Setelah mengantar Silas ke tempat biasanya Aresta langsung berangkat bekerja di rumah sakit.
" Mrs Smith, apa anda sudah merasa baikan?" tanya Aresta yang menanyakan keadaan pasien.
Wanita paruh baya tersenyum melihat Aresta sambil membuka mulutnya.
" Saya sudah merasa baik, Tidak seperti beberapa hari yang lalu." jawab Mrs Smith.
Aresta langsung mencatat keadaan pasien sebelum tersenyum senang.
" Syukurlah anda sudah terlihat pulih, anda bisa pulang setelah cairan dalam infus sudah habis dan saya sudah menghubungi suami anda untuk menjemput." ucap Aresta.
" Terima kasih, Mrs Arandelle. telah membantu saya selama berada di sini. Saya harapkan anda bisa mendapatkan seorang pasangan yang setia." ucap Mrs Smith yang mengucapkan terima kasih.
Aresta hanya menggangguk kepalanya sebelum pamit keluar. Selama perjalanan Aresta hanya menampilkan ekspresi datar mengingat pasangan.
Pasangan adalah sebuah kata yang tidak akan Aresta ingat. Mengingat ia pernah menjalin hubungan dengan seseorang di kehidupan sebelumnya. Sebelum dirinya tahu bahwa hanya dimanfaatkan untuk mencari tahu kehidupan nya dan memastikan pria yang merupakan ayah dari anaknya tidak mengetahui keberadaannya.
Bahkan sesungguhnya Aresta sama sekali belum pernah melihat wajah pria tersebut sebelum dirinya kembali di masa lalu. Karena dulu ketika Aresta bangun dirinya sudah sendirian berada di kamar dengan kondisi tubuh hanya dibalut selimut. Wajah pria itu sangat tampan dengan seperti pahatan patung Yunani rambutnya yang berwarna hitam. Tapi Aresta belum sempat melihat mata pria tersebut yang ia tahu bahwa ayah dari anaknya merupakan seorang Raja.
" Bahkan aku dulu tidak pernah melihat televisi karena sibuk dengan dunia ku sendiri, tanpa mempedulikan Silas." ucap Aresta dengan ekspresi sedih mengingat Silas putera kecilnya yang harus ia titipkan di Daycare.
Sebenarnya jika saja Aresta merupakan orang kaya ia tidak perlu bekerja keras membiayai Silas, dan Silas tidak mungkin dalam kesusahan hidup bersamanya. Tapi Aresta tidak menyesal karena mendapatkan kesempatan kedua demi Silas ia harus bisa bekerja keras untuk biaya pendidikan nya. Karena sebentar lagi Silas akan memasuki taman kanak-kanak.
" Aresta, mengapa kau melamun apa ada sesuatu hal buruk yang terjadi?" tanya seorang perempuan yang berdiri di samping Aresta.
Aresta yang mendengar suara seseorang langsung menggelengkan kepalanya.
" Tidak ada Maria, aku cuma memikirkan dimana aku harus menyekolahkan Silas sebab dia sebentar lagi akan memasuki taman kanak-kanak." ucap Aresta yang tidak sepenuhnya jujur.
" Oh, bagaimana jika kau menyekolahkan nya di dekat rumah sakit sini. Bukannya di sini ada sebuah taman kanak-kanak yang bagus. Lagipula Silas merupakan anak yang pandai pasti dia bisa mendapatkan beasiswa." ucap Maria yang merupakan teman seprofesi dengan Aresta.
Aresta tahu ada sebuah taman kanak-kanak yang dekat dengan rumah sakit. Sebuah taman kanak-kanak yang termasuk kalangan elit. Harga masuk ke sana lumayan cukup menguras tabungan nya. Tapi Aresta sepertinya harus memikirkan nya bahwa Silas cocok sekolah di sana setidaknya anak itu merupakan seorang anak yang cerdas. Aresta mau yang terbaik untuk putera kecilnya.
" Baiklah Maria aku akan mendaftarkan nya ke sana sepertinya itu sekolah yang cocok untuk Silas." ucap Aresta sambil tersenyum.
" Tentu saja Aresta aku akan menghubungi saudaraku yang juga guru di sana. Supaya bisa membantu mu untuk mengurus permasalahan pendaftaran sekolah Silas. Aku sudah mengganggap nya sebagai keponakan ku sendiri." ucap Maria.
Aresta yang mendengarnya merasa terharu karena banyak orang-orang yang mau membantunya dan Silas.
Countine...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Septi Verawati
mantap👍👍
2022-11-21
0
Usti Novia Lestari
setelah menunggu lama namun up'y dikit, rasanya nyesek banget thor
2022-06-16
1
Aze_reen"
lanjuuuttt kk
2022-06-16
1