Negeri Li
Li Chang Yi membuka mata nya secara perlahan, terdengar pekik kegirangan seorang wanita, "Tabib! Cepat panggil tabib! Chang Yi ku sudah sadar!"
Suara yang sudah tak asing lagi di telinga Chang Yi pun terdengar, dengan perlahan dia memanggilnya wanita itu, "I-bu, aku ha-us"
Wanita yang tak lain permaisuri negara Li sangat kegirangan, seorang dayang memberikan gelas yang terisi air kepada permaisuri nya, kemudian permaisuri Li memberikan pada anak bungsu nya. "Minumlah perlahan nak." Permaisuri Li berlinang air mata, dan memeluk putera nya dengan erat, seraya mencium pipi kanan kiri nya.
Chang Yi pun risih, "Sudah Ibu. Sudah. Ada apa dengan ibu? Sampai ibu menangis seperti ini." dengan lembut di usap nya air mata sang ibunda menggunakan ibu jari nya.
Permaisuri Li memaksakan untuk tersenyum, "Aku sangat bahagia kau sudah sadar nak. Tabib mengatakan kau dalam keadaan kritis, ibu sangat kuatir."
Tak lama kemudian seorang kasim memberitahukan kedatangan tabib istana. Tabib istana pun memeriksa kondisi pangeran Chang Yi. "Lapor permaisuri, pangeran baik - baik saja. Beruntung luka nya sudah diobati sebelum infeksi bertambah parah. Selain itu pangeran juga meminum pil mujarab yang membantu mengobati luka nya dari dalam."
Permaisuri pun hanya mengangguk kan kepala nya, sang tabib undur diri bersamaan dengan kedatangan sang kaisar Li.
Chang Yi yang berusaha berlutut untuk memberi salam, dicegah oleh ayah nya.
"Sudah lah nak. kau masih terluka, ayah sangat kuatir ketika mendengar kau tertangkap. Siapa yang membantu mu Chang Yi?
Wajah Jia Jia pun terbayang di dalam benak Chang Yi, " Seorang wanita secantik dewi ayah, dia yang mengobati ananda dan memberikan pil mujarab, selain itu dia juga yang dengan berani memberitahukan tempat ananda pada A Da dan A Er."
Kaisar pun menganggukkan kepala nya, "Siapa nama nya nak? dia layak mendapatkan hadiah dari ayah dan ibu."
"Itu benar nak.. Siapa nama wanita itu? Biar mata - mata kita dapat mengirimkan hadiah untuknya."
Chang Yi menggelengkan kepala nya, "Aku tak tahu Bu, dia tidak mau menyebutkan nama nya, bahkan menutupi wajah nya dengan cadar."
Kaisar Li menautkan kedua alis nya, "Tapi nak, darimana kau tahu dia secantik dewi jika dia mengenakan cadar untuk menutupi wajah nya."
Chang Yi tersenyum membayangkan wajah cantik itu, "Tidak yah, tanpa sengaja cadar nya terlepas dan ananda melihat nya sekilas sebelum dia mengenakan cadar nya kembali. Gadis itu sangat lah cantik, dia wanita cantik nomer dua setelah ibu."
Permaisuri Li pun tertawa, "Baru saja aku akan protes kenapa ada yang menandingi kecantikan ku, ternyata anakku yang tampan sangat pandai membaca situasi."
Di elus nya pipi putera nya itu dengan lembut.
Kaisar Li pun menatap putera nya dengan serius, "Apa kau bisa menceritakan padaku hasil penemuan mu Nak?"
Chang Yi pun menceritakan laporan yang dia dapat selama menyusup ke negeri Qin, "Ayah benar, sepertinya di daerah utara negeri Qin tepat nya daerah perbatasan dengan negara kita, terdapat tambang berlian dan emas yang cukup besar. Kemarin aku melihat di dasar sungai yang mengalir aku menemukan ini."
Chang Yi menyerahkan bongkahan emas sebesar kerikil pada ayah nya, kemudian melanjutkan cerita nya, "bongkahan ini aku temukan ketika aku akan minum dari air sungai itu yah. bongkahan ini mengalir begitu saja, itu berarti tambang dengan produksi yang cukup besar."
Ayah nya pun mengangguk, "Apakah negara Qin sudah menyadari bahwa wilayah nya terdapat tambang emas berlian?"
Chang Yi menggeleng, "Seperti nya belum yah."
Kaisar pun mengangguk, "Itu berarti kita dapat meminta daerah itu sebagai bukti perdamaian dua negara. Sesuai rencana kita, adik mu Puteri Fang Yin akan menikah dengan Kaisar Qin, kita dapat meminta daerah itu sebagai mas kawin dan segel perdamaian "
Chang Yi tampak berpikir keras, "Tapi bagaimana jika negara Qin menyadari hal itu yah."
Ayah nya mengangkat bahu nya acuh tak acuh, "Mudah, itu berarti perang nak."
Chang Yi menghela napas panjang, hal yang paling ingin dia hindari adalah perang, karena perang hanya akan membuat rakyat dan prajurit tersiksa.
Ayahnya kemudian melanjutkan kembali, "Kau pergilah mengantarkan adikmu. Kau yang lebih mengenal negeri Qin, pasti hal mudah untukmu. Semoga kau juga berjodoh dengan penolongmu itu nak."
Chang Yi hanya mengangguk dan melanjutkan istirahat nya, dia harus memulihkan diri secepatnya, karena satu minggu lagi adalah waktu yang di tetapkan untuk mengantar adiknya Fang Yin ke negeri Qin.
-
Kediaman keluarga Han
Iring - iringan mahar tiba - tiba berdatangan di kediaman keluarga Han. Tampak dari semua hadiah yang datang merupakan barang berkualitas tinggi. Tampaknya Han Ming kebingungan karena menteri Chen tidak mengatakan apa pun mengenai lamaran ini.
Tak lama kemudian datanglah Feng Ying bersama dengan rombongannya.
Han Ming tampak kesal melihat pria tampan itu datang dengan menggunakan pakaian berwarna merah, "Seperti nya kau keras kepala sekali! Aku tidak pernah menyetujui kau melamar Puteri ku! cepat bawa kembali semua barang - barang ini!"
Rong Li yang semula hendak mengambil salah satu perhiasan mahar segera mengurungkan niat nya setelah mendengar suara suami nya yang menggelegar.
Lin Jing yang mendengar Jenderal nya dihina pun menjadi emosi, "LANCANG!! Segera beri hormat pada Jenderal Zhao Feng Ying!!"
Baik Han Ming maupun Rong Li serta semua yang hadir di situ membelalakkan mata nya, semua nya pun membungkuk dan memberi hormat pada Jenderal Zhao Feng Ying.
Terutama Han Ming yang menyadari kesalahannya, segera meminta maaf "Maafkan hamba yang sudah rabun ini, tidak mengenali anda Jenderal Zhao."
Feng Ying tersenyum sinis, "Tak perlu sungkan, bukankah kita akan menjadi satu keluarga."
Han Ming pun tertawa, sedikit lega setelah mendengar perkataan Feng Ying, "Benar itu benar sekali Jenderal Zhao. Isteriku cepat siapkan jamuan dan panggil Jia Jia kemari."
Feng Ying menatap Han Ming dengan pandangan merendahkan, "Tuan Han, bukankah kau mengharapkan Jia Jia menikah dengan tuan muda Chen? Apakah kini kau berubah pikiran?"
Han Ming serba salah, "Hahaha, hamba kurang memiliki pandangan luas Jenderal. Jika Jia Jia dan Jenderal memang ingin menikah, maka orang tua renta ini hanya bisa merestui. Untuk masalah tuan muda Chen sepertinya dia lebih menyukai Roro daripada Jia Jia."
Tak lama kemudian Jia Jia dipapah memasuki ruangan, wajah nya terlihat pucat, dan terdapat kotoran di baju serta rambut nya. Feng Ying sedikit iba melihat nya, tetapi jika mengingat pengkhianatan nya, hati nya pun kembali mengeras.
Jia Jia terlihat membisu melihat mahar yang dibawa Feng untuk nya, samar - samar dia sudah mendengar bahwa Feng-nya adalah Jenderal besar Zhao Feng Ying. Sangat kebetulan angin (Feng) milik nya yang tak terduga ternyata memiliki pangkat yang sangat tinggi di istana.
Feng Ying berjalan ke arah Jia Jia dan menatapnya dengan dingin, "Persiapkan dirimu, besok kita akan menikah."
Jia Jia terkejut dengan semua hal yang begitu tiba - tiba. begitu pula Han Ming, dia hanya dapat mengiyakan kemauan sang jenderal, yang kemudian berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Han.
Han Ming sempat ragu dengan maksud jenderal Zhao yang tiba-tiba. Tetapi Han Ming sangat tergiur membayangkan Puteri nya menikah dengan seorang jenderal besar, pernikahan ini menjadi lebih baik daripada menikahkan jia jia dengan Chen An Ming.
Dia akan mengatur supaya Chen An Ming hanya menikahi roro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments