Kara memasuki kampus tempatnya menimba ilmu selama beberapa bulan ini. Dia berjalan santai menuju kelasnya sambil mengirim pesan pada temannya. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Kara saat gadis itu sibuk dengan ponselnya.
“Ya ampun, Seli. Bikin kaget aja.” Kara mengusap dadanya yang terasa berdebar-debar karena terkejut.
Gadis yang dipanggil Seli itu malah cengar-cengir tanpa merasa bersalah. Dia lalu merangkul pundak Kara dan berjalan bersama menuju kelas.
“Kamu kok udah masuk sih Ra, bukannya kamu masih berduka ya?” tanya Seli khawatir. Dia ikut hadir saat pemakaman ayah Kara dan dia tahu betapa hancurnya Kara saat melepas kepergian ayahnya.
“Aku sekarang ikut kerabat jauh Sel, nggak nyaman aja tinggal sama keluarga yang masih asing. Mungkin aku belum terbiasa, makanya aku mending ke kampus aja,” jawab Kara.
Dia belum siap memberitahu sahabatnya itu soal pernikahannya dengan Azka. Bagi Kara, Azka tidak lebih hanya seorang wali baginya. Wali yang menjadi pengganti orang tuanya karena dia tidak memiliki sanak famili yang lain.
“Oh ya, berarti kamu nggak bisa kelayapan lagi dong,” komentar Seli.
Apa yang Seli ucapkan itu membuat Kara teringat kesalahannya pada sang ayah. Sebagai anak perempuan yang baru mengenal laki-laki, Kara sedang menjelajahi kebebasannya. Meski yang sang ayah hanya memberi batas waktu sampai jam sepuluh malam, tapi Kara sudah melewati batas.
“Aku sudah mengakhiri hubungan sama Alex,” balas Kara dengan lesu.
“Makanya setia sama Ello aja. Sudah bagus dapat cowok ganteng kayak Ello, malah main-main sama Alex," cibir Seli.
Mereka masuk ke kelas dan menunggu kedatangan dosen.
Bahkan hubunganku dengan Ello seperti apa, aku sendiri tidak tahu. Mungkin juga di sana Ello sudah punya pacar. Kenapa serumit ini sih urusan sama cowok? Baru sekali pacaran, udah seribet ini.
Kara masih melamun memikirkan hubungannya dengan tiga pria sekaligus. Dia sudah berpacaran dengan Ello beberapa bulan sebelum lulus SMA, tapi karena Ello melanjutkan kuliah di luar kota, Kara jadi dekat dengan Alex. Meski Kara sudah menjauhi Alex, tetap saja dia berselingkuh dari Ello. Sekarang, dia malah sudah menikah dengan Azka.
Tiba-tiba Kara berteriak, "Ah, pusing." Kara berdiri sambil memegang kepalanya.
"Belum mulai kelas kamu sudah pusing?" tanya dosen yang baru masuk ke kelas Kara.
"Eh, bu-bukan begitu, Miss." Kara jadi gelagapan. Dia kembali duduk dan membuka bukunya. "Kok nggak bilang-bilang sih kalau Miss Dea udah datang," tanya Kara dengan berbisik pada Seli.
"Kamu melamunin apa sih memangnya, Ra?"
"Tau ah."
Kara yang sibuk memikirkan pria-pria yang mendekatinya, jadi melampiaskan kekesalannya pada Seli.
***
Selesai kelas, Kara dan Seli keluar kelas untuk menunggu kelas berikutnya.
"Kira-kira siapa ya Ra, yang menggantikan Miss Dea?" tanya Seli saat mereka berjalan menuju kelas berikutnya.
"Miss Dea diganti? Kenapa?" Kara malah balik bertanya.
Seli menghentikan langkahnya dan memukul lengan sahabatnya itu.
"Kamu emang cantik, dan otak kamu lemot, Kara. Tapi kamu tidak tuli, 'kan?" Seli mulai kesal.
Kara yang diejek Seli pun ikut kesal. "Ya udah sih tinggal bilang aja, kenapa Miss Dea diganti, aku tadi nggak dengerin, Sel. Jelasin dong!"
"Kalau bukan temen, udah kutinggalin nih." Seli menatap Kara dengan sebal, tapi dia tetap menjelaskan. "Jadi emang Miss Dea mau cuti melahirkan, yang aku dengar penggantinya itu bukan dosen tetap di sini."
"Oh, udah mau lahiran ya. Aku kira dia kenapa."
***
Sementara itu, Azka yang baru dari kantor tiba-tiba muncul di kampus. Penampilannya yang sempurna mengundang perhatian para mahasiswi yang sebagian dari mereka sudah mengenal siapa Azka.
Kara yang melihat kerumunan para mahasiswi pun jadi penasaran. Ada apakah gerangan? Daripada penasaran, Kara dan Seli menerobos kerumunan untuk melihat siapa yang menjadi pusat perhatian itu.
Mata Kara terbelalak sempurna saat melihat Azka berjalan ke arah parkiran. Belum lagi bisik-bisik para gadis di belakangnya yang mengatakan bahwa Azka adalah dosen pengganti.
"Astaga. Itu penggantinya Miss Dea, ganteng banget ya, Ra." Seli ikut terkagum-kagum dengan pesona Azka.
"Ya ampun, kalau dia penggantinya Miss Dea, matilah aku," batin Kara yang mulai panik.
"Hei, kamu. Mau pulang bareng?" Azka menunjuk Kara. "Kamu yang pendek dan gembul. Karamel."
***
Kembang kopinya jangan lupa.. like komennya yuk 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Alanna Th
uuh, zeru pasti; aq paling suka dokter/dosen yg jadi swami pemeran utama
2024-09-17
0
New Star
gembul
2024-06-18
0
Qaisaa Nazarudin
gak dapat jatah satu bulan,biar tau rasa..🤣🤣🤣😜
2024-04-07
0