Aku membencimu Ayah....
" TIDAK..." ucap Dimitri sambil terbangun dari tidurnya dengan keadaan berkeringat dingin di sekujur tubuhnya.
Dimitri meraup wajahnya mencoba bernafas yang seakan sesak memikirkan mimpinya tadi. Mimpi itu seperti mimpi yang nyata membuatnya terkadang dirinya tidak bisa tertidur lagi.
" Mengapa anak itu tidak bisa menghilang dari pikiran ku siapa sebenarnya dia." ucap Dimitri yang beribu pertanyaan berada di pikirannya dalam waktu setahun ini. Dimitri sering memimpikan tentang seorang anak laki-laki yang memandangnya sedih dan terluka.
Kondisi anak laki-laki itu berlumuran darah sambil memeluk seorang wanita yang terbaring dengan selimut darah di sekujur tubuhnya. Terkadang mimpinya juga melihat seorang pria yang hukum mati dan memandangi nya dengan benci.
Hal itu tentu saja membuat Dimitri merasa sedikit ketakutan dan perasaan terluka secara bersamaan.
" Aku harus pergi ke pertemuan." ucap Dimitri yang kemudian beranjak dari ranjangnya untuk bersiap-siap menuju pertemuan besar dengan pemimpin negara.
...****************...
Sedangkan di lain sisi setelah melihat berita semalam Aresta tidak bisa tertidur nyenyak memikirkan dalam bayangan mimpinya malam kejadian pembunuhan nya dan kehilangan anaknya.
Aresta tidak mau itu terjadi lagi dengan mata yang sedikit menghitam ia membuat sarapan untuk Silas. Untuk hari ini mungkin dirinya akan mengambil cutinya sehari yang belum ia ambil saat cuti tahunannya.
Sedangkan Silas yang baru saja bangun tidur berjalan dengan gontai yang masih mengenakan piyamanya.
" Mom..." ucap Silas sambil menguap mulutnya.
Aresta yang mendengar suara Silas langsung membalikan badannya sambil memberikan senyuman nya.
" Mari kita sarapan setelah itu Mommy akan mengajak Silas keluar untuk mencari sekolah yang cocok untukmu." ucap Aresta.
Silas yang mendengarnya langsung memandang binar Aresta karena sebentar lagi dirinya akan bersekolah dan tidak perlu menghabiskan seharian penuh bersama anak-anak ada di Daycare yang berisik.
" Sungguh Mommy." ucap Silas terpekik senang ketika melihat anggukan dari Aresta.
Aresta tertawa sambil menggangguk kepalanya. Setelah itu Silas langsung menuju kursi dan makan sarapannya dengan lahap.
Seperti biasa Aresta mengajak Silas pergi mencari sekolah barunya dengan bis. Aresta terdiam melihat tv yang terpasang di papa reklame menyiarkan berita pertemuan dengan para pemimpin Amerika dan para pemimpin di negara lain.
" Mom, Jika suatu hari nanti Silas akan menjadi orang yang sukses dan kita bisa membeli rumah yang besar di sana ada kolam renang serta perpustakaan yang besar seperti keinginan Mommy." ucap Silas yang mengutarakan keinginannya.
Aresta yang mendengarnya tidak bisa menyembunyikan perasaan haru nya ia berjongkok dan mencium pipi Silas yang gemuk.
" Tentu saja Mommy akan selalu mendukung Silas." ucap Aresta sambil tersenyum senang.
Sampai akhirnya bis berhenti di penghentian Halte yang berada di rumah sakit tempatnya bekerja. Memang Aresta mengambil keputusan untuk menyekolahkan Silas di sekolah itu meskipun dirinya akan berusaha lebih keras supaya bisa membayar biayanya.
Silas memperhatikan sebuah gedung besar yang merupakan sekolah taman kanak-kanak yang terkenal di kotanya. Silas pernah mendengar beberapa anak yang ada di Daycare bersekolah di sekolah ini dan pastinya anak-anak itu merupakan orang kaya. Sekarang Silas menjadi ragu untuk bersekolah di sini karena ia tahu bagaimana Mommy nya bersusah payah mencari uang untuknya makan.
Tiba-tiba saja Silas merasakan sebuah ingatan masuk ke dalam pikirannya. Membuat kepalanya merasa sakit.
" ARGGGH....TIDAK...
Countine...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Septi Verawati
ingat masa lalu yg selalu datang menghampiri 😱😱
2022-11-21
0
Widi Widurai
brt sbnernya silas bukan tau yang akan terjadi, tapi emg dia ada ingatan masa lalu
2022-08-01
1
Cika🎀
saling terkait ikatan batin
2022-07-05
1