Suara iring - iringan terdengar meriah, seluruh warga kota tidak menyangka jika Han Jia Li akhirnya justru menikah dengan Jenderal Zhao Feng Ying. Seluruh upacara pernikahan berjalan lancar tanpa ada kendala satu pun. Hingga akhir nya pengantin wanita diantar menuju kamar pengantin, sedangkan pengantin pria menjamu para tamu yang sebagian besar adalah anak buah nya.
Jia Jia tampak cantik mengenakan cadar merah dalam balutan busana pengantin. Beberapa kali Jia Jia gelisah hendak membuka penutup wajah di dalam tudung pengantin nya.
Tetapi niat itu diurungkan nya kembali, dia ingin Feng Ying yang akan membuka tudung pengantin sekaligus penutup wajah nya.
Jia Jia duduk terdiam di dalam kamar yang sudah dihias selayaknya kamar pengantin. Walaupun dengan tudung pengantin sekalipun, Jia Jia tetap dapat merasakan kemewahan ornamen yang menghiasi kamar tersebut.
Dia tidak pernah menyangka akhirnya dirinya dipersunting oleh Zhao Feng Ying, yang tak lain adalah Jenderal Besar sekaligus pria yang selalu berada di dalam hati Jia Jia.
Malam semakin larut, suara burung hantu yang bertengger di dahan pohon pun semakin kencang terdengar.
Jia Jia sudah lelah menunggu Feng Ying yang tak kunjung datang, punggung Jia Jia terasa pegal, ingin rasa nya merebahkan diri di atas ranjang yang terlihat empuk itu tetapi dia teringat bahwa hal tersebut pantang dilakukan. Seorang pengantin wanita harus tetap menunggu sang mempelai pria sampai malam pertama dilakukan.
Mata Jia Jia mulai terpejam separuh nya, tetapi berulang kali selalu ditahannya, ditengah perjuangan Jia Jia melawan rasa kantuk, Jia Jia mendengar pintu kamar tersebut dibuka kemudian ditutup oleh seseorang secara kasar.
Jia Jia tampak gugup, dari suara langkah kaki nya sudah jelas bahwa Feng Ying yang memasuki kamar pengantin.
Dengan langkah gontai Feng Ying berusaha memfokuskan pandangan mata nya yang mulai kabur. Beberapa gelas arak yang diminum nya mulai merusak kesadarannya. Walaupun demikian, dia tetap tidak akan melupakan Jia Jia yang masih menunggu nya di kamar.
Feng Ying mengambil tongkat yang sudah disiapkan untuk membuka tudung pengantin Jia jia.
Jantung Jia Jia berdegup kencang bersamaan dengan langkah Feng Ying yang semakin mendekat, bayangan romantis antara dirinya dan Feng Ying semakin melekat dalam benaknya. Dia sudah siap untuk menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Feng Ying. Tongkat yang digenggam Feng Ying mulai digunakan untuk menyibak tudung pengantin yang dia gunakan. Dengan senyuman dan mata berbinar, Jia Jia memandang Feng Ying tetapi hal romantis yang telah dibayangkan oleh Jia Jia hancur lebur ketika melihat guratan senyum sinis di wajah Feng Ying yang tampan.
Pria gagah dan rupawan itu seakan mengejek nya, dengan nada suara yang datar dan dingin dia akhirnya berkata, "Apakah kau tidak keterlaluan nona? Ini malam pengantin kita, tapi coba lihat dirimu, kau masih saja menggunakan cadarmu. Kau sama saja dengan seluruh keluarga mu! Kau juga memandang rendah padaku kan?! Kau merasa kalau aku tidak pantas untukmu?"
sekian detik Jia Jia hanya mematung untuk mencerna maksud percakapan Feng Ying, "A-apa maksudmu Feng? Tunggu dulu, ini salah paham. Bukan begitu maksudku, dan percayalah keluarga ku sudah tidak lagi memandang rendah dirimu."
Feng Ying tertawa sinis mendengarnya, "Sudah tidak lagi? Berarti kau juga mengakui dahulu mereka merendahkan ku? Jangan lupa bagaimana keluargamu mempermalukan aku yang saat itu sedang hilang ingatan. Keluarga mu memperlakukan aku layaknya budak rendahan dan jangan kau lupakan tuan muda Chen yang kau idam - idamkan itu tetapi akhirnya dia selingkuh dengan adik tirimu"
Jia Jia menggigit bibir bawahnya yang bergetar menahan tangis, "Aku sama sekali tidak ada hubungan dengan tuan muda Chen, kau sendiri sudah tahu tentang hal itu. Dan untuk apa kau mengungkit semua itu? Kini kita sudah menikah Feng. Jangan kau persulit isterimu sendiri."
Feng Ying tertawa lepas mendengar kata isteri, "Kau janganlah berharap menjadi isteriku sepenuhnya. Yang kau sandang hanyalah gelar selir. Sejak awal, aku memang tak berniat untuk menyentuhmu, terlebih lagi membayangkan wajah yang selalu kau tutupi itu. Untuk saat ini teruslah kau menunggu ku, aku tidak akan menyentuhmu!"
Jia Jia pantang menyerah, digenggam nya tangan Feng Ying yang hendak pergi, "Kau mau kemana Feng? Apakah kau tidak mau menemaniku?"
Dengan sekuat tenaga Feng Ying melepaskan tangan Jia Jia hingga gadis itu terjatuh "Lepaskan!"
"Tapi kau mau kemana Feng? Aku sekarang isterimu!"
Feng Ying tertawa sinis, "Jangan lupa kau hanya lah selir bagiku, setelah masalah kita selesai aku akan menikahi Bao Yu. Hanya dia yang selalu mengerti aku, dan layak menjadi isteri utamaku."
Feng Ying pun pergi dari kamar itu, diikuti dengan tatapan nanar Jia Jia.
Air mata Jia Jia pun mengalir, penolakan Feng Ying sangat membuatnya terhina. Sejak awal, dia tidak pernah merendahkan Feng Ying. Keluarga nya lah yang selalu merendahkan dirinya dan Feng Ying.
Jia Jia terus menangis melihat punggung Feng Ying yang kian menjauh dari nya dan keluar dari kamar pengantin.
Jika mencintaimu sesakit ini, aku memilih untuk tidak bertemu denganmu sejak awal Feng. Kenapa kau tidak dapat menyadari bahwa perasaanku padamu selama ini tulus. Aku selalu mencintaimu, bahkan sejak aku belum mengetahui identitas mu yang sebenarnya. Aku merindukan Feng yang dulu, yang selalu menghiburku saat aku sedih dan selalu mencintaiku.
Jia Jia yang terus menangis akhirnya terlelap karena kelelahan.
Keesokan hari nya seorang pelayan wanita memasuki kamar pengantin, dia sedikit iba melihat nyonya baru nya tertidur dalam keadaan duduk, yang menandakan semalaman dia menunggu suami nya.
Semalam Feng Ying menghabiskan waktu nya untuk berkumpul dengan anak buah nya. Dan kini dia harus membangunkan nyonya nya karena Jenderal Feng Ying harus bergegas kembali ke ibu kota.
Dengan perlahan, pelayan itu mengguncang tubuh Jia Jia. "Nyonya aku bangun."
Jia Jia lun membuka mata nya perlahan, tampak seorang wanita muda berdiri si hadapannya
"Nama hamba Su chao. Nyonya dapat memanggil hamba A Chao, mulai sekarang hamba ditugaskan untuk melayani nyonya."
Jia Jia pun mengangguk, sejak kematian ibu nya, dia tidak pernah lagi merasakan pelayanan dari seorang pelayan. Jia Jia tidak menyangka Feng masing berbaik hati pada nya.
"Nyonya ayo bersiaplah, nyonya harus segera mandi dan bersiap. Siang ini kita akan kembali ke ibu kota. Jenderal paling tidak suka keterlambatan. hamba akan membantu nyonya untuk bersiap."
Jia Jia hanya mengangguk dan pasrah mengikuti A Chao yang gesit.
Ketika A Chao membuka cadar yang dikenakan nyonya nya, sebagai sesama perempuan dia terpukau dengan kecantikan nyonya baru nya itu. Tidak ada wajah jelek, penuh bisul, atau pun rumor lain yang terdengar di luar sana.
"A Chao, aku akan tetap menggunakan cadar ku. Tolong bantu aku menyiapkan nya juga."
A Chao pun mengangguk "Baik nyonya, tapi sampai kapan nyonya akan memakai cadar? nyonya sudah menikah. Biasa nya setelah menikah seorang bercadar akan membuka nya."
Jia Jia hanya tersenyum, "Aku akan membuka cadar ku setelah Feng membuka nya. "
A Chao merasa iba dengan nyonya nya yang terus tersenyum pahit dan terlihat kedua mata nya sembab memperlihatkan derai air mata yang sudah dia keluarkan semalaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments