Sandy mengernyit melihat tangan Allea.
"Lho tumben gelang liontinnya gak dipake?" tanya Sandy. Allea melongo spontan menarik tangan kanannya dan melihat gelang liontinnya memang tak ada ditangannya..
"Eh, koq gak ada..padahal tadi aku pake koq, duuh...kemana ya?" Allea jadi sibuk memeriksa saku celana dan tas pinggangnya.
"Mungkin jatuh kali waktu main air tadi, kamu gak tau.." kata Sandy.
"Waduh...gimana dong kalo ilang??" Allea khawatir.
"Ya udah, gimana lagi namanya juga gak sadar pas jatuh" jawab Sandy datar tetap fokus menyetir.
"Kamu marah ya liontinnya ilang, hmm?" tanya Allea memegang tangan Sandy.
"Iyalah...kamu harus dikasih hukuman!" jawab Sandy tak menoleh ke Allea. Allea merengut.
"Ya udah iya deh, aku dihukum apa?" sungut Allea.
Tiba-tiba Sandy meminggirkan mobilnya lalu berhenti. Allea mendadak merasa deg-degan.
"Hukumannya...aku mau di masakin lagi kaya kemarin!" kata Sandy lalu tersenyum.
"Iih...kamu nih, bikin takut aja kirain aku mau disuruh turun..ini kan udah gelap!" kata Allea membuat Sandy tertawa.
"Ya gak lah sayang...masa aku tega nyuruh kamu turun cuma gara-gara hal kaya gini!"
"Jadi kamu gak marah liontinnya ilang?" Sandy menggeleng pelan masih dengan senyumnya. Allea lalu menghambur memeluk Sandy.
"Aku pasti masakin kamu, tapi cuma apa yang aku bisa aja, gak apa- apa kan?" kata Allea nyengir.
"Iyaa..gak papa koq" kata Sandy. Allea bergelayut manja dipundak Sandy sebentar lalu mengusap-usap lengannya. Ia lega Sandy tak marah, ini salah satu sifat Sandy yang Allea suka. Pemikiran Sandy jauh lebih dewasa daripada Andre. Dalam hati Allea juga ingin belajar bersikap dewasa sepertinya.
"Kapan-kapan aku beliin lagi liontinnya" lanjut Sandy mencium kening Allea.
Allea mengangguk lalu matanya melihat sesuatu di lengan blazer Sandy. Ada noda warna merah kecoklatan mirip lipstik.
"Ini kenapa sayang?" tanya Allea.
Sandy menoleh melihat noda di bajunya, ia langsung teringat peristiwa tadi siang saat bertemu Amira. Pasti itu lipstik Amira yang menempel saat ia menggelayutinya tadi.
Kemudian Sandy menceritakan pertemuannya dengan Amira pada Allea. Wajah Sandy perlahan jadi berubah sedikit emosi. Allea melihat Sandy begitu tak sukanya pada Amira. Allea pun sebenarnya juga tak suka mendengarnya, Amira semakin hari semakin terlihat berani menggoda Sandy. Tapi ia masih berusaha menahan diri selama Sandy tak menanggapinya. Sandi lalu semerta-merta melepas blazernya dan melemparnya ke kursi belakang dengan kasar.
"Koq dilepas sayang?" tanya Allea hati-hati.
"Aku gak sudi pake baju yang udah kena noda bibir Amira!" jawab Sandy sambil terus melihat ke depan.
Allea menghela nafas, ia tau Sandy jadi badmood. Menceritakan Amira merusak suasana bersamanya. Kecepatan mobil pun jadi naik meskipun stabil. Membuat Allea sedikit takut dan khawatir.
"Sayang..udah dong, gak usah emosi, pelan-pelan aja ya nyetirnya.." kata Allea mendekat mengusap-usap punggung Sandy. "Aku takut kalo kamu nyetirnya kaya gini.." lanjut Allea.
Sandy terlihat masih diam tapi ia mengurangi kecepatan mobilnya, tak mau Allea takut. Allea kemudian memeluknya dari samping.
"Kamu lapar gak? Cari makan yuk, mau gak?" tanya Allea mencoba mengalihkan pikiran Sandy.
"Iya" jawab Sandy singkat tapi tangan kirinya sudah menggenggam tangan Allea. Entah kenapa baginya pelukan Allea sedikit bisa menguapkan emosinya. Allea mengulum senyum.
Mereka pun berhenti di pusat kuliner dan pasar malam. Menyempatkan naik beberapa wahana seru yang bisa membuat mereka tertawa sejenak melupakan topik pembicaraan dimobil tadi. Setelah puas mereka menuju tempat kuliner tak jauh dari lokasi. Saat berjalan seseorang menyapa Allea.
"Allea..?! Kamu Allea kan?" Allea menoleh.
"Anthony?! Hai...kamu ngapain nyasar disini?" kata Allea.
"Aku mau ketemu sodara aku, janjian disini..kamu sendiri ngapain?" tanya cowok itu.
"Aku tadi mampir aja, ini mau pulang. Eh iya, kak Sandy kenalin ini Anthony dulu kita satu SMA", kata Allea. Sandy pun tersenyum menyalaminya dengan saling menyebutkan nama.
"Oiya...katanya Andre sekarang satu kampus sama kamu ya?" tanya Anthony.
"Iya, kamu tau dari mana?"
"Ada yang kasih tau aku, terus gimana? Kalian dekat lagi kaya dulu gak?" pertanyaan Anthony membuat Allea sedikit kaget, apalagi ada Sandy disampingnya.
"Enggak, itu udah masa lalu...kita teman biasa aja sekarang" jawab Allea rikuh pada Sandy.
"Oo gitu...btw, kamu sekarang beda ya Al, tambah keliatan cantik..iya kan kak?" puji Anthony meminta pendapat Sandy.
"Bisa aja..." cibir Allea.
"Iya, memang cantik tapi sayang...udah sold" jawab Sandy santai lalu mencium tangan Allea dan menggenggamnya. Allea kaget tapi ia paham Sandy pasti gak rela ada cowok lain yang memujinya.
"Oh ya? Emang bener Al?" tanya Anthony penasaran.
Allea tersipu lalu tertawa. "Iya, kak Sandy ini.."
"Aku tunangannya Allea" sela Sandy santai tapi tegas. Membuat Allea menolehinya dan Anthony melongo kaget.
"Ooh...sorry, kirain tadi ini kakak kamu Al, habis kamu manggilnya 'kak'.." kata Anthony menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.
"Hmm...gak apa-apa, aku memang manggilnya gitu dari dulu" jelas Allea tersenyum.
Mereka pun berpisah setelah saling bertukar nomor ponsel. Allea dan Sandy lanjut ke tempat makan, menikmati makan malam mereka sambil ngobrol kesana-kesini. Sesekali mereka saling tukar mengicip makanan.
"Koq semua pada tau kalo kamu dulu dekat sama Andre?" selidik Sandy.
"Iya...biasalah ,namanya juga anak SMA" jawab Allea.
"Al..aku pengen ngelamar kamu setelah wisuda nanti" kata Sandy setelah menghabiskan makanannya.
"Hah?"
"Iya, besok aku mau bilang papa, gimana? Kamu mau kan?"
"Tapi kenapa buru-buru sih?" tanya Allea memelankan suaranya.
"Mungkin dengan gitu gak ada lagi orang lain yang ganggu hubungan kita" Sandy ikutan berbisik.
"Orang lain siapa sayang?"
"Ya Amira, Andre terus cowok itu tadi siapa..yang terang-terangan muji kamu didepan aku, kayanya kalo tadi aku gak bilang tunangan kamu...bisa-bisa kamu diprospek sama dia!" kata Sandy panjang. Allea tertawa mendengar istilah Sandy 'diprospek'.
"Jangan mutusin sesuatu kalo pikiran lagi gak jernih kak.."
"Enggak...aku memang pengen kita ada ikatan lebih kuat sayang, emang kamu gak mau?"
"Ya bukannya gitu..."
"Terus kenapa?" kejar Sandy.
"Aku cuma gak mau kamu mutusin sesuatu yang penting secara buru-buru gitu lho..nanti hasilnya gak maksimal" jelas Allea. Sandy diam mencerna sambil mengaduk-aduk tehnya.
"Yang penting sekarang pikirkan sidang kamu dulu, nanti setelah wisuda kita obrolin lagi ya?" lanjut Allea disusul ******* kecewa Sandy.
Entah kenapa sejak insiden ada noda lipstik dibaju tadi Sandy menjadi sensitif. Gimana kalo Allea menceritakan kelakuan Andre di depan toilet tadi? Sepertinya Allea akan menyimpannya sendiri saja untuk menjaga hati Sandy. Sama seperti Sandy yang menjaga hatinya saat bertemu Amira...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
naumiiii🎈✨
Lanjuttttt thorrr cemungutt 😘😘😘
2022-06-30
1