Tapi sayang banget mereka udah telat sepuluh menit yang lalu dan gak bisa masuk. Andre mendesah kecewa ,ia gagal nonton berdua dengan Allea. Tentu saja hati Allea bersorak senang meskipun tak ia perlihatkan didepan Andre.
Mereka pun berjalan keluar bioskop ,tangan Andre masih menggandeng Allea.
"Terus gimana nih, kita gagal nonton?" kata Andre kecewa.
"Ya udah gimana lagi, lain kali aja kan bisa..kita cari makan aja yuk?" ajak Allea sambil melepas tangan Andre. Andre mengernyit melihatnya tapi ia tak komentar malah menyapukan pandangan ke sekitar.
"Eh Al, ada live musik tu dilantai bawah" kata Andre tiba-tiba menunjuk. Pandangan Allea mengikuti telunjuk Andre. "Kita makan di foodcourt deket sana aja yuk, kan bisa sekalian lihat ,mau gak?" tawar Andre.
"Ya udah gak papa kita kesana aja, kayanya belum terlalu rame juga" jawab Allea tertarik.
"Yuk!" Andre menggandeng tangan Allea lagi tapi Allea menolak. "Kenapa?" protes Andre.
"Aku mau ambil hp di tas, ada chat masuk kayanya.." jawab Allea bohong. Ia pun pura-pura mengecek ponselnya.
"Oowh...ya udah, yuk.."
Mereka pun berjalan beriringan sambil sesekali ngobrol. Sampai eskalator turun Allea masih sibuk dengan ponselnya. Andre pun merangkul bahu Allea. Allea terperanjat.
"Dre...jangan gini dong"
"Emang kenapa? Aku cuma mau jagain kamu koq.."
"Ya malu dong dilihat orang.." bisik Allea menurunkan tangan Andre.
"Okee...iya deh sorry" jawab Andre agak sewot.
Mereka pun berjalan menuju foodcourt lalu duduk memilih tempat dengan view menghadap panggung agar bisa menonton sambil makan.
Tanpa mereka tau ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari lantai atas tepatnya di depan caffe dekat bioskop. Mata itu terlihat sudah mengekori Allea dan Andre saat keluar dari bioskop tadi sampai mereka duduk di foodcourt bawah. Sandy. Ya, ia ada di mall itu juga, karena kantor papanya ada outdor meeting mendadak dan ia diminta ikut.
Makanya ia tak sempat mengabari Allea kalo ia meeting di mall ini. Sandy tetap terlihat tenang meskipun hatinya gerah melihat Andre yang sedari tadi berusaha mencuri kesempatan menggandeng tangan Allea dan merangkulnya. Setidaknya ia lega melihat Allea selalu menolaknya. Itu artinya tanpa Sandy melihat pun Allea bisa menjaga diri dan sekaligus perasaannya. Sandy berjalan kembali ke cafe tempat ia meeting sambil mengirim chat ke Allea.
📱[Jadi jalan kemana sayang?]
📱[Ke mall pusat, cuma makan koq gak jadi nonton] ,tak lama Allea lansung membalas.
📱[Oo ya udah, pulangnya hati-hati jgn mlm²] pesan Sandy ,ada rasa lega lagi melihat Allea jujur. Padahal ia sudah tau.
📱[Iya sayangku..] Allea menutup chatnya tersenyum.
"Nge-chat sama siapa sih senyum- senyum?" celetuk Andre.
"Kak Sandy " jawab Allea yang langsung mengatupkan mulutnya. Ia keceplosan.
"Sandy? Ngapain?"
"Ya...chat biasa aja"
"Dia tau kalo kita jalan?"
"Tau koq, aku bilang tadi" jawab Allea keceplosan lagi. Kalo Andre curiga berarti malam ini ia harus kasih tau soal hubungannya dengan Sandy.
"Bagus deh kalo tau!" kata Andre tersenyum merasa menang bisa bikin Sandy cemburu. Padahal sebenarnya ia sudah kalah star. Ia tak curiga sama sekali, Allea jadi galau.
Mereka pun makan sambil menikmati live musik. Sesekali mereka ngobrol dan bercanda. Allea merasa seperti kembali ke jaman mereka SMA dulu, sering pergi berdua seperti ini tanpa ada ikatan. Bedanya sekarang sudah ada hati yang harus ia jaga.
Allea menertawai tingkah Andre yang membuat vidio lucu, ia seolah sedang sendiri menghisap rokok elektriknya lalu kepulan asapnya yang tebal tiba-tiba muncul wajah Allea disampingnya disambut ekspresinya yang pura-pura kaget.
"Lucu nih kayanya, natural gitu.."
"Bisa aja sih kamu bikin gituan" kata Allea yang sudah menghabiskan makanannya.
"Aku uploud ke tiktok ah.."
"Jangan! Hapus aja Dre" rengek Allea berusaha meraih hp Andre.
"Kenapa...kan lucu, ni liat pake musik kaya gini pasti fyp ntar" tolak Andre menjauhkan gadgetnya dari Allea lalu menyimpannya disaku celana.
"Jangan ah..kan dilihat banyak orang, nanti dikirain kita ada apa-apa lagi"
"Emang kamu gak mau kalo kita 'ada apa-apa'?" goda Andre.
"Gak! "sahut Allea lalu memalingkan wajah.
"Kenapa sih? Kenapa coba ngomong...belum bilang apa-apa koq udah ditolak aja ni aku.." kata Andre geleng-geleng kepala. Allea nyengir mendengar kalimat Andre.
"Memang harusnya gak usah ada apa-apa ,lagian kan sekarang udah jadi artis..cari pacar yang selevel dong.." sindir Allea sambil menyedot minumnya.
"Wah rese nih ngomongnya, sini kamu.." Andre langsung mendekat ke Allea setelah jarinya mencolek saos mayonise dipiring cemilannya. Allea langsung menjauhkan tangan Andre yang berusaha mengolesi wajah Allea dengan saos.
"Andre jangan dong.." pekik Allea tapi Andre tak mundur." Andre nanti kena muka aku beneran, ih..ih.." Allea mengibaskan sedotan minumnya ke Andre hingga percikan airnya membasahi Andre.
"Aduh! Alleaa...masuk mata nih!" Benar saja, cipratan minuman Allea mengenai mata Andre. Mau diusap tapi jari Andre kanan kiri kena saos hingga ia cuma menahan perih.
"Ya habisnya kamu sih yang mulai.." Allea terkikik. Ia pun mengambil tisu untuk membersihkan jari Andre. Andre tersenyum melihatnya lalu mengucek matanya.
"Jangan dikucek nanti merah.." buru-buru Allea menurunkan tangan Andre. "Ni pake tisu aja pelan-pelan" Allea memberikan tisu dari tasnya.
Andre menurut ,ia menyeka ujung matanya pelan dengan tisu.
"Duh...makan cuma seratus ribu, ke dokter mata lima ratus ribu ni nanti" seloroh Andre. Allea terkekeh.
"Dasar lebay!" Dipukulnya pelan lutut Andre. Mereka pun tertawa.
Ditengah obrolan mereka tiba-tiba ada tiga orang cewek ABG yang meminta foto dengan Andre. Allea pun menyilakan bahkan ia menawarkan memotret mereka semua.
"Kakak ini pacar kak Andre ya?" tanya salah satu dari mereka.
"Hah? Bukan koq..bukan!" jawab Allea mengangkat kedua tangannya.
"Tapi cocok lho.." timpal yang lain diiringi anggukan temannya.
"Bukan pacar koq tapi doain aja ya.." jawab Andre lalu tiga ABG tadi meledeknya. Allea cuma tersenyum rikuh. Andre pun mengucap terimakasih sebelum fans ABG nya pergi. Allea mencubit lengan Andre.
"Koq bilang gitu sih ke mereka?" protesnya.
"Gak papa lah, kan aku juga gak tau mereka doain apa?" jawab Andre asal sambil meringis mengusap lengannya.
'Dasar Andre, memang paling bisa ngeles,' batin Allea keki.
Jam sembilan mereka sudah keluar dari parkiran mall dan langsung pulang. Malam itu ternyata belum ada moment yang tepat untuk memberitahu Andre soal hubungannya dengan Sandy. Allea sendiri juga tak menyadari kalo Sandy tak langsung pulang saat meeting selesai. Ia kembali mengawasi Allea dan Andre dari atas sampai mereka meninggalkan foodcourt. Sandy tau semua yang terjadi, rasanya ia ingin turun dan mengajak Allea pulang. Tapi ia berusaha berbesar hati, toh ia sendiri yang mengijinkan Allea pergi dengan Andre.
Sebagai cowok ia tau persis sikap Andre yang masih ingin mengambil hati Allea. Cowok itu belum mundur ternyata, terlebih sekarang ia makin dikenal bak seleb dadakan karena jadi bintang iklan. Hampir semua cewek dikampus tau siapa Andre sekarang dan siapa sih yang gak suka sama Andre, kecuali Allea tentunya. Tapi kalo Andre sering kasih perhatian bisa-bisa Allea menyerah, pikir Sandy gelisah. Andre harus secepatnya tau hubungannya dengan Allea sekarang agar ia gak macam-macam lagi. Dan Sandy ingin cuma hari ini saja Allea pergi dengan Andre untuk sekedar jalan, lain kali ia tak akan mengijinkan.
Dengan perasaan galau Sandy berjalan keluar mall sambil mengendorkan dasinya dan menenteng tas laptop dipundak. Entah sadar atau tidak sebenarnya dirinya pun tak kalah goodlooking dari Andre biarpun versi ketampanan mereka berbeda, buktinya setiap cewek yang berpapasan pasti mata mereka mengekori langkah Sandy. Termasuk mata cewek yang mengikuti langkahnya dibelakang saat ini.
"Sandy..??" Cewek itu menepuk bahunya dari belakang. Sandy menoleh kaget melihat cewek dengan dandanan sosialita yang menenteng beberapa tas belanja fashion branded.
Deg!
"Lho...Amira!"
"Iya ini aku..kamu apa kabar?" sapa Amira tersenyum manja.
"Baik...kamu ngapain disini?" Sandy heran melihat Amira sendiri.
"Aku lagi nunggu teman, kamu sendiri ngapain?" Amira balik nanya.
"Aku habis ikut meeting dari kantor papa aku tadi di cafe atas"
"Lho emang kamu udah kerja sekarang? Udah lulus kuliah?"
"Belum sih masih belajar-belajar gitu, kalo kuliah tinggal selangkah lagi wisuda..doain aja ya.."
"Oo gitu, iya deh semoga cepat selesai ya.." Sandy mengangguk tersenyum.
"Makasih. Kalo gitu aku duluan ya.." pamit Sandy.
"Eh tunggu dulu...btw, no hp kamu masih yang dulu bukan sih? Koq beberapa kali aku telpon gak bisa ya?"
"Ehm...mungkin pas kamu telpon lagi gak ada kuota kali ya, maklum anak kuliahan duitnya terbatas..." sindir Sandy mengingatkan Amira yang dulu menolaknya karena Sandy terlihat tak berkelas.
"Apaan sih.." sungut Amira merasa tertampar.
"Ya udah aku duluan ya Ra, bye.."
Buru-buru Sandy kabur melangkah pergi meskipun Amira sempat memanggilnya. Ia tak ingin memanjangkan obrolan dengan cewek itu lagi. Luka yang dulu ia buat sekarang tetap ia ingat biarpun sudah ada yang mengobati dan menggantinya dengan kebahagiaan. Ya pastilah nomornya tak bisa dihubungi ,karena sejak ia bersama Allea nomor Amira telah ia blokir. Sandy sudah memutuskan melupakan semua tentang Amira dan sepertinya keputusannya itu tepat. Karena setelah ia menjauh seorang lelaki yang terpaut usia lumayan jauh mendekati Amira melingkarkan tangannya ke pinggang Amira. Mereka pun pergi menuju pintu keluar yang berbeda dengan Sandy. Ada yang tau siapa laki-laki itu??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments