Mata mereka bertemu dan sama-sama membulat.
"Kamuu...??" Ucap mereka hampir bersamaan dan saling tunjuk.
"Andre.." panggil Allea masih tak percaya dengan cowok didepannya.
"Kamu Allea kan? Allea Queen Mahesta...iya kan?" kata cowok itu yang masih mengingat namanya dengan benar.
"Lho kalian udah saling kenal?! Tapi koq kamu panggilnya Andre sih Al?" selidik Nayla.
"Ehm...bener koq Nay, nama aku Kevin Andrean. Dulu pas SMA emang dipanggilnya Andre gitu.." jelas Andre.
"Oowh...kalian ni temen SMA to..?" Nayla menggaruk belakang kepalanya malu. Niat mau ngenalin tapi malah udah pada saling kenal.
"Iya...kita udah kenal koq Nay" jawab Allea mengulum senyum.
"Iya...dulu kita..temen deket pas SMA, ya kan Al?"
"Gak, temen biasa koq!" jawab Allea tegas.
"Yaudah Nay, aku mau..cari Rania dulu ya.." tanpa menunggu jawaban kedua orang didepannya Allea segera berlalu.
Seketika satu persatu kenangan mereka muncul kembali. Ia ingat hatinya diberi harapan, dengan perhatian dan sikap manis Andre. Lalu digantungkan dengan pergi seiringan kelulusan mereka tanpa meninggalkan sepatah kata apapun. Pikiran Allea sampai jauh kemana-mana waktu itu. Andre punya cewek lain lah, Andre cuma jadiin dia mainan lah. Maklum, diusianya yang waktu itu masih labil. Tapi perasaan dan hatinya dulu memang cuma buat Andre. Sekaligus Andre pulalah yang membuat hatinya takut memiliki rasa lagi untuk orang lain. Karena gak mau terjadi hal itu lagi, Allea gak mau gampang baperan.
Perasaannya saat ini campur aduk banget, kaget, kesel, benci tapi ada rasa senang juga tiba-tiba melihat Andre lagi didepannya. Bahkan sekarang mereka satu kampus, satu jurusan.
'Jangan sampai terlena lagi kaya dulu!'
Rutuknya dalam hati.
Wajah Allea bete ,ia berjalan dengan kesal melewati teman-temannya menuju pinggir danau.
Brukk! Tak sengaja Allea menabrak punggung cowok, lalu cowok itu mengaduh. Allea mengangkat wajahnya, Sandy.
"Eh...maaf kak gak liat jalan.." sungut Allea. "Sakit ya?" reflek Allea mengusapi punggung Sandy.
"Gak koq...cuma kaget aja, aku juga gak liat tadi..baru cari sinyal ini ,disini sinyal susah.." jawab Sandy senyum.
Hatinya berdesir hangat saat Allea mengusap punggungnya. "Kamu mau kemana?" tanya Sandy. Allea tak menjawab hanya menunjuk arah danau kemudian berlalu. Sandy bengong, ia heran melihat wajah bete Allea. Belum beranjak dari tempat itu gantian Andre yang bilang 'permisi' melewati Sandy lalu mengekori Allea.
Sandy mengernyit lalu berjalan menjauh dari danau menuju tendanya. Ia tak mau orang lain tau ia memperhatikan Allea dan Andre. Jadi ia memilih ke tenda saja, dari tendanya ia tetap bisa mengawasi mereka. Sandy penasaran pada Andre, anak mapala baru tapi udah berani godain Allea. Apa tadi Allea bete karena cowok itu?batinnya.
Dipinggir danau Allea duduk sambil sesekali melempar batu kecil. Dari belakang Andre ikut melempar batu ke danau hingga Allea menoleh. Andre tersenyum tapi dibalas buang muka oleh Allea.
"Al...koq main pergi aja sih?" Andre udah ikutan duduk disampingnya.
"Kamu ngapain sih ikutan kesini?" tanya Allea bete."Ntar dikirain kita ada apa-apa lho?" Allea celingak-celinguk takut ada yang memperhatikan.
"Kan memang ada apa-apa.." Andre malah menggodanya.
"Gak usah ngarang!" sembur Allea.
"Galak banget sih.." sungut Andre.
"Orang yang suka gosting emang pantes koq digalakin!" Andre tersenyum memegang dahinya. "Kamu ngapain ikutan kuliah dikampus ini?" tanya Allea merengut.
"Al...aku sengaja pilih kuliah disini, ya karena pengen nyari kamu.."
"Buat apa?" potong Allea cepat.
"Aku minta maaf..."
"Kenapa minta maaf? Emang kamu...ngerasa ada salah?"
"Kalo gak ya buat apa aku jauh-jauh balik ke kota ini? Buat apa aku repot nyari info kamu kuliah dimana.." jawab Andre panjang.
"Kan gak ada yang nyuruh nyari juga..?"sela Allea santai.
"Al...dengerin dulu, tolong jangan dipotong dong.." kata Andre sabar. Allea menghela nafas. "Aku kan mau jelasin...aku minta maaf dulu aku pergi gitu aja. Dulu aku gak punya pilihan selain menuruti dulu kata-kata orang tuaku. Aku disuruh ngelanjutin sekolah pelayaran di luar kota. Pendaftaran dan ini itunya udah disiapin. Jadi mau gak mau setelah lulus aku disuruh langsung terbang kesana.."
"Terus? Emang gak bisa gitu telpon kek,chat kek atau nitip surat ke siapa gitu, buat pamit ke aku..?" cecar Allea.
"Ya aku juga gak kepikiran Al, orang malamnya aku mau tidur baru dikasih tau, disuruh packing, siang habis kelulusan langsung berangkat koq", jawab Andre." Ini semua bukan kemauan aku Al, makanya aku gak sempat juga ketemu kamu,padahal aku udah ada rencana.."
"Rencana apa?"
"Ya aku sebenernya pengen ngomong perasaan aku ke kamu waktu itu ,kamu mungkin juga udah tau kan hati aku cuma buat kamu..."
"Iya waktu itu" potong Allea agar Andre tidak semakin panjang lebar menggali lagi rasa yang dulu pernah ada diantara mereka. Yang penting apa yang ingin ia tau sudah terjawab. Andre dulu bukan sengaja meninggalkannya tapi terpaksa pergi karena keadaan. Biarpun cintanya dulu sebenarnya tidak bertepuk sebelah tangan namun rasa itu kini sudah berganti hambar. Tidak ada lagi rasa yang membuat hatinya berdesir melihat Andre saat ini. Seperti selama 3 tahun mereka di SMA dulu.
"Emang sekarang udah beda ya? Gak ada sisa tempat nih buat aku? Kan kamu juga belum ada pacar.." goda Andre tapi wajahnya serius.
"Dre...itu udah lama kan, udah berapa tahun coba? Aku memang sebel tadi pas ngliat kamu lagi tapi aku cuma butuh penjelasan...dulu aku gak munafik memang ada rasa juga ke kamu, cuman seiring waktu yaa...udah gak seperti dulu lagi Dre..aku harus perbaiki hati aku ,aku berusaha move on dan lupain yang pernah terjadi dulu..gak mungkin dong aku terus-terusan nungguin kamu, padahal waktu itu kamu aja gak jelas ada dimana..iya kan?" giliran Allea bicara panjang.
Andre menggaruk belakang kepalanya lalu menghela nafas panjang. "Yaa...gak papa Al, aku juga gak mau maksain koq...yang penting aku udah ngomong apa yang perlu kamu tau" Allea tersenyum mendengarnya. "Eh tapi...kalo kita temenan masih bisa kan?" tawar Andre lagi. Allea mengangguk. "Bener nih? Serius?!" Kata Andre bersemangat sambil memegang kedua pundak Allea.
"Eeh...gak usah gini juga kalii..." Allea menepis tangan Andre. Andre langsung mundur sambil mengangkat tangan.
"Sory...sory...kalo gitu gini aja.." Andre mengulurkan kelingkingnya. "Ayo dong kan udah baikan, sekarang kan kita temen..." rayu Andre.
"Iyaa..." jawab Allea menautkan kelingkingnya. Mereka tertawa menertawai kelakuan mereka yang kekanakan."Oh ya terus sekolah pelayaran kamu gimana? Koq jadi balik kesini lagi sekarang?" tanya Allea.
"Iya dulu sempat ambil jurusan pelayaran tapi yaa..gitu karena sekolahnya setengah hati jadi ya nilainya cuma seadanya lah Al.." kata Andre terkekeh sambil melepas jaketnya. Allea mengulum senyum. "Nilai yang bagus cuma nilai praktek olahraga hahaa..." lanjut Andre tertawa.
Allea tertawa kecil, benar mungkin kata Andre. Nilai yang bagus cuma nilai olahraga, karena itu hasilnya juga bagus. Melihat Andre yang sekarang memang beda, badannya atletis, dadanya bidang, jadi ototnya agak terlihat saat ia melepas jaketnya karena tshirt yang ia pakai pendek tidak sampai setengah lengan.
"Kenapa kamu gak suka sekolah pelayaran Dre?" tanya Allea penasaran.
"Karena memang aku minatnya gak di bidang itu kan Al, kalo minat aja udah gak ada gimana mau jalan..ya kan?" jawab Andre.
"Iya juga sih...kamu tinggal dimana sekarang?" tanya Allea.
"Itu lho apartemen yang gak jauh dari taman kota Al"
"Sendiri?"
"Iyalah...aku balik sini kan sendiri, ada sih sodara jauh, tapi jarang ketemu.." jawab Andre sambil merogoh tas kecilnya mencari air mineralnya lalu meneguknya.
"Kalo disana udah berapa cewek yang kamu ghosting?"
"Uhukk...uhuk.." Andre langsung kesedak air minumnya. Allea terkikik."Koq nanyanya gitu sih ,heh...?" Andre mengusap mulutnya lalu mendorong Allea pelan. "Gak ada ya!" lanjut Andre tegas.
"Yaa kali aja, aku kan gak tau makanya tanya ini.." jawab Allea dengan ekspresi mengejek.
"Eh...gak ada, gak ada..dengerin ni ya, jangan karena dulu aku kaya gitu ke kamu ,terus sama semua cewek juga gitu dong Al..." Allea terkekeh sambil menutup mulutnya. "Itu kan dulu bukan disengaja ,kamu nih!" Andre menyenggol Allea dengan pundaknya.
"Oo...kalo gitu diganti deh pertanyaannya, setelah itu udah pernah pacaran sama berapa cewek?" goda Allea lagi.
"Hahaa...gak ada juga Al, aku gak laku disana.." seloroh Andre cengengesan. Allea memajukan bibir bawahnya sambil tangan kanannya mendorong Andre.
"Gombal!"
Reflek dengan cepat Andre menangkap tangan Allea ketika ngeliat liontin di gelang tali hitamnya.
"Bagus gelang kamu...inisial A, pasti Andre yaa..."
"Hiih...kepedean! Allea lah..ngapain pake nama tukang gosting" Allea menarik tangannya lalu menjulurkan lidahnya.
"Astagaa..tukang gosting katanya, sini buat aku aja gelangnya!" tawar Andre sambil mau merebut dari tangan Allea.
"Ih...jangan, ini gelang amanah tau, kan dulu kamu udah pernah aku kasih gelang juga, mana sekarang?" kata Allea mengingatkan.
"Hehe...gak tau Al, lupa nyimpennya, udah ilang kayanya.." jawab Andre nyengir.
"Huu...gak bisa jaga amanah!" sembur Allea.
"Emang itu dari siapa sih? Sini liat lagi coba!" todong Andre mengulurkan tangannya. Allea menjauhkan tangannya.
"Rahasia! Yang pasti bukan tukang gosting, dadaa..." jawab Allea lalu meninggalkan Andre.
"Alleaaa...awas ya kamu!" teriak Andre sambil mengacungkan botol airnya yang kosong.
'Gak papa Dre, awal yang bagus, jangan terburu-buru...yang penting Allea sudah memaafkan' batin Andre.
Ia masih melihat Allea yang lari menuju tendanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dari jauh sepasang mata Sandy dari tadi mengawasi mereka , anehnya ia merasa tidak suka. Tapi ia sendiri juga bingung, kenapa dengan hatinya. Seolah tidak rela Allea dekat dengan cowok selain dirinya. Apa ia sekarang sudah mulai jatuh cinta pada Allea? Haahh...Sandy membuang nafasnya kasar lalu beranjak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
auliasiamatir
Sandy dan mulai ada rasa kek nya
2022-10-28
0
Rini Antika
Aku hadir Kak..👋👋 semangat terus ya Up nya..💪💪
2022-08-22
1
Nenie desu
semangat terus kak 🙏🤗
2022-08-16
1