*Beli ayam beli itik
Sambil minum wedang sekuteng
Hei hei hei kamu wanita cantik
Juga kamu lelaki ganteng
Don't forget like n komen yaaaa*....
***************🌹🌹🌹🌹🌹****************
Pukul sembilan malam, udara desa yang semakin dingin karena hujan baru saja menumpahkan air nya ke tanah, setelah acara tahlilan 40 hari ayah dan ibu, aku sedikit agak lega. Duduk dengan kaki selonjoran diatas anyaman tikar bersama sanak saudara dan tetangga dekat rumah yang masih bercakap-cakap.
"Rin, kamu sudah siap semua keperluan yang harus dibawa ke Jakarta?" tiba-tiba mas Faisal menghampiri dan ikut duduk di sebelahku.
"Paling bawa apa sih mas, yang jelas aku bawa itu pakaian, ijazah, dan beberapa sertifikat pengalaman kerja dulu aja.." jawabku.
"Kamu udah punya rekening tabungan ya? pakai Bank apa tabungan mu?" tanya Faisal lagi.
"Ada mas, rekening lama sih, jaman aku masih kerja di pabrik, entah masih aktif apa gak itu rekening. Bank Jatim mas."
"Oooo. Gini Rin, mas mau ngajak kamu buka tabungan baru di kota besok, karena biasanya semua pekerjaan di Jakarta itu pakai Bank yang umum gitu kayanya. Gimana mau kan?"
"Ah, nanti ngerepotin mas Fai lagi, udah sering banget aku minta tolong lho."
"Ya gak pa pa, mas ikhlas ko bantu nya. Bikin tabungan yang sangat saldo awalnya murah aja kaya Tabunganku gitu aja."
"Hmmm iya deh, besok jam berapa mas? Oiya itu rumah belum ada yang datang ya mas. Di Airin ada beberapa tapi cuma telpan telpon aja."
"Sabar,, gak bisa buru-buru yang kaya gitu. Beberapa di mas sih ada yang tanya-tanya gitu, kita berdoa aja."
"Iya mas." jawabku mengangguk.
"Fai,, ayo pulang sudah malam neng Airin juga lelah biar istirahat." kata pak Joko, bapak mas Faisal seraya berdiri. "Neng, bapak dan ibu pamit pulang ya. Tetep semangat yang neng." katanya.
"Iya pak, Bu, terimakasih banyak bantuan nya."
Tetangga lain pun ikut berpamitan, beberapa saudara yang tinggal berdekatan pun berpamitan juga. Tersisa saudara dari ibuku yang memang rumah nya agak jauh di kota, dan tetap memilih untuk menginap semalam.
*****🌹
Fajar pun mulai naik dan pergi perlahan ke peraduan meninggalkan semburat warna orange yang makin lama akan pudar. Suara kokokan ayam jantan bersahutan saling beradu kekuatan. Lepas sholat subuh, segera Airin memasak nasi dan juga lauk seadanya, mengingat masih ada nya tamu di rumah yang harus dia layani dengan baik.
"Lho, Rin kamu sudah rapih aja sudah masak juga, aduh budhe jadi gak enak ini baru bangun." suara khas bangun tidur terdengar di belakangku. Aku menoleh dan tersenyum," Gak pa pa budhe, pasti budhe lelah kemarin seharian masak. Yuk kita sarapan." jawabku sekalian mengajak nya sarapan.
Budhe ku ini adik dari ibu ku namanya budhe Sumi dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya tanpa meninggalkan anak. Tinggal di kota dirumah peninggalan suaminya dan tetap bekerja. Budhe Sumi sayang sekali pada ku dan Alika, sering berkunjung meski rumahnya jauh, malah saudaraku yang hanya beda RT malah jarang sekali datang kerumah.
"Iya nanti, budhe mau mandi dulu. Tunggu ya kita sarapan bareng, pinjam handuk mu ya Rin." jawab nya sambil berjalan ke arah kamar mandi.
"Silahkan bude, Airin tunggu disini."
Sekitar setengah jam kemudian bude keluar dari kamar sudah rapih, duduk bersama ku di kursi meja makan kayu sederhana.
"Rin, ayo sarapan. Nanti habis sarapan bude pamit pulang ya. Kamu yakin ndak mau ikut bude tinggal di kota aja, cari kerja disana?" tanya bude sembari menyendok nasi dan lauk ke piring. Sarapan dengan lauk tempe goreng, mie goreng, dan sambal.
"Bukan Airin gak mau bude, tapi Airin mau mandiri dan usaha sendiri bude. Di Jakarta nanti Airin tinggal sementara di kos nya Asih, kalau sudah ada gaji nanti Airin pindah kos sendiri."
"Tapi inget ya tetep hati-hati lebih waspada ditempat baru dan juga jangan tinggalkan sholat mu, selalu berdoa dimana saja kamu berada."
"Iya bude insyallah."
*****🌹
"Assalamualaikum Rin..."
"Waalaikumsalam, sebentar." berjalan kedepan melihat tamu ku lalu membuka pintu.
"Sudah siap yuk ke kota bikin tabungan." Ternyata mas Faisal sudah berdiri di depan teras rumah ku dengan gagah memakai kemeja biru tua dengan celana jeans berwarna sama, tak lupa topi kebanggaannya. Dulu aku pernah bertanya kenapa kalau pergi selalu pakai topi, jawabnya yang asal dan lucu 'Biar makin ganteng' membuatku tertawa dan sejak itu aku tak lagi heran malah lumayan agak sedikit terpukau.
"Hei,, ko bengong. Baru sadar kalau aku ganteng ya?! Bude Sumi mana?"
"Dih, masih pagi mas, kalau mau kepedean itu nanti abis Dzuhur lah. Bude sudah pulang. Tunggu sebentar aku ambil tas dulu." berbalik badan dan melesat ke kamar.
Aku menaiki motor mas Faisal dengan perasaan dag dig dug. Siapa yang tak ingin dibonceng lelaki tampan yang banyak sekali wanita yang mencuri pandang setiap berjalan lewat depan rumahnya. Mas Faisal berkulit coklat cerah lumayan berotot dengan potongan rambut nya yang seperti penyanyi Ariel Noah itu semakin bikin wanita klepek-klepek. Dari dulu aku selalu menganggap mas Faisal ini sebagai kakakku, tak pernah ada perasaan lain sebelumnya.
Aku pun memutuskan menerima pernyataan cinta teman satu sekolah ku dulu dan kami pun berpacaran, tapi itu baru terjadi beberapa bulan yang lalu kami jadian pacarku sudah pergi merantau ke Jakarta lebih dulu. Itulah yang menjadi salah satu alasan ku nekat ke Jakarta, ingin tahu kabarnya. Tapi dia dimana? kerja apa?
"Rinnn..."
"Eh, iya kenapa mas?" hampir oleng efek kaget karena dari tadi pikiran ku kemana-mana.
"Eh eh eh,,,, kamu kenapa oleng, gak pegangan ya."
"Pegangan kok mas, ini di besi belakang, kenapa mas?"
"Kamu lagi ngelamun, mikirin apa? ragu mau ke Jakarta?"
"Gak lah mas, masa ragu."
"Rin, maaf ya sebenarnya mas pengen banget anterin kamu sampe Jakarta, sampai kos nya temen mu itu, tapi mas harus kerja besok."
"Gak pa pa mas, aku bisa sendiri ko. Nanti Asih jemput di terminal kok. Mas Faisal kerja aja yang semangat juga, biar banyak uang nya."
"Kalau mas udah banyak uang, mas mau melamar seorang wanita Rin, menurut mu gimana?"
Deg
Aduh kenapa jadi aneh gini hatiku.
"Ya bagus itu mas, Airin doakan semoga mas dapat istri yang baik, karena mas Faisal lelaki baik."
"Pegangan mas Rin, mas mau ngebut nih biar dapat antrian awal." seru nya tiba-tiba dan aku pun spontan memeluk pinggangnya, sedetik, semenit, rasa nyama mulai masuk kedalam hatiku. Perasaan yang tiba-tiba hadir sejak kemarin sore selalu aku tepis mengingat aku yang sudah memiliki kekasih dan mengingat anggan ku yang hanya menganggap mas Faisal layaknya kakak bagiku.
****************🌹🌹🌹🌹🌹****************
Publish setiap Rabu dan Sabtu yaaa
Jangan lupa like komen, dan dukungan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜
Sama2 memiliki perasaan tapi hanya dalam diam.. semoga suatu saat kalian memang berjodoh ya rin sama faisal..
2022-10-15
1
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Ony👏❁︎⃞⃟ʂ E𝆯⃟🚀
Mending Airin sama mas Fai aja yang jelas dan kenal keluarganya.
Ehh Airin masih mengharap pacar yang katanya pergi merantau tapi tak pernah kasih kabar itu.
2022-10-14
13
⏤͟͟͞R Kᵝ⃟ᴸ ɛ𐓜ɛ𑜷 𝐙⃝🦜❣️
nah kena serangan cintoyyy itu rin🤣
2022-10-13
2