Happy Reading ☕
Maaf di bab sebelumnya ada part yang mengatakan 25 tahun yang lalu, sudah di ganti yaaa. kurang kopi jadi agak ngantuk.
**********🌹🌹🌹🌹🌹**********
"Sebenarnya mbok paling gak bisa nyuruh seorang wanita yang sedang hamil, karena jujur saja sebelum kamu ada seorang wanita hamil juga yang datang, tapi malah kerjaannya mual, pusing, dan lainnya. Jadi kerja nya gak bisa profesional, mbok juga tahu bagaimana kondisi wanita hamil tapi kalau dalam kondisi kerja ya di jaga stamina nya, toh kerja disini juga gak kerja 24 jam penuh." cerita mbok Yem.
"Alhamdulillah mbok kehamilan saya ini aman terkendali. Bisa mbok lihat saja nanti kedepannya, kalau sampai saya gk profesional kerja nya saya siap mudik." ucap ku sungguh-sungguh.
"Ya sudah,,, ayo mbok antar ke kamar mu, kamu bisa istirahat dulu besok sehabis subuh kamu harus bangun dan mulai kerja yang semangat ya." ucapan mbok Yem pelan namun tegas sambil berjalan didepan dan berhenti di pintu sebuah kamar.
"Nah ini kamar untuk mu istirahat, nanti siang kamu bisa ke dapur umum untuk makan siang bersama, sekalian mbok jelaskan tugas mu disini." mbok Yem membuka pintu kamar dan menyalakan sakelar hingga lampu kamar menyala terang.
"Siap mbok, makasih saya ngaso dulu sebentar mbok. Ini lampu nya dimatikan saja mbok, biar cahaya matahari saja yang masuk kedalam kamar, lebih bagus." kataku dan si mbok pun berjalan masuk kedalam rumah.
Kamarku berada dibagian samping bangunan rumah itu berhadapan dengan taman samping yang memiliki gazebo mini. Aku bersyukur hamil ku tak membuatku lebay berlebihan, malah kalau kata bude ini namnya hamil kebo alias hamil tanpa masalah mual, pusing, dan lainnya. Sebenarnya aku selalu diminta menyebut adik dari ibu ku itu dengan sebutan Bulik dalam bahasa Jawa artinya adik perempuan dari orang tua kita. Tapi entah kenapa aku tak pernah mau dan mlah mengikuti teman-temanku yang menyebut adik ibuku itu bude Sumi, jadilah sampai sekarang.
"Alhamdulillah Ya Allah, meski hamil aku masih bisa mendapatkan pekerjaan semoga ini jalan ku dan anakku untuk bertahan hidup dengan mandiri. Aku akan fokus kerja dan membahagiakan anakku." tanpa sadar Airin mengelus perutnya yang memang sudah terlihat agak maju.
"Hmmm sudah lama rasanya aku gak bicara dengan Alika adikku, apa kabarnya ya dia? sedang apa? apakah sudah mulai ujian semester?" bergumam dengan memandang sekeliling kamar dengan isi yang lengkap, mulai dari kasur dipan, lemari pakaian, kaca kecil yang menggantung di dinding, juga ada meja kecil tempat ku menaruh barang. Kucoba merebahkan badan meregangkan oto yang sempat kaku efek tidur sembari duduk di mobil dan tak menunggu lama aku pun terlelap.
*****☕
"Terus mata-matai keluarganya, ambil beberapa foto sebagai ancaman. Nanti siang saya akan datang ke sana, kirim alamatnya."
Ketika siang menjelang...
"Pak,, ada email dari Bu Rachel beliau ingin datang menemui bapak. Kenapa Bu Rachel sampai kirim email ya pak, kan Bu Rachel istri bapak?" Siska sekertaris ku memberikan info ketika keluar dari ruangan.
"Saya dan Rachel sudah bukan suami istri.!" berlalu pergi.
Wahhh... yang bener berati pak Daffa duda dong he-he-he boleh kali tepe tepe dikit kali aja dapet, kan kalau kecantol hoki banget.
"Gue kerjain aja ah Bu Rachel ini, biar tau rasa dia. Abis apa-apa selalu ngancem mau pecat mulu, bikin kesel aja." Siska menggerakkan jarinya mengetik sesuatu balasan email Rachel.
*****☕
Daffa tiba di sebuah rumah yang sengaja di sewa detektif untuk tempat interogasi. Daffa berjalan maju memperhatikan lekat wajah dengan mata di tutup, kedua tangan dan kaki diikat, serta mulut yang diikat lakban hitam.
"Selamat siang pak Daffa,!" sapa detektif ketika Daffa mulai melangkah masuk.
"Buka penutup mata nya, kenapa sepertinya orang ini pernah saya lihat sebelumnya." perintah Daffa.
Sang detektif menyuruh anak buahnya membuka penutup mata lalu kedua mata mulai mengerjap silau melihat sekeliling cahaya terang, baru kali ini penutup matanya di buka. Menatap orang yang ada disana dengan tatapan nanar.
"Kamu bukannya Aldi, supir papanya Rachel yang belum lama di pecat kan. Jadi kamu sengaja dipecat lalu menerima pekerjaan kotor ini agar mantan mertua ku itu tak di curigai keterlibatannya. Iya kah,, Jawab!!!" Daffa mulai berang begitu tau wajah dibalik penutup mata.
Pria bernama Aldi itu menunduk diam.
"Buka penutup mulutnya, aku ingin dengar apa jawabannya." perintah Daffa lagi.
Segera detektif menyuruh lagi anak buahnya membuka lakban dan tak lupa berdiri disebelah Aldi bersama sepucuk pistol yang bertengger di pelipis Aldi. Daffa melirik kearah detektif dibalas dengan anggukan. Kode yang hanya dimengerti oleh mereka.
"JAWAB BRENGSEK...!!!" bentak Daffa lagi.
Aldi masih diam dan ketakutan dengan adanya senjata api yang menempel di keningnya. Detektif mengeluarkan beberapa lembar foto menunjukan kehadapan Aldi, seketika wajahnya memucat.
"Tolong pak,,, jangan sakiti keluarga saya,, ampun pak, ampun saya hanya disuruh." suara bergetar ketakutan Aldi terdengar.
"Kalau kamu ceritakan semua kejadian nya secara lengkap saya jamin keluarga mu akan selamat." rayu Daffa.
"Apa jaminan nya jika yang pak Daffa katakan benar, tidak menyakiti keluarga saya?"
"Kamu berani bernegosiasi dengan saya, sadar gak kamu dengan kondisi mu dan keluarga mu, Hah..! Cepat ceritakan, atau aku akan menelepon seseorang disana supaya membawa sa..."
"Jangaannn baik-baik saya akan cerita." teriakan Aldi memutuskan ucapan Daffa.
"Rekam semua ucapannya." Daffa pun duduk dikursi mendengarkan dengan detail.
"Jadi saya dipecat dari supir karena mendapat tugas baru, mencelakai kedua orang tua pak Daffa yang tak lain adalah besan pak Tono sendiri. Waktumya tiga hari setelah pernikahan pak Daffa. Dirumah orang tua pak Daffa seorang supir muda yang belum lama dipekerjakan menyabotase mobil pak Burhan ketika mobil keluar rumah sampai kejadian naas itu terjadi supir tak diketahui rimba nya. Polisi masih mencarinya."
"Ditengah kalut mama pak Daffa, kehilangan suami saya datang dengan janji membawa nya bertemu pak Burhan lalu saya di suruh mengasingkan Bu Widya ke rumah saki jiwa yang jauh dari kota."
Daffa mulai mengingat-ingat 3 hari setelah menikah dia dan Rachel berbulan madu dan sedang berada didalam pesawat, baru ketika tiba di hotel banyak panggilan tak terjawab masuk dan banyak pesan. Seketika terbang ke Jakarta dan membatalkan bulan madu.
Daffa dan Rachel sebenarnya teman sekolah, orang tua kami pun kenal dekat hanya saja Rachel yang menyukai Daffa meminta papa nya menanam saham di perusahaan Daffa. Sikap baik membuat Daffa dan keluarga menerima perjodohan itu. Tapi Daffa masih heran kenapa mereka bisa setega itu,,,? Daffa curiga kalau sebenarnya semua tidak sesimpel ini. Pasti ada sesuatu,,, entah apa.
"Bawa rekaman ke polisi, saya mau jemput mama." Daffa segera keluar pergi.
**********🌹🌹🌹🌹🌹**********
Terimakasih dukungan nya,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya.... begitulah keluarga Rachel yang tega melakukan perbuatan keji terhadap keluarga Daffa.
2022-10-15
2
fanyy03
ternyata kematian pph dafa berkaitan dgn keluarga rachel,ada apa,apa mereka dendam sm keluarga dafa..
2022-10-15
2
HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈
apa sih tujuan keluarga nya Rachel, dendam atau gimana, bagaimana pun juga kebusukan Kalian sudah terbongkar
2022-10-13
2