Happy Reading and Happy Shopping guyssss , karya ku yang berikutnya. Mohon support nya again sayang.
********************_____********************
TOK......TOK.....TOK....
"Assalamualaikum Neng,,, neng Airin,,," seru seorang tetangga sebelah rumah mengetuk pintu dengan tergesa-gesa.
"Waalaikumsalam Bu Tuti, ada apa ya?" sahut gadis yang membuka pintu dan keluar menatap seorang ibu dengan bingung.
"Neng, anu neng itu berita di tipi, ada berita di tipi neng.!!" suara ibu Tuti tetangga berbadan gemuk agak sedikit bergetar.
"Berita apa Bu, ibu nonton berita apa? kok sampai panik gitu?" Airin masih bingung.
"Pak,,, bapakkkk,,, sini pak..!!! Ibu gak tega cerita nyaaaaa...!!!" teriak Bu Tuti dengan nyaring ke arah rumah nya.
Dengan kening berkerut Airin hanya diam menatap heran, maksud tetangganya. Tak lama datang seorang pria berjalan cepat dengan buru-buru menghampiri rumah Airin.
"Ada apa Bu? Belum disampaikan juga?" tanya suami Bu Tuti yang bernama pak Iwong pelan.
"Bapak aja yang cerita, ibu gak tega." jawab Bu Tuti pelan.
Menghembuskan nafas, "Neng Airin yang sabar ya, yang kuat neng. Barusan di tipi bapak dan ibu lihat berita kecelakaan bus yang membawa kedua orang tua neng Airin pulang ke sini." ucap pak Iwong sambil melihat wajah gadis yang berdiri didepan nya berubah pelan-pelan.
"Pak, bus itu kan banyak gak hanya satu. Belum tentu itu bus yang di naiki orang tua Airin." jawab nya tenang.
Tak lama kemudian terdengar suara dering telepon dari dalam rumah. Airin menoleh sebentar. "Pak, Bu, maaf Airin kedalam sebentar itu hape Airin bunyi." lalu berbalik badan dan masuk.
Tak selang berapa lama, "Ayahhhhhh,,,,Ibuuuuuu,,,, kenapa kalian pergiiiiiii....!!!!" teriak Airin syok.
Tetangga yang masih didepan pintu berpandangan dan bergegas masuk kedalam rumah menyusul Airin. Mereka melihat Airin duduk lemas dilantai tanah yang sudah di haluskan dan menangis sambil masih terus memegang hape.
"Pak,, itu coba dengarkan masih ada suaranya gak di hape nya Airin?" kaya sang istri memberi saran.
"Iya halo assalamualaikum." sahut pak Iwong setelah mengambil hape dari tangan Airin.
"Oiya pak, baik-baik insyaallah nanti saya akan ajak neng Airin ke rumah sakit. Terimakasih pak informasi nya." jawab pak Iwong dan kemudian mematikan sambungan telepon nya.
"Dari siapa pak?!" tanya sang istri.
"Dari polisi Bu, ngasih tau soal kecelakaan itu. Neng Airin,,, ayo neng bapak sama ibu anterin ke rumah sakit untuk melihat jenazah orang tua neng." ucap pak Iwong lirih.
"Jadi beneran orang tua Airin meninggal, hikss,,,hikss,, Alika gimana apa dia udah tahu kalau ayah sama ibu meninggal?" ucap Airin sedih.
"Sabar ya neng, jodoh, rezeki, maut sudah diatur oleh Gusti Allah. Semua rahasia Nya. Neng harus ikhlas agar ayah sama ibu bisa tenang." kata Bu Tuti.
"Alika gimana Bu,? Apa dia tahu, dia harus diberi tahu Bu!"
"Iya nanti bapak yang telepon ke pondok nya Neng Alika ya, sekarang neng Airin siap-siap kita ke rumah sakit, nanti biar neng Alika langsung nyusul ke rumah sakit juga." pak Iwong memberikan saran.
Pasangan suami istri tetangga Airin pun pergi untuk berganti pakaian dan mengeluarkan kendaraan. "Neng siap-siap ya." ucap Bu Tuti lagi.
Airin masih diam termenung sesaat dan kemudian berdiri menuju kamarnya.
****
Mobil pun tiba di pelataran rumah sakit, dengan cepat mencari tempat parkir dan berhenti. Bergegas turun dan bergandengan tangan bersama si ibu tetangga sebelah rumah berjalan mengikuti pak Iwong yang berjalan cepat menuju receptions.
"Permisi mbak, korban kecelakaan bus dari arah Ngawi sebelah mana ya?"
"Bapak nya keluarga korban ya, langsung aja pak lurus kearah sana nanti ada petugas polisi ko yang berjaga." jawab si mbak manis berkerudung merah.
"Terimakasih mbak. Ayo Bu, neng kita kesana." Bapak berjalan cepat menuju kerumunan orang yang bercampur dengan petugas polisi.
"Maaf permisi, kami keluarga korban kecelakaan, ini salah satu anak korban dari ibu Ratmi dan pak Joko." ucap pak Iwong tetanggaku segera.
"Mbak Airiiinnn..!!!" seru suara yang sudah ku kenali, dia Alika adikku.
"Alika,, dek kamu sudah disini."
"Iya mbak, ayah sama ibu mbak, mereka habis jenguk Alika tadi, kenapa mereka pergi secepat ini mbak." suara adikku sedih dan serak.
Ibu Tuti memeluk kami. "Pak polisi saya mau lihat ayah dan ibu saya pak." ucap Airin.
"Silahkan masuk dan cari namanya di kertas yang di gantung di jempol kaki korban ya mbak." jawab polisi.
"Ayo mbak, kita masuk dari tadi aku belum berani masuk." Alika merangkul lengan kakaknya berjalan masuk beriringan.
Udara di kamar jenazah yang berbau pengap ditambah aroma bau darah dari para korban kecelakaan seketika membuat mual. Ku tahan hidung dan mulutku dengan tangan. Mencari nama di setiap ranjang hingga ranjang paling ujung dan berhenti.
Mereka mendekati ranjang pelan-pelan, sesekali saling tatap seolah mengatakan saling menyuruh untuk membuka kain putih penutup jenazah.
"Mbak aja yang buka, Lika takut." ucap nya pelan.
Mau tak mau aku pun mengulurkan tangan ku meraih ujung kain putih yang berada di atas kepala dan membuka. Wajah yang mereka kenali sebagai ayah mereka dengan luka memar lecet sobek dan darah mengering dimana-mana.
"Ayahhh..." panggilku lirih.
"Mbak, kita kesebelas situ yuk, lalu keluar aku gak kuat lama-lama disini." kata Lika sembari menarik lenganku untuk pindah ranjang, segera ku tutup kembali kain ke atas kepala ayahku dan berjalan ke ranjang di sebelahnya. Kembali ku buka kain untuk kedua kalinya, kini wajah senyum manis ibuku ada dihadapan ku. Wajah dengan luka dan darah yang juga sudah mengering.
"Ibuuuu...." suara lirih kembali ku panggil ibuku.
"Dek, kita doakan sekarang aja yuk." pinta ku sebelum meninggalkan kamar jenazah itu. Adikku mengangguk.
Tak pernah ada yang abadi, tak kan ada yang namanya keabadian, semua akan kembali kepada sang Pencipta hanya bagaimana caranya semua sudah takdir yang Kuasa.
Aku dan adikku keluar, dengan wajah dan hidung merah efek air mata yang terus mengalir. "sing sabar ya neng, kalian berdua harus kuat dan tetap semangat menjalani hidup kedepannya." ucap ibu Tuti tetangga rumah ku.
"Maaf mbak, ini barang-barang kedua orang tua mbak nya, dan untuk jenazah akan segera dibersihkan di rumah sakit dan akan diantarkan ke alamat rumah." seorang polisi berkata seraya memberikan dua buah tas kepadaku.
"Baik pak polisi, kami akan segera pulang untuk mempersiapkan kedatangan jenazah untuk segera di solatkan lalu dimakamkan." keterangan pak polisi pun di jawab oleh pak Iwong.
*******🌹🌹🌹🌹🌹*******
Cerita berikutnya guyssss,,, cerita yang insyaallah akan aku jadikan GA bulan Oktober.
Don't forget to Follow my akun, Like to bab, gift to my novel, and vote.
Terimakasih ❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ɽ⃟˜ Gita ♕
innalillahi sedih issh🤧🤧🤧
mengandung bawang,buat airin yang sabar yah 😭
2022-10-18
0
👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜
Sedih banget jadi airin ditinggal ayah sama ibunya yang kuat airin…
2022-10-15
0
Lusiana_Oct13
😭😭😭😭😭 kasian banget jadi yatim piatu dgn seketika 😭😭😭
2022-10-13
0