Mohon maap guysss, Minggu gak update lagi mager, ngaso dulu jempol nya. Lanjut Senin ampe jempol kapalan yaaaa 😂
Happy Reading ☕*
**********🌹🌹🌹🌹🌹**********
"Rin..!!"
"Sssstttt jan berisik, aku lagi telponan nih." sahutku dengan gerak bibir dan bahasa tubuh tanpa suara. Asih pun mengangguk dan kembali ke kamarnya.
"Gimana mas, maaf ya tadi ada Asih?" Aku yang berbunga-bunga karena mendapatkan telepon dari mas Faizal setelah berbulan-bulan kami tidak saling bertukar cerita.
"Kamu kenapa gak pernah hubungi mas? Kamu baik-baik aja kan?" tanya mas Faizal.
"Oh, itu aku cuma gak mau ganggu waktunya mas Faiz aja, lagian aku juga disini kerja, kalau sudah kerja suka lupa sama hape karena lelah."
"Jangan sampai kelelahan, tetap jaga kesehatan ya. Oiya mas boleh minta alamat kos an mu gak, siapa tau mas libur ada waktu mas mau mampir."
"Boleh boleh, nanti Airin kirim ya lewat Wa."
"Ya sudah kalau bisa kirim nya abis selesai telepon ya. Biar gak lupa. Mas tutup dulu ya, jangan begadang. Assalamualaikum."
"Iya mas, makasih sudah diingatkan. Mas juga jaga kesehatan. Waalaikumsalam."
Mas Faizal,,, bagaimana rupanya sekarang ya? Apakah masih setampan Ariel he-he-he jadi rindu tak berujung gini sih. Kirain dia udah lupa sama aku, sengaja aku gk ngasih kabar.
"Rin,, udah belum teleponan nya?" Asih datang kembali ke kamarku. Perutnya kini sudah mulai terlihat sedikit menonjol mengingat usia kehamilan nya sudah memasuki bulan ke-3, sejak hamil Asih selalu memakai daster rumahan dengan alasan nyaman dan adem.
"Udah kenapa?"
"Yok, katanya mau ikut aku anter ke bidan, aku ambil jadwal sore yang abis magrib nih, jadi mau ikut gak?!"
"Jadi lah, aku siap-siap bentar nanti berangkat naik Grubcar aja ya."
"Oke,, cepetan gak pake lama ya."
"Wokeh." Aku masuk kedalam mengambil handuk dan pakaian ganti lalu melesat ke kamar mandi.
*****🌹
Sementara di rumah mewah yang semakin dingin tanpa kehangatan kembali keributan yang ada. Daffa sudah menalak Rachel Minggu lalu, dengan bukti hape yang Daffa temukan di kamar waktu itu. Rachel sempat kelimpungan ketika sampai di apartemen selingkuhannya dia teringat bahwa hape pribadi rahasia nya tertinggal di kamar.
Begitu pulang esok nya lagi-lagi tak menemukan suaminya dirumah, ternyata Daffa memilih pergi dari rumah mewah milik keluarga Rachel dan tinggal di apartemen miliknya. Baru setelah menghilang tanpa kabar Daffa berani kembali ke rumah itu dengan membawa bukti hape dan mentalaj Rachel.
Daffa masuk ke kamar dan melihat Rachel sedang duduk bersandar di kasur dengan mata berbinar melihat kedatangan Daffa. Daffa melemparkan surat keatas kasur.
"Baca dan tanda tanganiii..!" seru Daffa.
"Apa ini?" mengambil kertas dan membaca lalu, "Aku gak mau cerai!!" teriak Rachel.
"Aku juga gak mau hidup dengan wanita tukang selingkuh!"
"Kamu yang membuatku seperti ini Daf,, kamu gak pernah menyentuhku sejak kita menikah kenapa?! Kenapa Daffa?" suara bergetar Rachel menahan tangisnya.
"Kamu itu bodoh atau pikun sih, siapa yang ingin pernikahan ini? Bukan aku tapi kamu Rachel, Kamu!"
"Kenapa kamu mauu, kamu mempermainkan aku Daffa...!!!!"
"Siapa yang bilang kalau papa mu sakit dan siapa yang bilang kalau papa mu dan papa ku sudah menjodohkan kita? Aku malah curiga jika kematian papa dan menghilang nya mama ku ada campur tangan keluarga mu!"
"Jangan sembarang bicara kamu,, Kamu menuduh tanpa bukti itu fintah! Keluargaku orang baik-baik, tidak ada hubungannya dengan kematian papa mu dan juga menghilang nya mama mu.!" teriak Rachel agak terkejut.
"Aku sudah mulai menelusuri semuanya, jika aku menemukan kejanggalan dan itu mengarah kepada mu dan keluarga mu. Jangan harap bisa lepas dari tangan ku,, Silahkan tanda tangani surat cerai itu"
"Sampai mati pun aku gak akan mau cerai dari kamu,"
"Kamu Rachel Maryam, aku Daffa Adiputra menalakmu.! terserah kamu mau tanda tangan atau tidak yang jelas secara agama kamu sudah bukan istriku lagi, kita bukan suami istri..!" Daffa berbalik dan keluar.
"Aaaaaaarrrrhhhhgggggg..... Brengsekkk Daffaaa kamu gak akan bisa lepas dari ku.!!!" jerit Rachel.
*****🌹
"Alhamdulillah ya debay mu sehat-sehat aja." kataku sambil berjalan ke apotik menebus vitamin yang diresepkan dokter kandungan.
"Iya Rin, beneran deh sejak adanya bayi ini aku ngerasa ada artinya. Aku tau harus berjuang untuk siapa, aku juga yakin memberikan cinta dan kasih ku untuk siapa. Makasih ya Rin,"
"Ehmmm Sih, kalau seandainya aku pindah dari kos an itu kamu gimana?"
"Eh, kamu mau pindah kemana?! Ah, bercanda."
"He-he-he aku gak bercanda Sih, Bude Sumi kemarin telepon dia minta aku untuk tinggal di rumahnya nemenin bude. Kasian bude ku itu kan tinggal seorang diri dirumahnya, anak gak ada, suami juga udah meninggal."
"Yah kalau kamu pindah aku gimana?"
"Ya kamu akan baik-baik aja seperti sekarang ini, menata hidup lebih baik dan semangat. Menjaga kandungan mu agar tetap sehat, bersiap menjadi calon ibu yang baik dan penyayang."
"Kamu disana selamanya?"
"Entahlah, aku belum tau tapi yang jelas aku kesana karena bude ku sedang sakit, aku kasian ingat dia sendiri. Tapi tenang kita masih bisa saling berkabar ko, malah kalau kita saling ada waktu bisa saling mengunjungi."
"Hmmm sebenarnya berat, tapi mau gimana lagi. Ku doakan semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu datang padamu."
"Jangan pindah kos an ya. Kalau aku datang gak repot nyari nya. Aku kan juga pengen lihat keponakan ku ini." ucapku seraya mengelus perut sahabat ku.
Kami berjalan keluar dari rumah sakit ibu dan anak, setelah grupcar pesanan kami mengatakan sudah di depan gerbang.
"Kapan berangkat nya?"
"Besok."
"Whattt!! Gila kamu ya, secepat itu, kenapa dadakan ngasih tau aku sih!"
"He-he-he soalnya bude yang minta datang cepat. Ehmm itu kayanya mobilnya deh, yuk."
Maafin aku ya Sih, sebenarnya ada alasan yang lebih penting selain bude ku yang sedang sakit. Tapi aku belum berani bilang, aku gak ingin kamu semakin terbagi pikirannya.
*****🌹
Keesokan harinya...
"Rin,, itu travel pesenan kamu?"
"Eh iya, udah datang ya. Sih aku gak bawa barang-barang deh kayanya ribet gak banyak juga, perabotan yang disini kamu pake ja man yang kamu perlu, kalau masih ada sisanya bagiin aja ke yang mau."
"Serius gak dibawa. Ya udah nanti aku ambil beberapa yang aku perlu dan aku kasih ke yang lain. Hati-hati di jalan ya, kalau sudah sampai rumah Bude Sumi kabarin aku ya."
"Okeh sayang,,, sampai jumpa lagi."
Aku pun mengelus perut Asih sekali lagi, mencium perut dan memeluknya. Menarik koper kecil ku dan membiarkan pak supir mengangkat dan meletakan di bagasi.
"Jangan ganti nomor hape ya Rin..!!!" teriak Asih yang ku lihat sudah berlinang air mata.
Selalu ada yang namanya perpisahan, perpisahan sebentar bahkan perpisahan selamanya.
**********🌹🌹🌹🌹🌹**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏѴἶὉ
Duh gimana ya kalo Faisal tahu Airin habis mengalami kejadian yang merubah hidup dan masa depannya...
Apakah dia akan tetap ada hati buat Airin?
2022-10-19
2
.
setiap pertemuan pasti ada perpisahan harus kuat,, kayaknya daffa ntar cariin airin ke kosannya tapi airin udah pindah
2022-10-15
2
.
kayaknya airin tau dia hamil makanya ingin pindah dari sana takut asih juga kepikiran dengan keadaannya airin,, apakah bude sumi ini mamanya daffa hehe
2022-10-15
4