Azka mengantarkan Kara ke kamar kosong yang bersebelahan dengan kamarnya. Kamar itu sudah dibersihkan oleh asisten rumah tangga sehingga bisa digunakan dengan nyaman.
“Kalau butuh apa-apa kamu bisa temui aku di sini. Balkon kamar kita juga menyatu, jadi aku bisa masuk ke kamarmu kalau kamu lupa menutup pintu,” kata Azka dengan senyum menyeringai. Niatnya hanya ingin menggoda Kara saja.
“Om jangan macam-macam ya, kita sudah janji loh.” Kara menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan. Dia sedang siaga jika tiba-tiba Azka akan melakukan hal yang tidak dia inginkan.
Azka tertawa karena sikap Kara itu. Dia menyandarkan tangannya ke pintu dan mendekati wajah Kara yang berubah panik. Wanita itu memejamkan mata dan semakin bersandar ke pintu.
“Kamu tenang saja. Saya bukan peedofil kok,” ucap Azka kemudian membuka pintu kamar Kara.
Pintu yang tiba-tiba terbuka membuat Kara tidak siap dan hampir terjatuh. Dengan sigap Azka menangkap istri kecilnya itu.
Tatapan mata mereka kembali bertemu. Tidak ada getaran berarti dari dua insan yang belum saling mengenal itu tapi Azka tiba-tiba melihat air mata yang keluar dari mata Kara.
“Jangan, Om. Aku masih kecil.” Tangis Kara mendadak pecah, membuat Azka memejamkan mata sesaat lalu membantu Kara berdiri.
Azka menutup telinganya dengan kedua tangan dan bertanya pada Kara. “Saya apakan kamu sih?”
Kara semakin menangis kencang, mengundang perhatian Dita yang kebetulan datang untuk mengecek keadaan menantunya itu.
“Azka, kok Kara nangis?” tanya Dita yang kemudian memeluk Kara. Mata wanita itu melotot pada putranya yang masih menutup telinga.
“Ah nggak taulah. Pusing ngurusin anak kecil, Ma.” Azka masuk ke kamarnya sendiri meninggalkan Kara yang masih menangis histeris.
Dita berusaha menenangkan Kara dengan mengajaknya masuk ke kamar dan menutup pintunya. Akan tetapi, ada seseorang yang melihat semua kejadian itu.
“Dia lucu juga,” ucap Arsha sebelum kembali ke kamarnya lagi.
Mama Azka masih berusaha menenangkan Kara yang terus menangis. Walau sudah tidak histeris, tapi gadis itu masih sesenggukan sambil sesekali membersihkan ingusnya dengan tisu.
“Kara, memangnya Kak Azka tadi kenapa kok kamu menangis?” tanya Dita dengan hati-hati. Sebagai perempuan tentu dia tahu bagaimana berbicara dengan sesama perempuan.
“Om Azka tadi bilang katanya Om Azka bisa masuk ke kamar Kara kalau Kara lupa menutup pintu balkon. Kara ‘kan takut kalau diapa-apain pas tidur, Ma.”
Mendengar penuturan Kara, Dita jadi cengo. “Kak Azka ‘kan suami kamu, Kara. Apa salahnya kalau kamu diapa-apakan sama suami sendiri?”
“Ya, perja–“ Kara hampir mengatakan pada Dita bahwa dia memiliki perjanjian pra nikah dengan Azka. Untung saja dia langsung sadar diri.
“Perja apa?” tanya Dita bingung karena Kara tidak melanjutkan apa yang dia ucapkan.
“Bukan apa-apa, Ma. Aku cuma belum siap saja,” jawab Kara. Dia kini memaksa senyum supaya Dita tidak lagi banyak bertanya.
“Kamu istirahat saja dulu. Nanti, mama akan bicara sama Kak Azka ya.” Dita mengusap rambut Kara dengan lembut, ternyata punya anak perempuan yang sangat sensitif itu tidak mudah.
“Om Azka itu duda ya, Ma?”
“Hah? Duda? Bukan kok Sayang, Kak Azka itu masih perjaka, belum pernah menikah. Eh, sudah ya sama kamu." Dita berusaha menghibur Kara, tapi sayang Dita kurang peka.
“Sebenarnya, Kara bingung kenapa Ayah memilih om-om buat nikah sama Kara.” Kara menundukkan kepala, bingung dengan keadaannya saat ini.
“Kara, Kak Azka itu baik kok, dia bukan om-om, kenapa kamu panggil dia om sih, kan Kak Azka itu suami kamu.”
“Karena Om Azka bilang Kara kayak anak SMP, makanya Om Azka itu tua. Om-om.”
“Maaf soal itu, jangan panggil om lagi dong.” Azka muncul dari jendela kamar Kara yang terbuka. Dia membawa jajan Kara yang tadi dibeli di minimarket.
🦩🦩🦩🦄🦄🦄
Kara, Om Azka nakal ya, tiba-tiba masuk dari jendela. Awas Om, ntar istrinya nangis lagi 😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yucaw
😅😅sabarnya banyak" in om Azka..si Arsha umur brp ya? ntar dia suka sm karamel gak sih??
2023-11-13
0
Yuli Silvy
🤣🤣🤣
2023-09-02
0
Ney Maniez
😂😂
2023-01-05
0