" Bisa saya lihat barangnya?" tanya asisten Rey
" Silahkan tuan." Jawab dokter tersebut sambil memberikan bungkusan tersebut.
Asisten Rey menerima bungkusan tersebut dan membukanya, setelah di periksa asisten Rey menghembuskan nafasnya dengan berat karena barang berupa jam tangan dan cincin tunangan hanya satu - satunya limited edition dan siapa lagi kalau bukan milik tuan Richard.
" Iya benar, ini milik tuan Richard." Ucap asisten Rey.
" Baiklah kalau begitu silahkan di simpan." Ucap dokter tersebut.
" Bagaimana keadaan tuan Richard?" tanya asisten Rey.
" Akibat kecelakaan tersebut wajah tuan Richard mengalami cacat dan bagian tubuhnya mengalami luka - luka sepertinya ledakan itu sangat hebat." ucap dokter tersebut menjelaskan.
Asisten Rey hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Apakah wajahnya bisa di operasi?" tanya asisten Rey.
" Bisa tuan." Jawab dokter tersebut
Asisten Rey hanya membalikkan badannya dan diam tanpa menjawab ucapan dokter tersebut.
" Kalau begitu saya permisi tuan." Jawab dokter tersebut meninggalkan asisten Rey
Asisten Rey lagi - lagi diam hanya memandangi tubuh dan wajah tuan Richard.
" Aku tidak tahu jika tuan sadar apakah menerima ini semua?" ucap asisten Rey.
Tiba - tiba ponsel milik asisten Rey berdering membuat asisten Rey keluar dari ruangan icu. Asisten Rey mengambil ponselnya dan melihat bodyguardnya menghubungi dirinya.
" Ada apa?" tanya asisten Rey
" Maaf tuan, ini nona Bela dan ibunya Bel.." ucap bodyguardnya terpotong oleh Bela
" Hei asisten sia*an kemana calon suamiku?" tanya Bela dengan nada naik satu oktaf.
Asisten Rey hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar rasanya ingin menampar mulutnya yang tidak sopan dan kurang ajar tapi karena nona Bela adalah calon istri tuan Richard membuat asisten Rey menahan dirinya.
" Hei bod*h kamu dengar ngga sich!!" bentak Bela.
" Tuan Richard mengalami kecelakaan di rumah sakit Cinta Kasih sekarang di rawat di ruang ICU." ucap asisten Rey sambil menahan amarahnya.
" Apa???" teriak Bela dengan nada terkejut.
Asisten Rey langsung menjauhkan ponselnya karena membuat telinganya sakit mendengar teriakan nona Bela.
" Sekarang bagaimana keadaannya?" tanya Bela dengan nada kuatir.
" Tuan Richard tidak sadarkan diri dan seluruh tubuhnya di perban." jawab asisten Han.
Tut tut tut tut tut tut
Bela mematikan sambungan secara sepihak tanpa menjawab ucapan asisten Rey.
" Akhhhhh rasanya ingin menguliti tubuhnya." teriak asisten Rey dengan nada kesal.
Asisten Rey langsung menutup mulutnya dan menatap ke arah mereka karena banyak orang yang menatap ke arah asisten Rey dengan pandangan yang sulit diartikan.
Hal itu membuat asisten Rey menatapnya dengan tatapan tajam membuat mereka pergi meninggalkan asisten Rey sendirian kemudian asisten Rey langsung masuk kembali ke ruang ICU menunggu tuan Richard sadar.
5 Hari Kemudian
Asisten Rey sebelum berangkat ke kantor dan pulang dari kantor selalu mampir ke rumah sakit untuk melihat keadaan tuan Richard sedangkan Bela tidak pernah datang hanya saja Bela bilang akan datang jika tuan Richard sudah sadar.
Pulang kerja seperti biasa asisten Rey duduk di ruang icu menunggu tuan Richard sadar. Perbannya ada beberapa yang sudah di lepas hanya tinggal wajahnya yang belum.
" Tuan cepatlah sadar." Mohon asisten Rey.
Perlahan jari jemari tuan Richard mulai bergerak membuat asisten Rey terkejut sekaligus sangat senang dan langsung menekan tombol yang berada di atas kepala tuan Richard. Setelah beberapa menit kemudian dokter dan perawat tersebut membuka pintu ruang icu.
" Maaf tuan ada apa?" tanya dokter tersebut
" Aku melihat jari jemari tuan Richard bergerak." jawab asisten Rey.
" Baik dan maaf silahkan menunggu di luar." Ucap dokter tersebut.
" Baik." Jawab asisten Rey sambil berjalan meninggalkan ruang ICU.
Dokter itupun mulai memeriksa keadaan tuan Richard dan perlahan tuan Richard membuka matanya dan melihat dokter sedang menatap dirinya. Tuan Richard sadar dari komanya membuat dokter tersebut sangat senang.
" Haus." Ucap tuan Richard.
" Tunggu sebentar tuan." jawab perawat sambil keluar untuk mengambil minuman.
" Tuan, apakah ada yang sakit?" tanya dokter tersebut.
Tuan Richard mencoba menggerakkan ke dua tangannya dan merasakan baik - baik saja namun ketika menggerakkan ke dua kakinya tapi tidak bisa digerakkan membuat dirinya sangat kaget.
" Kenapa ke dua kakiku tidak bisa digerakkan dok?" tanya tuan Richard panik
" Baik saya akan mengeceknya." Ucap dokter tersebut
Dokter itupun mulai memeriksa ke dua kaki tuan Richard.
" Apakah tuan merasakan?" tanya dokter tersebut sambil menyentuh salah satu kaki tuan Richard.
" Saya tidak merasakan apa - apa dok." Ucap tuan Richard dengan wajah pucat.
" Kalau yang ini?" tanya dokter lagi sambil menyentuh kakinya satu lagi.
" Saya juga tidak merasakan dok." Ucap tuan Richard dengan wajah semakin pucat pasi.
" Baiklah untuk memastikan lebih lanjut tuan Richard bisa melakukan CT-scan." ucap dokter tersebut.
" Wajahku kenapa di perban dok?" tanya tuan Richard sambil memegangi wajahnya.
" Maaf tuan, kecelakaan itu mengakibatkan wajah tuan rusak parah atau cacat pada wajahnya dan jalan satu - satunya harus di operasi wajahnya." jawab dokter tersebut menjelaskan ke tuan Richard.
" Apa???" teriak tuan Richard.
" Tuan tenanglah." Ucap dokter tersebut sambil menekan tombol
" Apa katamu tenang? dokter tidak merasakan apa yang aku rasakan!!" bentak Richard sambil berusaha menarik selang yang menempel di tubuhnya tapi tangannya di tahan oleh dokter tersebut.
bruk
Tuan Richard mendorong tubuh dokter tersebut hingga terjatuh bertepatan kedatangan dokter dan perawat serta asisten Rey. Asisten Rey yang melihat dokter dan perawat berlari menuju ke ruang ICU membuatnya ikut masuk ke dalam ruang ICU.
Mereka terkejut melihat tuan Richard hendak melepaskan semua selangnya dan langsung menahan tangan tuan Richard agar tidak melakukan hal itu dengan di bantu asisten Rey.
" Berikan suntikan penenang." perintah dokter tersebut yang tadi tubuhnya di dorong oleh tuan Richard sambil berusaha bangun karena tubuhnya terasa sakit akibat terkena benturan lantai.
Dokter yang baru datang langsung memberikan suntikan penenang ke lengan tuan Richard. Setelah beberapa saat tuan Richard mulai tenang dan memejamkan matanya.
" Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya asisten Rey penasaran
" Ke dua kakinya tidak bisa di gerakkan dan wajahnya cacat. Setelah mengetahui hal itu tuan Richard marah dan mendorong tubuhku." ucap dokter itu menjelaskan.
Asisten Rey sangat terkejut mendengar ucapan dokter tersebut sedangkan dokter dan perawat melepaskan semua selang yang menempel ditubuhnya kecuali selang infus.
" Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." sambung dokter tersebut.
Rey hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ke dua dokter tersebut pergi meninggalkan ruang icu sedangkan ke dua perawat mendorong brangkar milik tuan Richard untuk dipindahkan ke ruang perawatan VVIP dengan diikuti oleh asisten Rey.
Asisten Rey menghubungi calon istrinya karena waktu itu calon istrinya akan datang menemui tuan Richard. Deringan pertama langsung di angkat oleh Bela.
" Hallo nona Bela." Panggil asisten Rey.
" Ya ada apa?" tanya Bela dengan nada ketus
" Tuan Richard sudah sadar." Ucap asisten Rey sambil menggenggam tangan kanannya dengan erat sedangkan tangan kirinya menggenggam ponselnya juga dengan erat menahan emosinya yang ingin meledak.
" Syukurlah, besok siang saya ke sana." Ucap Bela dengan nada masih ketus.
" Baiklah nona Bela saya akan tu..." ucapan asisten Rey terputus karena ponselnya di matikan secara sepihak.
tut tut tut tut tut tut
" Brengs*k." umpat asisten Rey sambil berjalan ke ruang perawatan VVIP.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
🌹
Terima kasih sudah mampir di ceritaku.
Oh iya, ini ada karya teman ku di jamin pasti ok punya.... bisa mampir dan nikmati untuk para pembaca novel setiaku dengan judul :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
desy 1234
😁
2022-07-10
0
¹⁵🇳🇮🇩🇦
bela wanita yang tidak baik bner apa yang dikata asisten rey.
2022-07-01
1