dibuka oleh suami ku sendiri."

Feng tersenyum geli, walau pun ingatannya hilang, tetapi dia sudah tahu bahwa di seluruh penjuru negeri para wanita justru akan menunjukkan wajah cantik mereka, untuk menarik perhatian dan mendapatkan suami.

Jia Jia melirik tajam ke arah Feng "Jangan menertawaiku!"

Feng pun berdeham dan berusaha meredakan tawa nya, Jia Jia terpesona dengan wajah Feng 'Ya Tuhan dia tampan sekali.'

Feng yang menyadari jika dirinya diamati, akhirnya menjadi salah tingkah, "Apakah kau tidak mendapatkan makan siang? aku lapar sekali "

Jia Jia pun mengakhiri percakapan mereka dengan menyiapkan makan siang sederhana untuk mereka berdua. Untuk pertama kali nya dia dapat berbincang dengan cukup lama dengan seseorang selain xiao bai.

Feng Ying pov

Saat matahari terbit mengusik tidurnya, Feng Ying terbangun dengan keadaan kacau.

Seluruh tubuh nya dihujai rasa sakit, terlebih lagi di bagian kepala. Berulang kali dia mengingat tentang semua hal, tetapi nihil. Tak satu pun ingatan berkenan mampir ke dalam otak nya.

Feng Ying menjadi frustasi, dia berusaha berjalan keluar dari istal tersebut, tetapi tubuhnya tidak mau diajak bekerja sama. Di tengah perjuangannya untuk dapat bergerak, dia mendengar langkah seseorang mendekati dirinya. Secara naluriah Feng Ying pun bersembunyi untuk mengetahui sosok yang mendekati nya.

Sepersekian detik Feng Ying terpukau dengan sosok yang mendekatinya, rupanya seorang wanita.

Langkah kaki nya begitu ringan, membuat hanfu merah muda yang dikenakannya bergerak lembut dan ringan. Wanita itu mengenakan cadar tipis yang tidak dapat menyembunyikan kecantikan wajahnya yang samar - samar membayang.

Rambut nya di tata sederhana, tidak serumit wanita yang pernah ditemui nya.

'Tung-tunggu.. Apakah selama ini aku berada di sekitar wanita dengan rambut rumit? Ada apa dengan ingatanku, kenapa sulit sekali!!'

Rasa sakit yang kembali menghujani Feng Ying, membuatnya kembali waspada. Dia harus mengetahui, siapakah wanita ini dan apa tujuannya yang sebenarnya.

Dengan sigap Feng Ying menghampiri wanita itu, dan dia sangat lega karena seperti nya wanita tersebut tidak memiliki niat jahat padanya.

***Untuk yang sudah mampir membaca karya ini, saya sangat berterima kasih 😊☺ Mohon dukungan like nya jika memang menyukai karya saya. Karena dukungan kalian sangat berarti dan menjadi penyemangat saya.

have a nice day ☺***

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

y ternyata dia py ilmu kebatinan 😂

2022-07-25

0

The Owlin

The Owlin

😊👍

2022-07-17

0

Imarin

Imarin

Hello kak aku mampir baca lagi...
mampir juga yuk dinovelku

2022-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!