.
.
waktu terus berlalu
kini Raka tengah mencari kursi baru untuk perusahaan barunya.
Raka membangun Perusahaan kecil dengan modal uang kecil namun halal, saat ini Raka ingin mencari kursinya sendiri.
"aku mau ini!". ucap Raka dan seorang gadis secara serentak.
Raka dengan cepat beralih ingin marah sebab ia sudah mengintai kursi itu tadinya namun melihat siapa gadis didepannya membuatnya terpaku.
"kau masih hidup rupanya? ". Raya memperhatikan penampilan Raka yang berbeda dari sebelumnya.
"kau menyumpahiku mati? ". Raka bersuara berusaha setenang mungkin padahal hatinya kini bersorak gembira bertemu Raya setelah sekian hari lamanya tak bertemu.
"kebetulan kursi ini barang import dan saat ini hanya ada 2 kursi import di toko kami tuan, Nona.. apa mau dipesan? ". pelayan toko sopan
"warna apa ?". tanya Raya menoleh ke Pelayan itu.
"warna hitam dan warna merah muda nona". jawab Pelayan toko
"saya warna hitam warna merah mudanya untuk dia saja". kata Raya membuat mata Raka membelalak.
"hei... Nona aku laki-laki dan anda perempuan seharusnya sebaliknya". Raka protes.
Raya mencibir saja lalu memberikan kartu saktinya pada pelayan yang dengan cepat melayani Raya.
Raka menganga saja,, "hei.. aku warna hitam".
"kau merah muda saja". ejek Raya
"kau saja". Raka
"aku hitam.. ". Raya berkacak pinggang bak anak kecil.
Raya benar-benar tidak suka warna merah muda seperti papinya padahal ia perempuan.
"aku yang hitam kau merah muda". Raka tak mau kalah beragumen dengan kekasih impiannya itu.
Raka sengaja seperti itu supaya bisa bersitatap dengan mata biru Raya yang tenang seperti lautan samudera padahal tatapan itu dingin dan datar.
"aku yang hitam kau yang merah muda". bantah Raya
"aku hitam kau yang merah muda". Raka
"paketkan yang hitam untuk aku". Raka menoleh ke Pelayan.
"kau tidak tau siapa aku ha? ". Raya berkata dengan datar dan dingin.
"aku tau tapi kalau masalah kursi nama keluargamu jangan dibawa-bawa.". kata Raka membuat Raya melebarkan matanya tak percaya
baru kali ini ada orang asing yang kerjanya selalu ngajak ribut Raya, jika oranglain pasti mengalah tapi kenapa pria menyebalkan ini malah menantangnya membuat darah Raya mendidih saja.
"aku mau hitam". Raya menarik lengan Raka hingga pria tampan itu terhuyung ke arah Raya.
Raya yang tadinya terlalu keras menarik Raka pun kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Raya pun hanya diam sambil memejamkan matanya pasrah saat tubuhnya merasa melawan grafitasi (alias jatuh) mana mau Raya menjerit seperti kebanyakan perempuan lainnya. namun bukannya sakit kepalanya malah mental seolah ada yang melindungi kepalanya
Raka meringis seketika saat tangannya yang terbentur lantai, Raya membuka matanya dan bersitatap dengan Raka yang kini ada diatasnya.
"aku menyelamatkanmu 2 kali jadi tolong biarkan aku ambil kursi warna hitam ya? ". Raka berkata seolah tak ada masalah dengan posisi mereka saat ini
"apa yang kau lakukan diatasku? ". tanya Raya malah datar.
Raka mengerjabkan matanya.
Raya menjedutkan keningnya dengan kening Raka hingga pria tampan itu segera bangkit dan Raya mendorong dada Raka hingga terduduk tak elit disana.
Raya berjongkok didepan Raka hingga wajah mereka berhadapan dan mereka saling menatap.
"aku akan balas budi dengan cara lain terimakasih tuan merah muda". ucap Raya mengetuk kepala Raka lalu mengambil kartu saktinya dan mendorong kursi warna hitam yang tadinya mau diberikan pada Raka.
Raka tertegun, jantungnya makin berdebar kencang melihat Raya yang tersenyum penuh kemenangan namun bukan itu yang membuat Raka berdebar melainkan lesung pipi Raya yang sangat mempesona dengan wajah cantik Raya itu makin bertambah berkali-kali lipat saja cantiknya.
"t.. tuan..? ". sapa pelayan takut-takut melihat kursi kantornya hanya satu yang tersisa warna merah muda.
Raka menggeleng keras kepalanya lalu segera berubah datar dan terlihat berpura-pura kesal padahal hatinya penuh taman bunga saat ini.
"ck.. warna merah muda..? apa tidak ada barang import yang lain? ". Tanya Raka
"ada tuan ". jawab Pelayan toko
"kenapa tidak bilang dari tadi? kalau begitu aku tidak akan ribut dengan gadis aneh itu kan? ". amuk Raka
sementara pelayan itu menunduk takut padahal Raka hanya berpura-pura saja, Raka selalu bersikap waspada jika berada di lingkungan ramai sebab ia tidak bisa selalu memperhatikan semua orang yang ada di tempat ramai nya kini, bisa jadi salah satu dari mereka adalah para antek dari musuhnya yang menyamar.
.
.
.
Raka membeli 2 kursi warna merah muda dan warna hitam hanya berbeda merek saja.
"tuan? ". sapa Jon.
"hmm.. carikan aku asisten yang bisa di percaya". pinta Raka
"asisten tuan? ". tanya Jon sekali lagi
"hmm.. jangan paksa Rio bekerja.. dia baru sembuh biarkan dia istirahat selama 2 minggu setelah itu buat dia sengsara dengan banyaknya pekerjaan kita". kata Raka
Jon tersenyum lalu segera menunduk sopan dan berlalu dari tuannya itu. Raka memang kejam tapi sebenarnya hatinya baik namun yang menjadi pertanyaan Jon adalah mood tuannya yang kini terlihat lebih baik dari sebelumnya, entah apa yang terjadi dengan tuannya.
.
di tempat lain.
.
Kalila dan Kama keluar dari area pesantren membeli perlengkapan diri, terutama Kalila yang sudah banyak kehabisan stok sabun dan lainnya.
" jangan lewat situ kata Jinny". bisik Kalila pada Kama yang sedang bawa motor.
"kenapa? bukannya kita dalam keadaan suci ya? ". tanya Kama menghentikan laju motornya.
"kak tadi baru aja dapat tamu bulanan". jawab Kalila membuat Kama mengangguk mengerti lalu memutar kendaraannya mencari jalan lain.
Kama dan Kalila berteman dengan Jinny yang berasal dari bangsa Jin islam yang memiliki aura positif bisa melindungi Kama dan Kalila sekaligus dari aura negatif terutama Kalila yang lebih sering di dekati roh lain dengan aura negatif.
di supermarket Jinny terus saja melayang mengikuti tuannya sedangkan Kalila dan Kama fokus dengan belanjaan mereka memasukkan semua yang mereka butuhkan ke dalam troly.
"beli jajanan kak? ". tanya Kama
"iya.. kak lebih sering di kamar karna lagi tidak bisa ibadah". jawab Kalila
Jinny menahan tubuh Kalila seketika saat gadis itu hendak melangkah maju,
"ada apa? ". tanya Kalila
Kama pun dibuat tak mengerti dengan tingkah Jinny. Jinny tak bersuara beberapa detik kemudian Kalila dan Kama terbelalak saat Jinny di tembus manusia namun yang membuat mereka syok Jinny mengeluarkan darah hitam.
"Jinny? ". bisik Kama dan Kalila khawatir.
Kama dan Kalila membantu Jinny yang melihat ke arah manusia yang membuat nya mengeluarkan darah hitam.
"kenapa Jinny? bukannya kau baik-baik saja kalau ditembus manusia? ". tanya Kalila heran
"ada apa Jinny? kau kenapa? ". tanya Kama
"manusia itu penganut ilmu hitam". tunjuk Jinny membuat Kama dan Kalila terbelalak tak percaya.
"aura nya sangat buruk jika kalian mengenai tubuh mereka energi kalian akan habis diserap olehnya dan efeknya kalian tidak akan bisa pulang nanti".
"lalu kau bagaimana Jinny? ". tanya Kalila makin khawatir dengan keadaan Jinny.
Jinny berubah jadi kecil tanpa berkata lagi Kama mengambil tubuh kecil Jinny memasukkannya ke dalam saku baju kokonya.
"ayo kak! ". ajak Kama
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Hasnah Siti
wuahhhh...! deabak...!!! ketemu sang pujaan hati 🔥🔥🔥❤🌹
2022-12-01
3
Jeissi
aku jadi ngefans sama jinny soalnya dulu juga suka banget nonton jinny oh jinny 😆
2022-11-04
2
Sahril Banon
wah jini oh jini nie
2022-08-19
2