Dua hari berlalu. Siang itu selesai kuliah Allea ngadem di taman kampus bersama Rania. Ia pun menceritakan soal Sandy yang menembaknya dua hari lalu.
"Hahh? Serius?!" Rania sedikit kaget tapi terlihat senang. Allea menaruh telunjuknya ditengah hidung agar Rania mengecilkan suaranya. "Terus gimana?" Lanjut Rania menurunkan volume suara.
"Gimana apanya?" tiba-tiba Nayla datang sambil membawa tiga minuman thaitea dingin untuk mereka lalu ikut duduk.
"Kak Sandy nembak Allea ,Nay.." kata Rania sedikit berbisik. Nayla menutup mulutnya yang ternga-nga kaget.
"Terus gimana...gimana?" todong dua sahabatnya penasaran.
"Belum aku jawab gaes...rencana ini nanti kayanya.." jawab tersipu.
"Lha udah punya jawaban belum? Udah terima aja Al, Sandy baik koq, dia juga kayanya suka beneran sama kamu.." kata Rania.
"Iya Al, terima aja..lagian kurang apa dia, berprestasi, femes di mapala, bentar lagi lulus langsung kerja, kalo diajak jalan juga gak malu-maluin koq..." giliran Nayla usul.
Allea tersenyum geleng-geleng kepala mendengar kalimat terakhir Nayla.
"Eh bener, junior cewek juga banyak yang naksir kak Sandy lho.." tambah Nayla. Padahal Allea juga sudah tau itu semua. Ia pun juga sudah siapkan jawaban buat Sandy.
"Semangat banget sih buuk jadi jurkamnya!" sindir Rania menggoda Nayla. Nayla berdecak.
"Enggak...cuma ngomong fakta koq.." jawab Nayla menyedot minumannya dari pipet.
"Emang mau ketemu jam berapa Al sama kak Sandy?" tanya Rania.
"Gak tau nih, aq nunggu dia selesai kuliah dulu.." jawab Allea. Hp Allea berbunyi, ada chat masuk dari Sandy. Ia memberitahu Allea kalo sudah selesai kuliah dan mengajak bertemu dirofftop kampus.
Allea pun mengiyakan. "Eh bentar ya gaes, kak Sandy ternyata udah nunggu di rofftop kampus nih...ngajak ketemu disana.." kata Allea sambil memasukkan hp ke tas.
Dua sahabatnya pun langsung bercie-cie menggodanya. Allea tersenyum malu lalu beranjak sambil membawa minuman dari Nayla yang belum sempat ia buka. Allea melangkah menuju lift kampus ke lantai rofftop, suasana tak begitu ramai untungnya. Cuma Mario yang menyapanya saat berpapasan akan masuk lift tadi. Allea cuma nyengir tapi tak menjawab saat ditanya mau kemana. Mario pun hanya mengernyit dengan wajah curiga.
Sampai dirofftop Sandy sudah menunggunya. Ia terlihat berdiri ditepi pagar rofftop sambil melihat jauh ke depan. Tak jauh dari tempatnya berdiri ada meja kursi dengan payung lebar dan tinggi ditengahnya, disana Sandy meletakkan tas dan laptopnya. Allea berjalan perlahan lalu meletakkan minumannya dimeja dekat laptop Sandy. Allea tak langsung menyapa, ia malah berdiri dibelakang Sandy, memandangi cowok didepannya ini.
Allea kagum melihat Sandy, dari belakang saja ia sudah punya pesona. Dengan blazer hitam, inner tshirt warna putih celana semi jeans navy dan bersepatu sneaker senada. Pakaiannya semi formal begini pasti karena hari ini ada jadwal ketemu dosen pembimbing. Sepertinya ada yang beda lagi, rambut Sandy terlihat lebih rapi bagian samping dan belakangnya. Allea mendekat disebelah Sandy lalu mendehem.
"Eh...koq tiba-tiba muncul?" kata Sandy menoleh kaget.
"Iya nih, lagi merhatiin orang ngelamun tadi sampai gak tau ada yang datang.." sindir Allea.
Sandy tertawa. "Ngelamun ,takut yang ditunggu gak datang sih.." Allea mencibir. "Serius koq..ehm, kamu...udah punya jawaban buat aku?" tanya Sandy to the point meskipun bernada pelan. Allea mengangguk.
Sandy tersenyum lalu menggandeng Allea duduk menuju kursi. Tapi langkah Sandy terhenti melihat ada minuman dimeja dekat laptopnya. Ia menoleh ke Allea dengan wajah bertanya-tanya. Ingatannya seolah kembali ke beberapa hari yang lalu. Kalo Allea menolaknya ia akan memberikannya minuman. Meskipun minuman dingin itu terlihat menggoda sekali tapi bagi Sandy jadi terlihat hambar dan meresahkan.
"Al..kamu.."
"Kenapa kak?" Allea duduk didepan Sandy, ia bingung melihat wajah murung Sandy.
"Ini minumnya buat aku?"
Belum sempat Allea menjawab ponselnya berbunyi, ada chat urgent masuk dari teman sekelasnya menanyakan tugas.
"Iya...boleh diminum koq" jawab Allea sembari konsen membalas chat.
Sandy tak bertanya lagi, ia hanya memandang Allea lesu lalu beralih memandang minuman didepannya. Kenapa Allea menolaknya? Lalu apa arti kedekatan mereka selama ini? Apa cuma dirinya saja yang terlalu berharap? batinnya mulai kecewa.
Allea mengakhiri chatnya lalu menyimpan ponsel di tasnya. Ia mengernyit melihat Sandy yang tertunduk lesu.
"Kak...kenapa?"
"Kamu serius?" tanya Sandy mengangkat wajahnya.
"Serius apanya? Aku kan belum ngomong apa-apa..!"
"Ini minumannya buat aku kan? Berarti kamu...gak mau?"
Allea memutar bola matanya seperti mengingat sesuatu lalu ia tertawa. Allea pindah duduk disebelah Sandy, ia masih menertawai Sandy. Sandy mengernyit melihatnya.
"Koq ketawa sih..??" protes Sandy menggaruk kepalanya kasar lalu menghela nafas.
"Yang bilang ini minum buat kamu siapa kaaak..?"
"Ya tadi kamu kan, katanya boleh diminum..?!" jawab Sandy bingung.
"Iyaa...maksudnya boleh kalo mau minta, tapi ini punya aku..tadi Nayla yang beliin belum sempat aku buka karena buru-buru kesini.." jelas Allea panjang.
"Terus nasib aku gimana? Aku dapat apa jadinya?" kejar Sandy tak sabar. Allea terkikik melihat ekspresi wajah Sandy. Ia merogoh tasnya lalu mengeluarkan paper bag kecil.
"Ini yang buat kamu.." Allea menyodorkan paper bag ke depan Sandy.
Sandy langsung membukanya dengan cepat, melihat isinya ia langsung tersenyum. Wajah murungnya berganti cerah seketika melihat satu dessert box cheese cake kesukaannya. Berarti itu artinya Allea menerimanya!
"Ini beneran kan? Kamu nerima aku?" tanya Sandy memastikan. Allea tersipu, ia mengangguk tersenyum. Sandy masih memandangi dessert box didepannya belum percaya.
"Koq diliatin terus, dimakan dong.." kata Allea.
"Al...makasih ya, aku gak pintar ngomong romantis tapi semoga nanti kita bisa sama-sama terus pas seneng atau sedih.." kata Sandy menggenggam tangan Allea. "Aku sih pengennya kita gak cuma sekedar pacaran, karena gak tau kenapa aku punya filling.."
"Filling apa?"
"Aku punya filling kalo masa depan aku ada di kamu.." lanjut Sandy menatap Allea.
"Yang penting kita jalani dulu aja ya kak, semoga filling kamu bener jadi keputusan aku ini tepat" jawab Allea tersenyum meskipun sebenarnya hatinya meleleh mendengar kata Sandy.
Ia bahagia banget cuma tak ingin terlihat berekspresi berlebihan didepan Sandy. Takut Sandy ilfil, pikir Allea. Sandy menggenggam kedua tangan Allea lalu menciumnya membuat jantung Allea bedesir cepat.
"Makasih ya, aku janji selalu ada buat kamu.." kata Sandy mengusap pipi Allea. Allea mengangguk tersenyum lalu memegang tangan Sandy yang ada di pipinya.
"Aku sih gak mau manja kak, aku juga tau akhir-akhir ini kamu lagi sibuk nyiapin sidang skripsi..jadi misal waktu kamu gak banyak buat aku, ya gak apa-apa...aku maklum koq" kata Allea.
Sandy tersenyum senang, ia makin kagum pada gadis didepannya ini. Ia beda dari cewek pada umumnya. Memang ia tak salah pilih. Beberapa detik mereka saling memandang.
"Di makan yuk...kamu suka cheese cake kan kak?" kata Allea mengalihkan.
"Suka bangeeet...apalagi cheese cake yang hari ini, special rasanya...fiuhh!" jawab Sandy menghela nafas seolah ada rasa lega di dadanya sekarang.
"Bisa aja ih..." kata Allea sambil menyuapi cheese cake ke mulut Sandy. Tentu saja Sandy antusias menyambutnya. "Enak kan...ini cheese cakenya beda dari yang biasa aku beli kak, kejunya kerasa tapi juga gak bikin eneg.." kata Allea.
"Iya enak banget, tapi bukan karena beda bakerynya..."
"Terus apa?"
"Tapi karena ada momentnya..." jawab Sandy nyengir.
Allea tersenyum memukul pelan lengan Sandy. Ia melihat Sandy bahagia ,matanya berbinar ceria.
"Kamu cukur rambut ya kak?" Allea mengusap bagian belakang rambut Sandy hingga ke tengkuk.
"Iya ,di rapiin aja...suka gak?"
Allea mengangguk. "Suka koq, bagus." Sandy tersenyum.
"Habis ini mau kemana? Ada kuliah lagi gak sayang?"
Allea mengernyit tersenyum mendengar Sandy memanggilnya 'sayang'. Ada rasa deg dihatinya karena ia belum terbiasa.
"Gak ada, paling pulang aja.."
"Koq senyum-senyum kenapa sih?" goda Sandy. Ia tau Allea canggung.
"Enggak...cuma aneh aja tiba-tiba ada yang manggil 'sayang'"
"Hehe...gak papa, nanti juga terbiasa..oiya, aku mau ngajak kamu ke kantor papa aja kalo gitu, nganterin file sekalian aku kenalin...mau gak?"
Allea melotot kaget mendengarnya. Baru juga jadian koq udah mau dikenalin aja? Batin Allea mendadak nervous.
"Mau banget...tapi jangan sekarang dong kak please..", rengek Allea. Sandy terkekeh melihat wajah melas Allea.
"Emang kenapa?"
"Ya aku belum siap ketemu papa kamu, next time aja ya..ya.." pinta Allea memohon lagi.
"Ya udah iya..kapan-kapan aja kalo gitu" jawab Sandy membuat Allea langsung sumringah.
"Tengkyu ya..aku seneng kamu gak maksa" kata Allea lega.
"Ya gak dong sayang..kan masih ada lain waktu" jawab Sandy sambil merapikan rambut Allea yang terkena semilir angin rofftop.
"Ehm...aku boleh minta satu hal gak kak?"
"Apa?"
"Kalo bisa hubungan kita gak usah terlalu banyak orang yang tau dulu.."
"Emang kenapa?"
"Ya gak papa, kan tau sendiri kamu senior mapala yang dielu-elukan cewek..." goda Allea.
"Apaan sih.." potong Sandy berdecak. Sandy sama sekali tak merasa begitu. Allea terkikik lalu meletakkan kepalanya dipundak Sandy.
"Bentar dong...dengerin dulu, kan nanti kalo langsung banyak orang tau kita terus kaya jadi sorotan gitu...gak nyaman kan mau ngapa-ngapain...iya gak?" lanjut Allea selembut mungkin agar Sandy menerima pendapatnya. Sandy terlihat berpikir, tangan Allea masih ia genggam.
"Ya udah gak papa ,tapi kalo suatu saat ada yang nanya tentang status kita, aku gak mau bohong lho..aku mau jawab jujur!" kata Sandy serius. Allea mengangguk.
"Iyaa...kalo itu pengecualian, yang penting kita gak usah show off kalo sekarang kita udah..." Allea tak melanjutkan bicaranya. Ia cuma tersenyum melihat Sandy.
"Pacaran" sambung Sandy ikut tersenyum Allea mengangguk lalu mereka tertawa.
Setelah menghabiskan cheese cake berdua mereka pun turun lagi lalu berpisah tujuan masing-masing. Sandy langsung melajukan mobilnya menuju kantor papanya. Sedangkan Allea tak langsung pulang, ia menemui dua sahabatnya lagi. Ia ingin berbagi kabar bahagia ini ke mereka. Hanya ke mereka berdua orang yang ia percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments