Azka baru pulang kerja dengan tubuh lelah dan berharap akan bisa segera mandi dan tidur. Banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, ditambah lagi dia harus menjadi dosen pengganti membuat lelahnya bertambah berkali-kali lipat.
Namun, sepertinya keinginan itu harus tertunda terlebih dahulu karena sang ibu tiba-tiba mencegatnya saat akan menaiki anak tangga.
“Mama mau bicara sebentar,” kata Mama Dita lalu berjalan menuju meja makan.
Azka menurut dan mengekor di belakang mamanya. Dia lalu mengambil duduk di depan Mama Dita yang terlihat sangat serius.
“Ada apa, Ma?” tanya Azka. Pikirannya mendadak khawatir, takut jika sampai Kara membuat masalah, karena setahu Azka memang Kara dan Mama Dita baru pergi bersama.
“Kamu sama Kara baik-baik saja, ‘kan?”
Benar dugaan Azka. Pasti bocah itu sudah mengadu sama mamanya tentang hubungan mereka yang sebenarnya.
“Karamel itu masih adaptasi, Ma. Mama jangan khawatir, kami baik-baik saja kok. Ya, meskipun Karamel masih kekanak-kanakan,” jawab Azka.
“Justru itu. Kamu tahu ‘kan Kara itu anak yang manja, belum dewasa, dan masih seperti anak kecil. Makanya kamu nasihati pelan-pelan supaya dia berubah. Kalau Kara itu dewasa, tidak mungkin ayahnya menjodohkannya dengan kamu. Lihat sekarang ini! Kalian tidur terpisah, jarang ketemu, bagaimana Kara bisa menjadi dewasa?”
Azka menundukkan kepala dan meresapi apa yang mamanya katakan. Dari awal, dia yang salah karena mengadakan perjanjian dengan anak manja yang belum bisa berpikir dewasa seperti Kara.
“Azka, mama enggak mau tahu, kamu sama kara harus tinggal satu kamar. Jangan banyak alasan lagi!”
“Iya, Ma. Aku akan bilang sama Karamel.” Azka semakin merasa pusing karena bingung harus menjelaskan bagaimana pada Kara nantinya.
“Oh iya, kenapa kamu enggak kasih uang sama Kara?” tanya Mama Dita yang baru ingat bahwa tadi Kara sampai kelaparan saat pulang dari kampus. “Kamu tahu enggak? Istri kamu itu sampai kelaparan, kamu enggak kasihan sama dia? Jangan begitu dong Azka, semarah-marahnya kamu jangan membiarkan istri kamu kelaparan. Apa kamu bisa makan dengan tenang sedangkan istri kamu menahan lapar? Pokoknya selesaikan masalah kalian berdua dengan bersikap dewasa, dan sabar. Kalau kamu seperti anak kecil juga, mau jadi apa rumah tangga kalian?”
“Iya, Ma. Aku akan bicara sama Karamel. Kalau begitu, aku ke kamar dulu, Ma.”
Mama Dita mengangguk. Lalu, Azka berjalan gontai menuju kamarnya.
**
***
Setelah mandi dan berpikir tenang, Azka menemui Kara di kamarnya, tapi gadis itu tidak ada di kamarnya. Pintu ke arah balkon yang terbuka, membuat Azka tersenyum lalu berjalan mencari Kara yang mungkin berada di balkon.
Dugaan Azka memang benar. Dia akhirnya menemukan Kara di balkon kamar sedang melamun dengan wajah cemberut, sampai-sampai kehadiran Azka pun tidak disadari Kara.
“Orang bilang kalau suka melamun itu bisa bikin kesurupan loh,” ucap Azka yang kemudian duduk di samping Kara.
“Ih, siapa juga yang melamun. Orang lagi mikir,” balas Kara masih dengan jutek. Dia masih kesal pada Azka.
“Mel, pindah ke kamarku yuk!” ajak Azka.
Kara langsung melotot dan ingin menolak dengan tegas, tapi nasihat Mama Dita membuatnya berpikir lagi sebelum menolak.
“Sebenarnya kita menikah sampai kapan sih? Sampai selamanya?”
“Kan waktu itu aku sudah bilang, sampai Papa yakin dan enggak ikut campur sama kehidupan pribadi aku lagi,” jawab Azka.
“Oh. Setidaknya sampai aku lulus kuliah, ‘kan?”
“Ya, itu kamu masih ingat, ‘kan? Mel, bagaimana Papa bisa yakin kalau kita masih tidur terpisah? Kita harus tidur sekamar, Karamel.”
“Tapi, aku itu enggak bisa percaya lagi sama Kak Azka. Kakak itu pembohong. Buktinya soal perjanjian kita saja Kakak berubah pikiran. Apalagi kalau kita tidur sekamar. Kak Azka pasti membodohi aku lagi karena aku memang bodoh dan gampang dibodohi.”
“Enggak usah khawatir, Mel. Walaupun kita tidur sekamar, kita enggak akan melakukan apa-apa tanpa persetujuan kamu kok. Kamu enggak usah khawatir, kita Cuma tinggal di kamar yang sama, itu saja. Kamu mau, ‘kan?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yucaw
Tugas yg berat untuk seorang Azka mendewasakan karamel..sedangkan bocilnya sendiri tdk menyadari pemikirannya yg childish..apa dia tdk bljr dr tmn"nya ya..tmn"nya kan pasti juga sdh berfikir lbh dewasa,biasanya lingkungan pertemanan lbh berpengaruh drpd lingkungan keluarga
2023-11-14
2
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
azka kamu masih belum jujur, ada sesuatu yg masih kamu rahasiakan. makanya rumah tanggamu tidak bisa tenang. meski karamel childhis, kekanakan, manja, polos dll.
Tapi, setidaknya karamel paham soal tanggung jawab, paham salah dan benar, paham sebagian tugas seorang istri, dan dia jujur juga baik.
jangan sampai ketidakjujuranmu itu bisa menghancurkan pernikahan mu dan memyakiti karamel, yg merasa dibodohi ditipu.
2023-07-02
1
Juan Sastra
azka seperti menyembunyikan sesuatu..jgn jgn kara hanya di manfaatkan
2023-02-16
0