Bab 19 - Sandera Buka Mulut

Happy Reading ☕

Maaf di bab sebelumnya ada part yang mengatakan 25 tahun yang lalu, sudah di ganti yaaa. kurang kopi jadi agak ngantuk.

**********🌹🌹🌹🌹🌹**********

"Sebenarnya mbok paling gak bisa nyuruh seorang wanita yang sedang hamil, karena jujur saja sebelum kamu ada seorang wanita hamil juga yang datang, tapi malah kerjaannya mual, pusing, dan lainnya. Jadi kerja nya gak bisa profesional, mbok juga tahu bagaimana kondisi wanita hamil tapi kalau dalam kondisi kerja ya di jaga stamina nya, toh kerja disini juga gak kerja 24 jam penuh." cerita mbok Yem.

"Alhamdulillah mbok kehamilan saya ini aman terkendali. Bisa mbok lihat saja nanti kedepannya, kalau sampai saya gk profesional kerja nya saya siap mudik." ucap ku sungguh-sungguh.

"Ya sudah,,, ayo mbok antar ke kamar mu, kamu bisa istirahat dulu besok sehabis subuh kamu harus bangun dan mulai kerja yang semangat ya." ucapan mbok Yem pelan namun tegas sambil berjalan didepan dan berhenti di pintu sebuah kamar.

"Nah ini kamar untuk mu istirahat, nanti siang kamu bisa ke dapur umum untuk makan siang bersama, sekalian mbok jelaskan tugas mu disini." mbok Yem membuka pintu kamar dan menyalakan sakelar hingga lampu kamar menyala terang.

"Siap mbok, makasih saya ngaso dulu sebentar mbok. Ini lampu nya dimatikan saja mbok, biar cahaya matahari saja yang masuk kedalam kamar, lebih bagus." kataku dan si mbok pun berjalan masuk kedalam rumah.

Kamarku berada dibagian samping bangunan rumah itu berhadapan dengan taman samping yang memiliki gazebo mini. Aku bersyukur hamil ku tak membuatku lebay berlebihan, malah kalau kata bude ini namnya hamil kebo alias hamil tanpa masalah mual, pusing, dan lainnya. Sebenarnya aku selalu diminta menyebut adik dari ibu ku itu dengan sebutan Bulik dalam bahasa Jawa artinya adik perempuan dari orang tua kita. Tapi entah kenapa aku tak pernah mau dan mlah mengikuti teman-temanku yang menyebut adik ibuku itu bude Sumi, jadilah sampai sekarang.

"Alhamdulillah Ya Allah, meski hamil aku masih bisa mendapatkan pekerjaan semoga ini jalan ku dan anakku untuk bertahan hidup dengan mandiri. Aku akan fokus kerja dan membahagiakan anakku." tanpa sadar Airin mengelus perutnya yang memang sudah terlihat agak maju.

"Hmmm sudah lama rasanya aku gak bicara dengan Alika adikku, apa kabarnya ya dia? sedang apa? apakah sudah mulai ujian semester?" bergumam dengan memandang sekeliling kamar dengan isi yang lengkap, mulai dari kasur dipan, lemari pakaian, kaca kecil yang menggantung di dinding, juga ada meja kecil tempat ku menaruh barang. Kucoba merebahkan badan meregangkan oto yang sempat kaku efek tidur sembari duduk di mobil dan tak menunggu lama aku pun terlelap.

*****☕

"Terus mata-matai keluarganya, ambil beberapa foto sebagai ancaman. Nanti siang saya akan datang ke sana, kirim alamatnya."

Ketika siang menjelang...

"Pak,, ada email dari Bu Rachel beliau ingin datang menemui bapak. Kenapa Bu Rachel sampai kirim email ya pak, kan Bu Rachel istri bapak?" Siska sekertaris ku memberikan info ketika keluar dari ruangan.

"Saya dan Rachel sudah bukan suami istri.!" berlalu pergi.

Wahhh... yang bener berati pak Daffa duda dong he-he-he boleh kali tepe tepe dikit kali aja dapet, kan kalau kecantol hoki banget.

"Gue kerjain aja ah Bu Rachel ini, biar tau rasa dia. Abis apa-apa selalu ngancem mau pecat mulu, bikin kesel aja." Siska menggerakkan jarinya mengetik sesuatu balasan email Rachel.

*****☕

Daffa tiba di sebuah rumah yang sengaja di sewa detektif untuk tempat interogasi. Daffa berjalan maju memperhatikan lekat wajah dengan mata di tutup, kedua tangan dan kaki diikat, serta mulut yang diikat lakban hitam.

"Selamat siang pak Daffa,!" sapa detektif ketika Daffa mulai melangkah masuk.

"Buka penutup mata nya, kenapa sepertinya orang ini pernah saya lihat sebelumnya." perintah Daffa.

Sang detektif menyuruh anak buahnya membuka penutup mata lalu kedua mata mulai mengerjap silau melihat sekeliling cahaya terang, baru kali ini penutup matanya di buka. Menatap orang yang ada disana dengan tatapan nanar.

"Kamu bukannya Aldi, supir papanya Rachel yang belum lama di pecat kan. Jadi kamu sengaja dipecat lalu menerima pekerjaan kotor ini agar mantan mertua ku itu tak di curigai keterlibatannya. Iya kah,, Jawab!!!" Daffa mulai berang begitu tau wajah dibalik penutup mata.

Pria bernama Aldi itu menunduk diam.

"Buka penutup mulutnya, aku ingin dengar apa jawabannya." perintah Daffa lagi.

Segera detektif menyuruh lagi anak buahnya membuka lakban dan tak lupa berdiri disebelah Aldi bersama sepucuk pistol yang bertengger di pelipis Aldi. Daffa melirik kearah detektif dibalas dengan anggukan. Kode yang hanya dimengerti oleh mereka.

"JAWAB BRENGSEK...!!!" bentak Daffa lagi.

Aldi masih diam dan ketakutan dengan adanya senjata api yang menempel di keningnya. Detektif mengeluarkan beberapa lembar foto menunjukan kehadapan Aldi, seketika wajahnya memucat.

"Tolong pak,,, jangan sakiti keluarga saya,, ampun pak, ampun saya hanya disuruh." suara bergetar ketakutan Aldi terdengar.

"Kalau kamu ceritakan semua kejadian nya secara lengkap saya jamin keluarga mu akan selamat." rayu Daffa.

"Apa jaminan nya jika yang pak Daffa katakan benar, tidak menyakiti keluarga saya?"

"Kamu berani bernegosiasi dengan saya, sadar gak kamu dengan kondisi mu dan keluarga mu, Hah..! Cepat ceritakan, atau aku akan menelepon seseorang disana supaya membawa sa..."

"Jangaannn baik-baik saya akan cerita." teriakan Aldi memutuskan ucapan Daffa.

"Rekam semua ucapannya." Daffa pun duduk dikursi mendengarkan dengan detail.

"Jadi saya dipecat dari supir karena mendapat tugas baru, mencelakai kedua orang tua pak Daffa yang tak lain adalah besan pak Tono sendiri. Waktumya tiga hari setelah pernikahan pak Daffa. Dirumah orang tua pak Daffa seorang supir muda yang belum lama dipekerjakan menyabotase mobil pak Burhan ketika mobil keluar rumah sampai kejadian naas itu terjadi supir tak diketahui rimba nya. Polisi masih mencarinya."

"Ditengah kalut mama pak Daffa, kehilangan suami saya datang dengan janji membawa nya bertemu pak Burhan lalu saya di suruh mengasingkan Bu Widya ke rumah saki jiwa yang jauh dari kota."

Daffa mulai mengingat-ingat 3 hari setelah menikah dia dan Rachel berbulan madu dan sedang berada didalam pesawat, baru ketika tiba di hotel banyak panggilan tak terjawab masuk dan banyak pesan. Seketika terbang ke Jakarta dan membatalkan bulan madu.

Daffa dan Rachel sebenarnya teman sekolah, orang tua kami pun kenal dekat hanya saja Rachel yang menyukai Daffa meminta papa nya menanam saham di perusahaan Daffa. Sikap baik membuat Daffa dan keluarga menerima perjodohan itu. Tapi Daffa masih heran kenapa mereka bisa setega itu,,,? Daffa curiga kalau sebenarnya semua tidak sesimpel ini. Pasti ada sesuatu,,, entah apa.

"Bawa rekaman ke polisi, saya mau jemput mama." Daffa segera keluar pergi.

**********🌹🌹🌹🌹🌹**********

Terimakasih dukungan nya,,,

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya.... begitulah keluarga Rachel yang tega melakukan perbuatan keji terhadap keluarga Daffa.

2022-10-15

2

fanyy03

fanyy03

ternyata kematian pph dafa berkaitan dgn keluarga rachel,ada apa,apa mereka dendam sm keluarga dafa..

2022-10-15

2

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

apa sih tujuan keluarga nya Rachel, dendam atau gimana, bagaimana pun juga kebusukan Kalian sudah terbongkar

2022-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bincang Author
2 Bab 1 - Kuat yang harus Ikhlas
3 Bab 2 - Mencintai Dalam Diam
4 Bab 3 - Perasaan Aneh apa Ini
5 Bab 4 - Welcome Jakarta
6 Bab 5 - Bismillah Berangkat Kerja
7 Bab 6 - Bertemu Mas Jaenudin
8 Bab 7 - Ajakan Bujuk Rayu Jae
9 Bab 8 - Jebakan Jaenudin
10 Bab 9 - Berhasil Keluar
11 Bab 10 - Setengah Sadar Melakukan
12 Bab 11 - Semua Sudah Tak Lagi Sama.
13 Bab 12 - Bersama Sahabat
14 Bab 13 - Meninggalkan Asih
15 Bab 14 - 2 Pria Mencari
16 Bab 15 - Ternyata Hamil
17 Bab 16 - Sama-sama Kecewa
18 Bab 17 - Keteguhan Hati Airin
19 Bab 18 - Welcome Back to Jakarta
20 Bab 19 - Sandera Buka Mulut
21 Bab 20 - Mama Widyastuti Ditemukan
22 Bab 21 - Ketar Ketir
23 Bab 22 - Daffa bertanya, Airin berbohong
24 Bab 23 - Suasana Panas
25 Bab 24 - Menolong Asih Lahiran
26 Bab 25 - Sikap yang Aneh 1
27 Bab 26 - Bodo Amat
28 Bab 27 - Aduh Apa Lagi ini
29 Bab 28 - Siapa Dia?
30 Bab 29 - Cemburu Bilang Bos
31 Bab 30 - Perhatian Kecil
32 Bab 31 - Sedih dan Kesal
33 Bab 32 - Bonus Rezeki
34 Bab 33 - Di Usir bu Widya
35 Bab 34 - Rencana Baru
36 Bab 35 - Rumah Baru Rezeki Baru
37 Bab 36 - Aku dilamar, Kamu Tunangan
38 Bab 37 - Semua serba Terpaksa
39 Bab 38 - Harap-Harap Cemas
40 Bab 39 - Jiwa Yang Lelah
41 Bab 40 - Airin & Faisal Wedding
42 Bab 41 - Melepas Rindu 1
43 Bab 42 - Negatif Tespeck
44 Bab 43 - Airin ditolong Daffa
45 Bab 44 - Pembicaraan Lelaki
46 Bab 45 - Kembali Pulang
47 Bab 46 - Rindu dan Panik
48 Bab 47 - Niat Terselubung
49 Bab 48 - Terjebak
50 Bab 49 - Bertemu Kembali
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bincang Author
2
Bab 1 - Kuat yang harus Ikhlas
3
Bab 2 - Mencintai Dalam Diam
4
Bab 3 - Perasaan Aneh apa Ini
5
Bab 4 - Welcome Jakarta
6
Bab 5 - Bismillah Berangkat Kerja
7
Bab 6 - Bertemu Mas Jaenudin
8
Bab 7 - Ajakan Bujuk Rayu Jae
9
Bab 8 - Jebakan Jaenudin
10
Bab 9 - Berhasil Keluar
11
Bab 10 - Setengah Sadar Melakukan
12
Bab 11 - Semua Sudah Tak Lagi Sama.
13
Bab 12 - Bersama Sahabat
14
Bab 13 - Meninggalkan Asih
15
Bab 14 - 2 Pria Mencari
16
Bab 15 - Ternyata Hamil
17
Bab 16 - Sama-sama Kecewa
18
Bab 17 - Keteguhan Hati Airin
19
Bab 18 - Welcome Back to Jakarta
20
Bab 19 - Sandera Buka Mulut
21
Bab 20 - Mama Widyastuti Ditemukan
22
Bab 21 - Ketar Ketir
23
Bab 22 - Daffa bertanya, Airin berbohong
24
Bab 23 - Suasana Panas
25
Bab 24 - Menolong Asih Lahiran
26
Bab 25 - Sikap yang Aneh 1
27
Bab 26 - Bodo Amat
28
Bab 27 - Aduh Apa Lagi ini
29
Bab 28 - Siapa Dia?
30
Bab 29 - Cemburu Bilang Bos
31
Bab 30 - Perhatian Kecil
32
Bab 31 - Sedih dan Kesal
33
Bab 32 - Bonus Rezeki
34
Bab 33 - Di Usir bu Widya
35
Bab 34 - Rencana Baru
36
Bab 35 - Rumah Baru Rezeki Baru
37
Bab 36 - Aku dilamar, Kamu Tunangan
38
Bab 37 - Semua serba Terpaksa
39
Bab 38 - Harap-Harap Cemas
40
Bab 39 - Jiwa Yang Lelah
41
Bab 40 - Airin & Faisal Wedding
42
Bab 41 - Melepas Rindu 1
43
Bab 42 - Negatif Tespeck
44
Bab 43 - Airin ditolong Daffa
45
Bab 44 - Pembicaraan Lelaki
46
Bab 45 - Kembali Pulang
47
Bab 46 - Rindu dan Panik
48
Bab 47 - Niat Terselubung
49
Bab 48 - Terjebak
50
Bab 49 - Bertemu Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!