Airin keluar dari kamarnya dengan wajah lesu menuju dapur yang ternyata tak ada budenya disana, melangkah ke ruang tamu menuju kursi disebelah bude yang sedang menatap televisi.
"Bude nonton apa?"
"Gak tau, mata bude memang liat tv tapi pikiran bude mikirin kamu Rin. Mana kertas nya?"
Aku menggeleng "gak ada bude, kayanya udah lama gak ada deh, Apa udah Airin buang ya, Airin juga lupa kok kertas itu bisa gak ada ya, padahal kartu kredit nya masih ada."
"Kalau dibuang kenapa gk sekalian sama kartu kreditnya? coba ingat-ingat."
"Meski kesel, tapi Airin pikir lumayan aja kartunya bisa dipakai, eh sampai sekarang gk pernah disentuh. Duh Airin kok bisa lupa ya bude."
"Kamu ini, gimana sih. Padahal itu satu-satunya jalan supaya kamu bisa ketemu dan dia bertanggungjawab."
"Sudahlah bude, gak pa pa. Airin akan pindah dari sini ja."
"Kamu mau pindah kemana? gak usah macem-macem lagi, diem disini aja sama bude, mana kamu lagi hamil tinggal sendiri pas hamil itu gak enak Rin."
"Hmmm bude kan gak pernah hamil, eman tau gimana rasanya.?"
"Eeehhh,,, ya maksudnya bude dengar dari cerita orang aja." bude Sumi menjawab dengan kikuk.
"Sudah sana kamu makan dulu, terus istirahat nanti sore kita ke bidan ya, periksa kandungan mu."
"Gak usah bude, istirahat sebentar aja juga mendingan. Makasih ya bude gak ngusir Airin."
"Huft meski bude terkejut tapi mau gimana lagi sudah terjadi, ya harus dijalani saja dengan ikhlas. Gak mungkin bude ngusir kamu lha wong bude yang minta kamu datang kesini nemenin bude. Rin..Rin.. malang sekali nasib mu, niat nolong ko malah kecolong."
Airin pun kembali ke kamar.
Rin..Rin.. kenapa bisa sama nasib mu nduk, kenapa takdir mu harus mengulang kejadian yang sama seperti kejadian gadis 22th yang lalu. Kamu yang baik menolong malah kecolongan.
*****🌹
Beberapa hari kemudian...
"Assalamualaikum bude,,," suara berat dari arah luar terdengar memanggil.
"Rin, coba lihat itu siapa yang datang?" pinta bude ketika didapur menyiapkan masakan matang untuk jualan.
"Iya bude." Berjalan kedepan, "waalaikumsalam mau caa... mas Faizal?!" salam kaget Airin melihat sosok.pria tinggi berkulit coklat cerah mirip Ariel Noah berdiri didepan pintu.
"Airin yang ampun akhirnya aku ketemu kamu,"
"Silahkan masuk mas. Kok bisa tahu aku disini?"
"Kamu sengaja menghilang ya? Kenapa malah menghindari aku, kenapa?"
"Duduk dulu mas, sebentar Airin ambil minum ya." Airin pun berbalik berjalan ke dapur meninggalkan pria yang masih ingin bicara itu duduk di kursi ruang tamu.
"Siapa Rin?" tanya bude ketika aku masuk dapur.
"Mas Faizal bude, kok dia tahu aku disini ya?" masih bingung dengan tangan yang cepat mengaduk teh.
"Oh, itu kapan ya dia menghubungi bude, soalnya katanya dia menghubungi kamu gak dibalas, terus gak aktif nomor mu. Kamu kenapa kaya kabur gitu dari dia."
"Bukan kabur bude, pas kejadian itu Airin sadar udah gak layak buat mas Faizal, makanya gak pernah ngasih kabar ke dia, eh ternyata dia mau ke Jakarta ke kos Airin. ya udah untung bude juga manggil Airin buat kesini jadi ya langsung aja."
"Ya tapi bukan gitu caranya, itu kabur dari masalah dan itu bukan solusi yang baik. Ya sudah bikin teh buat bude sekalian, bude temui dulu nak Faizal." Bude berjalan keruang tamu melihat lelaki duduk menatap layar tv.
"Eh ada nak Faizal, maaf ya tadi bude lagi tanggung siapin buat dagangan. Gimana kabarnya? Sampai Surabaya juga ya."
"Iya bude, Alhamdulillah nyampe semua kalau di niatkan pasti sampe bude." jawabnya sembari mencium punggung tangan bude.
Tak lama Airin datang dengan nampan di tangan membawa dua gelas teh manis hangat.
"Silahkan diminum nak, pasti lelah kan perjalanan jauh dari Jakarta." ucap bude. Aku hanya diam menunduk.
"Terimakasih Rin, bude." mengangkat gelas meniup pelan dan menyeruput dikit.
"Bude,,, kedatangan saya kesini gak bisa lama, saya hanya 3 hari di Surabaya, ijin cuti nya gak bisa lama. Jadi maksud saya kesini untuk melamar Airin menjadi istri saya bude. Mungkin kalau dengan resepsi dan lainnya tidak cukup waktu jadi niatnya nikah dulu yang penting sah dulu."
Aku dan bude berpandangan kaget. Aku cepat menggelengkan kepala samar kearah bude.
"Kok ekspresi wajah bude dan Airin seperti terkejut gitu. Maaf kalau sebelumnya tidak ada omongan diawal dan saya juga Airin sebelumnya memang tidak ada hubungan apapun. Tapi sebenarnya sejak lama saya menyukai Airin, saya tahan rasa cinta saya dalam diam dengan janji ingin bisa berdiri sendiri dengan pekerjaan yang mapan seperti sekarang. Alhamdulillah sekarang saya kerja di Jakarta dengan pendapatan gaji UMK Jakarta belum dengan bonus dan lemburan, insyaallah bisa menafkahi Airin dengan cukup."
Kami masih diam membisu dengan pikiran masing-masing.
Ya Allah,,kenapa harus datang sekarang mas. Disaat aku tak lagi layak untuk mu, apalagi aku tengah hamil. Andai saja ketika aku masih di kampung kamu melamar ku, mungkin aku akan menjadi wanita yang bahagia. Tapi kalau sekarang... Aku harus bicara apa...? Ya Allah tolong aku. Aku gak akan menjebak mas Faizal, dia terlalu baik untuk dimanfaatkan dan aku bukan perempuan seperti itu. batinku.
Ya Allah Rin,,Rin,, semoga memang ini jalan Allah untuk menolong mu keluar dari kesulitan mu. batin bude.
"Hmmm begini nak Faizal.. bude selaku wali dari Airin sebenarnya sangat bahagia sekali dengan niat baik nak Faizal, akan tetapi sepertinya nak Faizal sudah terlambat." ucap bude pelan.
"Telat gimana bude,,? Airin sudah dilamar oleh lelaki lain gitu?"
"Ooohhh bukan, kalau itu baru nak Faizal yang datang melamar."
"Ya terus terlambat kenapa bude,,,?"
"Itu,, sebenarnya Airin itu sekarang dia sedang apa namanya itu dia lagi...." bude mendadak tergagap.
"Aku lagi hamil mas. Jadi aku gak bisa menerima lamaran mu.!" suara tegas Airin membuat Faizal dan bude menoleh bersamaan.
"Maksudnya hamil gimana? kan belum nikah,?" Faizal masih heran tak percaya.
"Aku hamil mas, aku sedang mengandung anak dari lelaki yang tidak aku kenal." jawab Airin pirih.
"Kamu diperkosa,, sama siapa?"
"Ceritanya panjang mas, intinya aku gak bisa menerima lamaran mu. Meskipun aku bisa saja berbohong padamu menerima lamaran mu demi menolong ku jadi ayah dari bayi ku, tapi aku bukan wanita seperti itu memanfaatkan kebaikan seseorang. Aku sudah tidak layak buat mu, carilah perempuan yang bersih untuk menjadi istrimu. Bukan dengan melamar wanita kotor seperti ku. Aku minta maaf mas."
Ucapan Airin bagai palu godam yang memukul kepala nya sampai pusing dan sakit, berbagai rasa berkumpul di dada, kesal, sedih, kaget, putus asa, putus cinta, marah, kecewa, yang pasti rasa tak baik.
"Huffffttttt....!!" Faizal menarik nafas panjang, mengambil cangkir teh dan meminumnya kembali, kali ini tak perlu ditiup dan minum pun tak lagi sedikit.
**********🌹🌹🌹🌹🌹**********
To be continued 😂
kira-kira gimana y lanjut nya ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
lucky gril
padahal mak juga ngarep airin sm faizal😢
2022-10-22
2
lucky gril
oalah blm ke bwh 😅sdh komen🤦♀️🙏
ternyata airin pindah jauuuuuh ke surabaya toh👀
2022-10-22
2
lucky gril
jakarta juga y....
revisi ini k
2022-10-22
2