Bab 6 - Bertemu Mas Jaenudin

Hayoooo.....

yang laper makan dulu jangan lupa minum biar gak seret,,,

yang ngantuk tidur dulu jangan lupa berdoa biar gak mimpi tetan,,,

yang lagi baca online jangan lupa like komen nya biar semangat 69 nih nulis nya,,,🤭

****************🌹🌹🌹🌹🌹****************

Aku mengikuti Asih berjalan beriringan menuju loker tempat Asih menyimpan barang-barang nya, aku menitipkan tas didalam lokernya.

"Jadi nanti kita pulang jam satu siang ya?" tanyaku memastikan.

"Iya lah, tapi kamu nanti pulang sendiri bisa gak? Aku kerja sampingan lagi hari ini. Gimana? gak pa pa kan, naek ojek online aja nanti aku pesenin." jawab Asih masih sibuk mengancingkan dua kancing kerah seragam kaos polonya.

"Aku pulang sendiri, kamu kerja sampingan apa sih emang, ajak aku lah."

"Gampang nanti aja lah, kamu fokus kerja disini aja dulu. Udah yuk, kita breafing bentar sekalian ngenalin kamu ke yang lain."

Aku pun kembali mengikuti Asih, berjalan menuju ruang tengah dari restoran itu. Terlihat sudah banyak karyawan dan karyawati memakai seragam sama seperti Asih, ada bos ku yang tadi mengintervew dan ada seorang wanita memakai baju kerja resmi. Ku hitung jumlah karyawan yang berseragam jumlahnya ada 15 orang, menurut ku lumayan banyak berati dalam sehari karyawan ada 30 orang dibagi dua shift.

"Kamu karyawan baru ya, saya Erika biasa dipanggil Bu Rika. Kamu coba perkenalan dulu." ucap wanita yg memakai seragam kerja resmi.

"Baik Bu, terimakasih. Kenal kan saya Airin, saya baru mulai kerja disini hari ini. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik dan mohon bimbingannya." deg deg an ketika aku memperkenalkan diri resmi seperti itu, dilihat puluhan mata menatap ku, ada yg menatap senang, ada yang menatap tak suka.

"Baik Airin, mulai hari ini kamu sudah bekerja normal ya, nanti jam 3 sore selesai kerja mu, waktu ishoma ada di antara jam 12 sampai jam 1 dan itu bergantian jadi tidak full sejam per orang."

"Iya Bu."

"Untuk sekarang kamu bisa tanya Asih atau yang lain apa yang bisa kamu kerjakan."

"Baik Bu."

Restoran tempat ku dan Asih bekerja ini ada di salah satu Mall di Jakarta yang katanya Mall paling elite dan mahal. Baru kali ini aku menginjakan kaki di mall besar. Ku perhatikan cara kerja Asih, dan yang lainnya dengan semangat. Aku membantu mengelap meja dan kursi.

Waktu tak terasa begitu cepat berlalu, adzan Dzuhur pun terdengar sayup-sayup dari speaker musik yang ada di Mall. Aku ijin ishoma lebih dulu, agar aku bisa membantu ketika ramai pengunjung jam makan siang.

Tak lama setengah jam waktu yang ku gunakan untuk ishoma dan kini aku kembali ke depan restoran menerima pelanggan yang datang dengan senyum ramah dan membantu memilihkan tempat duduk yang di rasa nyaman.

"Silahkan mas,, untuk berapa orang?" aku mempraktekkan apa yang ku lihat ketika rekan ku bekerja.

"Makasih mbak, kita berenam orang nih, mau yang di area luar aja bisa? mau sambil ngerokok abis makan." kata mas yang memakai kemeja bergaris itu dengan mata menatap ke balkon.

"Loh tapi ini cuma ber lima mas,"

"Iya mbak, yang satu nyusul masih di toilet."

"Oalah,, mari mas mau di balkon ya bisa mas bisa, silahkan." Aku pun berjalan mendahului para mas mas kantoran lalu menyusul meja dan kursi agar bisa berkumpul untuk enam orang.

"Silahkan mas, ini buku menu nya, dilihat dulu Kalau sudah mau pesan bisa panggil saya kembali."

"Oke makasih mbak. Mbak nya baru ya disini, masih pakai putih hitam."

"Iya mas, hari ini saya baru mulai kerja." sambil mengangguk aku berlalu untuk ke meja kosong mengambil piring dan gelas kotor.

Aku kembali menghampiri mas mas kantoran itu ketika salah satu dari mereka memanggil ku. "Jadi mau pesan apa?" tanya ku sopan.

Tak lama berjalan mendekat seorang pria memakai pakaian khas kantor juga menghampiri, aku menahan napas begitu melihat yang datang.

Mas Jaenudin,,, itu mas Jae kan. Kaya nya iya deh itu mas Jae. Alhamdulillah aku bisa ketemu dia lagi.

"Loh,, Airin!" seru cowok yang baru datang menunjuk ku kaget.

"Eh iya mas Jaenudin ya, Alhamdulillah ya kita ketemu lagi."

"Siapa bro, kenal cewek cantik gak bilang-bilang?" ledek seorang teman nya.

"Ha-ha-ha bukan kenal lagi dia pacar gue bro waktu gue di kampung." jawabnya santai.

"Hah!! pacar Lo, serius bukannya...."

"Ssssstt udah gak usah dibahas disini, kita pesen makanan dulu lah, laper nih gue. Kasian juga mbak nya ditahan disini." kata cowok berkemeja biru cerah berusaha menghentikan obrolan.

"Baik mas, tunggu sebentar disiapkan dulu. Permisi." segera ku langkahkan kaki meninggalkan meja yang entah kenapa malas sekali aku berlama-lama dimeja itu.

Aku kembali sibuk dengan berbagai pekerjaan, ketika segerombolan mas kantoran itu berjalan hendak keluar dari restoran seorang berhenti disebelah ku yang kebetulan aku sedang berdiri di pintu masuk menerima pelanggan.

"Ini kartu namaku, nanti hubungi ku ya."

Aku mengangguk dan mengantongi kartu nama itu. Aku hanya bisa memandang punggung nya yang menjauh, dengan senyum.

Mas Jae, tidak melupakan aku. Dia ingin aku menghubungi nya, apa dia pun rindu padaku? Tapi bukankah dia sudah tahu no hape ku, kenapa sekarang dia minta aku yang menghubungi nya? Apa dia ganti nomor? Sudahlah yang penting aku sudah bertemu dengan Mas Jae, tanpa berlama -lama, mungkin Allah memang menjodohkan aku dengan nya jadi dipermudah, duh mas Jae kamu makin tampan aja deh.

*****🌹

"Alhamdulillah nyampe kos an juga, lelah nya hari ini ramai sekali pengunjung restoran tadi. Mandi dulu, istirahat sembari telponan sama mas Jae ah, kangen." aku pun berdiri mengambil handuk berjalan ke kamar mandi.

"Baksooo... 🎤🎶Neng ada tukang bakso mari-mari sini ayo dong di belii...🎤🎶!!!" seru suara tukang bakso unik melintas di depan kos an sembari bernyanyi dengan speaker kotak kecil nya.

Aku yang baru selesai mandi mengintip dari jendela sembari senyum lucu, "Kreatif banget si Abang bakso. Boleh lah makan bakso dulu, nyobain." segera ku ambil mangkuk dan uang sepuluh ribuan lalu keluar.

"Bangggg...!!! Baksoooo...!! Tunggguuuu saya mau beliiii...!!" aku pun berteriak ketika aku keluar si Abang sudah bergerak mendorong gerobak nya.

Makan bakso telur berkuah merah pedas dengan mie kuning melilit garpu ku, tangan kiri ku buka hape butut dan memindahkan nomor dari kartu nama mas Jae. Tak menunggu lama aku pun mengirim pesan pertama ku.

[Assalamualaikum mas Jae, apa kabarnya? Lama ya kita tak saling mengabari, padahal kamu tau nomor hape ku. Tapi aku senang tak lama aku akhirnya bertemu dengan mu. Mungkin ini yang nama nya jodoh,,]

Lama ku tunggu balasan, ku sendok lagi bakso yang sempat ku abaikan keberadaan nya.

[Waalaikumsalam, Alhamdulillah aku seperti yang kemarin kamu lihat sehat dan sukses menjadi pegawai kantoran. Kamu menyusul ku ke Jakarta? Apa kamu rindu padaku?]

Senyum mengembang, hatiku berbunga, melihat mas Jae sukses di Jakarta.

[*Iya mas aku rindu. Kita baru jadian eh kamu nya malah pergi tanpa kabar. Sampai akhirnya aku tahu kalau kamu merantau ke Jakarta mencari kerja. Apa kita masih pacaran mas? Atau kamu sudah memiliki kekasih baru di Jakarta?]

[Kita masih berpacaran dong sayang, aku senang kamu menyusul ku. Aku pun rindu, dimana kamu tinggal, dengan siapa?]

[Aku tinggal di kos an Asih mas, ingat kan Asih teman ku di kampung.]

[Kalau gitu pindah saja, aku carikan kos an yang dekat dengan tempat kerja mu, biar kalau aku rindu datang tak sungkan dengan teman mu. Tenang aja aku yang bayar kos an mu nanti, juga kamar mu akan ku isi dengan barang-barang kebutuhan mu*.]

Aku diam sejenak, berpikir kenapa baik sekali mas Jae. Lama pesan itu belum ku balas...

****************🌹🌹🌹🌹🌹****************

Hmmmm kira-kira ada udang di balik bakwan gak ya mas Jaenudin....??? Apakah Airin akan mau menerima tawaran Jaenudin...????

Like m komen ya

Terpopuler

Comments

ㅤㅤ

ㅤㅤ

jadi cewek jangan terlalu polos dan lugu

2022-10-15

5

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

Jagan mauuuu riiiinn mas jae kamu bukan mas yg dulu lg mas km dah berubah jadi buaya darat buntung 😂😂😂

2022-10-14

2

🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R'Kᵝ⃟ᴸ🦎ҽɾҽɳ ⸙ᵍᵏ 💞

🍌 ᷢ ͩ⏤͟͟͞R'Kᵝ⃟ᴸ🦎ҽɾҽɳ ⸙ᵍᵏ 💞

kaya aneh tetiba baik setelah ninggalin 🤔 awas tipu daya buaya parit airin 👀🏃‍♀️🏃‍♀️

2022-10-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bincang Author
2 Bab 1 - Kuat yang harus Ikhlas
3 Bab 2 - Mencintai Dalam Diam
4 Bab 3 - Perasaan Aneh apa Ini
5 Bab 4 - Welcome Jakarta
6 Bab 5 - Bismillah Berangkat Kerja
7 Bab 6 - Bertemu Mas Jaenudin
8 Bab 7 - Ajakan Bujuk Rayu Jae
9 Bab 8 - Jebakan Jaenudin
10 Bab 9 - Berhasil Keluar
11 Bab 10 - Setengah Sadar Melakukan
12 Bab 11 - Semua Sudah Tak Lagi Sama.
13 Bab 12 - Bersama Sahabat
14 Bab 13 - Meninggalkan Asih
15 Bab 14 - 2 Pria Mencari
16 Bab 15 - Ternyata Hamil
17 Bab 16 - Sama-sama Kecewa
18 Bab 17 - Keteguhan Hati Airin
19 Bab 18 - Welcome Back to Jakarta
20 Bab 19 - Sandera Buka Mulut
21 Bab 20 - Mama Widyastuti Ditemukan
22 Bab 21 - Ketar Ketir
23 Bab 22 - Daffa bertanya, Airin berbohong
24 Bab 23 - Suasana Panas
25 Bab 24 - Menolong Asih Lahiran
26 Bab 25 - Sikap yang Aneh 1
27 Bab 26 - Bodo Amat
28 Bab 27 - Aduh Apa Lagi ini
29 Bab 28 - Siapa Dia?
30 Bab 29 - Cemburu Bilang Bos
31 Bab 30 - Perhatian Kecil
32 Bab 31 - Sedih dan Kesal
33 Bab 32 - Bonus Rezeki
34 Bab 33 - Di Usir bu Widya
35 Bab 34 - Rencana Baru
36 Bab 35 - Rumah Baru Rezeki Baru
37 Bab 36 - Aku dilamar, Kamu Tunangan
38 Bab 37 - Semua serba Terpaksa
39 Bab 38 - Harap-Harap Cemas
40 Bab 39 - Jiwa Yang Lelah
41 Bab 40 - Airin & Faisal Wedding
42 Bab 41 - Melepas Rindu 1
43 Bab 42 - Negatif Tespeck
44 Bab 43 - Airin ditolong Daffa
45 Bab 44 - Pembicaraan Lelaki
46 Bab 45 - Kembali Pulang
47 Bab 46 - Rindu dan Panik
48 Bab 47 - Niat Terselubung
49 Bab 48 - Terjebak
50 Bab 49 - Bertemu Kembali
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bincang Author
2
Bab 1 - Kuat yang harus Ikhlas
3
Bab 2 - Mencintai Dalam Diam
4
Bab 3 - Perasaan Aneh apa Ini
5
Bab 4 - Welcome Jakarta
6
Bab 5 - Bismillah Berangkat Kerja
7
Bab 6 - Bertemu Mas Jaenudin
8
Bab 7 - Ajakan Bujuk Rayu Jae
9
Bab 8 - Jebakan Jaenudin
10
Bab 9 - Berhasil Keluar
11
Bab 10 - Setengah Sadar Melakukan
12
Bab 11 - Semua Sudah Tak Lagi Sama.
13
Bab 12 - Bersama Sahabat
14
Bab 13 - Meninggalkan Asih
15
Bab 14 - 2 Pria Mencari
16
Bab 15 - Ternyata Hamil
17
Bab 16 - Sama-sama Kecewa
18
Bab 17 - Keteguhan Hati Airin
19
Bab 18 - Welcome Back to Jakarta
20
Bab 19 - Sandera Buka Mulut
21
Bab 20 - Mama Widyastuti Ditemukan
22
Bab 21 - Ketar Ketir
23
Bab 22 - Daffa bertanya, Airin berbohong
24
Bab 23 - Suasana Panas
25
Bab 24 - Menolong Asih Lahiran
26
Bab 25 - Sikap yang Aneh 1
27
Bab 26 - Bodo Amat
28
Bab 27 - Aduh Apa Lagi ini
29
Bab 28 - Siapa Dia?
30
Bab 29 - Cemburu Bilang Bos
31
Bab 30 - Perhatian Kecil
32
Bab 31 - Sedih dan Kesal
33
Bab 32 - Bonus Rezeki
34
Bab 33 - Di Usir bu Widya
35
Bab 34 - Rencana Baru
36
Bab 35 - Rumah Baru Rezeki Baru
37
Bab 36 - Aku dilamar, Kamu Tunangan
38
Bab 37 - Semua serba Terpaksa
39
Bab 38 - Harap-Harap Cemas
40
Bab 39 - Jiwa Yang Lelah
41
Bab 40 - Airin & Faisal Wedding
42
Bab 41 - Melepas Rindu 1
43
Bab 42 - Negatif Tespeck
44
Bab 43 - Airin ditolong Daffa
45
Bab 44 - Pembicaraan Lelaki
46
Bab 45 - Kembali Pulang
47
Bab 46 - Rindu dan Panik
48
Bab 47 - Niat Terselubung
49
Bab 48 - Terjebak
50
Bab 49 - Bertemu Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!