.
.
Raya berjalan ke arah Raka yang berdiri tepat di mobilnya.
"kau sedang apa? mau aku hajar juga? ". tanya Raya dengan datar melirik posisi Raka yang menghalangi jalannya juga.
"Eh..? kok aku dihajar? kan aku bukan rentenir". protes Raka.
Raya memutar bola matanya dengan malas,, "kau menghalangi jalanku.. minggir...! ". Raya hendak mendorong Raka ke samping.
Raka tidak berpindah tempat malah tetap di posisi awal,
"apa..? kau mau menantangku? ". tanya Raya dengan tatapan tajam nya yang menusuk.
Raka tersenyum miring lalu segera menggendong Raya hingga Gadis cantik itu terbelalak tak percaya saat tubuhnya kini bertengger di bahu Raka.
"apa yang kau lakukan? ". bentak Raya
"aku hanya ingin mengobati lukamu". jawab Raka
"kau bisa bicara baik-baik kan? tidak perlu seperti ini". geram Raya
Raka menurunkan Raya di depan mobilnya dan Raka berjongkok di kaki Raya.
"Maaf..! ". ucap Raka mendongak ke arah Raya yang tampak diam tak berbicara sama sekali.
"aku bisa mengobati kakiku sendiri..! jadi menyingkir sebelum kau mati ditanganku". tepis Raya
Raka tersenyum tipis tak terlihat sama sekali,, "kau akan di omeli papimu, mamimu atau bahkan keluargamu, kau mau itu terjadi? bagaimana mereka akan mengomelimu karna memar ringan ini? ".
Raya terdiam seketika melihat arah lain,
"aku akan obati.. ! untuk itu aku izin padamu menyentuh kakimu apa boleh? ". tanya Raka masih bersikap sopan
Raya tidak menjawab hanya berdehem saja seperti memberi kode, Raka menahan senyum saja lalu ia mengangkat kaki Raya dan melepaskan heelsnya.
Raya melirik sesekali Raka yang begitu hati-hati mengobatinya membuatnya terheran-heran saja.
"kenapa kau begitu hati-hati? apa kau fikir kakiku emas batangan atau berlian? ".
"aku memegang kaki seorang tuan putri Melviano jika aku berbuat kesalahan aku bisa mati di tangan mantan tuan panglima perang belum lagi tuan besar Melviano".
Raya mendecih mendengarnya, "tidak perlu bawa mereka, aku yang akan membunuhmu".
Raka tersenyum mendengarnya, lucu sekali Raya berkata seperti itu dirinya bukan marah malah gemas didengar Raka.
"sudah." Raka menurunkan kaki Raya yang sudah ia beri handiplast
"kau selalu membawa benda itu? ". tanya Raya menunjuk kertas bekas handiplast yang kini merekat di kaki Raya.
"iya.. aku membawanya setiap hari". jawab Raka
"kenapa? ". tanya Raya penasaran.
Raka berdiri tegak di hadapan Raya, Raya tersentak kaget saat Raka kini begitu dekat dengannya.
"kau..? mau mati ....?" ancam Raya tergantung.
"mau mati ditanganmu? ". sambung Raka tersenyum tipis namun memikat.
"kau percaya kepercayaanku? ". tanya Raka membuat mata Raya yang membesar kini berkedip-kedip tak mengerti sambil memiringkan kepalanya.
"apa? ". tanya Raya
Raka mendekat dan kini Raya makin terbelalak saat Raka berbisik di telinganya.
"jika aku tidak bawa handiplast aku akan terkena sial, tandai saja jika aku terluka aku tidak bawa jimat keberuntunganku". bisik Raka di telinga Raya
mata Raya makin melebar saja saat ini, Raka mulai menjauh dan tersenyum ke arah Raya.
"jangan beri tau rahasia ku pada siapapun". kata Raka mengedipkan matanya menggoda Raya.
Raya yang tadinya terbengong kini menatap datar pria yang tengah tersenyum ke arahnya.
"sana pulang..! ". Raka memberi kode ke Raya melirik mobil Raya.
Raya mendengkus lalu mendorong kesal tubuh Raka yang hanya mundur selangkah dari posisi awalnya.
"dasar Mafia tulen". gerutu Raya
"aku mendengarmu tuan putri". sahut Raka dapat delikan tajam dari Raya
Raka melihat arah lain seolah tak tau Raya tengah menatap tajam ke arahnya.
Raka segera berlari memasuki mobilnya dan tersenyum bahkan tertawa sangat lebar untuk pertama kalinya.
Raka di dalam mobil senyam-senyum gila sendiri sampai ia tiba di mansionnya.
"tenang Raka... tenangkan dirimu". gumam Raka pada diri sendiri.
setelah merasa tenang Raka kini berubah datar dan dingin seperti tidak terjadi apa-apa.
"tuan? ". sapa Rio
"hhmm? ". sahut Raka berjalan tenang dan Rio berlari kecil mengikuti langkah kaki Raka.
"apa perlu kita pesan senjata lagi tuan? ". tanya Rio
Raka menghentikan langkah kakinya hingga Rio kelewatan dan berlari ke posisi awal sambil tersenyum kikuk ke Raka.
"jangan bergerak dulu, aku merasa robert merencanakan sesuatu. dia begitu tenang menghadapiku akhir-akhir ini". Raka
"maksud tuan?". tanya Rio tak mengerti.
"aku tidak tau apa rencananya tapi aku harap kita lebih berhati-hati, kau tidak berpikir mereka sangat tenang akhir-akhir ini? apa mereka mengetahui sesuatu? ".
Rio pun baru menyadari semuanya, benar kata Raka akhir-akhir ini mereka memang sangat tenang tak ada teror dari pihak musuh terutama musuh pihak Robert.
"apa mereka mengetahui sesuatu tuan? ". tanya Rio
Raka memijit pangkal hidungnya dan melirik datar Rio, "tugasmu mencari tau".
Raka meninggalkan Rio yang termenung memikirkan semuanya.
"apa yang sebenarnya terjadi? aku baru sadar kami sangat tentram akhir-akhir ini". gumam Rio menggaruk kepalanya yang tak gatal.
.
.
Raka di dalam kamarnya sedang duduk menganalisis rekaman CCTV yang ada di acara pertunangan tadi, Raka penasaran ada apa sebenarnya dengan Robert yang bertingkah aneh.
"apa dia menyadari sesuatu? aku yakin sudah menghancurkan blackbox dan rekaman cctv di dalam mobil saat itu, bagaimana dia bisa mendapatkan petunjuk jika aku sudah menghapus jejak itu". gumam Raka
"apa dia tau aku menyukai Raya? tidak mungkin dia tau, aku sama sekali tidak memberi petunjuk apapun". gumam Raka menggeleng kepalanya
"lalu apa rencananya? ". gumam Raka heran sendiri
Raka tentu penasaran rencana musuhnya itu, akhir-akhir ini Robert bertingkah aneh menurut Raka padahal belum cukup 100 hari kematian Ken, orang kepercayaan Robert tapi Robert malah bersikap tenang seperti tak mengingat kematian Ken hal itu pasti membuat Raka curiga.
dunia Mafia trik bermain licik itu sangat biasa dan bahkan hal biasa.
.
.
di tempat lain
Raya sedang berendam di bath up kamar mandinya. mata Raya terbuka melihat kakinya yang diobati oleh Raka.
"kena sial? imut sekali". gumam Raya tersenyum tipis.
Raya tersentak kaget seketika,, "ada apa denganku? haisssh.. .. dasar Mafia tulen".
Raya menutupi kedua telinganya sambil menggeleng-geleng kuat kepalanya.
setelah lelah perang batin dengan diri sendiri, Raya mengambil banyak snack, berbagai cemilan ia bawa ke meja komputernya.
Raya mengotak-ngatik komputernya.
"Profil Mafia the R? ". Raya mengetik hal yang mengganggu pikirannya (searching Google).
tidak ada, Raya tidak menemukan apapun di sana.
"Misterius? ". gumam Raya melihat salah satu artikel tentang Mr. Mafia the R
Raya mengerutkan keningnya membaca artikel itu, disana dijelaskan Mr. Mafia the R di sebut pria tua berambut pirang, pikun dan hal buruk lainnya hingga siapapun yang membacanya akan ilfil pada sosok Master Mafia the R itu.
"apa bukan dia Master Mafia nya? tapi pencarian Nola tidak mungkin salah kan? lalu kenapa artikelnya seperti ini? ". gumam Raya saat mengingat kepandaian Nola mengotak-atik komputer.
Anak-anak Nova dan Candra menguasai ilmu IT,
.
.
.
OTW.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-06-12
2
wiwik
Raya sdh mulai suka kah sama Raka ya🤔🤔🤔🤔
2022-06-12
1
Pa'tam
cakeep. buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
2022-06-12
1