.
.
Jon mengintip di tengah keramaian menyamar sebagai pekerja paruh waktu membagikan makanan untuk mahasiswa/i kampus Mattgroup.
"ck.. pria itu mengira nona muda gadis yang mudah, tapi tunggu.. Nona Melviano tidak punya hubungan apa-apa dengan tuan master, hanya tuan yang memiliki perasaan belum tentu nona muda juga".
Jon bergumam-gumam memikirkan hati Raya yang akan berlabuh dimana.
"2 bos Mafia memperebutkannya, akan terjadi pertumpahan darah kedepannya jika bos Mafia the Ert itu juga mencintai Nona muda". batin Jon
Jon terkejut saat Raya berjalan keluar kampus, dan ia bisa tau gelagat Robert yang ingin mendekati Raya.
"bagaimana Minna? semua sudah selesai kan? ". tanya Raya dengan serius.
"iya kakak senior, apa perlu kita makan bersama sesuai dengan ajakan dosen tampan kita? ". tanya Minna
"kalian saja..! aku tidak berminat". tolak Raya
"lalu kakak mau kemana? ". tanya Minna penasaran.
"aku ingin pulang". jawab Raya tersenyum miring hingga Minna meleleh melihat betapa cantiknya Raya yang tersenyum memperlihatkan sebelah lesung pipinya.
"kakak cantik sekali". puji Minna sumringah
Raya berdecak saja mendengarnya,, "aku sudah bosan mendengar pujianmu itu, jika kau bukan juniorku untuk menjadi penggantiku sudah aku tendang kau ke ujung koridor sana".
Minna malah melebarkan senyumannya, Raya memang kejam berkata-kata tapi Minna tau seniornya itu sangat baik hati.
tok.. tok...
Raya dan Minna menoleh ke arah pintu dimana Robert tengah berpose keren disana, Minna mungkin terpesona tapi tidak bagi Raya malah memutar bola matanya dengan jengah.
"bye..! ". Raya melihat ke arah Minna yang mengangguk tapi pandangannya tidak lepas dari Robert.
"hei... Mahasiswi.. tunggu dosenmu". Robert mengejar Raya yang berjalan lewat jalan lain bukan lewat pintu dirinya berdiri tadi.
"maaf pak dosen disana ruang ganti perempuan..! pak dosen dilarang masuk kesana, nanti bapak akan terkena skandal pelecehan mahasiswi tercantik di kampus ini". Minna menghadang jalan Robert tanpa tau apa-apa identitas dosennya itu.
Robert gelagapan seketika,, "ruang ganti baju? ".
Minna mengangguk dan tak lama kemudian ada banyak perempuan keluar dari sana.
"tuh kan pak.. mereka itu tadi masuk buat ganti baju, biasalah penari terkenal kampus". jelas Minna
Robert menggaruk keningnya seketika saat para mahasiswi menatap aneh ke dirinya.
"kenapa bisa ada pria disini? apa dia dosen cabul? ". tanya yang lainnya.
"kok bisa ya? untung aja aku pakai baju keluar dari sana".
"haha.. biasanya kamu pakai dalaman aja keluar hanya sekedar ambil air minum kan? ".
bisik-bisik mahasiswi begitu jelas hingga Robert makin malu saja mendengarnya, mau ditaruh dimana mukanya saat ini.
"bapak dengar kan? bisa bapak keluar? disini ruang ganti baju perempuan". usir Minna begitu sopan setengah menunduk.
"Ekheeem...! ". Robert pun akhirnya keluar dari ruangan itu membuat semua yang ada disana menghela nafas lega.
"dosen itu tampan tapi cabul".
"bagaimana bisa dia masuk kesini? apa dia tidak lihat tulisan besar di atas pintu ruangan masuk tadi? ck.. "
"lain kali hati-hati saja".
.
.
sementara Raya sudah keluar lewat jendela dan melompat turun dari ketinggian 12 meter.
Raya memiliki kemampuan Shindy yang juga seorang mantan Mafia dizamannya, dan Dylan seorang panglima besar jadi kemampuan sempurna yang Raya miliki menurun dari kedua orangtuanya.
"dasar Mafia aneh, satu ketemu Mafia tulen satu ketemu Mafia aneh. apa dia tidak bisa membaca? ". gidik Raya
Raya berjalan santai menuju mobilnya, Raya yang berjalan acuh dan tak peduli sekitar itu sudah biasa tapi tidak bagi mahasiswa/i yang melihatnya malah gembira, jarang sekali mereka melihat secara langsung Nona sulung Melviano itu yang cantiknya melebihi ranah dewi atau mungkin Raya keturunan dewi itu sendiri.
Raya meninggalkan pekarangan kampus,
Robert bertanya-tanya pada mahasiswa/i di kampus itu dimana Raya berada tapi tak ada yang bisa menjawab. Robert tidak tau mobil Raya terparkir dibagian mana bahkan mobilnya Raya pun ia tak tau.
"sial...! apa dia tidak tertarik padaku? woww...! menarik sekali gadis itu aku merasa tertantang". gumam Robert tersenyum tipis
.
.
beberapa hari kemudian Robert tidak lagi melihat Raya dikampus sementara ia menerima jadi dosen di kampus itu untuk bertemu Raya.
"kau..? ". Robert memanggil Minna
"saya pak!". Minna menunjuk dirinya sendiri
"iya kau.. siapa lagi? ". Robert bertanya balik hingga Minna menganga saja baru tau sifat asli Robert tak sesuai dengan wajahnya itu.
"ck.. pantas saja kakak senior tidak suka dia". batin Minna menunduk dengan tatapan kesal ke arah sepatu Robert.
"tatap aku! ". titah Robert.
"hmm.. iya pak". jawab Minna mendongak menatap mata Robert
cara Robert memanggil Minna tadi sudah menghilangkan kekagumannya pada dosen tampan itu
"dimana Raya? kenapa dia tidak lagi datang kesini? ". tanya Robert.
"kakak senior itu sudah skripsi S3 pak, jadi datang ke kampus kalau ada acara saja dan kapan dia mau tergantung mood nya kakak senior saja. sebentar lagi Kakak senior akan bekerja dan sudah pasti tidak kuliah lagi".
"lalu bagaimana dengan tugasnya yang lain? bukannya wisuda nya masih lama? ". tanya Robert.
"apa pak dosen tidak tau zaman?". tanya Minna membuat Robert menatapnya tajam
"maaf pak..! sekarang zamannya pakai teknologi pak, bahkan interview kerja saja bisa lewat online, semua serba online pak. tugas bisa dikirim lewat online tanpa harus datang ke kampus". Minna menunduk dengan tatapan malas ke arah sepatu Robert.
Minna melongoh melihat kaki Robert meninggalkannya tanpa mengucapkan apa-apa.
"astagah..! apa lidahnya tak bisa mengucapkan terimakasih? dasar dosen tak punya etika". geram Minna meninju angin.
"mulai sekarang aku akan menjadi Anti-fans nya". geramnya lagi
Robert pun kembali ke mobilnya dan melaju kencang meninggalkan pekarangan kampus. Robert berhenti di jalanan sunyi. Robert memukul setir mobilnya.
"tin.. tin.. tin... ".
bunyi pukulan Robert malah membuat seorang pejalan kaki terkejut dan langsung melempar batu ke mobil Robert, pria pejalan kaki itu memukul-mukul mobil kesayangan Robert.
"pria ini minta mati". Robert melihat geram dengan aura membunuhnya yang kuat ke arah pria yang sedang mengamuk seperti orang gila memukul mobilnya.
Robert membuka pintu mobilnya hingga pria yang menghancurkan mobil Robert terjengkang kebelakang.
Robert melihat mobilnya yang lecet, "kau sudah tidak mau hidup lagi rupanya, berani sekali kau melukai mobil kesayanganku.. bahkan nyawamu tidak bisa dibandingkan harganya dengan mobilku ini"
seketika pria asing tadi gemetar ketakutan melihat Robert yang tampak menyeramkan sedang marah.
Robert menarik baju pria itu yang hendak lari, robert menahannya dengan menarik baju belakangnya paksa seperti hewan ke balik pohon.
"bayar dengan nyawamu". marah Robert.
Robert membunuh pria itu seolah pelampiasan kemarahannya saat ini setelah puas memukuli korban sampai tewas, ia meninggalkannya begitu saja.
"seharusnya aku cincang jantungnya tadi..! apa dia pikir nyawanya begitu berharga dibanding mobilku? merusak mobilku yang begitu berharga? ciih matilah bayarannya..".
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Alejandra
Perasaan Shindy bukan mafia, dia jadi psikopat karena hamil aja, novelnya berhubungan antara 1 dan lainnya. Tapi ceritanya kurang konsisten, disini beda disana beda lagi...
2023-05-11
1
I’m Aylaa
Cih, sadis banget, Bro😒
2022-07-15
3
🚬
sadis nya kebangetan
2022-06-15
3